Kel 3 Peran Perkembangan Anak
Kel 3 Peran Perkembangan Anak
Kel 3 Peran Perkembangan Anak
Di Susun Oleh:
Kelompok 3
Ardhana Reswarini
Ossylavita Ernia W
Putri Ulil K
Siti Kaswati
Siti Nuryati
Syafrial Banaradim
Tlaga Mustika
D3 KEPERAWATAN 2B
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak Serta Sebagai
Intervensi Keperawatan” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya untuk lebih baiknya makalah ini.Semoga
makalah ini memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .........................................................................................................6
B. Saran ...................................................................................................................6
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan merupakan perubahan yang terjadi pada individu ataupun
orgenisme lainnya yang bersifat kualitatif. Artinya perkembangan pada diri individu
ataupun organisme lainnya tidak dapat dihitung , hanya dapat di amati. Perkembangan
terjadi pada individu terjadi mulai dari masa prenatal hingga masa lansia. Perkembangan
terjadi pada biologis maupun psikologis.
Perkembangan pada anak terjadi mulai dari perkembangan motorik ,
pekembangan bahasa , perkembangan permainan , perkembangan social , dan
pekembangan psikoseksual. Dalam makalah ini , tim penyusun akan membahas
pekembangan permainan. Perkembangan permainan pada anak masa usia tahun kedua
merupakan salah satu makanan rohaninya. Karena pada masa itu , anak bila dalam
permainan akan mengalami bahagia tersendiri di dalam batinnya.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa Pengertian & Tujuan Bermain, Fungsi Bermain?
b. Apa Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain Pada Anak?
c. Bagaimana Klasifikasi Bermain Menurut Isinya?
d. Bagaiman Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
e. Bagaimana Klasifikasi Bermain dan Alat Permainan Edukatif Menurut Tahap
Usia?
f. Bagaimana Aktifitas Bermain sebagai Intervensi Keperawatan?
C. TUJUAN
a. Mengetahui Pengertian & Tujuan Bermain, Fungsi Bermain.
b. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain Pada Anak.
c. Mengetahui Klasifikasi Bermain Menurut Isinya.
d. Mengetahui Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial.
e. Mengetahui Klasifikasi Bermain dan Alat Permainan Edukatif Menurut Tahap
Usia.
f. Mengetahui Aktifitas Bermain sebagai Intervensi Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Karl Buhler dan Schenk Danziger, bermain adalah ”kegiatan yang menimbulkan
kenikmatan”. Dan kenikmatan itu menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya.
2. Andang Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian.
a. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa
mencari menang atau kalah.
b. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari
kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.
8. Menurut Kimpraswil (dalam As’adi Muhammad, 2009: 26) mengatakan bahwa definisi
bermain adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi
peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan
kepentingan organisasi dengan lebih baik.
3. Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009: 17) bermain adalah bagian mutlak dari
kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian
anak.
4. Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak
yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :
a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik
c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak
d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya
Berdasarkan beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh individu yang sifatnya menyenangkan, yang berfungsi untuk
membantu individu mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral dan
emosional.
Tujuan Bermain
Bermain merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam periode perkembangan
diri anak, meliputi dunia fisik, sosial, dan komunikasi, Diana Mutiah (2010:146). Kegiatan
bermain memengaruhi enam aspek perkembangan anak meliputi : aspek kognisi, sosial,
emosional, komunikasi, kesadaran diri, dan keterampilan motorik Catron dan Allen (Diana
Mutiah2010:146).
Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, Diana
Mutiah (2010:92). Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan
bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak.
Bermain akan memengaruhi perkembangan anak melalui tiga cara Vygotsky (Diana Mutiah
2010:146) yaitu bermain dapat menciptakan suatu kemampuan yang potensial pada anak kepada
kemampuan yang aktual, memfasilitasi separasi (pemisahan) pikiran dari objek dan aksi, dan
mengembangkan penguasaan diri.
Masih menurut Diana Mutiah 2010:146, tujuan bermain ditinjau dari aspek perkembangan dapat
dioptimalkan, antara lain adalah :
a. Bermain untuk Pengembangan Kognisi Anak.
1). Bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan
Anak-anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi yang terisolasi, melainkan
melalui interaksi dengan orang lain Bredekamp dan Coople (Diana Mutiah 2010:149).
2). Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
Proses ini terjadi ketika anak bermain peran dan bermain pura-pura. Vigotsky (Diana Mutiah
2010:148) menjelaskan bahwa anak sebenarnya belum berpikir abstrak. Makna dan objek masih
berbaur menjadi satu. Ketika anak bermain telepon-teleponan, anak belajar bagaimana
memahami perspektif orang lain, menemukan strategi bermain bersama orang lain, dan
memecahkan masalah.
3). Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif
Bermain mendukung tumbuhnya pikiran kreatif, karena dalam bermain anak memilih sendiri
kegiatan yang mereka sukai belajar membuat identifikasi tentang banyak hal, belajar menikmati
proses sebuah kegiatan, belajar mengontrol diri mereka sendiri dan belajar mengenali makna
sosial dan keberadaan diri di antara teman sebaya.
2). Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa kedua.
Bermain juga menyediakan konteks yang aman dan memotovasi anak untuk belajar bahasa
kedua Heart dalam Bredekamp dan Coople (Diana Mutiah 2010:152), karena pada saat bermain,
anak-anak mempraktikan serpihan-serpihan bahasa lain, seperti “Hello, how are you ? (Hallo,
apa kabarmu)“ Oleh karena itu serpihan-serpihan bahasa memberi efek kebanggaan, anak-anak
semakin terpacu untuk menambah kosakata bahasa kedua tersebut.
Fungsi Bermain
1. Perkembangan sensori motorik (membantu perkembangan gerak)
2. Perkembangan Kognitif (membantu mengenal benda di sekitarnya).
3. Perkembangan Sosial (belajar berinteraksi dengan orang lain).
4. Terapi (kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan tidak enak)
5. Sebagai alat komunikasi (seperti menggambar, melukis)
Menurut Elizabeth Hurlock, jika diamati secara cermat, ada berbagai variasi kegiatan bermain
yang dilakukan anak, dan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Kesehatan
Anak yang sehat cenderung akan memilih berbagai jenis kegiatan bermain aktif daripada pasif,
karena banyaknya energi yang dimiliki anak, membuatnya lebih aktif dan ingin menyalurkan
energinya tersebut. Sementara anak yang kurang sehat akan mudah lelah ketika bermain
sehingga lebih menyukai bermain pasif karena tidak membutuhkan banyak energi.
2. Perkembangan Motorik
Kegiatan bermain aktif lebih banyak menggunakan keterampilan motorik terutama motorik
kasar. Sedangkan bermain pasif kurang melibatkan keterampilan dan koordinasi motorik.
Dengan demikian anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan lebih banyak
memilih kegiatan bermain aktif dan begitu pula sebaliknya anak yang kurang terampil
motoriknya cenderung memilih kegiatan bermain yang pasif.
3. Intelegensi
Anak yang memiliki intelegensi yang baik (pandai/cerdas) cenderung akan menyukai baik
kegiatan bermain aktif maupun pasif. Karena biasanya anak yang pandai akan lebih aktif
daripada anak yang tidak pandai.
Anak ynag pandai juga akan lebih kreatif dan penuh rasa ingin tahu sehingga meeeka suka
dengan permainan yang membutuhkan kemampuan problem solving missal puzzle yang
melibatkan daya fantasi dan imaji seperti drama, permainan konstruktif seperti lego dan balok
juga permainan membaca buku dan musik.
4. Jenis Kelamin
Berbagai kecenderungan umum belum tentu terjadi pada setiap anak karena pasti akan terjadi
perbedaan perbedaan pada setiap individu mengingat manusia adalah mahluk yang unik.
Lingkungan dan taraf social ekonomi akan mempengaruhi jenis kegiatan bermain dan
alat permainan yang di gunakan oleh anak. Anak kota dengan anak desa menggunakan alat
permainan yang betbeda. Misal anak kota bermain dengan mobil mobilan bertenaga baterai,
computer dan video games sedangkan anak desa bermain dengan mobil mobilan yang terbuat
dari kulit jeruk bali, sera bermain dengan daun, ranting kayu dan bahan lainya.
6. Alat Permainan
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh
kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional
dan social.Oleh karena itu bermain merupakan media belajar bagi anak.
Perkembangan permainan pada anak usia tahun kedua terdiri dari permainan
gerak atau fungsi , permainan destruktif , permainan kontruktif , permainan peranan /
ilusi , permainan resptif (ceritera) , dan permainan prestasi.
B. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan
keluarga , kita harus memahami perkembangan – perkembangan yang terjadi pada
peserta didik. Kita juga tidak hanya memahaminya , kita dapat mengrahkan
perkembangan – perkembangan yang terjadi ke arah yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://sis-doank27.blogspot.co.id/2010/04/konsep-bermain-pada-anak.html
http://paudjateng.xahzgs.com/2015/09/mempengaruhi-perkembangan-bermain-anak.html
http://fourseasonnews.blogspot.co.id/2012/07/faktor-yang-mempengaruhi-aktifitas.html