Po Elis Lapbes Fix
Po Elis Lapbes Fix
Po Elis Lapbes Fix
PERTANIAN ORGANIK
Disusun Oleh:
Nama : RUTH ELIZABETH
NIM : 145040201111295
Kelas/Kelompok : H/Kelompok 3
Asisten : Ajrina Puspita
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun alat & bahan yang digunakan dalam praktikum budidaya sawi ini yaitu
Alat :
Bahan :
Bibit Tanaman Crotaria juncea L : sebagai pupuk atau nutrisi organik bagi
tanaman
Pupuk Kandang : sebagai pupuk organik
Persiapan Lahan
Membuat Bedengan
a. Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur dari pangkal
batang sampai titik tumbuh tertinggi tanaman. Pengamatan tinggi tanaman
dilakukan setelah tanaman berumur 7 HST.
b. Jumlah Daun
Pengamatan dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah daun
tanaman sawi. Pengamatan jumlah daun tanaman dilakukan setelah
tanaman berumur 7 HST (beberengan dengan pengukuran tinggi tanaman).
c. Bobot Tanaman
Diamati dengan cara menimbang berat segar sawi pada saat setelah
panen pada 34HST. Pengamatan bobot tanaman dilakukan pada tanggal 4
Juni 2017.
BAB 4
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dari perolehan yang didapatkan pada tabel pengamatan pertumbuhan dan
hasil tanaman yang telah diamati yaitu berupa tinggi, jumlah daun dan bobot segar
yang di peroleh pada sawi plot S3 menunjukkan hasil yang lebih signifikan
dibandingkan dengan dua plot lainnya yaitu S1 dan S2. Dimana pada plot tiga (3)
pengaplikasian pupuk pupuk hijau di lakukan dengan menggabungkan atau
dikombinasikan bersamaan dengan pupuk kandang. Sehingga hal tesebut
memberikan dampak yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman pada plot tiga (3)
secara nyata. Menurut Bara dan Chozin (2009) pupuk kandang memiliki rasio
C/N sebesar 48.3, menunjukan tingkat dekomposisi yang sangat tinggi sehingga
laju produksi nitrat cepat tersedia bagi tanaman. Selain itu pupuk hijau sendiri
mampu meningkatkan kandungan hara N pada tanah melalui proses pengikatan N
di udara sehingga bermanfaat bagi pertumbuhan batang maupun daun tanaman
(Isroi, 2008).
Selain itu menurut Arifah (2013) pupuk kandang dapat meningkatkan
aktivitas biologis didalam tanah serta memperbaiki stabilitas permukaan tanah.
Dalam hal ini organisme tanah sangat berperan didalam merubah bahan organik
sehingga menjadi bentuk senyawa lain yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.
Jika kesuburan tanah meningkat maka pertumbuhan tanaman budidaya juga akan
meningkat karena banyaknya unsure hara yang terkandung dalam tanah. Apabila
kondisi hara tanah tercukupi dengan baik maka hal tersebut akan berdampak
positif pada produksi hasil tanaman terutamanya pada peningkatan hasil berat
segar tanaman sawi.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang
paling baik untuk tanaman sawi adalah perlakuan S3 yaitu dengan pengaplikasian
pupuk kandang yang di kombinasikan dengan pupuk hijau dengan perbandingan
masing-masing dosis sebesar 15 toh/ha + 15 ton/ha. Hal ini dikarenakan pupuk
kandang dapat menyumbang unsur hara untuk tanah sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
5.2 Saran
Tolong dihimbau untuk kedepanya supaya lebih dapat di persiapkan lagi
secara matang konsep untuk kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan serta di
perhitungkan lagi untuk waktu pengaplikasian pupuk hijaunya agar dapat lebih
maksimal lagi, Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, S.M. 2013. Aplikasi Macam dan Dosis pupuk Kandang pada Tanaman
Kentang. Jurnal Gamma: 80-85
Bara, A dan M. A. Chozin. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung di
Lahan Kering. Departemen Agronomi dan Hortikultura : IPB
Damanhuri, E., dan Padmi, T., 2007. Pengomposan (Composting) (Bagian 1).
Diktat Kuliah TL-3150/ITB
http://tsabitah.wordpress.com/2007/05/03/pengomposan-composting/
Haryanto, E., Tina, S., Estu, R., dan Hendro, S. 2007. Sawi dan Selada Edisi
Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: Agro Media Pustaka
LAPORAN PRAKTIKUM
PERTANIAN ORGANIK
Disusun Oleh:
Nama : RUTH ELIZABETH
NIM : 145040201111295
Kelas/Kelompok : H/Kelompok 3
Asisten : Ajrina Puspita
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya kegitan praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui pengaruh dari pemberian pupuk organik dan anorganik terhadap
pertumbuhan tanaman jagung serta untuk mengetahui teknik budidaya tanaman
jagung yang baik sesuai.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur, subur, berdrainase yang baik,
pH tanah 5,6-7,0. Jenis tanah yang dapat toleran ditanami jagung antara lain andosol,
latosol dengan syarat pH-nya harus memadai untuk tanaman tersebut ( Rukmana, 1997).
Pada tanah-tanah yang bertekstur berat, jika akan ditanami jagung maka perlu dilakukan
pengolahan tanah yang baik. Namun, apabila kondisi tanahnya gembur, dalam budidaya
jagung tanah tidak perlu diolah (sistem TOT).
Tanaman jagung ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah
pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 mdpl. Sedangkan daerah yang
optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 0-600 mdpl (Tim Karya Tani Mandiri,
2010). Ketinggian tempat yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 sampai dengan 1300
m di atas permukaan laut. Temperatur udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman jagung adalah 23 – 270C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada
umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah hujan
tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang
optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6
sampai dengan 6,2. Saat tanam jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung
pada ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada
musim kemarau akan memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik.
Praktikum budidaya jagung dilaksanakan setiap hari minggu pada pukul 07.00
sampai selesai, dari bulan April sampai bulan Juni 2017. Praktikum budidaya
jagung dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di
Jalan Pisang Kipas, Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kabupaten
Malang. Tempat praktikum berada pada ketinggian sekitar 500 - 800 meter dpl.
Dengan tingkat kemiringan lahan 15 – 39 %, Curah hujan 1.192 mm/tahun dengan
suhu maksimum 30ºC dan suhu minimum 24ºC.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum budidaya jagung ini
yaitu sebagai berikut:
Alat :
Cangkul : Untuk menggemburkan tanah dan membentuk bedengan
Papan nama : Untuk membuat nama pada setiap bedengan
Tugal : alat untuk membuat lubang tanam
Siram plot dengan menggunaan air, lalu olah tanah dengan menggunakan
cangkul supaya tanah menjadi remah/tidak keras
Taburkan bahan organik berupa pupuk kandang secara merata pada plot
percobaan (dilakukan pada awal pertanaman)
Ukur jarak antar tanaman dan antar baris tanaman kemudian buat lubang
tanam (15 x 15 x 50 cm)
a. Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur mulai dari
pangkal batang sampai dengan titik tumbuh tertinggi. Pengamatan
tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 7 HST.
b. Jumlah Daun
Pengamatan dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah daun
tanaman sawi. Pengamatan jumlah daun tanaman dilakukan setelah
tanaman berumur 7 HST (beberengan dengan pengukuran tinggi
tanaman).
BAB 4
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan untuk tinggi dan jumlah daun
tanaman jagung didapatkan hasil terbaik dari ke 5 perlakuan yang di dilakukan
percobaan. Hasil yang terbaik dari ke 5 perlakuan tersebut secara rata-rata adalah
perlakuan yang mengunakan pupuk kompos 10 ton/ha dan di tambahkan dengan
pupuk anorganik sebanyak 100%. Perlakuan pada plot J1 memperoleh rata-rata
hasil untuk tinggi tanaman selama 4 MST adalah 78,2 cm dan untuk hasil jumlah
daunnya sendiri diperoleh hasil rata-rata sebanyak 9,8 helai.
Hal tersebut membuktikan bahwa pemberian pupuk organik (kompos) serta
pupuk anorganik N dalam bentuk urea mampu meningkatkan pertumbuhan
tanaman jagung secara signifikan, hal ini terlihat pada pengamatan tinggi tanaman
dan jumlah daun. Tinggi tanaman dan jumlah daun jagung dengan perlakuan lebih
baik dari pada tanpa perlakuan. Hal ini berkaitan dengan fungsi masing-masing
pupuk tersebut terhadap pertumbuhan tanaman. Minardi et al. (2014) berpendapat
bahwa unsur yang paling berperan dalam peningkatan tinggi tanaman dan
pertumbuhan berat segar dan berat kering brangkasan tanaman, adalah N.
Menurut Koesriharti dan Santoso (2004) dengan pemupukan N yang cukup, maka
pertumbuhan organ-organ tanaman akan sempurna dan fotosintat yang terbentuk
akan meningkat, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan tanaman.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Alahkah baiknya asisten lebih tegas sehingga ketika praktikum di lapang
tidak banyak mahasiswa yang datang terlambat, dan semoga asisten
mempertimbangkan lagi hari pelaksanaan praktikum sehingga mahasiswa yang
menjalankan ibadah tidak terganggu, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Minardi, S., S Hartati dan Pardono. 2014. Imbangan Pupuk Organik Dan
Anorganik Pengaruhnya Terhadap Hara Pembatas dan Kesuburan Tanah
Lahan Sawah Bekas Calian C pada Hasil Jagung. Jurnal Ilmu Tanah dan
Agroklimatologi 11 (2) : 122-129
Purwono dan Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Bogor : Niaga Swadaya
Utomo, R., S.P.S. Budhi, A. Agus, dan C.T. Noviandi. 2008. Teknologi dan
Fabrikasi Pakan. Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
PERTANIAN ORGANIK
Disusun Oleh:
Nama : RUTH ELIZABETH
NIM : 1450402011112295
Kelas/Kelompok : H/Kelompok 3
Asisten : Ajrina Puspita
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan:
Ukur jarak antar baris tanaman dan buat lubang tanam dengan menggunakan
cetok secara vertikal (30 cm/baris tanaman)
4.1 Hasil
Gambar Gambar
tangan tangan
Gambar Gambar
dokumentas dokume
i ntasi
Tinggi
Tinggi tanaman Tinggi tanaman :
tanaman :
: 16,3 52,9 keterang
keterangan - 98,6
Jumlah daun : Jumlah daun : an
Jumlah daun
6,3 14,4
: 25,5
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perumbuhan tanaman dengan
Crotalaria juncea termasuk cepat, hal ini dapat terlihat pada hasil pengamatan 6
MST parameter tinggi tanaman yaitu 98,6. Hal ini dikarenakan C. juncea
mengandung N yang tinggi sehingga dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhannya. Menurut Lestari et al. (2011) C. juncea mempunyai kandungan
hara nitrogen cukup tinggi sekitar 3,01%. Pertumbuhan C. juncea relatif cepat
sehingga mampu menghasilkan biomassa dengan cepat pula. Selain itu menurut
Julianto (2011) pada umur 14 hari setelah tanam, tanaman orok – orok (C. juncea
) mengandung 5.25% N dan 69.55% bahan organik, pada umur 30 hari setelah
tanam mengandung 4.29% N dan 66.85% bahan organik, sedangkan pada saat
umur 42 hari setelah tanam mengandung 2.49% N dan 66.78% bahan organik.
Salah satu fungsi atau kegunaan dari C. juncea yaitu dapat digunakan
sebagai pupuk hijau pengaplikasian pupuk hijau atau juncea yaitu dengan
membenamkan dan dipakai sebagai mulsa. Aplikasi dengan pembenaman lebih
efektif daripada dengan cara dimulsakan, karena dapat mengurangi terjadinya
evaporasi pada bahan organik. Bahan organik segar apabila dibenamkan ke dalam
tanah maka bahan organik tersebut akan mengalami proses dekomposisi.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
tinggi tanaman dan jumlah daun C. juncea dipengaruhi oleh faktor kandungan N
yangsangat tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap pola pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan C. juncea relatif sangat cepat sehingga mampu menghasilkan
biomassa dengan sangat cepat pula.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum tahun depannya mungkin bisa dipertimbangkan
tempat praktikumnya sehingga saat praktikum mahasiswa lebih nyaman sehingga
praktikum lebiih terasa menyenangkan, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bang, Ji Hwan. 1990. Pengaruh tanaman sela, Crotalaria juncea L., dan pemberian
kalium terhadap efisiensi kalium untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung (Zea mays L.) Hibrida C-1, pada Latosol Di Dampit Malang.
Thesis Fakultas Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta
Julianto, Jimy Eko., Bambang Guritno dan Agung Nugroho. 2011. Peran Pupuk
Hijau Orok-Orok (Crotalaria Juncea L.) Dengan Cara Aplikasi Yang
Berbeda Dan Waktu Penyiangan Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt). Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya : Malang.
Marsuni, Zubir, dkk. 2013. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.)
Dengan Pemberian Pupuk Hijau Crotalaria juncea dan Calopogonium
Muconoides Disertai Pemupukan N Dan P. Seminar Nasional Srealia
Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang
tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman orok-orok (Crotalaria juncea
L.) Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. pp. 24
Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
pp.177