0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
520 tayangan

Makalah Sia-1

Makalah ini membahas tentang siklus belanja perusahaan manufaktur, mencakup pengertian dan prosedur siklus belanja baik secara tunai maupun kredit, serta menerangkan proses bisnis PT Nippon Indosari Corpindo sebagai contoh penerapannya.

Diunggah oleh

Nurul Qhamariyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
520 tayangan

Makalah Sia-1

Makalah ini membahas tentang siklus belanja perusahaan manufaktur, mencakup pengertian dan prosedur siklus belanja baik secara tunai maupun kredit, serta menerangkan proses bisnis PT Nippon Indosari Corpindo sebagai contoh penerapannya.

Diunggah oleh

Nurul Qhamariyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 20

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI

SIKLUS BELANJA

Disusun oleh :

Rizky Krismanto 120104160008

Siti Nur Diana Saputri 120104160018

Titik Dwiseptianti 120104160023

Nurul Qhamariyah 120104160033

Della Nur Annisa 120104160047

Cahaya Gemilang Ramandhana 120104160051

AKUNTANSI PERPAJAKAN D4

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Siklus Belanja Perusahaan Manufaktur.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi Pajak.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jatinangor, 7 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


Daftar Isi .................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. Siklus Belanja ............................................................................................................................. 6
 Pengertian Siklus Belanja ....................................................................................................... 6
 Fungsi Siklus Belanja ............................................................................................................. 6
 Prosedur Belanja Secara Tunai dan Kredit ............................................................................. 7
B. PT. Nippon Indosari Corpindo .................................................................................................. 11
 Profil Perusahaan .................................................................................................................. 11
 Flowchart belanja kredit ....................................................................................................... 12
 Risiko dan Pengendalian ....................................................................................................... 13
• Analisis Risiko............................................................................................................................ 17
• flowchart setelah mitigasi ........................................................................................................... 18
BAB III ................................................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................................................ 19
 Kesimpulan .............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Sistem Informasi Akuntansi mengenal beberapa siklus atau sistem dalam suatu
kegiatan bisnis perusahaan maupun organisasi. Salah satunya adalah siklus belanja. Sebagian
besar proses bisnis berasal dari kegiatan belanja. Oleh karena itu, fungsi belanja sendiri
adalah sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh besar dalam kegiatan bisnis.
Pengendalian strategi pengadaan barang berpengaruh langsung terhadap suatu perusahaan
dalam menjalankan bisnisnya. Prosedur belanja yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk
organisasi-organisasi non-profit dan pemerintah.

Untuk mengetahui lebih lanjut, siklus belanja sendiri adalah suatu sistem pembelian atau
transaksi untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan untuk proses produksi hingga
dihasilkan suatu produk barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai di dalam
suatu organisasi atau perusahaan yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media, prosedur-prosedur dan kontrol yang ditujukan untuk mendapatkan jalur
komunikasi yang penting dan menyediakan metode atau informasi pembelian untuk
mengambil suatu keputusan yang paling efektif dan efisien.

Sebagai mahasiswa akuntansi perpajakan, perlu mengetahui dan memahami mengenai


siklus-siklus akuntansi dalam suatu kegiatan bisnis yang salah satu dari siklus tersebut adalah
siklus belanja. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai siklus belanja baik
secara teori maupun penerapannya dalam dunia nyata dengan mengambil satu perusahaan
sebagai contoh guna mempermudah pemahaman mengenai materi ini. Perusahaan yang
dijadikan contoh dalam makalah ini adalah PT. Nippon Indosari Corpindo yang merupakan
suatu perusahaan manufaktur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah ini, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai


berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan siklus belanja?


2. Bagaimana prosedur belanja secara tunai maupun kredit?

4
3. Apa fungsi dari siklus belanja?
4. Bagaimana profil perusahaan dan struktur organisasi PT. Nippon Indosari Corpindo?
5. Bagaimana flowchart proses alur bisnis PT. Nippon Indosari Corpindo?
6. Apa aspek pengendalian yang diterapkan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo?
7. Bagaimana analisis risiko dari siklus belanja PT. Nippon Indosari Corpindo?
8. Bagaimana penanggulangan dari analisis risiko?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk :
1. Mengetahui dan memahami mengenai siklus belanja.
2. Mengetahui dan memahami prosedur belanja secara tunai dan kredit.
3. Mengetahui dan memahami fungsi dari siklus belanja.
4. Mengetahui profil perusahaan dan struktur organisasi PT. Nippon Indosari Corpindo.
5. Mengetahui dan memahami proses alur proses bisnis siklus belanja dan flowchart PT.
Nippon Indosari Corpindo?
6. Mengetahui bagaimana aspek pengendalian yang diterapkan oleh PT. Nippon Indosari
Corpindo.
7. Mengetahui analisis risiko dari siklus belanja PT. Nippon Indosari Corpindo.
8. Mengetahui penanggulangan dari analisis risiko.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Belanja
 Pengertian Siklus Belanja

Siklus Belanja (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan
bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta
pembayaran barang dan jasa.Siklus belanja melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan
dengan pembelian bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini termasuk
mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang, menyipakan order
pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.Di dalam perusahaan,
informasi mengenai kebutuhan untuk membeli barang dan bahan baku mengalir ke siklus
belanja dari siklus pendapatan dan produksi, pengendalian persediaan, dan berbagai
departemen. Setelah barang dan bahan baku tiba, pemberitahuan penerimaannya mengalir
kembali ke sumber-sumber dari siklus belanja. Data biaya juga mengalir dari siklus belanja
ke buku besar umum dan fungsi pelaporan untuk dimasukkan dalam laporan keuangan dan
berbagai laporan manajemen.Tiga aktivitas dasar dalam pengeluaran :

o Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

o Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

o Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

 Fungsi Siklus Belanja

Tujuan utama dalam siklus belanja adalah untuk meminimalkan total biaya perolehan
dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan

6
perusahaan. Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari aktivitas-
aktivitas dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Hubungan erat antara aktivitas
siklus pengeluaran pembeli dan aktivitas siklus pendapatan penjual memiliki implikasi
penting untuk mendesain sistem informasi akuntansi kedua pihak. Secara spesifik, dengan
menerapkan perkembangan TI baru untuk merekayasa ulang aktivitas siklus pengeluaran,
perusahaan menciptakan peluang bagi para pemasok untuk merekayasa ulang aktivitas
pendapatannya. Sebaliknya, menggunakan TI untuk mendesain ulang siklus pendapatan
sebuah perusahaan dapat menciptakan peluang bagi pelanggan untuk memodifikasi siklus
pengeluarannya sendiri.

 Prosedur Belanja Secara Tunai dan Kredit

Prosedur yang diterapkan untuk kegiatan belanja di dalam sebuah perusahaan berbeda
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain tergantung dari jenis perusahaan serta
volume kegiatan pembelian. Misalnya dalam toko eceran kecil, mungkin pemilik toko
tersebut yang mengerjakan seluruh kegiatan pembelian. Tetapi untuk perusahaan besar,
semua prosedur yang berhubungan dengan pesanan pembelian dipusatkan pada satu atau
beberapa bagian yang khusus menangani masalah ini. Misalnya bagian pembelian yang
bertugas menyimpan catalog dan data lain mengenai kualitas, harga barang, perkembangan
harga dan informasi-informasi lain yang akan menambah efisiensi kerja di bagian pembelian.
Untuk mencegah terjadinya salah pengertian, semua pesanan untuk pembelian barang
dagangan, peralatan, perlengkapan, serta aktiva-aktiva lainnya, maka pesanan tersebut
sebaik-baiknya dilakukan secara tertulis sebagai bukti. Sebuah pesanan mungkin ditulis
dalam formulir khusus yang telah disediakan dan dibuat beberapa rangkap untuk
kepentingan:

o Keaslian sebagai tanda bukti pemesanan


o Tembusan dari surat pesanan tersebut ditahan sebagai bukti telah melakukan
pemesanan
 Berbagai aktivitas terkait dalam sistem pemrosesan belanja (pembelian) :
o Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah
persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan. Tingkat persediaan turun
karena penjualan langsung ke pelanggan (aktivitas siklus pendapatan) atau transfer ke
proses manufaktur (aktivitas siklus konversi). Informasi kebutuhan persediaan
dikirim ke proses pembelian dan utang usaha.
o Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih pemsaik, dan
membuat pesanan pembelian. Informasi tersebut dikirim ke pemasok dan proses
utang usaha.

7
o Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima barang persediaan dari
pemasok. Barang yang diterima akan diperiksa kualitas dan jumlahnya serta dikirim
ke toko atau gudang.
o Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan
persediaan.
o Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok. Utang usaha akan
merekonsiliasinya dengan informasi lain yang dikumpulkan untuk transaksi tersebut
dan catatan kewajiban membayar di masa mendatang tergantung dari syarat
perdagangan dengan pemasok. Biasanya, pembayaran akan dilakukan paling tidak
hanya terakhir yang disyaratkan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari bunga
yang dihasilkan dan diskon yang ditawarkan.
o Buku besar menerimas informasi ringkasan dari utang usaha (kenaikan total
dalam kewajiban) dan pengendali persediaan (kenaikan total dalam persediaan).
Informasi ini direkonsiliasi akurasinya dan dicatat kea kun utang usaha serta akun
pengendali persediaan.

Dokumen, Laporan dan Catatan Akuntansi yang diusulkan:

o Dokumen-dokumen yang dibuat dalam sistem pembelian dan persediaan terkomputerisasi


terdiri dari:

1. Surat Permintaan Pembelian (SPP)

2. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH)

3. Purchase Order (PO)

4. Bukti Perubahan Pemesanan (BPP)

5. Bukti Barang Masuk (BBM)

6. Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB)

7. Bukti Barang Keluar (BBK)

8. Surat Retur Pembelian (SRP)

9. Bukti Pembayaran (BP)

10. Bukti Penyesuaian Pwrhitungan Fisik (BPPF)

o Dokumen-dokumen pendukung dari luar dalam sistem pembelian dan persediaan


terkomputerisasi terdiri dari:

8
1. Faktur Pemasok

2. Bukti Pengiriman Pemasok (Surat Jalan)

3. Bukti pengeluaran kas (Bukti Transfer, Cek, dsb)

Keterangan Siklus Pembelian Tunai:

o Bagian Gudang

Bagian Gudang mengecek apakah diperlukan persediaan atau tidak. Jika bagian gudang
memerlukan barang untuk persediaan, bagian gudang membuat Laporan Permintaan Barang
(LPB) kepada Bagian Pembelian. Setelah diproses, Gudang akan menerima LPB beserta
Barang dari Bagian Penerimaan.

o Bagian Pembelian

Dari LPB yang diserahkan oleh Bagian Gudang, Bagian Pembelian meminta daftar harga
ke Pemasok dengan membuat Surat Permintaan daftar harga barang yang dikirim ke
Pemasok. Nantinya dari daftar harga, Bagian Pembelian membuat Surat Pesanan Pembelian
Barang (SPPB) yang diberikan ke Pemasok.

o Bagian Pemasok

Dari Surat Permintaan daftar harga barang yang dikirim dari Bagian Pembelian, Pemasok
segera membuat daftar harga yang diperlukan dan dikirim ke Bagian Pembelian. Lalu
Pemasok menerima SPPB yang langsung diproses oleh Pemasok dengan mengirimkan
Barang yang telah dipesan beserta Nota Pembelian (lembar pertama sebagai arsip) ke Bagian
Penerimaan.

o Bagian Penerimaan

Barang dan Nota Pembelian yang dikirim oleh Pemasok dicek dahulu, lalu Bagian
Penerimaan membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB) yang dirangkap 2, lembar pertama
diberikan ke Bagian Keuangan sedangkan lembar kedua beserta barang diberikan ke Bagian
Gudang,

o Bagian Keuangan

LPB tersebut oleh Bagian Keuangan dibuat Kwitansi sebagai Bukti Pembayaran yang di
rangkap 2. Satu untuk Slip disimpan Bagian Keuangan sebagai dasar pembuatan Laporan
Pembelian Barang rangkap 2, lembar pertama sebagai arsip dan lembar kedua diberikan ke
Pimpinan. Sedangkan Kwitansi satunya diberikan ke Pemasok beserta uang.

9
o Pimpinan

Menerima Laporan Pembelian Barang dari Bagian Keuangan, lalu dijadikan arsip.

Keterangan Siklus Pembelian Kredit:

o Bagian Gudang

Bagian Gudang mengecek apakah diperlukan persediaan atau tidak. Jika bagian gudang
memerlukan barang untuk persediaan, bagian gudang membuat Laporan Permintaan Barang
(LPB) kepada Bagian Pembelian. Setelah proses, Bagian Gudang mendapatkan Laporan
penerimaan barang beserta barang dari Bagian Penerimaan.

o Bagian Pembelian

Dari LPB yang diserahkan oleh Bagian Gudang, Bagian Pembelian meminta daftar harga
ke Pemasok dengan membuat Surat Permintaan daftar harga barang yang dikirim ke
Pemasok. Nantinya dari daftar harga, Bagian Pembelian membuat Daftar Barang yang akan
dibeli, lalu membuat Pesanan Pembelian Barang (PPB) yang diberikan ke Pemasok.

o Pemasok

Dari Surat Permintaan daftar harga barang yang dikirim dari Bagian Pembelian, Pemasok
segera membuat daftar harga yang diperlukan dan dikirim ke Bagian Pembelian. Lalu
Pemasok menerima PPB yang langsung diproses oleh Pemasok dengan mengirimkan Barang
yang telah dipesan beserta Faktur Pembelian ke Bagian Penerimaan. Faktur dibuat karena
pembelian bersifat kredit. Setelah proses yang panjang, pemasok mendapatkan surat
pembayaran utang dari Bagian keuangan, lalu membuat faktur lunas 2 rangkap, lembar
pertama sebagai arsip dan lembar kedua diberikan ke bagian keuangan.

o Bagian Penerimaan

Faktur Pembelian beserta barang yang dikirim oleh Pemasok dicek dahulu, lalu Bagian
Penerimaan membuat Laporan Penerimaan Barang (LPB). LPB dan Barang lalu diberikan ke
Bagian Gudang, sedangkan Faktur Pembelian diberikan ke Bagian Keuangan.

o Bagian Keuangan

LPB yang diterima dari bagian penerimaan digunakan untuk mencatat utang. Lalu bagian
keuangan membat surat pembayaran utang 2 rangkap, lembar pertama diberikan ke pemasok,
lembar kedua untuk pimpinan. Faktur lunas yang diterima dari pemasok karena telah
membayar, dibuatkan laporan pengurangan utang rangkap 2, lembar pertama sebagai arsip,
lembar kedua untuk pimpinan.

10
o Pimpinan

Menerima surat pembayaran utang dan laporan pengurangan utang dari bagian keuangan.

B. PT. Nippon Indosari Corpindo


 Profil Perusahaan

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret 1995 dengan
nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996.
Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl.
Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik
lainnya berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan,
Semarang, Makassar, Purwakarta, Palembang, Cikande dan Medan.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari Corpindo Tbk,
antara lain: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (31,50%), Bonlight Investments.,
Ltd (25,03%) dan Pasco Shikishima Corporation (8,50%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha utama ROTI bergerak
di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake
dan bread crumb) dengan merek "Sari Roti". Pendapatan utama ROTI berasal dari penjualan
roti tawar dan roti manis.

Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga
penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

11
 Flowchart Siklus Belanja

12
 Risiko dan Pengendalian

Fungsi dari SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengawasan dan
pengendalian yang memadai untuk menjamin bahwa tujuan berikut ini tercapai:

1. Semua transaksi telah diotorisasi secara tepat

2. Semua transaksi yang dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)

3. Semua transaksi yang valid dan telah diotorisasi telah dicatat

4. Semua transasksi telah dicatat secara akurat

5. Semua aktiva (kas, persediaan, data) dilindungi dari kemungkinan hilang atau dicuri

6. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif

Dokumen dan catatan yang telah diuraikan sebelumnya memainkan peranan penting
dalam pencapaian tujuan pengendalian ini. Dokumen yang sederhana, lengkap dengan
instruksi pengisian yang jelas akan memudahkan pencatatan data transaksi yang efisien dan
akurat. Jika perusahaan menggunakan dokumen elektronik, maka penggunaan prosedur
pengendalian aplikasi yang tepat seperti cek validitas, cek field, dan sebagainya akan
meningkatkan akurasi entry data. Penyediaan ruang khusus pada dokumen kertas dan
dokumen elektronik untuk mencantumkan siapa yang membuat dan siapa yang mengkaji
dokumen tersebut juga merupakan bukti bahwa sebuah transaksi telah diotorisasi secara tepat.

Selain kewajiban diatas perlu diperhatikan beberapa ancaman yang terjadi seperti:

• Perminataan Barang

Tujuan utama proses permintaan pembelian adalah untuk memelihara pasokan seluruh
kebutuhan bahan baku secara memadai. Dua ancaman yang muncul dalam mencapai tujuan
ini adalah:

1. Kehabisan barang.

Untuk mengatasi ancaman ini, perusahaan perlu menetapkan sebuah system pengendalian
persediaan yang akurat. Metode pencatatan persediaan perpectual dapat digunakan untuk
menjamin bahwa informasi tentang tentanf persediaan brang selalu terkini.

13
2. Pembelian barang yang tidak diperlukan atau dalam jumlah berlebih.

Perusahaan harus selalu tanggap terhadap pembelian barang-barang yang kurang penting.
Penyelenggaraan system persediaan perpectual dapat membantu menjamin validitas
permintaan pembelian yang dibuat secara otomatis oleh system pengendalian persediaan.

• Pemesanan Barang

Berikut ancaman dan prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk menanggulangi
ancaman tersebut agar tidak terjadi.

3. Pembelian barang dengan harga mahal.

Perusahaan berupaya untuk memperoleh harga yang wajar untuk barang dan bahan baku yang
dibelinya. Oleh karena itu, daftar harga untuk barang-barang yang sering dibeli harus
disimpan dalam computer dan dikonsultasikan setiap kali memesan barang.

4. Pembelian barang dengan kualitas rendah

Dalam upaya untuk memperoleh barang dengan harga yang rendah, perusahaan harus hati-
hati terhadap kemungkinan terjadinya pembelian barang dengan kualitas rendah.

5. Pembelian barang dari pemasok yang tidak sah

Pembelian barang dari pemasok yang tidak sah dapat menimbulkan berbagai persoalan.
Barang yang diperoleh bisa saja berkualitas rendah atau harga barang terlalu tinggi (mahal).

6. Suap

Suap adalah pemberian uang atau barang dari pemasok kepada petugas pembelian, dengan
maksud untuk mempengaruhi pemilihan pemasok. Suap ini dapat berakibat diperolehnya
barang dengan kualitas rendah atau dengan harga terlalu tinggi.

• Penerimaan dan Penyimpanan Barang

Berikut ancaman pengendalian yang berhubungan dengan penerimaan dan penyimpanan


barang:

14
8. Penerimaan barang yang tidak dipesan

Penerimaan barang kiriman barang yang tidak dipesan menyebabkan perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan dan pengembalian barang ke
pemasok.

9. Pencurian barang

Kehilangan dapat diatasi dengan menerapkan prosedur-prosedur pengendalian sebagai


berikut. Pertama, barang harus disimpan dalam lokasi aman, dan akses ke lokasi tersebut
dibatasi. Kedua, seluruh transfer barang antar bagian dalam perusahaan harus
didokumentasikan.

• Persetujuan Faktur Pembelian

Berikut ancaman dan prosedur pengendalian untuk mengatasi ancaman tersebut diuraikan
sebagai berikut:

10. Kesalahan dalam faktur pembelian

Faktur pembelian yang diterima dari pemasok dapat mengandung berbagai jenis kesalahan,
misalnya salah mencatumkan harga atau salah menjumlah.

11. Pembayaran barang yang tidak diterima

Cara pengendalian terbaik untuk mengatasi pembayaran barang yang tidak pernah diterima
adalah dengan membandingkan kuantitas yang tercantum di faktur pembelian dengan
kuantitas yang tercantum dalam tembusan laporan penerimaan barang yang telah
ditandatangani oleh karyawan yang menerima transfer barang dari departemen penerima
barang.

12. Kegagalan memanfaatkan fasilitas potongan

Ancaman ini menyebabkan perusahaan kehilangan banyak uang. Salah satu cara untuk
menanggulangi ancaman ini adalah pengarsipan yang tepat dan cermat.

15
13. Pembayaran faktur yang sama dua kali

Faktur yang sama dapat dibayar lebih dari sekali kaerna beberapa hal. Kemungkinan pertama,
duplikat faktur dikirmkan setelah cek diposkan. Kemungkinan kedua, faktur pembelian
terpisah dari dokumen lainnya dalam paket voucher.

14. Kesalahan dalam pencatatan dan posting pembelian dan pembayaran

Kesalahan dalam pencatatan dan posting pembayaran kepada pemasok akan berakibat
kesalahan dalam laporan keuangan dan laporan kinerja, yang pada gilirannya berakibat
buruknya pembuatan keputusan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka perusahaan
harus menyelenggarakan pengawasan pemrosesan dan entry data yang memadai dan tepat.

• Pembayaran Barang

Berikut ini diuraikan berbagai ancaman dan prosedur untuk mengatasi ancaman tersebut.

15. Ketidaktepatan kas

Kas adalah aktiva yang mudah dicuri, oleh karena itu, akses terhadap kas dan blanko cek
harus dibatasi. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan pemisahan fungsi yang
memadai.

16. Pencurian yang berhubungan dengan penggunaan EFT

Penggunaan EFT, baik individu maupun bersamaan dengan FEDI, membutuhkan tambahan
prosedur pengendalian. Untuk itu, perlu digunakan password dan ID pemakai, dan secara
periodic diganti.

• Pengendalian Umum

17. Kehilangan data

Data penting yang dimiliki oleh perusahaan harus dilindungi dari kehilangan. Salah satu cara
yang dapat dipakai adalah memasang label internal dan label eksternal guna mengurangi
kemungkinan terhapusnya data penting dan juga untuk menjamin bahwa file induk yang
diperbarui alah file induk versi terbaru.

16
18. Kinerja yang buruk

Tujuan pengendalian lain dalam siklus pengeluaran adalah mendorong efisiensi dan
efektifitas kinerja aktifitas bisnis. Penyusunan dan pengkajian laporan kinerja merupakan
cara yang efektif dalam pencapaian tujuan tersebut.

• Analisis Risiko
Risk Impact Likelihood Risk Score Mitigation Who and
Description Strategies when
Produk dari 5 2 10 Diadakan Supplier pada
supplier MoU dengan saat produksi
berubah Supplier , dan di pabrik
kualitasnya jika melanggar berjalan.
akan
dikenakan
sanksi
Produk dari 5 4 20 Melakukan Supplier pada
Supplier cacat Quality saat
Control pengecekan
oleh bagian
PDQA
Salah 4 3 12 Dibuat invoice Accounting
pencatatan pada saat
transaksi pemrosesan
buku besar
Faktur hilang 3 3 9 Dibuat Accounting
rangkap dan di pada saat
arsip ingin
melakukan
posting
Finance telat 3 4 12 Supplier Finance pada
bayar ke melakukan saat due date
supplier konfirmasi ke
perusahaan

17
• flowchart setelah mitigasi

18
BAB III

PENUTUP
 Kesimpulan

Siklus Belanja (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah rangkaian kegiatan
bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian
serta pembayaran barang dan jasa.Siklus belanja melibatkan beberapa aktivitas yang
berhubungan dengan pembelian bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa.
Kegiatan ini termasuk mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran
uang, menyipakan order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.

PT yang kami amati siklus belanjanya adalah Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)
(Sari Roti) yang didirikan 08 Maret 1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation
dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik
ROTI berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa
Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530 – Jawa Barat, dan pabrik lainnya berlokasi
di Kawasan Industri Jababeka Cikarang blok U dan W – Bekasi, Pasuruan, Semarang,
Makassar, Purwakarta, Palembang, Cikande dan Medan.

Akan tetapi, dalam siklus belanja yang sedemikian rupa pada PT Nippon Indosari
Corporation Tbk ada beberapa risiko yang dapat terjadi, diantaranya :

 Produk dari supplier berubah kualitasnya


 Produk dari Supplier cacat
 Salah pencatatan transaksi
 Faktur hilang
 Finance telat bayar ke supplier

Dari adanya risiko tersebut, sesuai dengan mitigasinya dapat dilakukan


penanggulangan risiko dan menjadikan jalannya proses kegiatan bisnis di masa yang akan
datang dapat meminimalisir adanya suatu kesalahan sehingga hasil yang didapatkan akan
lebih optimal dan dapat mencapai tujuan perusahaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

“SejarahdanProfilSingkat ROTI (Nippon IndosariCorpindoTbk / Sari Roti)”. Britama.

Oktober 12, 2012. <http://britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-roti/>

http://esterlyan92.blogspot.co.id/2012/04/siklus-pembelian.html?m=1

https://www.scribd.com/doc/299193773/SISTEM-INFORMASI-AKUNTANSI-
SIKLUS-PEMBELIAN-DAN-PENJUALAN-PENDAPATAN

http://siastephanie.blogspot.co.id/2012/04/siklus-pembelian.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai