Sejarah Peradaban Bligo
Sejarah Peradaban Bligo
Sejarah Peradaban Bligo
Disusun oleh :
Semester / Kelas : II / A
FAKULTAS SYARIAH
PEKALONGAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Sejarah Peradaban Desa Bligo” ini dengan tepat waktu. Kami juga berterima
kasih pada Bapak Muhamad Masrur, M.E.I., selaku Dosen mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam yang telah membimbing dan mengajarkan serta memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penjelasan dan bagian-bagian dalam
“Sejarah Peradaban Desa Bligo”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. .........................................................................................................
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang
tidak terjadi hanya meliputi suatu daerah dan tidak menyebar ke daerah
lainnya. Sejarah tentang suatu daerah memuat suatu awal daerah tersebut
seperti asal-usul daerah yang bersangkutan sampai kepada perkembangan
daerah itu pada masa berikutnya. Setiap wilayah di Indonesia memiliki
karakter tersendiri. Hal ini disebabkan karena masing-masing wilayah di
Indonesia terbentuk melalui sejarah panjang yang berbeda-beda. Demikian
juga kebudayaan, merupakan produk dari proses sejarah yang panjang. Oleh
karena itu sejarah lokal merupakan hal yang sangat kompleks yang memiliki
banyak aspek dari keseluruhan pengalaman kolektif masa lalu meliputi aspek
sosial budaya, polikit, agama, teknologi, ekonomi, dan sebagainya dalam
suatu wilayah tertentu.
Sejarah lokal yang identik dengan cerita rakyat sampai sekarang masih
berkembang terus dan penyebarannya secara turun temurun oleh masyarakat.
Tetapi masih banyak cerita rakyat yang belum terdeteksi maupun tersimpan
dalam bentuk tulisan maupun kajian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
daerah biasanya dikenang dan diingat dalam bentuk nama. Nama tersebut
biasanya diambil dari nama peristiwa, orang, binatang, tumbuhan dan
sebagainya. Oleh karena berbagai alasan diatas, kami ingin meneliti,
menelaah dan merekap sejarah lokal di Desa Bligo Kecamatan Buaran
Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini oleh kami diberi judul Sejarah
Peradaban Desa Bligo. Kami ingin meneliti asal-usul nama Desa Bligo,
karena penulis ingin mengetahui dan membaginya pada pembaca. Serta
selama ini belum ada yang meneliti ataupun menganalisisnya. Banyak
masyarakat di Indonesia yang tidak memahami dan mengetahui sejarah lokal
yang ada didaerahnya masing-masing. Ini dikarenakan minimnya
pengetahuan tentang sejarah lokal di wilayahnya, adapun sumber-sumber
1
untuk mengetahui secara lisan banyak yang sudah meninggal, pikun, atau
bukan penduduk asli dari daerah tersebut. Selain itu, setelah kami melakukan
wawancara kepada informan, penulis menemukan keunikan dari kebudayaan
yang terkandung di dalam cerita-cerita tersebut. Hal itu patut untuk diteliti
lebih lanjut agar masyarakat lebih memahami dan menghargai cerita-cerita
rakyat yang terdapat di daerah mereka masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul Desa Bligo Kecamatan Buaran Kabupaten
Pekalongan ?
2. Bagaimana kondisi perkembangan agama masyarakat, sosial, politik,
ekonomi, budaya, bahasa, tradisi yang dilestarikan, serta kepercayaan-
kepercayaan tertentu yang dilaksanakan ?
3. Bagaimana kondisi Desa Bligo tersebut sesuai dengan metode analisis
SWOT ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mendiskripsikan asal-usul Desa Bligo Kecamatan Buaran
Kabupaten Pekalongan.
2. Untuk mengetahui kondisi perkembangan agama masyarakat, sosial,
politik, ekonomi, budaya, bahasa, tradisi yang dilestarikan, serta
kepercayaan-kepercayaan tertentu yang dilaksanakan.
3. Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman mengenai
kondisi Desa Bligo melalui analisis SWOT.
D. Manfaat Penulisan
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan
yang dapat menumbuhkan rasa menghargai pada setiap anggota masyarakat
dan menabah kecintaan tehadap hasil kebudayaan dari daerahnya masing-
masing.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang sejarah lokal yaitu dapat
digunakan sebagai pengetahuan dan informasi tentang asal-usul nama Desa
Bligo Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan dan untuk mendorong
2
semangat melestarikan budaya nasional bagi generasi muda pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
E. Metode Penulisan
Dalam penelitian Kualitatif-fenomenologi ada dua metode yang bisa
digunakan untuk mendekati suatu permasalahan yang akan dipecahkan yaitu
metode Wawancara dan Observasi. Sebelumnya peneliti menentukan kajian-
kajian yang akan dibahas kemudian mengumpulkan sumber-sumber yang
relevan dengan mencari informan-informan penduduk desa tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Menurut keterangan Pak Chadiri, seorang lurah Bligo periode ke-3 tahun
1980-2000, sejarah munculnya Islam di Desa Bligo sendiri berawal dari
seseorang bernama Mbah Kubah atau di Desa Bligo dikenal dengan Syekh
Wali Thoyyibah, yang merupakan seorang pelarian dari kerajaan Majapahit.
Sedangkan menurut keterangan KH. Imronuddin, seorang pemuka agama di
Desa Bligo berawal dari ketika Pak Imron berziarah ke makam Asmarakandi
di Tuban.
B. Kondisi
C. Analisis SWOT Keadaan Desa Bligo
1. Strenght (kekuatan)
a. Bagian dari bidang sumber daya alam (SDA)
Desa Bligo memiliki sumber daya alam yang relatif banyak, misalnya
bambu, persawahan, serta kebun seperti pisang, kelapa, dan mangga.
b. Bagian dari bidang sumber daya manusia (SDM)
c. Tersedia sumber daya manusia, seperti petani, buruh, pemilik usaha
tani, montir, tukang batu, tukang kayu, tukang kue, tukang jahit, tukang
rias, karyawan perusahaan swasta, karyawan perusahaan pemerintah,
pengusaha perdagangan hasil bumi, buruh jasa perdagangan hasil bumi,
pemilik usaha warung, PNS, Mantri, bidan, perawat, dosen, guru, sopir,
wiraswasta, penyalur tenaga kerja dan pembantu rumah tangga.
d. Bagian dari bidang infrastruktur :
Desa Bligo merupakan jalur lalu lintas masyarakat Kecamatan
Kedungwuni bagian selatan untuk menuju pusat kota Pekalongan.
Terdapat sarana dan prasarana Desa, seperti pasar, tempat
pendidikan (PAUD, TK, SD, Madrasah Diniyah, dan TPA/TPQ),
bangunan keagamaan (masjid dan musholla), serta sarana kesehatan
(pukesmas pembantu dan bidan).
e. Bidang sosial-budaya :
Desa Bligo memiliki kelompok seni pertunjukan budaya, seperti
SEKAWAN, P-Men dan teater Pangestu, serta kelompok hadroh
laki-laki yang bernama Al-Hikam.
5
Desa Bligo memiliki organisasi dalam bidang sosial, seperti IPNU
dan IPPNU, Fatayat, Muslimat, Arjuna Al-Jannata, PKK, PB
(Perempuan Bangsa), Karang Taruna, BKM (Badan Keswadayaan
Masyarakat) dan sebagainya.
Lingkungan masyarakat yang aman, damai dan nyaman serta saling
gotong royong dalam melakukan hal demi kepentingan bersama.
Seperti kegiatan “Nyadran” menjelang puasa.
2. Weaknesses (kelemahan)
a. Bagian dari bidang pendidikan :
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah
Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah ini dipengaruhi
oleh pengetahuan yang rendah. Kualitas Sumber Daya Manusia
mempengaruhi pengembangan potensi di suatu wilayah. Semakin
tinggi kualitas Sumber Daya Manusia, maka biasanya wilayah akan
mengalami pengembangan yang maksimal. Desa Bligo memiliki
kekurangan sumber daya manusia yaitu dilihat dari pendidikan.
Pemuda di Desa Bligo rata-rata hanya tamatan SMP/MTs atau
SMA/MA lalu putus sekolah untuk bekerja atau bagi perempuan ada
yang menganggur atau menikah. Tidak banyak pemuda yang lulus
S1 sampai saat ini. Karena hal tersebut, maka akan sulit untuk
mendapatkan pekerjaan dan mencari soft skill dan Hard skill yang
lebih baik.
Masih rendahnya keterampilan ibu rumah tangga di Desa Bligo.
Kebanyakan para ibu rumah tangga tidak memiliki pekerjaan karena
mereka tidak memiliki daya kreatifitas dan keterampilan yang tinggi
sehingga mereka hanya duduk diam di rumah.
Kurangnya kesadaran orang tua dalam membina anak pada dunia
pendidikan.
b. Bagian infrastruktur :
Terbatasnya sarana dan prasarana tertentu di Desa Bligo. Misalnya,
belum adanya perpustakaan Desa.
6
Tidak adanya taman bermain.
Sekarang banyak jalanan yang berlubang atau rusak.
3. Oppurtunities (Peluang)
a. Desa Bligo menjadi sasaran perusahaan-perusahaan kain kasa untuk
dijadikan salah satu lahan produksi kain kasa terbaik.
b. Desa Bligo menjadi sasaran para konsumen dan
c. Desa Bligo menjadi salah satu sorotan budaya seni pertunjukan budaya
karena memiliki kelompok seni, seperti P-Men, SEKAWAN, dan teater
Pangestu.
4. Threats (Ancaman)
a. Bidang pendidikan
Dapat dilihat dari perkembangan teknologi dan informasi
perkembangan teknologi merupakan ancaman bagi masyarakat Desa
Bligo, misalnya dengan adanya playstation atau permainan yang
sering dimainkan oleh anak-anak dan para remaja-remaja,
sehingga akan mempengaruhi konsentrasi belajar bagi anak-anak
terutama yang masih berstatus pelajar seperti SD,SMP dan SMA.
b. Bidang produksi
Dapat dilihat dari hasil bumi dan hasil produksi rumahan (kain kasa,
sarung, kerupuk, keripik, rambak dan sebagainya) Desa Bligo hampir
sama dengan desa-desa lain di sekitarnya, sehingga terdapat persaingan
yang sangat ketat.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA