Makalah Manajemen Pemasaran Bank Syariah2
Makalah Manajemen Pemasaran Bank Syariah2
Makalah Manajemen Pemasaran Bank Syariah2
Alfiyan ( 15.2300.188 )
Jumiarni ( 14.2300.134 )
Haerunnisa
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga makalah kami dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang insya Allah
semaksimal mungkin.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang telah membawa ajaran kebenaran yang menerangi hati kita dengan
nur ilahi, dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak amin.
Kami mengangkat makalah ini dengan judul “Pengembangan Produk Dan Memahami
Costumer” dalam rangka menyelesaikan tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank
Syariah.
Kami menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna termasuk makalah
kami ini, untuk itu kami membutuhkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kebaikan bersama yaitu kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Penyusun
( Kelompok 12 )
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengembangan produk ?
b. Apa saja tujuan dari pengembangan produk ?
c. Apa saja faktor penghambat dalam pengembangan produk ?
d. Apa saja tahap-tahap dalam pengembangan produk ?
e. Apa saja produk bank dalam ekonomi islam ?
f. Bagaimana cara memahami perilaku costumer / pelanggan ?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
produk dilaksanakan dengan tujuan untuk melayani pasar yang telah ada sekarang
dengan lebih meningkatkan penjualan, memenuhi usaha menemukan barang baru
yang lebih baik, serta melaksanakan aktivitas-aktivitas dari teknik penelitian,
perekayasaan dan perancangan produk.
1. Memperbaiki bentuk-bentuk yang telah ada. Dalam strategi ini perusahaan tetap
menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi baru dari
produknya.
2. Memperluas lini produk. Semua ditujukan untuk menawarkan lebih banyak
alternatif pilihan kepada pembeli tentang produknya.
3. Menambah model yang ada. Disini perusahaan menambah beberapa variasi
baru pada produknya.
4. Meniru strategi pesaing. Beberapa pengusaha berpendapat bahwa hubungan
antara biaya pengembangan produk dengan laba yang akan diperoleh pada waktu
mendatang adalah tidak pasti.
5. Menambah produk yang tidak ada kaitannya dengan lini yang ada. Strategi ini
dianggap mahal karena produk baru sering menggunakan proses produksi baru,
demikian juga fasilitas-fasilitas untuk promosi dan distribusinya.
4
Pengembangan produk yang dilaksanakan oleh perusahaan dimaksudkan untuk :
a. Mempertahankan posisi pangsa pasar (market share), yaitu untuk mencapai
tujuan perusahaan tersebut diperlukan strategi memperkenalkan produk baru
atau memperbaharui produk yang sudah ada.
b. Mengembangkan lebih lanjut posisi perusahaan sebagai inovator, sehingga
untuk mencapai tujuan ini perusahaan menjalankan strategi memperkenalkan
produk yang benar-benar baru, tidak hanya mengembangkan dari produk yang
sudah ada.
c. Memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang
ditingkatkan, suatu perusahaan harus memperbaiki maupun menambah
produk-produk yang dihasilkannya berdasarkan atas dua fungsi dasar, yaitu
pemasaran dan inovasi baru.
5
2.4 Tahap - Tahap Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan adalah berbeda,
tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan ini
lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi. Proses
pengembangan produk yang terstruktur serta terdefenisi dengan baik, sangat
diperlukan perusahaan dalam merancang produk-produk yang akan dijual ke pasar.
Tahap-tahap pengembangan produk baru seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan
Keller (2009:287-306), yaitu :
1. Penciptaan Ide
Proses pengembangan produk baru dimulai dengan pencarian ide. Ide produk
baru bisa berasal dari interaksi dengan berbagai kelompok dan menggunakan
teknik yang menghasilkan kreativitas.
Untuk menghasilkan arus ide-ide baru yang berkesinambungan, perusahaan
harus dengan agresif menggali banyak sumber-sumber gagasan.
2. Penyaringan Ide
Tujuan dari penyaringan adalah untuk menciptakan sejumlah ide-ide yang
baik dan mengesampingkan yang jelek sedini mungkin dan membuang ide yang
buruk seawal mungkin.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Ide yang menarik harus disempurnakan menjadi konsep produk yang dapat
diuji. Kita dapat membedakan antara ide produk, konsep produk, dan citra produk.
Ide produk adalah ide untuk produk dimana perusahaan dapat melihat
kemungkinan produk dapat ditawarkan ke pasar. Konsep produk adalah versi
terinci dari suatu ide yang dinyatakan dalam istilah-istilah yang berarti bagi
konsumen. Citra produk adalah gambaran tertentu yang konsumen peroleh dari
suatu produk aktual atau potensial.
Dalam pengujian konsep mensyaratkan bahwa berbagai konsep produk diuji
pada kelompok konsumen sasaran yang tepat, kemudian reaksi konsumen tersebut
dikumpulkan.
2.5 Produk Bank Dalam Ekonomi Islam
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk
penyaluran dana (financing), dan produk jasa (service).
A. Produk Penghimpunan Dana (funding)
6
1. Tabungan
Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid.
Artinya, produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah
membutuhkan, tetapi bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung
kecil.
2. Deposito
Deposito adalah bentuk simpanan nasabah yang mempunyai jumlah
minimal tertentu, jangka waktu tertentu, dan bagi hasilnya lebih tinggi
daripada tabungan.
3. Giro
Giro adalah bentuk simpanan nasabah yang tidak diberikan bagi hasil,
dan pengambilan dana menggunakan cek, biasanya digunakan oleh
perusahaan atau yayasan dan atau bentuk badan hukum lainnya dalam proses
keuangan mereka. Dalam giro meskipun tidak memberikan bagi hasil, pihak
bank berhak memberikan bonus kepada nasabah yang besarannya tidak
ditentukan di awal, bergantung pada kebaikan pihak bank.
Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas
dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi‟ah dan
mudharabah. Berikut ini penjelasannya :
a. Prinsip Wadi‟ah
Prinsip wadi‟ah yang diterapkan adalah wadi‟ah yad shamanah. Bank dapat
memanfaatkan dan menyalurkan dana yang disimpan serta menjamin bahwa dana
tersebut dapat ditarik setiap saat oleh nasabah penyimpan dana. Namun demikian,
rekening ini tidak boleh mengalami saldo negative (overdraft). Landasan hukum
prinsip ini adalah :
(1) Q.S An nisa (4) Ayat 58, yang terjemahannya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha Melihat.”
(2) Al-hadits :
“Sampaikan (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan
membalas khianat kepada orang yang telah menghianatimu.” (H.R. Abu Dawud)
7
28
b. Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan dana atau deposan
bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Bank kemudian melakukan penyaluran pembiayaan kepada nasabah
peminjam yang membutuhkan dengan menggunakan dana yang diperoleh
tersebut, baik dalam bentuk murabahah, ijarah, mudharabah, musyarakah atau
bentuk lainnya. Hasil usaha ini selanjutnya akan dibagihasilkan kepada nasabah
penabung berdasarkan nisbah yang disepakati. Apabila bank menggunakannya
untuk melakukan mudharabah kedua, bank bertanggungjawab penuh atas kerugian
yang terjadi.
B. Produk Penyaluran Dana/ Pembiayaan (financing)
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Secara garis besar, produk pembiayaan kepada nasabah yaitu sebagai berikut :
1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli. Seperti bai‟ murabahah, bai‟ as salam dan
bai‟ al istishna.
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Meliputi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik.
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Meliputi musyarakah, mudharabah,
muzara‟ah, dan musaqah.
C. Produk Jasa (Service)
Selain menjalankan fungsinya sebagai intermediaries (penghubung) antara
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana, bank syariah dapat
pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan
mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara
lain sebagai berikut :
a. Sharf (jual beli valuta asing)
Pada prinsipnya, jual beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf.
Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini harus dilakukan pada waktu yang
sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing. Prinsip
ini dipraktikkan pada bank syariah devisa yang memiliki izin untuk melakukan
jual beli valuta asing.
8
b. Wadi‟ah (titipan)
Pada dasarnya, dalam akad wadiah yad dhamanah penerima simpanan
hanya dapat menyimpan titipan, tanpa berhak untuk menggunakannya. Dia
tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada
asset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang
bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena faktor-faktor di luar
batas kemampuan).
1. Faktor Individu
a. Motivasi dan kebutuhan
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh
konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan
ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dengan
yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Inilah
yang disebut dengan Motivasi. Seperti contoh adanya rasa haus dan lapar
mendorong seseorang untuk mencari makanan dan minuman.
9
b. Kepribadian dan gaya hidup
Tidak ada dua manusia yang persis sama dalam sifat atau
kepribadiannya, masing-masing memiliki karakteristik yang unik yang
berbeda satu sama lain. Inilah yang disebut sebagai kepribadian manusia.
Memahami kepribadian konsumen adalah penting bagi pemasar. Karena
kepribadian bisa terkait dengan perilaku konsumen. Perbedaan dalam
kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau
membeli produk, karena konsumen akan membeli barang yang sesuai dengan
kepribadiannya. Contohnya seseorang yang senantiasa cepat menangis ketika
mendengar berita sedih pada saat kapan dan dimanapun.
Gaya Hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya. Berbeda dengan kepribadian lebih
menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri manusia. Meskipun
berbeda tetapi keduanya saling hubungan. Kepribadian merefleksikan
karakteristik internal dari konsumen sedangkan gaya hidup menggambarkan
manifestasi eksternal dari perilaku seseorang. Contohnya, orang yang
berkepribadian pemberani mungkin akan memilih hobi yang menantang alam,
sebaliknya yang kurang berani mungkin akan memilih hobi bermain bulu
tangkis.
c. Pengetahuan
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki oleh
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan
lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen
akan mempengaruhi keputusan pembelian. 3 kategori pengetahuan konsumen
menurut Mowen dan Minor: Pengetahuan obyektif, pengetahuan subyektif dan
informasi mengenai pengetahuan lainnya. Engel, Blackwell dan Miniard
membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga macam yaitu :
1. Pengetahuan Produk
a. kategori produk
b. merk
c. terminologi produk
d. atribut atau fitur produk
e. harga produk
10
f. kepercayaan produk
2. Pengetahuan pembelian
a. pengetahuan tentang took
b. lokasi produk didalam took
c. penempatan produk yang sebenarnya didalam took
3. Pengetahuan pemakaian
Konsumen mengetahui manfaat dalam produk
2. Faktor Psikologis
a. Persepsi dan keterlibatan
Apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata dan apa
yang dicium oleh hidung, itulah yang disebut dengan stimulus. Tidak
semua stimulus tersebut semua kita ingat dan simpan dalam ingatan kita,
karena kita sebagai konsumen melakukan proses pengolahan informasi.
Stimulus bisa berbentuk produk, nama merk, kemasan, iklan, nama
produsen. Engel, Blackwell and Miniard menyatakan ada 5 tahap
pengolahan informasi yaitu :
Pemaparan (exposure) yaitu pemaparan stimulus, yang
menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui
pancainderanya.
Perhatian (attention) yaitu kapasitas pengolahan yang dialokasikan
konsumen terhadap stimulus yang masuk
Pemahaman (comprehension) yaitu interpretasi terhadap makna
stimulus
Penerimaan (acceptance) yaitu dampak persuasif stimulus kepada
konsumen
Retensi yaitu pengalihan makna stimulus & persuasi ke ingatan
jangka panjang
b. Proses pembelajaran
Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta
mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan. Contoh: konsumen akan membeli suatu produk akan
menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk berkunjung ke
beberapa toko atau bertanya pada lebih banyak pramuniaga.
11
c. Sikap
Sebagai seorang konsumen baik dari anak sampai orang tua melakukan
proses belajar. Seorang konsumen yang menyukai produk tertentu,
memilih produk tertentu dan loyal terhadap merek tertentu, merupakan
hasil dari suatu proses belajar konsumen. Pemasar perlu memahami
bagaimana konsumen belajar, karena pemasar berkepentingan untuk
mengajarkan konsumen agar konsumen bisa mengenali iklan produknya,
mengingatnya, menyukainya dan membeli produk yang dipasarkan.
3. Faktor Lingkungan
a. Budaya dan demografi
Budaya merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang
dipelajari seseorang, yang dapat mengarahkan seseorang tersebut dalam
menggunakan suatu barang atau jasa. Kepercayaan, nilai-nilai dan
kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan interaksi, hubungan
dan saling mempengaruhi dalam berperilaku.
Unsur-unsur budaya tersebut dapat mempengaruhi pengkonsumsian
suatu produk dan jasa, sebagai salah satu contoh : pada saat panen raya,
petani menggelar syukuran tanda keberhasilan dalam berproduksi,
sehingga konsumsi terhdap beras, daging dan sayur-sayuran akan
meningkat
Karakteristik demografi menunjukkan identitas seseorang bisa
berdasarkan usia, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis kelamin, status
pernikahan, pekerjaan, lokasi geografis, dan lain-lain. Sub budaya
merupakan kelompok budaya berbeda sebagai segmen yang dapat dikenali
dalam masyarakat tertentu yang lebih luas dan lebih kompleks.
b. Keluarga
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang dikaitkan oleh
hubungan darah, perkawinan, atau pengadopsiam yang tinggal bersama-
sama atau terpisah. Fungsi pokok keluarga adalah adanya proses
sosialisasi.
c. Kelompok
Adapun definisi dari kelompok rujukan atau referensi adalah setiap
orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar pembandingan bagi
12
seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman
khusus bagi perilaku.
Para pemasar tertarik pada kemampuan kelompok rujukan untuk
mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong timbulnya
kesesuaian. Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan
harus melakukan hal-hal berikut ini.
1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu
produk/merk khusus.
2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan
pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.
3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai
dengan norma-norma kelompok
4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama
dengan kelompok
d. Kelas sosial
Pendekatan sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam
berbagai kategori yang luas, berikut ini:
ukuran subyektif (kelas bawah, menengah-bawah, menengah-atas,
atas).
ukuran reputasi
ukuran obyektif terdiri dari variabel demografis atau
sosioekonomis (pekerjaan, pendidikan, penghasilan, konsumsi,
tabungan, hutang dan lain-lain)
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:309), pengembangan produk adalah
mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata untuk dapat memastikan
bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa dikerjakan. Pengembangan
produk merupakan strategi pemasaran yang memerlukan penciptaan produk baru yang
dapat dipasarkan.
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk
penyaluran dana (financing), dan produk jasa (service).
Produk Penghimpunan Dana (funding) meliputi Tabungan, Deposito, dan
Giro. Prinsip operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam
penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi‟ah dan mudharabah. Produk
Penyaluran Dana/ Pembiayaan (financing) Secara garis besar, produk pembiayaan
kepada nasabah yaitu sebagai Pembiayaan dengan prinsip jual beli. Seperti bai‟
murabahah, bai‟ as salam dan bai‟ al istishna. Pembiayaan dengan prinsip sewa.
Meliputi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik. Dan Pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil. Meliputi musyarakah, mudharabah, muzara‟ah, dan musaqah. Dan Produk Jasa
(Service) meliputi Sharf (jual beli valuta asing) dan Wadi‟ah (titipan).
Menurut Nasution (2005:45) dan Gaspersz (1997:73), pelanggan adalah semua
orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan karena
itu memberikan pengaruh pada kinerja organisasi.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kekurangan / kesalahan
pada makalah ini atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan, kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam tugas-
tugas selanjutnya, kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15