Laporan Magang Dwi Santika Herba

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

PENGESAHAN LAPORAN MAGANG

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN BAGI HASIL


MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT CABANG MEDAN BARU

Nama : DWI SANTIKA HERBA


NIM : 0503172187
Program Studi : Perbankan Syariah
No. SK Magang : B.0201/EB.I/PP.00.9/01/2021
Tanggal SK Magang : 15 Januari 2021
Lama Magang : 1Bulan (18 Februari2021 – 19 Maret 2021)
Tempat Magang : Bank Muamalat Cabang Medan Baru
Alamat Tempat Magang : Jl. Iskandar Muda No. 121, Medan

Tim Kerja Praktek (Magang) Tanda Tangan


1. Kepala Laboratorium
Dr. Kamilah, SE. Ak,M.Si, CA

2. Dosen Pembimbing Magang


Muhammad Irwan Padli Nasution, S.T,
M.M

3. Pembimbing Perusahaan
Benny Nugraha

4. Ketua Program Studi


Dr. Tuti Anggraini, MA
Laporan Magang

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN BAGI HASIL


MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT CABANG MEDAN BARU

Oleh:

DWI SANTIKA HERBA

NIM.0503172187

Program Studi

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas laporan akhir kerja
praktek magang di Bank Muamalat Cabang Medan Baru. Tak lupa pula sholawat
dan salam kepada Baginda Rasulullah Saw yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pelaksanaan kerja praktek magang ini mampu memberikan pengalaman


yang sangat bermanfaat dimana kita bisa mengaplikasikan apa yang telah kita
pelajari di bangku perkuliahan berupa teori dan langsung prakteksesungguhnya di
kerja praktek magang ini.

Saya menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang


dimiliki sehingga masih banyak kekurangan yang tertulis dalam laporan praktek
kerja magang ini. Maka dari itu saya mengharapkan pengertian pembaca serta
saran dan kritik yang membangun sehingga membantu meningkatkan
kesempurnaan penulisan laporan kedepannya.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak


yang telah membantu saya baik pada saat kegiatan magang maupun bentuk
penulisan dan isi laporan yang bertujuan untuk meningkatkan laporan akhir kerja
praktek magang ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
D. Tempat Dan Waktu ................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................ 4
PROFIL PERUSAHAAN ................................................................................................. 4
A. Sejarah Perusahaan ................................................................................................. 4
B. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................................. 5
C. Pembagian Kerja ..................................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................. 12
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ................................................................ 12
A. Deskripsi Kegiatan Magang .................................................................................. 12
B. Fenomena .............................................................................................................. 12
C. Kajian Teori .......................................................................................................... 14
1. Pengertian Sistem Pembiayaan ......................................................................... 14
2. Pembiayaan Mudharabah .................................................................................. 15
3. Sistem Bagi Hasil ............................................................................................. 17
D. Pembahasan Dan Analisis ..................................................................................... 18
1. Permohonan Pembiayaan Mudharabah ............................................................. 20
2. Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah ............................................ 20
3. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Bank Muamalat Cabang
Medan Baru............................................................................................................... 21

ii
BAB IV ............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 24
B. Saran ..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26
LAMPIRAN..................................................................................................................... 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Medan Baru.................5

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam perspekstif ekonomi Islam, segala bentuk transaksi yang


mengandung riba sebenarnya telah diharamkan oleh Allah sejak dulu.
Pelarangan riba ini bukan tanpa alasan. Pengharamannya dalam Al-Qur’an
dilakukan secara bertahap. Riba dapat mengakibatkan hancurnya sendi-sendi
ekonomi bangsa. Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman
saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman
pokok yang dibebankan kepada peminjam. 1 Dari permasalahan riba ini,
kemudian tokoh ekonomi Islam menciptakan lembaga keuangan yang berbeda
dengan sistem bank konvensional yang menjalankan bisnisnya dengan konsep
bunga, yaitu yang saat ini kita sebut dengan bank syariah.

Bank syariah merupakan suatu lembaga intermediasi yang


menyediakan jasa keuangan untuk masyarakat yang seluruh kegiatannya
dijalankan sesuai dengan prinsip Islam dan terhindar dari unsur riba.
Perbankan syariah juga hanya dapat memberikan pembiayaan terhadap usaha-
usaha yang halal. Penentuan keuntungan bagi hasil dibuat pada saat akad
dengan memperhitungkan kemungkinan untung dan rugi. Besarnya nisbah
bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. Dan apabila
usaha mengalami kerugian maka akan ditanggung oleh kedua belah pihak.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai


penghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dengan sistem bagi hasil. Sistem perbankan syariah ini
mendapat inspirasi dari nilai-nilai moral keagamaan, dimana
operasionalisasinya harus sesuai dengan aturan Islam.

1
Isnaini Harahap, dkk, Hadis-Hadis Ekoonomi, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 189

1
Sistem bagi hasil yang sering digunakan dalam bank syariah yaitu
Mudharabah dan musyarakah. Mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua
orang dimana pihak pertama (Shohibul mal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian
pengelola, maka pengelola harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
Sedangkan musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.2

Salah satu keterkaitannya adalah tentang bagaimana sebetulnya


masyarakat memahami sistem pembiayaan bagi hasil di bank syariah, karena
masih banyak masyarakat yang menyamakan antara sistem bagi hasil di bank
syariah dengan sistem bunga di bank konvensional.

Pada umumnya produk yang ditawarkan Bank Muamalat Indonesia


yaitu: Produk funding berupa tabungan wadi’ah, tabungan Mudharabah, dan
deposito Mudharabah. Dan produk financing berupa pembiayaan murabahah,
musyarakah, dan Mudharabah.

Dalam pelaksanaan prinsip bagi hasil dalam kegiatan funding di Bank


Muamalat cukup mendapat kepercayaan dari masyarakat. Akan tetapi dalam
hal penyaluran dana yang dilakukan bank syariah dalam bentuk pembiayaan,
masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pembiayaan di bank
syariah masih sama dengan kredit pada bank konvensional.

Fokus penelitian ini yaitu pada permasalahan yang berkaitan dengan


pelaksanaan sistem pembiayaan bagi hasil pada Bank Muamalat Cabang

2
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani Press, 2001)

2
Medan Baru dengan melihat bagaimana Bank Muamalat menerapkan
pembiayaan bagi hasil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,


maka yang menjadi rumusan masalah ialah bagaimana pelaksanaan sistem
pembiayaan bagi hasil Mudharabah pada Bank Muamalat Cabang Medan
Baru?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk


mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem pembiayaan bagi hasil
Mudharabah pada Bank Muamalat Cabang Medan Baru.

D. Tempat Dan Waktu

Tempat Magang : Bank Muamalat Cabang Medan Baru

Alamat : Jl. Iskandar Muda No.121, Medan

Waktu : 1 Bulan (18 Februari 2021 – 19 Maret 2021)

3
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Bank Muamalat Indonesia didirikan pada 1 Mei 1991, diprakarsai oleh


Majelis Ulama Indonesia dan Pemerintah Indonesia. Pada 1 Mei 1992, Bank
Muamalat mulai menjalankan kegiatan operasimya. Dengan dukungan nyata
dari eksponden Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim, pendirian Bank Muamalat juga mendapat
dukungan dari masyarakat. Pada tanggal 27 Oktober 1994, dua tahun setelah
didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa.
Pada akhir tahun 90-an Indonesia dilanda krisis moneter. Sektor perbankan
nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat
pun terkena dampak krisis tersebut. Oleh karena itu, kurun waktu antara tahun
1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus
keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank
Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya
dan dedikasi setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat,
strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
perbankan syariah secara murni. Bank Muamalat Indonesia saat ini juga
merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang di luar
negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia.

Bank Muamalat Cabang Medan Baru berdiri sejak Januari 2013


awalnya di Sudirman. Kemudian pada April 2020 Bank Muamalat Cabang
Medan Baru pindah ke Jl. Iskandar Muda. Bank Muamalat memiliki fungsi
yang sama dengan dengan lembaga keuangan lainnya, yaitu menghimpun
dana dari masyarakat yang berupa tabungan dan deposito kemudian dana
tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

4
Visi Dan Misi Bank Muamalat Indonesia

1. Visi Bank Muamalat


The Best Islamic Bank and Top 10 Bank In Indonesia WithStrong
Regional Presence

2. Misi Bank Muamalat


Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan
berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia
yang islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif,
untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
B. Struktur Organisasi Perusahaan

BM

SBM BDM BOSM

RM FUNDING
SBOS OO
BSS
RM FINANCING

CUSTOMER
TELLER
SERVICE

CUSTOMER BACK
TELLER SERVICE OFFICE
RM FUNDING
RM FINANCING

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Medan Baru

5
C. Pembagian Kerja

1. Kepala Cabang (Branch Manager)

Tugas dan wewenang BM sebagai berikut:

a. Menyusun perencanaan dan pelaksanaan strategi pengembangan


jaringan yang efisiensi dan efektif.
b. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional di kantor
cabang.
c. Meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja personil di bawah
subordinatnya, dengan memberikan pengarahan, pembinaan dan
pengawasan guna mencapai performance yang lebih baik dan
suasana yang menyenangkan.
d. Menyelesaikan segala permasalahan yang muncul di cabang yang
dipimpin.
e. Membina hubungan yang baik dengan instansi berikut atau
pengurus daerah.

2. Branch Operation And Service Manager

Tugas-tugas pokok BOSM:

a. Bertanggungjawab terhadap operasional sehari-hari cabang dengan


melaksanakan supervisor terhadap setiap pelayanan jasa-jasa
perbankan dari setiap unit/bagian yang berada di bawah
tanggungjawabnya.
b. Sebagai koordinatnya crew operasional cabang yang melakukan
monitoring, evaluasi, review, dan kondisi terhadap pelaksanaan
tugas-tugas harian setiap unit/bagian yang berada di bawah
tanggungjawabnya.
c. Sebagai koordinator bagian layanan yang turut membantu
pelayanan secara aktif atas tugas-tugas harian setiap unit/bagian
yang berada di bawah tanggungjawabnya.

6
d. Turut memelihara dan membina hubungan baik intern antar
unit/bagian maupun bagian bidang lingkungan perusahaan dalam
rangka menjaga mutu pelayanan kepada nasabah sehingga berada
ke tingkat yang memuaskan serta terciptanya suasana kerja yang
sehat di lingkungan perusahaan.

3. Relationship Manager Funding

Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Bertugas dalam mengumpulkan dana masyarakat sesuai dengan


produk yang ada, seperti Tabungan Muamalat Prima iB,
Tabunganku, Tabungan Muamalat Sahabat, Tabungan Muamalat
Berencana, Deposito Mudharabah, Deposito Fulinves Giro,
Muamalat Ultima iB, Giro Muamalat Attijaryi B, Tabungan Haji
Arafah, DPLK Muamalat.
b. Membuat rencana kerja mingguan dan melaporkannya kepada
Branch Manager.
c. Menjalin komunikasi dan supervise secara baik dengan nasabah
sehingga nasabah menambah DP3 dan tidak berpindah ke lain
bank.
d. Membuat rekapi tulasi tanggal ulang tahun nasabah, dan
mengirimkan kartu selamat ulang tahun.
e. Melakukan rapat dengan BranchManager untuk membahas
perkembangan funding, kendala yang dihadapi dan tindak lanjut
agar target funding tercapai.

4. Support Dan Legal Pembiayaan

Tugas-tugas pokok support dan Legal:

a. Mengadministrasikan semua dokumen-dokumen yang ada


kaitannya dengan pembiayaan.

7
b. Menyiapkan dan melaksanakan legal actionatas kebijakan
manajemen.
c. Memberikan masukan dalam menyusun manual, produk akad dan
keputusan yang terkait dengan aspek hukum.
d. Melakukan transaksi nasabah atas jaminan yang ada kaitannya
dengan pembiayaan.
e. Melakukan pengecekan atas kelengkapan dokumen pengkajian
karyawan.
f. Memeriksa kelegalan dokumen-dokumen pelayanan atau nasabah
lainnya.
g. Melakukan laporan bulanan kepada Bank Indonesia mengenai
pembiayaan yang telah disalurkan.
h. Sebagai pembuat analisa yuridis.

5. Back Office

Tugas-tugas pokok Back Office:

a. Mengelola transaksi standing instruction


b. Mengelola seluruh aktivitas transaksi kliring yang meliputi
pengelolaan transaksi dalam aplikasi SKN-BI, pembukuan
transaksi dan untuk memastikan semua kegiatan tersebut dapat
berjalan secara efektif dan efisien serta tepat waktu.
c. Mengelola dan mengadministrasikan stok buku cek/BG.
d. Mengelola dokumentasi transaksi kliring termasuk di dalamnya
file-file dan tiket-tiket reversing secara benar dan rapi.
e. Membuat SPT pajak bulanan dan tahunan atas seluruh beban pajak
dan mengirimkan ke kantor pajak setempat termasuk pembayaran
pajaknya.
f. Mengelola transaksi payroll termasuk di dalamnya
mengadministrasikan dokumen serta membukukan transaksi

8
tersebut dengan benar sesuai dokumen pendukung berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang berlaku.
g. Mengelola transaksi pembukuan nisbah khusus (special nisbah)
termasuk di dalamnya mengadministrasikan dokumen serta
membukukan dengan benar sesuai dokumen pendukung transaksi
tersebut berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
h. Menggantikan sementara petugas frontliner atau backoffice yang
berhalangan hadir di kantor cabang, kantor cabang pembantu,
kantor kas dan mobilebranch.

6. Customer Service

Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Mengenalkan dan menawarkan produk-produk bank Muamalat


kepada nasabah dengan baik dan benar.
b. Mengelola dan mengadministrasikan seluruh aktivitas pembukaan
rekening oleh nasabah secara efektif dan efisien.
c. Mengelola dan mengadministrasikan seluruh aktivitas penutupan
rekening oleh nasabah secara efektif dan efisien.
d. Mengelola dan mengadministrasikan seluruh aktivitas yang
berkaitan dengan manajemen kartu ATM dengan baik dan benar
sesuai dengan fungsinya.
e. Mengelola dan mengadministrasikan seluruh aktivitas yang
berkaitan dengan penerima BPIH oleh nasabah calon haji termasuk
pelimpahannya, dengan baik dan benar.
f. Menerima hingga menyelesaikan (baik secara mandiri maupun
melalui koordinasi dengan unit kerja lainnya) atas seluruh
keluhan/pengaduan nasabah dengan baik dan benar, termasuk di
dalamnya pengadministrasian dokumentasinya.

9
g. Memastikan ketentuan tentang KYC, pengkinian data nasabah,
complaintracking, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
Prudential banking dapat terlaksana dengan baik dan benar.
h. Menggantikan sementara petugas frontlineratau backoffice yang
berhalangan hadir di kantor cabang, kantor cabang pembantu,
kantor kas dan mobilebranch.
7. Teller

Memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Mengeluarkan dan memasukkan kotak uang dari khasanah.


b. Menerima transaksi tunai dari beberapa penyetoran dan penarikan
uang serta jual beli valuta asing, untuk diperiksa kebenaran fisik
uang dengan jumlah yang tertulis, guna memastikan kebenarannya
agar tidak terjadi selisih.
c. Melayani transaksi non tunai berupa pemindah Bukuan transfer
dan kliring untuk diperiksa keabsahannya, agar transaksi tersebut
dapat dijalankan sesuai dengan keinginan nasabah.
d. Melakukan permintaan apabila kekurangan dan penyetoran apabila
kelebihan kepada head teller sekaligus meminta fasilitas override
apabila melebihi limit transaksi agar pelayanan kepada nasabah
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target standar layanan
yang ditentukan oleh Bank Muamalat.
e. Mencatat setiap transaksi yang telah dilakukan pada daftar mutasi
harian tellerdan hasil rekapan transaksi, untuk diminta
otoritas/persetujuan kepada atasan, guna memastikan kebenaran
transaksi tersebut agar tidak terjadi selisih kas.
f. Koordinasi dengan bagian yang lain yang terkait (bagian transfer,
kliring, dan lain-lain) dalam haloenerimaan transaksi non tunai,
untuk menjamin kelancaran proses dan pelayanan dengan nasabah
agar sesuai dengan standar mutu layanan yang ditetapkan oleh
perusahaan.

10
g. Menangani/menyelesaikan komplain dari nasabah yang
berhubungan dengan transaksi uang tunai/non tunai, sehingga
nasabah merasa puas atas pelayanan yang diberikan sesuai dengan
target standar mutu layanan yang ditetapkan perusahaan.
h. Apabila terjadi selisih, maka dicari jalan keluarnya agar selisih
tersebut dapat ditangani dengan baik sehingga tidak mengganggu
pendapatan perusahaan.
i. Bertanggungjawab atas peralatan dan sarana penunjang teller
lainnya untuk disimpan di tempat yang aman, sehingga peralatan
tersebut tidak disalahgunakan oleh orang lain yang tidak
bertanggungjawab.
j. Mengumpulkan warkat-warkat seperti cek bilyet giro, dan setoran
kliring lainnya untuk diserahkan ke bagian lain guna di proses
lebih lanjut.
k. Melaksanakan cashcount akhir hari dan membuat denominasi atas
fisik uang.
l. Menyusun rekap harian teller dengan melampirkan tiket-tiket yang
telah dibuat untuk diperiksakan kepada atasan.

11
BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Magang

Selama menjalankan kerja praktek magang di Bank Muamalat cabang


Medan Baru, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru yg belum
saya dapatkan di bangku perkuliahan. Dimana pada saat magang saya diberi
kesempatan untuk belajar banyak hal tentang perbankan syariah dan ikut
membantu kegiatan yang ada di dalamnya. Saat melakukan pekerjaan yang
dipercayakan, saya banyakmendapat arahan dan bantuan dari seluruh pegawai
yang ada di bank Muamalat.

Adapun kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama magang di bank


Muamalat Cabang Medan Baru diantaranya:

1. Memeriksa dan merapikan Petty cash


2. Memberi stempel pada dokumen data nasabah
3. Scan formulir pembukaan rekening nasabah dan pengkinian data
nasabah
4. Menyusun dan merapikan laporan perincian kas
5. Memeriksa dan merapikan serta melengkapi tanda tangan pada
tiket transaksi
6. Mencatat nomor segel ATM
7. Mengikuti webinar yang diadakan oleh Bank Muamalat Indonesia

B. Fenomena

Perekonomian yang berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah sudah


cukup lama dinantikan umat islam di Indonesia maupun dari belahan dunia
lainnya. Penerapan nilai-nilai dan prinsip syariah dalam segala aspek
kehidupan dan aktivitas transaksi antar umat didasarkan pada aturan-aturan

12
syariah sudah cukup lama diperjuangkan dan diharapkan eksis dalam
pembangunan ekonomi.

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa bank syariah merupakan


bank yang berprinsip utama bagi hasil sehingga prinsip bagi hasil seharusnya
lebih diutamakan. Pembiayaan bagi hasil adalah pola pembiayaan yang
mencerminkan spirit perbankan syariah. Pembiayaan bagi hasil dapat
mengurangi terjadinya krisis ekonomi dan keuangan.

Pembiayaan mudharabah secara tidak langsung adalah bentuk


penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional
dalam mencari keuntungan. Bank islam dengan sistem bagi hasil sebagai
alternatif pengganti dari penerapan sistem bunga ternyata dinilai telah berhasil
menghindarkan dampak negatif dari penerapan bunga. Selain mampu
menghindarkan dari dampak negatif penerapan bunga, Bank dengan sistem
bagi hasil dinilai megalokasikan sumber daya dan sumber dana secara efisien.
Kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya dan sumber dana secara
efisien merupakan modal utama untuk menghadapi persaingan pasar dan
perolehan laba.3

Masalah pokok kecilnya jumlah pembiayaan dengan sistem bagi hasil


adalah adanya kendala-kendala teknis baik internal maupun eksternal.
Tingginya resiko menjadi pertimbangan utama mengapa bank syariah kurang
tertarik untuk memberikan pembiayaan Mudharabah, karena di zaman
sekarang masih sangat sulit mencari pengusaha yang jujur dan amanah.
Padahal kunci keberhasilan pembiayaan bagi hasil sangat tergantung pada
karakter nasabah. Jika pendapatan besar harus dilaporkan besar pula, tidak
boleh sebaliknya apabila untung besar dilaporkan dengan keuntungan kecil
pada bank, atau bahkan dilaporkan rugi.

Pada Bank Muamalat Cabang Medan Baru sendiri tidak banyak


memberikan pembiayaan Mudharabah kepada nasabah. Bank Muamalat

3
Tri Subakti, Akad Pembiayaan Mudharabah Perspektif Hukum Islam, (Malang: Literasi
Nusantara, 2019), hlm.2-4

13
Cabang Medan baru hanya memberikan pembiayaan Mudharabah kepada
nasabah-nasabah pada usaha korporasi saja, diantaranya:

1. Modal usaha koperasi


2. Usaha pertambangan
3. Usaha industri
4. Usaha listrik, gas, dan air
5. Usaha konstruksi
6. Usaha perdagangan
7. Usaha transportasi
8. Usaha pertanian
9. Usaha jasa sosial

C. Kajian Teori
1. Pengertian Sistem Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian


fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit. Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati
oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak di bidang industri,
pertanian, dan perdagangan, untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Keberadaan prinsip bank
syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan
hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di
Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman,
diantaranya:

a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan


sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

14
b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh Bank konvensional
karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank
konvensional.
c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh
rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang
dilakukan.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi


dua hal berikut:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baikusaha produksi, perdagangan, maupun
investasi.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi
dua hal, yaitu:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan produksi, dan bentuk keperluan
perdagangan atau peningkatan utilityofplace dari suatu barang.
2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang erat
kaitannya dengan itu.
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.4

2. Pembiayaan Mudharabah

Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua


pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shohibul mal)
yang menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola

4
Muhammad Lathief Ilhamy Nasution, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Medan: Febi Uin-
SuPress, 2018), hlm.4-10

15
usaha (mudharib) keuntungan usaha didapatkan dari akad mudaharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, dan biasanya dalam
bentuk nisbah (prosentase). 5 Kerugian jika ada ditanggung oleh pemilik
modal, jika kerugian itu terjadi dalam keadaan normal, pemodal tidak boleh
intervensi kepada pengguna dana dalam menjalankan usahanya. 6Mudharabah
di dunia bank syariah merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi
operasional bank islam secara keseluruhan.

Adapun syarat-syarat sah mudharabah adalah sebagai berikut:

a. Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai.


Apabila barang tersebut berbentuk emas atau perak batangan
(tabar), maka emas hiasan atau barang dagangan lainnya,
mudhrabah tersebut batal.
b. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan
tasaruf, maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang
gila, dan orang-orang yang berada di bawah pengampuan.
c. Modal harus diketahui dengan jelasagar dapat dibedakan antara
modal yang diperdagangkan dan laba atau keuntungan dari
perdagangan tersebut yang akan dibagikan kepada dua belah pihak
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
d. Keuntungan ynag akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal
jelas persentasenya, umpamanya setengah, sepertiga, atau
seperempat.
e. Melafadzkan ijab dari pemilik modal dan kabul dari pengelola.
f. Mudharabah bersifat mutlak.7

5
Mahmudatus Sa’diyah, Fiqih Muamalah II Teori dan Praktik, (Jawa Tengah: UNISNU PRESS,
2019), hlm. 61
6
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 193
7
Ibid, hlm. 195-196

16
Adapun ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah
sebagai berikut:

a. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola


modal harus diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang
yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal
diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati
bersama.
b. Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat
diperhitungkan dengan cara perhitungan dari pendapatan proyek
(revenue sharing) dan perhitungan dari keuntungan proyek.
c. Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada
setiap bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemmilik
modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan,
dan penyalahgunaan dana.
d. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun
tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika
nasabah cedera janji dengan sengaja, misalnya tidak mau bayar
kewajiban atau menunda pembayaran kewjiban, maka ia dapat
dikenakan sanksi administrasi.8

3. Sistem Bagi Hasil

Dalam sistem perbankan islam bagi hasil merupakan suatu mekanisme


yang dilakukan oleh bank islam dalam upaya memperoleh hasil dan
membagikannya kembali kepada pera pemilik dana sesuai kontrak yang telah
disepakati bersama di awal. Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua
belah pihak ditentukan kesepakatan dan harus terjadi dengan adanya kerelaan
oleh masing-masing pihak tanpa adanya paksaan.

8
Ibid, hlm. 216

17
Dalam hukum islam penerapan bagi hasil harus memperhatikan prinsip
at-ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota
masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an “Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketakwaan,
dan janganlah kamu tolong-menolong dalam dalam berbua dosa dan
pelanggaran” serta menghindari prinsip al-iktinaz, yaitu menahan uang (dana)
dan membiarkannya menganggur (tidak digunakan untuk transaksi) sehingga
tidak bermanfaat bagi masyarakat umum. Pembagian usaha ini dapat terjadi
antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah
penerima dana. 9

Sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian


atau ikatan bersama dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat
antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan
syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di
dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya akad. Besarnya penentuan
porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai dengan
kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya unsur kerelaan di
masing-masing pihak tanpa adanya unsur pemaksaan. Dalam bagi hasil
banyak faktor yang mempengaruhi bagi hasil diantaranya investment rate,
total dana investasi, jenis dana, nisbah metode perhitungan bagi hasil, dan
kebijakan akuntansi.10

D. Pembahasan Dan Analisis

Sistem bagi hasil yang lazim dan umum yang diterapkan pada bank
syariah ada dua bentuk yaitu profit sharing dan revenue sharing. Profit sharing
adalah perhitungan bagi hasil keuntungan dari pengelelolaan dana yaitu

9
Zaenal Arifin, Akad Mudharabah (Penyaluran Dana dengan Prinsip Bagi Hasil), (Jawa Barat:
CV. Adanu Abimata, 2021), hlm. 13
10
Andriantodan M.Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori Dan
Praktek), (Qiara Media Partner, 2019), hlm.471

18
pendapatan usaha dikurang dengan beban atau biaya-biaya usaha untuk
mendapatkan beban tersebut. Sedangkan revenue sharing adalah sistem bagi
hasil yang perhitungannya sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk
mendapatkan pendapatan tersebut. Kedua sistem bagi hasil ini memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Di Bank Muamlat Cabang Medan Baru, pihak bank akan melakukan


survei terlebih dahulu terhadap calon nasabah dan usaha yang akan
dibiayainya sebelum memberikan pembiayaan. Hal ini dilakukan dengan
langsung turun ke lapangan untuk mengetahui kredibilitas calon nasabahnya.
Selanjutnya, akan dilakukan analisis pembiayaan yaitu analisis 6C (Character,
Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy, dan Constraint) dan
analisis terhadap aspek-aspek perusahaan. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan
mudharabah tidak ada jaminan, namun sebagai antisipasi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dilakukan oleh mudharib maka pihak bank dapat
meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Apabila mudharib terbukti
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati pada saat akad,
maka jaminan ini dapat dicairkan. Dalam menyalurkan pembiayaan
mudharabah bank syariah akan mempertimbangkan faktor jaminan dari
nasabah atas pembiayaan mudharabah yang diterima untuk menutupi
kemungkinan risiko kerugian yang akan dihadapi oleh bank syariah akibat
kesalahan yang dilakukan nasabah di kemudian hari.

Jenis usaha yang dapat diajukan untuk pembiayaan oleh bank syariah
yaitu pembiayaan produktif yang menghasilkan keuntungan dan merupakan
usaha yang halal seperti usaha perdagangan, koperasi, industri,
pertambangan, pertanian, dan lain-lain. Dan jangka waktu pembiayaan
mudharabah ini yaitu maksimal lima tahun. Bank syariah melarang penyaluran
pembiayaan kepada usaha yang tidak halal dan usaha-usaha yang dilarang
dalam islam, seperti produksi perdagangan minuman keras, peternakan babi,
perjudian, dan yang lainnya.

19
1. Permohonan Pembiayaan Mudharabah

Pengajuan permohonan pembiayaan mudharabah dilakukan beberapa


tahap. Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan
mudharabah kepada petugas pembiayaan. Petugas akan menjelaskan
mengenai prosedur pembiayaan yang harus dilakukan oleh calon nasabah
pada saat mengajukan permohonan pembiayaan. Pengajuan permohonan
pembiyaan harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh
petugas pembiayaan, hal tersebut digunakan untuk bahan pertimbangan
pengambilan keputusan apakah permohonan pembiayaaan mudharabah yang
diajukan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Dokumen yang harus diserahkan oleh calon nasabah adalah Nomor


Pokok Wajib Pajak (NPWP), KTP pengurus, akta pendirian usaha, Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SIUP), Surat Izin
Tempat Usaha (SITU), laporan keuangan minimal dua tahun. Selain
dokumen-dokumen tersebut, permohonan yang diajukan juga harus memuat
tentang data nasabah yang berkaitan dengan pembiayaan yang diajukan dan
keadaan calon nasabah. Data-data yang harus dilengkapi tersebut meliputi:
Identitas calon nasabah, informasi tentang usaha yang akan dikelola, riwayat
pembiyaan yang pernah diterima dan referensi atau rekomendasi dari pihak
yang terkait, proyeksi kebutuhan pembiayaan, jangka waktu pembiyaan dan
rencana penggunaan pembiayaan, serta informasi tentang jaminan.

2. Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Dalam melakukan perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah,


Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan Baru menerapkan beberapa
prosedur, antara lain:

a. Membuat tabel proyeksi pembayaran dengan melakukan perhitungan


terlebih dahulu. Tabel tersebut memuat catatan pembayaran yang
dilakukan nasabah setiap bulan yang terdiri dari pokok, margin, total
angsuran, bagi hasil bank dan nasabah.

20
b. Membandingkan proyeksi tersebut dengan realisasi dan
perhitungannya.

Perhitungan nisbah bagi hasil jenis pembiayaan mudharabah yang


diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan Baru adalah
pembiayaan mudharabah muthlaqah. Penentuan besar/kecilnya nisbah
bagi hasil dilakukan oleh bank terhadap pembiyaan. Margin merupakan
prosentase keuntungan yang diharapan dalam satu tahun. Dalam
pembiayaan, margin tersebut dikalikan dengan pendapatan rata-rata
bulanan mitra kerja dalam satu tahun sehingga dapat diketahui taksiran
pendapatan atas pembiayaan yang diberikan. Kemudian besarnya taksiran
pendapatan atas pembiayaan dibagi dengan total pembiayaan untuk
mengetahui nisbah bagi hasil bank. Besarnya nisbah bagi hasil nasabah
dapat diketahui dengan cara 100% dikurangi dengan nisbah bagi hasil
bank.

Hasil dari perhitungan nisbah bank digunakan sebagi pedoman


dalam bernegosiasi dengan nasabah. Bank akan melakukan penawaran
nisbah lebih besar atau sama dengan hasil perhitungan nisbah tersebut.
Apabila nasabah menyetujui besar nisbah tersebut, maka transaksi
pembiayaan dapat dilakukan, namun bank tidak boleh memberatkan
nasabah dalam hal pembayaran cicilan pokok pembiayaan atau
mempersulit finansial nasabah.

3. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Bank Muamalat


Cabang Medan Baru
a. Tahap solisitasi
Proses solitasi yaitu penjelasan dari pihak Bank Muamalat Cabang
Medan Baru kepada nasabah, mengenai tatacara pengajuan
pembiayaan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi nasabah
ketika akan mengajukan pembiayaan kepada Bank Muamalat Cabang
Medan Baru.

21
b. Nasabah selanjutnya mengajukan permohonan pembiayaan ke bagian
marketing. Permohonan pembiayaan terdiri dari Surat Pengajuan
Pembiayaan (SPP) dan Data Permohona n Pembiayaan (DPP).
c. Data Permohonan Pembiayaan (DPP) dibedakan menjadi tiga jenis
disesuaikan dengan karakteristik usahanya:
1) Data Permohonan Pembiayaan untuk pembiayaan individual:
a) Surat permohonan pembiayaan
b) Proposal pengajuan pembiayaan
c) Surat persetujuan suami-istri di atas materai
d) Fotokopi KTP suami-istri (2 buah)
e) Fotokopi surat nikah (1 buah)
f) Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
g) Data penghasilan nasabah
h) Data jaminan pembiayaan
2) Data Permohonan Pembiayaan untuk pembiayaan koperasi:
a) Surat permohonan pembiayaan
b) Proposal pengajuan pembiayaan
c) Fotokopi NPWP, SIUP
d) AD/ART koperasi
e) Akte perubahan koperasi
f) Surat pengesahan badan hukum dari Depkop
g) Susunan pengurus koperasi yang disahkan Depkop
h) Laporan keuangan dan hasil RAT 2 tahun akhir
i) Data jaminan pembiayaan
3) Data Permohonan Pembiayaan untuk Pembiayaan Usaha
Menengah
a) Surat permohonan pembiayaan
b) Proposal pengajuan pembiayaan
c) Fotokopi NPWP, SIUP
d) Company profile, Akte pendirian dan perubahannya
e) Surat pengesahan dari DepKeh

22
f) Laporan keuangan minimal 2 tahun terakhir
g) Data jaminan
d. Marketing menerima dan memeriksa Surat Permohonan Pembiayaan
(SPP) dan Data Permohonan Pembiayaan (DPP) dari nasabah.
e. Marketing mengeluarkan Memo Intern Marketing (MIM) beserta SPP
dan DPP, kemudian menyerahkan ke bagian support pembiayaan.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengajuan permohonan pembiayaan mudharabah dilakukan dengan


beberapa tahap. Calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan
mudharabah kepada petugas pembiayaan. Kemudian, petugas akan
menjelaskan mengenai prosedur pembiayaan yang harus dilakukan oleh calon
nasabah pada saat mengajukan permohonan pembiayaan. Pengajuan
permohonan pembiyaan harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang
diperlukan oleh petugas pembiayaan, hal tersebut digunakan untuk bahan
pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan pembiayaaan
mudharabah yang diajukan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.
Sebelum memberikan pembiayaan pada nasabah pihak Bank Muamalat
Cabang Medan Baru akan melakukan survei terlebih dahulu terhadap calon
nasabah dan usaha yang dibiayainya. Survei ini dilakukan dengan cara turun
langsung ke lapangan untuk mengetahui kredibilitas calon nasabahnya.
Selanjutnya akan dilakukan analisis pembiayaan yaitu dengan analisis 6C dan
analisis terhadap aspek-aspek perusahaan.

B. Saran

Untuk menciptakan perbankan syariah yang ideal, masih perlu kerja


keras dari seluruh umat islam terutama para praktisi bank syariah agar
masyarakat bisa beralih menggunakan produk-produk yang ada dalam bank
syariah guna menghindari adanya unsur riba dalam praktek perbankan. Para
praktisi perbankan syariah juga perlu melakukan sosialisasi tentang perbankan
syariah khususnya mengenai prinsip bagi hasil, sehingga masyarakat dapat
mengetahui tentang pembagian bagi hasil pada bank syariah. Dengan
demikian masyarakat dapat membedakan sistem bagi hasil di bank syariah
dengan sistem bunga pada bank konvensional.

24
25
DAFTAR PUSTAKA

Antonio. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.

Andrianto dan M.Anang Firmansyah. (2019). Manajemen Bank Syariah


(Implementasi Teori
Dan Praktek. Surabaya: Qiara Media Partner.

Arifin, Zaenal. (2021). Akad Mudharabah (Penyaluran Dana dengan Prinsip


Bagi Hasil.
Jawa Barat: CV. Adanu Abimata.

Mardani. (2013). Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana.

Nasution, Muhammad Lathief Ilhamy. (2018). Manajemen Pembiayaan Bank


Syariah.
Medan: Febi Uin-Su press.

Sa’diyah, Mahmudatus. (2019). Fiqih Muamalah II Teori dan Praktik. Jawa


Tengah:
UNISNU PRESS.

Subakti, Tri. (2019). Akad Pembiayaan Mudharabah Perspektif Hukum Islam.


Malang:
Literasi Nusantara.

26
LAMPIRAN

1. Surat Izin Magang

27
2. Foto Bersama Pegawai Bank Muamalat Cabang Medan Baru

28
3. Presentase Tentang Basic Syariah Banking Dengan BOSM

29
4. Mengikuti Webinar Yang Dilaksanakan Oleh Bank Muamalat Indonesia

30
31
BLANGKO PENILAIAN DOSEN PEMBIMBING MAGANG
PRAKTEK KERJA (MAGANG) MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUMATERA UTARA MEDAN

Nama : DWI SANTIKA HERBA


NIM : 0503172187
Program Studi : Perbankan Syariah
No. SK Magang : B.0201/EB.I/PP.00.9/01/2021
Tanggal SK Magang : 15 Januari 2021
Lama Magang : 1Bulan (18 Februari2021 – 19 Maret 2021)
Tempat Magang : Bank Muamalat Cabang Medan Baru
Alamat Tempat Magang : Jl. Iskandar Muda No. 121, Medan

No. Materi Penilaian Nilai Angka


(70-100)
1. Laporan Magang: (Nilai 70-79)
a. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah
dan Rumusan Masalah)
b. Profil Perusahaan (Sejarah dan Alur
Kerja atau praktek manajemen)
c. Hasil Kegiatan dan Pembahasan
(Fenomena dan Solusi) 75
2. Ekstensi Laporan Magang
a. Artikel; atau
b. Buku ber-ISBN; atau
c. Laporan Pengabdian
Total
Rata-Rata
75
Catatan: Angka rata-rata akhir minimal 70 dan maksimal 100

32
Medan,
Dosen Pembimbing Magang

(Muhammad Irwan Padli Nasution, S.T, M.M)

NIP. 197502132006041003

33

Anda mungkin juga menyukai