Perencanaan Perkerasan - Week 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 55

Perencanaan Perkerasan

Week 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
pelayanan konstruksi jalan
• Fungsi dan kelas jalan
• Kinerja Perkerasan
• Umur Rencana
• Beban Lalu lintas
• Sifat dan daya dukung Tanah dasar
• Kondisi Lingkungan
• Sifat dan ketersediaan bahan konstruksi jalan
• Bentuk geometrik jalan
Kinerja perkerasan jalan
• Keamanan, ditentukan berdasarkan gesekan akibat
adanya kontak antara ban dan permukaan jalan
• Wujud Perkerasan
• Fungsi pelayanan

Wujud perkerasan dan fungsi pelayanan umumnya satu


kesatuan yag digambarkan dengan “Kenyamanan
mengemudi (riding quality)”
Tingkat kenyamanan ditentukan
berdasarkan anggapan ;
• Jalan disediakan untk memberikan keamanan dan
kenyamanan pada pemakai jalan
• Kenyamanan sebenarnya merupakan faktor subjektif
• Kenyamanan berkaitan dengan bentuk fisik
perkerasan yang dapat diukur secara objektif
• Wujud perkerasan juga dapat dapat
diperolehdarisejarah perkerasan jalan
• Pelayanan jalan dapat dinyatakan sebagai nilai rata-
rata yang diberikan oleh sipemakai jalan.
Kinerja perkerasan dapat dinyatakan
dengan :
• Indeks permukaan / Indeks Permukaan
(IP)
Fungsi Pelayanan

serviceability index 4 -5 Sangat baik


3–4 Baik
2 -3 Cukup
1–2 Kurang
0 -1 Sangat

RCI Kondisi permukaan jalan secara visuil

• Indeks kondisi jalan / 8 – 10


7–8
Sangat rata dan teratur
Sangat baik, umumnya rata
road condition index 6–7
5–6
Baik
Cukup, sedikit sekali atau tidak ada
lubang, tetapi permukaan jalan tidak rata
4–5 Jelek, kadang-kadang ada lubang,
permukaan jalan tidak rata
3–4 Rusak, bergelombang, banyak lubang
2–3 Rusak berat, banyak lubang dan seluruh
daerah perkerasan hancur
≤2 Tidak dapat dilalui, kecuali dengan 4 WD
jeep
Lalu Lintas
• Tebal perkerasan jalan ditentukan dari besar
beban yang akan dipikul.
• Besar beban lalu lintas dapat diperoleh dari :
- Analisa lalu lintas saat ini
- Perkiraan pertumbuhan jumlah
kendaraan selama umur rencana
Beban sumbu standar (Standar axle load)

• Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam variasi


ukuran, beban, konvigurasi sumbu.
• Perlu ada beban standar
• Beban standar adalah beban sumbu tunggal roda ganda
seberat 18.000 pound (8.16 Ton)
33 cm

Tekanan Angin =
5.5 kg/cm2

8.16 ton

11 cm
Kondisi Lingkungan dan pengaruhnya terhadap
konstruksi perkerasan jalan
• Mempengaruhi sifat teknis konstruksi
perkerasan dan komponen material
perkerasan
• Pelapukan bahan meterial
• Mempengaruhi penurunan tingkat pelayanan
dan tingkat penyamanan perkerasan jalan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi

• Air Tanah dan hujan, adanya aliran air disekitar


badan jalan mengakibatkan perembesan air ke badan
jalan yang mengakibatkan perlemahan ikatan antar
butiran agregat dengan aspal, dan perubahan kadar
air akan mempengaruhi daya dukung tanah dasar.
• Kemiringan medan, untuk mempercepat pengaliran
air.
• Perubahan temperatur, bahan aspal adalah meterial
termo plastis.
Outline
• Sejarah perkembangan perkerasan
• Jenis konstruksi perkerasan
• Kriteria dan fungsi lapis permukaan lentur dan
kaku
• Fungsi masing-masing lapisan pada perkersan
lentur
SEJARAH PERKEMBANGAN
PERKERASAN
Pengertian
 Jalan adalah prasarana yang dapat dilalui oleh makhluk hidup
dan kendaraan atau barang. Sedangkan secara teknis
pengertian jalan adalah prasarana yang digunakan kendaraan
untuk dapat bergerak yang menghubungkan dari satu daerah ke
daerah lainnya.

 Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi


segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU Np
38/2004)
Definisi Perkerasan Jalan
• Perkerasan jalan adalah konstruksi jalan yang
diperuntukan bagi jalan lalu lintas yang
terletak diatas tanah dasar, dan pada dasarnya
terdiri dari lapis pondasi bawah, pondasi atas,
dan lapis permukaan.
 4000 SM merupakan jalur yang digunakan untuk
bepergian dan mengangkut barang
 Sudah menggunakan jalur transportasi yang lebih tinggi untuk
mengurangi banjir pada lintasan

 3000 SM ditemukan roda


 Menggunakan gerobak
 Lebar kendaraan 2 m dan gauge 1,4 m

 2000 SM dimulai pembangunan jalan


 Mempertimbangkan lebar, nilai, bahan, bentuk
 Batu membuktikan permukaan jalan yang tahan lama
312 SM Appian Way dibangun
 Jalan Romawi kuno yang paling penting
 Disebut sebagai “The Queen Road“
 Ini menghubungkan Roma ke Brindisi, Apulia di tenggara Italia –
dengan panjang 50 km, bahan bagus dan drainase
Via Appian Map
Abad ke-16 istilah jalan dimulai
 muncul dari kata kerja “ride“

585 Guido Toglietta, seorang insinyur Italia


menerbitkan gagasan tentang penggunaan batu
pecah kecil untuk membangun jalan baru
Pembangunan jalan modern dimulai pada akhir abad ke
delapan belas
 1764: batu paving dan batu-batu kecil (Perancis)
 1820 : Telford melakukan perbaikan dalam desain dengan
drainase
 1822 McAdam : pemadatan lebih baik permukaan tanah dasar
dan binded
 1854 Hooley mengadaptasi teknik McAdams untuk menggunakan
tar sebagai sealant (oleh karenanya disebut sebagai Tarmac)

1908 Long Island Motor Parkway - panjangnya 10 km dan


menggunakan superelevasi
Jalan pada masakini
• Keamanan
• Biaya
• Efisiensi
• Perilaku pengemudi
• Dampak lingkungan
JENIS KONSTRUKSI PERKERASAN
Konsep desain struktur perkerasan jalan telah mengalami 4
(empat) tahapan perkembangan secara signifikan:
• Pendekatan desain berdasarkan pengalaman (contoh:
perkerasan telford).
• Pendekatan desain secara empiris dgn menggunakan nilai
ITP.
• Pendekatan desain secara mekanistik melalui perhitungan
respon struktur perkerasan terhadap beban roda
kendaraan (nilai tegangan, regangan dan lendutan).
• Pendekatan desain umur-layan panjang (perpetual)
dimana kerusakan struktur perkerasan dirancang agar
kerusakan hanya terjadi pd lapisan permukaan atau lapis
beraspal saja.
Pada umumnya, masalah yang seringkali dijumpai pada
struktur perkerasan telford, adalah sebagai berikut:

• Struktur perkerasan telford sangat lentur (modulus tanah dasar


rendah), dengan atau tanpa fasilitas sub-drain yang memadai.
• Tidak cocok untuk beban lalu lintas yang berat.
• Pergeseran yang terjadi di antara batuan telford berdampak besar
pada permukaan jalan.
• Usulan alternatif solusi yg dapat ditawarkan umumnya sangat mahal,
apakah dengan pekerjaan rekonstruksi atau dengan penggunaan
geotextile di bawah lapisan deep overlay.
Perpetual Pavement Design Concept
(Newcomb et al, 2000)
Perkerasan Lentur dan Perkerasan
Kaku
• Perkerasan jalan aspal adalah perkerasan jalan yang permukaan bagian
atasnya menggunakan campuran agregat-aspal. Struktur perkerasan jalan
aspal bersifat relatif lentur karena aspal dapat melunak bila suhu
meningkat atau dibebani secara terus menerus. Oleh karena itu maka
perkerasan jalan aspal sering juga disebut perkerasan lentur.

• Perkerasan jalan beton/semen adalah perkerasan jalan yang permukaan


bagian atasnya menggunakan campuran agregat-semen yang dibentuk
menjadi pelat-pelat. Struktur perkerasan jalan beton aspal bersifat relatif
kaku karena ikatan kimia antara agregat dan semen menghasilkan struktur
komposit yang keras dan kuat. Oleh karena itu maka perkerasan jalan
beton sering juga disebut perkerasan kaku.
Faktor yang mempengagaruhi Jenis
Pemilihan
• Faktor teknis
• Pendanaan
• Kenyamanan
• Keamanan berkendaraan
• Aspek politis.
 Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) : perkerasan yang
menggunakan campuran batuan pecah, pasir dan aspal
sebagai bahan pengikat.

 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) : perkerasan yang


menggunakan campuran batu pecah, pasir dan semen
sebagai bahan pengikat.

 Perkerasan komposit (Composit Pavement) : konstruksi


perkerasan dengan struktur lapisan bawah menggunakan
lapisan beton (Rigid pav) dan ditutup dengan lapisan atas
(surface) dari lapisan aspal (Flexible pav).
KRITERIA DAN FUNGSI LAPIS
PERMUKAAN LENTUR DAN KAKU
Ilustrasi gaya yg bekerja

 Daya dukung tanah terhadap pembenan struktur jalan


akibat beban kendaraan
Ilustrasi Gaya Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
• Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) adalah sistim perkerasan dimana
konstuksinys terdiri dari beberapa lapisan. Tiap-tiap Lapisan perkerasan
pada umumnya menggunakan bahan maupun persyaratan yang berbeda
sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menyebarkan beban roda kendaraan
sedemikian rupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas
daya dukungnya.
• Umumnya bagian-bagian lapisan perkerasan tersebut terdiri dari :
o Tanah dasar (Subgrade)
o Lapisan pondasi bawah (Subbase Course)
o Lapisan pondasi atas (Base Course)
o Lapisan permukaan (Surface Course
STRUKTUR PERKERASAN LENTUR

Lapis Permukaan (Surface Coarse)

Lapis Pondasi Atas (Base Coarse)

Lapis Pondasi bawah (Sub Base Coarse)

Tanah Dasar (Sub Grade)


Karakteristik Perkerasan Lentur
• bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat memberi
kenyamanan bagi pengguna jalan.
• seluruh lapisan ikut menanggung beban
• penyebaran tegangan kelapisan tanah dasar sedemikian sehingga tidak
merusak lapisan tanah dasar.
• pada umumnya menggunakan bagan pengikat aspal.
• usia rencana maksimum 20 tahun
Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur

1. Macadam yaitu jenis konstruksi lentur yang menggunakan


material lapisan pondasinya batu pecah tetapi
penyusunannya secara melintang.
2. Telford yaitu jenis konstruksi lentur yang menggunakan
material lapisan pondasi batu pecah tetapi penyusunannya
secara vertikal.

Jenis Bahan Pengikat Aspal

•Aspal keras (aspal cement)


•Aspal Cair
•Aspal emusi
PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

 Perkerasan kaku (Rigid Pavement) adalah suatu perkerasan jalan


yang berupa beton (concrete) yang terdiri atas campuran agregat
dengan semen sebagai bahan pengikat

 Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari


plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di
atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya
masih ada lapisan aspal

 Perkerasan kaku (Rigid Pavement) adalah suatu alternative


perkerasan jalan yang kita gunakan pada suatu kondisi jalan
apabila perkerasan lentur (Fleksible Pavement) sudah tidak
dapat digunakan lagi.
Fungsi struktur perkerasan

1. Agar di atas struktur perkerasan itu dapat dilalui setiap saat. Oleh
karena itu lapis permukaan perkerasan harus kedap air – melindungi
lapisan tanah dasar sehingga kadar air lapis tanah dasar tidak mudah
berubah.
2. Mendistribusikan beban terpusat, sehingga tekanan yang terjadi pada
lapisan tanah dasar menjadi lebih kecil. Oleh karena itu lapisan
struktur perkerasan harus dibuat dengan sifat modulus kekakuan
(modulus elastisitas) lapis di atas lebih besar daripada lapis di
bawahnya.
3. Menyediakan kekesatan agar aman. Oleh karena itu permukaan
perkerasan harus kasar, sehingga mempunyai koefisien gesek yang
besar antara roda dan permukaan perkerasan.
4. Menyediakan kerataan agar nyaman. Oleh karena itu permukaan
harus rata, sehingga pengguna tidak terguncang saat lewat pada
perkerasan.
PERKERASAN LENTUR VS KAKU
Perbedaan antara Perk. Lentur & Perk. Kaku
FUNGSI MASING-MASING LAPISAN
PADA PERKERSAN LENTUR
Tanah Dasar (Sub Grade)
• Tanah dasar (subgrade) adalah merupakan permukaan dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan
maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan
• Tanah dasar ini dapat terbentuk dari tanah asli yang dipadatkan (pada daerah
urugan). Mengenai persyaratan teknik untuk material tanah sebagai
pembentuk tanah dasar ini adalah sebagai berikut:

 Bukan tanah organis


 Sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitanya tinggi (klasifikasi A-7-6) dari persyaratan
klasifikasi MSHTO atau CH dalam sistim klasifikasi unified.
 Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada daerah/lapisan dibawah
80 cm dari tanah dasar atau bagian dasar dari urugan. Atau urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung tinggi.
 Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6% setelah perendaman 4 hari dan dipadatkan 100% dari
kepadatan kering maximum.
 Persyaratan kepadatan :
 Harus dipadatkan dengan 95% dari kepadatan kering maximum pada lapisan 30 cm ke
bawah dari subgrade (Proctor standard).
 30 cm keatas harus dipadatkan 100% dari kepadatan kering maximum(proctor
standard).
Lapisan Pondasi Bawah (Sub Based)

lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar. fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda.
• Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatip murah agar lapisan-lapisan
selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi).
• Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.
• Sebagi lapisan peresapan (drainage blanket sheet) agar air tanah tidak mengumpul
di pondasi maupun di tanah dasar
• Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancer. Hal ini sehubungan
terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat berat atau
karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari
pengaruh cuaca.

Material yang umum digunakan untuk lapisan pondasi bawah sesuai dengan jenis
konstruksinya adalah :
 Batu belah dengan balas pasir (sistim telford)
 Tanah campuran semen (soil cement base)
 Aggregat kelas B (sistim pondasi aggregate)
Lapisan Pondasi Atas (Based)

lapis pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak


antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. fungsi
dari lapis pondasi atas ini antara lain yaitu :
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda
• Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
• Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan yang akan digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah jenis bahan yang
cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan nilai CBR > 50% dn plastisitas Index (PI) < 4%. Bahan-
bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen (soil
cement base) dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas sesuai dengan jenis
konstruksinya adalah :
 Tanah campur semen (soilcement base)

 Aggregat Klas A (sistim pondasi aggregate)

 Kerikil (Pondasi Macadam)


TERIMAKASIH
Latihan 1
• Suatu proyek konstruksi jalan akan dibangun
di atas tanah rawa. Konstruksi perkerasan
apakah yang lebih sesuai untuk kondisi
lapangan seperti itu? Jelaskan alasan anda!
Jawaban
• Analisis masalah : tanah dasar berdaya dukung relatif
rendahmeskipun mungkin telah dilakukan ground
improvement. Jika tidak terdapat kendala dana maka
konstruksi perkerasan kaku lebih sesuai secara teknis
dibandingkan jenis perkerasan jalan lainnya. Kelemahannya
adalah permukaan jalan relatif kurang rata sehingga jika
dapat diberikan wearing course berupa campuran beraspal
maka dapat diperoleh permukaan yang lebih nyaman untuk
dilewati. Jika terdapat kendala dana maka perlu dipikirkan
rencana perbaikan tanah yang baik misalnya dengan
pemasangan geosintetik. Jika daya dukung dapat
ditingkatkan maka dapat dilakukan pembangunan
konstruksi perkerasan lentur.
Latihan 2
• Sebutkan material inovatif yang dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi jalan
Jawaban
• Beberapa contoh material inovatif yang dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi jalan
adalah tar atau bio-aspal, serat alam, agregat
hasil pengolahan limbah, komposit serta
smart/advanced material

Anda mungkin juga menyukai