Pembetonan Manual Dan Masinal 2
Pembetonan Manual Dan Masinal 2
Pembetonan Manual Dan Masinal 2
MASINAL
PARTEMEN TEKNIK SIPIL
ULTAS TEKNIK
VERSITAS SUMATERA UTARA
6
ANGGOTA KELOMPOK
ANDRI KURNIA NST 130404003
M.ALI HUSEIN HB 130404009
ZAKI FIKRI 130404014
HARTONO HIMAWAN 130404022
IRPANURROSYID 130404033
LINTONG T SITUMORANG 130404047
BETON
beton yaitu campuran antara agregat
kasar (batu split & batu screening),
agregat halus (pasir), semen, air,
admixture dan udara yang bersifat
plastis untuk sementara waktu lalu
berubah mengeras seiring dengan
berjalannya waktu dan semakin
padat yang dipakai untuk kebutuhan
pengecoran atau pembetonan suatu
bangunan
AGREGAT
SEMEN
AIR
Admixture (Bahan Tambahan)
AGREGAT
Agregat dari kesemua campuran beton cor
tadi agregat kasar mempunyai komposisi
atau kandungan terbesar yaitu 65%
sampai dengan 70% dari volume beton.
Agregat sendiri terdiri dari agregat kasar
dan agregat halus.
Agregat Kasar :
Gravel / batu bulat (batu kali)
Crushed stone (batu pecah) atau yang biasa
disebut batu split.
Agregat Halus :
Pasir
Abu batu
SEMEN
Air
Dalam pembuatan beton cor, air merupakan
salah satu faktor yang penting, dikarenakan
air bereaksi dengan semen dan akan menjadi
pasta yang berfungsi sebagai pengikat
agregat. Penggunaan air untuk beton
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut (Tjokrodimulyo, 2007):
Tidak mengandung lumpur atau benda
melayang lainnya lebih dari 2 gram/liter.
Tidak mengandung kadar garam yang dapat
merusak seperti asam, zat organik dengan
kandungan lebih dari 15 gram/liter.
Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5
gram/liter
Kekurangan Beton
Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik,
sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di beri baja
tulangan sebagai penahan gaya tarik.
Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi
perubahan
suhu,sehingga
perlu
dibuat
dilatasi
(expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakanretakan akibat terjadinya perubahan suhu.
Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna,
harus dilakukan dengan pengerjaan yang teliti.
Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus
dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah
dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa
Kelebihan Beton
Beton mampu menahan gaya tekan
Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai
dengan keinginan. Cetakan dapat pula dipakai
berulang kali sehingga lebih ekonomis.
Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan
beton lama yang retak maupun dapat diisikan
kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
Beton
segar
dapat
dipompakan
sehingga
memungkinkan untuk dituang pada tempat-tempat
yang posisinya sulit.
Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga
perawatannya lebih murah.
PEMBETONAN
PEMBETONA dapat dilakukan dengan
2 cara:
1. Cara manual
2. Cara masinal
PEMBETONAN MANUAL
Mengaduk beton secara manual adalah
mengaduk beton dengan menggunakan
peralatan yang sederhana yang tenaga
penggeraknya dipakai tenaga manusia. Cara
pengadukan seperti ini samapai sekarang
masih tetap dilakukan, karena disamping
murah juga cara kerja yang sangat mudah.
Akan tetapi pengadukan secara manual,
hanya boleh dilakukan untuk pembuatan
mutu beton kurang dari Bo dan volume yang
kecil. Banyaknya volume aduk untuk sekali
aduk dibatasi pula, yaitu tidak boleh melebihi
M3 ini bertujuan agar pengerjaan dan
kerataan aduk mudah dicapai.
PERSYARATAN PENGADUKAN
Bahan-bahan aduk harus tercampur merata
Lama pengadukan dibatasi sampai adukan
terlihat merata dan mengental
Pengadukan beton untuk semua mutu beton,
kecuali mutu Bo harus dilakukan dengan mesin
pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat
beton kelas III harus dilengkapi dengan alat
pengukur jumlah air pencampur .
Selama pengadukan berlangsung, pengawasan
pelaksanaan harus diperhatikan benar-benar,
misalnya : memeriksa slump dari setiap
campuran beton yang baru.
Adukan yang tidak memenuhi syarat minimal,
PERALATAN ( PEMBETONAN
MANUAL)
Cangkul
Sekop
Bak kayu/dolak
Ember
Alat pemadat besi atau kayu
PEMBETONAN MASINAL
Pengadukan beton secara masinal
dilakukan dengan menggunakan
mesin pengaduk (molen/mixer).
Dibandingkan dengan pengadukan
manual hasil pengadukan secara
masinal lebih baik, karena
homogenitas adukan lebih merata,
volume pengadukan lebih banyak
serta nilai kekokohannya 20-50%
;lebih besar.
Peralatan :
Mesin pengaduk
Bak penampung adukan dari kayu/metal
( dolak )
Sekop
Ember.
Langkah kerja
Persiapkan
semua
bahan
dan
peralatan yang diperlukan.
Letakan
mesin
pengaduk
pada
kedudukan yang stabil dan strategis.
Jalankan mesin sesuai dengan tenaga
penggeraknya.
Dengan
menggunakan
ember
masukkan 50% air pencampur
beton kedalam tromol
Masukan pula seluruh pasir kedalam
teromol
LAMA PENGADUKAN
Kapasitas
Mesin
Pengaduk
American
Bureau of Reclamation
M3
Institute
Concrete
and
Standard C 94-72
0,8 sampai 1
1,5 sampai 2
2,3 sampai 3
3,1 sampai 4
3,8 sampai 5
4,6 sampai 6
7,6 sampai 10
A.S.T.M
Terlalu sebentar
Pencampuran bahan kurang merata, sehingga berakibat
berkurangnya pengikatan antara bahan-bahan beton.
Terlalu lama
Suhu beton naik
Terjadinya keausan/pecahnya agregat akibat
pergesekan yang lama
Diperlukan pertambahan air
Nilai slump bertambah
Kekerasan akan berkurang.
PROSES PEMBETONAN
MASINAL
Komposisi campuran untuk membuat mutu beton K225 dan K-275 adalah sebagai berikut:
1 M3 Beton Mutu K-225 memerlukan bahan
material, sbb:
7.76 Zak Semen Portland (@ 50 Kg)
0.65 M3 Pasir Beton
0.65 M3 Koral Beton 2/3
215 ltr Air
1 M3 Beton Mutu K-275 memerlukan bahan
material, sbb:
8 Zak Semen Portland (@ 50 kg)
0.4 M3 Pasir Beton
0.82 M3 Koral Beton 2/3
215 Ltr Air
Slump