Laporan Analisa Sintesa NGT
Laporan Analisa Sintesa NGT
Laporan Analisa Sintesa NGT
Analisa Kasus
Oleh :
Nama : Pudji Lestari
NIM : G3A017306
Ruang : IGD RSDK
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 54 th
Jenis kelamin : laki- laki
Tanggal Masuk : 21 Mei 2018
2. DIAGNOSA MEDIS
Trauma tumpul abdomen
3. DASAR PEMIKIRAN
Trauma tumpul abdomen menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat
secara mendadak dan hebat oleh gaya tekan dari luar seperti benturan sehingga
mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.
Trauma tersebut membuat perforasi lapisan abdomen sehingga terjadi perdarahan
pada jaringan lunak maupun rongga abdomen. Perdarahan yang tidak segera
dihentikan dapat berakibat ganguan keseimbangan cairan dan nutrisi kurang dari
kebutuhan. Cedera pada rongga abdomen mengakibatkan motilitas usus sehingga
terjadi disfungsi usus. sebagai akibatnya yaitu refluks usus dan output cairan
berlebih. Hal ini sering ditandai dengan distensi abdomen.
Nasogastric tubes (NGT) merupakan selang yang dimasukkan menuju
lambung melalui hidung dan digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
Beberapa fungsi pemasangan NGT pada pasien diantaranya mengeluarkan isi
perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung (cairan, udara,
darah, racun), memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi),
membantu memudahkan diagnose klinik melalui analisa subtansi isi lambung,
1
persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia, serta mencegah muntah
dan memungkinan aspirasi isi lambung
4. ANALISA SINTESA
Trauma
(kecelakaan)
↓
Penetrasi & Non-Penetrasi
↓
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
↓
Menekan saraF peritonitis
↓
Terjadi perdarahan jar.lunak dan rongga abdomen → Nyeri
↓
Motilitas usus
↓
Disfungsi usus → Resiko infeksi
↓
Refluks usus output cairan berlebih
↓
Gangguan cairan Nutrisi kurang dari
dan eloktrolit kebutuhan tubuh Iritasi cairan usus
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan perdarahan.
2
7. DATA FOKUS
Tn.S, 54 tahun dibawa ke IGD RSDK dengan diagnosis medis trauma tumpul
abdomen karena kecelakaan, GCS = 9 (E3V2M4), TD: 140/80 mmHg
SaO2: 96% RR : 26 x/menit, irama teratur, Capillary refill < 2 detik. Ronkhi (+)
Klien tampak sesak napas.
3
o Memakai sarung tangan.
o Menentukan lubang hidung yang akan digunakan untuk memasukkan
NGT. Meminta pasien bernafas dengan menutup salah satu hidung
bergantian. Membersihkan lubang hidung yang akan digunakan.
o Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (perhatikan jangan
sampai selang menyentuh permukaan terkontaminasi).
o Metode tradisional : ukur selang dari prosesus xifoideus di sternum ke
hidung dan belok ke daun telinga bawah.
o Metode Hanson : mula-mula ukur 50 cm pada selang, beri tanda.
o Kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional, beri
o tanda. Selang yang dimasukkan pertengahan antara tanda pertama dan
tanda kedua.
o Menutup pangkal selang dengan spuit/klem (mencegah masuknya
udara ke dalam lambung karena dapat mengakibatkan pasien menjadi
kembung).
o Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang
akan dipasang.
o Mengatur pasien pada posisi ekstensi kepala, dan masukkan perlahan
ujung NGT melalui hidung. Menganjurkan pasien menekuk
leher/fleksi kepala setelah NGT melewati nasofaring (3-4 cm).
o Menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang bila
pasien sadar, kalau perlu berikan sedikit air minum untuk
merangsang pasien menelan.
o Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara
mengaspirasi NGT dengan spuit (jika posisi tepat akan keluar
cairan/isi lambung). Jika masih ragu lakukan tes kedua dengan
memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region lambung (tidak
direkomendasikan untuk memasukkan ujung NGT ke dalam gelas
berisi air).
o Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan
tujuan pemasangan.
o Melakukan fiksasi NGT di depan hidung / pipi.
4
d. Tahap Terminasi
- Mengevalasi tindakan
- Cuci tangan
9. TUJUAN TINDAKAN
Memberikan suplay cairan nutrisi,
Mendeteksi luka lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium,
dan mencegah komplikasi paru karena aspirasi