Kel 13 Teori Kepemimpinan
Kel 13 Teori Kepemimpinan
Kel 13 Teori Kepemimpinan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan
diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan
pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori
kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan
paling sempurna.
Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang
kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba
membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan
sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam
organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan manajemeni
lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan
mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para
pengikut/ bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para
pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara
spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin
formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin,
berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan
dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang
yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun
karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai
orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok
atau masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematik dari tiga bab, yaitu
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar belakang, Rumusan masalah,
Tujuan penulis, Sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari Pengertian Kepemimpinan, Fungsi
Kepemimpinan, Sifat Kepemimpinan, Pengembangan Teori Kepemimpinan
Bab III : penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TEORI KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Davis (1977) mengartikan, kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
mengajak orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
penuh semangat. Kepemimpinan menurut Mulyasa (2003) adalah kegiatan
untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan untuk pencapaian tujuan
bersama atau organisasi. Menurut Ary H. Gunawan (1996) kepemimpinan
adalah gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang
untuk mengarahkan usaha bersama, guna mencapai suatu sasaran/tujuan
yang telah ditetapkan.
Sementara Oteng Sutisna (1993) dalam bukunya merumuskan bahwa
kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.
Koont dan Donnel (1982), mengartikan kepemimpinan sebagai suatu seni
dan proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau bekerja
dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok. Terry (1954)
mengartikan kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang agar bekerja dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam pengertian yang lain Carter V. Good memberikan penjelasan
pengertian yang lebih luas lagi mengenai apa sebenarnya hakikat
kepemimpinan itu dalam dua batasan yang menurutnya, kepemimpinan
tidak lain dari pada kesiapan mental yang terwujudkan dalam bentuk
kemampuan seseorang untuk memberikan bimbingan, mengarahkan dan
mengatur serta menguasai orang lain agar mereka berbuat sesuatu, kesiapan
dan kemampuan kepada pemimpin tersebut untuk memainkan peranan
sebagai juru tafsir atau pembagi penjelasan tentang kepentingan, minat,
kemauan cita-cita atau tujuan-tujuan yang diinginkan untuk mencapai oleh
sekelompok individu.
Dengan demikian, hakekat kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan
pendidikan. Disini nampak bahwa unsur-unsur yang harus dipenuhi di
dalam kepemimpinan pendidikan adalah (1) pengikut, (2) tujuan, dan (3)
kegiatan mempengaruhi. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi, baik
kebutuhan bekerja, motivasi, rekreasi, kesehatan, sandang, pangan, tempat
tinggal, maupun kebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya. Peran
pemimpin dalam lembaga pendidikan sebagai figur sangat diperlukan
dalam mengambil kebijakan dan keputusan sehingga berbagai persoalan
dapat diatasi dalam keadaan yang paling rumit pun.
B. Fungsi Kepemimpinan
Menurut M. Karjadi, seorang pemimpin itu harus mempunyai beberapa
macam fungsi yang harus dilaksanskan seperti:
1. Fungsi Perencanaan
Oleh karena pekerjaan seorang pemimpin itu terdiri dari banyak
tindakan-tindakan yang berlainan dan berubah-ubah, maka guna
kelanjutan kegiatan-kegiatan itu ia harus membuat perencanaan, yang
terus-menerus, bukan saja perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasinya, tetapi juga rencana bagi diri sendiri selaku pemimpin dan
penanggung jawab berhasilnya seluruh pekerjaan.
2. Fungsi Memandang ke Depan
Pemimpin harus senantiasa memandang ke depan, seorang pemimpin
harus memiliki pemikiran dan pengelihatan yang mampu meneropong
apa yang akan terjadi dan kemampuan untuk melihat ke depan segala
kemungkinan yang akan terjadi.
3. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Dalam hal ini pengembangan loyalitas atau kesetiaan para pembantu
dan pengikut kepada pemimpin dan organisasi, bahkan hal ini
merupakan tanggung jawab yang tidak kecil. Seorang pemimpin harus
mampu menciptakan rasa cinta, rasa hormat, dan kepercayaan kepada
organisasinya, kelompok dan pemimpin serta tugas dan pekerjaannya.
4. Fungsi Perencanaan Terhadap Pelaksanaan Rencana
Fungsi kepemimpinan selain membuat rencana juga mengawasi apakah
betul-betul rencana itu dilaksanakan sebagaimana mestinya sampai
tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Pengawasan ini harus
dibulatkan rencana tersendiri, sehingga segala sesuatu dapat berjalan
lancar dan tidak akan ada hal-hal yang sampai dilupakan.
5. Fungsi Mengambil Keputusan
Dalam pengambilan keputusan itu harus sesuai dengan luas serta
besarnya organisasi, wilayah dan masalah, harus diperhatikan metode
dan teknik tertentu supaya tidak saja dapat di ambil keputusan yang
tepat atau memuaskan, melainkan dengan lancar dan cepat.
6. Fungsi Memberi Anugerah
Sebagai pemimpin haru senantiasa aktif mengawasi dan juga penuh
perhatian terhadap segala kegiatan para anggotanya dalam organisasi
yang dipimpinnya. Dan juga dapat membesarkan hati para anggotanya
yang rajin dan giat dalam bekerja.
C. Sifat-sifat Kepemimpinan
George R. Terry dalam bukunya “Principles of Managemen”, menuliskan
sepuluh sifat kepemimpinan yang unggul, yaitu:
1. Kekuatan
Kekuatan badaniah dan rohaniyah merupakan syarat pokok bagi
pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang
lama serta tidak teratur, dan di tengah-tengah situasi-situasi yang sering
tidak menentu.
2. Stabilitas emosi
Pemimpin yang baik itu pemimpin yang memiliki emosi yang stabil.
3. Pengetahuan tentang relasi insane
Pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan tentang sifat, watak dan
perilaku anggota kelompoknya, agar ia bisa menilai kelebihan dan
kelemahan dari pengikutnya, yang disesuaikan dengan tugas-tugas atau
pekerjaan yang akan diberikan pada masing-masing individu.
4. Kejujuran
Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu:
jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
5. Objektif
Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih,
supaya objektif.
6. Dorongan pribadi
Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul
dari dalam hati sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat
hasrat sendiri untuk memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada
kepentingan orang banyak.
7. Keterampilan berkomunikasi
Pemimpin diharapkan mahir dalam menulis dan berbicara, selain itu
juga harus mudah menangkap maksud orang lain, cepat menangkap
esensi pernyataan orang luar, mudah memahamimaksud para
anggotanya. Juga pandai mengkoordinasikan macam-macam sumber
tenaga manusia, dan mahir dalam mengintegrasikan berbagai opini serta
aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan
keseimbangan.
8. Kemampuan mengajar
Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik. Yang
dituju adalah agar para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan
loyalitas, dan partisipasinya.
9. Keterampilan social
Dalam hal ini, pemimpin harus bersikap ramah, terbuka, dan mudah
dalam menjalin persahabatan berdasarkan rasa saling percaya-
mempercayai. Selain itu, juga harus menghargai pendapat orang lain,
untuk bisa memupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan
damai.
10. Kecakapan teknis atau kecakapan material
Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kamahiran teknis
tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana,
mengelola, menganalisa dan memperbaiki situasi yang tidak mapan.
D. Syarat-syarat Kepemimpinan
Syarat melakukan kepemimpinan ini mengandung arti bahwa pemimpin
mengetahui dirinya sebagai seorang yang dapat dan memenuhi keinginan-
keinginan dari kelompok, membantu dalam kondisi –kondisi kerja yang
diinginkan, membantu mencapaikan tujuan-tujuan yang realistis, dan
mendorong kelangsungan hidup dan pengaruh kelompok. Syarat-syarat
kepemimpinan yaitu meliputi:
1. Sebuah organisasi membantu tercapainya kepemimpinan.
2. Peran pemimpin dalam organisasi dirumuskan dengan jelas.
Penerimaan peran pemimpin oleh pemimpin dan mereka yang langsung di
atas dan dibawahnya dalam struktur organisasi.
E. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin
yang khas pada saat mempengeruhi anak buahnya, apa yang dipilih
pemimpin untuk di kerjakan, cara pemimpin bertindak dalam
mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya.
Untuk memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga
pendekatan utama yaitu:
1. Pendekatan sifat
Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat
seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu
merupakan pusat kepemimpinan.kepemimpinan di pandang sebagai
sesuatu yang mengandung banyak unsur individu, terutama pada sifat-
sifat individu.
2. Pendekatan Perilaku
Studi ini memfokuskan dan mengidentikasi perilaku yang khas dari
pemimpin dalam kegiatannya mempengaruhi orang lain(pengikut).
Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan
gaya kepemimpinan yang di jalankan oleh pemimpin.
3. Pendekatan Situasional
Pendekatan Situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku,
keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertatntu.
Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi dari pada
sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul
karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu.
F. Pengembangan Teori Kepemimpinan
1. Teori Bakat (Trait Theory)
Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin
(pemimpinan dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka
mempunyai krakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari
orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori ini disebut juga sebagai
Great Man Theory. Banyak penelitian terhadap riwayat kehidupan
untuk menguji teori ini. Teori bakat mengabaikan dampak atau
pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya,
tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorag dapat
dikembangkan bukan hanya dari pembawaan sejak lahir. Teori ini
mengidentifikasi karakteristik umum tentang inteligensi, personalitas,
dan kemampuan (perilaku).
Motivasi akan menjadi suatu masalah apabila tiga hal tidak dapat
terpenuhi. Tiga hal tersebut adlaah pembagian tugasyang tidak jelas,
hambatan dalam pelaksanaan, dan kurang/ tidak adanya penghargaan.
6. Teori Z
Teori dikemukakan oleh Ouchi (1981). teori ini merupakan
pengembangan teori y dari mcgregor (1460) dan mendukung gaya
kepemimpinan demokratis. Komponen teori z meliputi pengambilan
keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai keahliannya,
menekanpada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat, dan
pendekatan yang holistik terhadap staf. Teori ini lebih menekankan
pada staf dibandingkan dengan kualitas produksi, sehingga di amerika
teori ini masih banyak yang diperdebatkan.
7. Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia
sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya
dan berkembang secara dinamis. sistem tersebut diaggap suatu sistem
yang terbuka jika terjadi adanya perubahan energi dan informasi dengan
lingkungan. Asumsi teori ini sebagai berikut.
1. Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. mereka
mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu
pekerjaan.
2. Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan
waktu.
3. Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula
4. Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas
yang harusdiselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman dan
motivasi
5. Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dala setiap
situasi
Hollander (1978) mendukung teori tersebut. Ia menekankan bahwa
antara peran pemimpin dan staf dipengaruhi oleh perang yang lainnya.
Dia menekankan bahwa pimpinan adalah sebagai proses dua arah yang
dinais. Dia menekankan tiga dasar komponen yang terlibat dalam
perubahan pimpinan, yaitu:
1. pemimpin, termasuk personalitas pemimpin, persepsi, dan
kemampuannya
2. staf, termasuk personalitas, persepsi, dan kemampuannya
3. lingkungan/ situasi dimana pimpinan dan staf berfungsi, termasuk
norma kelompok yang baik formal maupun informal, ukuran,
kekuatan, dan ciri-ciri yang lainnya.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin memang sangat penting
karena pemimpin sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan suatu
organisasi. Oleh karena itu, setelah pembaca memahami isi makalah yang
dibuat, penulis berharap teori dalam kepemimpinan bisa di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Argyris, C. 1964. Integrating the Individual and the Organisation. New York: Wiley
Hubner, D.L. 2006. Leadership and Nursing Care Management. Edisi 3. Philadelphia:
Saunders.
Ukas Maman , Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, 2004, Agnini Bandung.
Drs. Soeharto Rujiatmojo, Ikhtisar Kepemimpinan Dalam Administrasi Negara Di Indonesia, 1984,
Jakarta.
Dr. Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
1998.