Spesifikasi Teknis Pembangunan SPAM

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 145

BAB VII

SPESIFIKASI TEKNIS

VII - A. PEKERJAAN SIPIL

PASAL - 1. REFERENSI DAN STANDAR


Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara
lain :
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka
dengan alat ukur tipe baling-banling

halaman 1 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus BAB - VI
pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium
sulfat .
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03-6861.2-2002Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat

PASAL - 2. PEKERJAAN TANAH


2.1. Pembersihan Tanah
(1) Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam
daerah batas pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk
setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di
dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.

halaman 2 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(2) Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira
kedalaman 20 cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat
digunakan lagi.
(3) Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak
diberikan pembayaran kepada Penyedia, kecuali pekerjaan tersebut
atas permintaan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Bila dinyatakan dalam syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh
Direksi Teknis/Lapangan bahwa pepohonan rindang dan tanaman
ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya Penyedia.
(5) Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa
dengan tidak merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan,
semua pohon, batang pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar
dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli dari
permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih
rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala
bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
(6) Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat
pembersihan, harus diperbaiki oleh Penyedia atas tanggungannya
sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia
harus memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang
berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia
akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
(7) Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau
tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini
mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-
bahan sisa dibebankan kepada Penyedia dan dikerjakan sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
2.2. Galian Tanah
(1) Penyedia dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan
penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau skema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
(3) Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman
sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan
galian harus sesuai rencana dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Pada daerah galian yang mengandung air, Penyedia harus membuat
saluran penampung air, di dasar galian yang meliputi areal galian. Air
yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman
agar tanah dasar galian tetap kering, oleh karenanya Penyedia wajib
mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk
keperluan penyedotan air tersebut.
2.3. Penyangga Galian
(1) Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah
tanggung jawab dari Penyedia; yang harus memperbaiki semua
kelongsoran-kelongsoran. Penyedia harus membuat penyangga-
penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan

halaman 3 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

galian tambahan atau urugan bila diperlukan. BAB - VI


(2) Penyedia diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing
dan galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki longsoran-
longsoran tanah selama masa Kontrak dan Masa Perawatan.
2.4. Perlindungan Hasil Galian
Penyedia baru boleh melaksanakan pekerjaan selanjutnya, setelah ia
mencapai sesuatu tahap dimana penggalian yang dihasilkannya disetujui
oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan pekerjaan termasuk perlindungan
permukaan-permukaan galian itu secara efektif terhadap kerusakan oleh
sebab apapun. Bila pihak Penyedia tidak memberikan perlindungan yang
baik, maka ia menggali kembali daerah yang bersangkutan sampai ke
suatu tahap/tingkat lanjutan yang disetujui oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan, dimana untuk selanjutnya tidak diberikan tambahan oleh
pihak Direksi Teknis/Lapangan.
2.5. Coffer dam
(1) Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus
digunakan coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia harus
memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada
Direksi Teknis/Lapangan untuk disetujui.
(2) Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan
silang-silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan kerja
terjamin. Luas coffer dam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan
pemompaan air keluar acuan beton.
(3) Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup
memenuhi syarat untuk melindungi beton muda dari arus air deras
atau erosi, silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain dari
coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian
permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi Teknis/Lapangan,
jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
2.6. Urugan Tanah/Penimbunan Kembali
(1) Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis
secara horizontal dan dipadatkan.
(2) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses
pemadatan, harus dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk
mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
(3) Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis
(compactor) dan untuk pekerjaan yang besar dapat dipakai roller dan
sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
(4) Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa
ataupun lapisan finishing yang lain.
(5) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti
turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
2.7. Penggunaan Material Bekas Galian
(1) Penyedia harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang
akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi
dari segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat
merusak beton atau pipa, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.
(2) Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya
material yang sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek,
seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material
yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan
dari Direksi Teknis/Lapangan.
2.8. Urugan Pasir

halaman 4 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(1) Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-
kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang
dapat merusak bahan bangunan lainnya.
(2) Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan
menggunakan stemper sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm
atau sesuai gambar dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan sebelum pekerjaan lanjutan.
2.9. Pengurugan Dengan Bahan Material Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan
batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana.
Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta
mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

2.10. Pengembalian Ke Kondisi Awal


(1) Penyedia harus melaksanakan pengembalian ke kondisi awal sebelum
pelaksanaan galian.
(2) Pengembalian lapisan permukaan seperti lapis permukaan jalan harus
sesuai dengan kualitas perkerasan sebelumnya.
2.11. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembayaran
(1) Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah
galian yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-
rata atau kubikasi dalam m3 dari tanah yang dipadatkan pada
pekerjaan urugan.
(2) Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan
di bawah bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah
yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan
tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
(3) Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana,
hanya bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan
ketentuan Direksi Teknis/Lapangan dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.
(4) Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah,
akan dibayar tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak
minimum 20 cm di bawah muka air tanah konstan pada lubang galian.
(5) Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang,
dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembayaran.
(6) Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu
dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.

PASAL - 3. PEKERJAAN BETON


3.1. Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan meliputi penyediaan dan pendaya-gunaan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-
perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keakhlian
lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
(2) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang
tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur
adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar

halaman 5 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis/Lapangan, guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya.
3.2. Persyaratan Bahan
(1) Mutu Semen
a. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai
dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-1994.
b. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan dalam
kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang
sudah disetujui.
c. Bilamana dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia
harus memberikan pada Direksi Teknis/Lapangan, satu faktur untuk
tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan
jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian
dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah
diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.
d. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang
tidak tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat
pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang
rusak kantongnya akan ditolak.
e. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan
Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Direksi Teknis/Lapangan berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
f. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua contoh
pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh
Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan pengujian.
g. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan
semen dalam jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan
kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan pengujian.
(2) Penyimpanan Semen
a. Penyedia harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di
tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen,
gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi
baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
b. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus
ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus
air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan
setiap semen yang menurut pendapat Direksi Teknis/Lapangan
sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara
atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia.
c. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah, semen-semen harus disimpan menurut pengiriman
sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih
dahulu.
(3) Pasir (agregat halus) dan batu pecah (agregat kasar)
a. Mutu agregat halus : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
b. Ukuran agregat halus : Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum
2% berat; sisa diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat; sisa
ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
c. Mutu agregat kasar : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu
pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak
mengandung zat-zat aktif alkali.

halaman 6 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

d. Ukuran agregat kasar : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% BAB - VI
berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan
98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
e. Penyimpanan : pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan
sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-
bahan lain.
f. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sudah
terpilih, Penyedia harus mengusahakan agar seluruh pemasukan
untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk
menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
g. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas
gradasi bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk
tiap 25 m3 yang dipasok.
h. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di
sumber pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar
yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga
kesinambungan kerja.
(4) Mutu Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Mutu/Kekuatan Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan
beton adalah sebagai berikut :

Tabel Kelas Beton

Kuat Tekan
Penggunaan
Kg/cm2 MPa
- Lantai kerja, beton pengisi K100-K125 7,4-9,8
- Pondasi telapak, pondasi pelat, jembatan, K150-K225 12.2-19,3
jembatan pipa, reservoir bawah, instalasi dan
intake
- Reservoir menara air K300 26,4
- Thrust block dan lain-lain struktur ringan yang K175 14,5
tidak perlu kedap air

3.3. Manajemen pelaksanaan pengadukan dan pengecoran beton


(1) Penyedian barang/jasa wajib mengajukan permohonan (request)
pelaksanaan pengecoran setelah ketersedian material, peralatan,
tenaga kerja, pemasangan bekisting dan pembesian sudah selesai
dilaksanakan.
(2) Dalam pengajuan permohonan tersebut Penyedia wajib menyertakan
shop drawing dan rencana kerja lengkap meliputi metode dan jadwal
pelaksanaan, penanggung jawab kegiatan dan sub-sub kegiatan serta
rencana penggunaan peralatan dan tenaga kerja.
(3) Direksi Teknis/Lapangan melaksanakan inspeksi atas kesiapan
pelaksanaan pengecoran tersebut untuk kemudian menyetujui atau
tidak menyetujui rencana pelaksanaan pengecoran.
(4) Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian
dan pengalaman yang cukup dalam pelaksanaan pengecoran.
(5) Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan,

halaman 7 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pengecoran dan pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala BAB - VI


tukang yang akan mengarahkan pekerja dalam pelaksanaan
pengecoran.
(6) Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga
pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk
menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan.
(7) Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang
pengawas yang khsusus mengawasi kondisi bekisting dan pembesian
agar selama pelaksanaan pengecoran tidak mengalami perubahan
sesuai gambar rencana pembetonan.
(8) Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln,
pompa dan vibrator agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak
mengganggu pelaksanaan pengecoran.
(9) Penyedia harus mengatur setting-time pelaksanaan pengecoran
sedemikian sehingga adukan beton tidak melewati batas waktu yang
disyaratkan sebelum pengecoran.

3.4. Adukan
(1) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-
masing untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil
uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Hasil uji yang
disetujui tersebut sudah harus diserahkan selambat-lambatnya 6
minggu sebelum pekerjaan dimulai.
(2) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi
Teknis/Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan
dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaanya adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia. Trial mix dan design
mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari -sumber
yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang
lain.
(3) Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecor, pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan
dengan daya yang kontinyu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3.
Jenisnya harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dijalankan
dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
(4) Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk mutu beton tertentu.
(5) Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu
menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air yang
berlebihan.
3.5. Pengujian/Pemeriksaan
(1) Pengujian Kuat Tekan mutu beton ditentukan melalui pengujian
sejumlah benda uji silinder sesuai dengan Standar SNI Nomor : SNI
03-1974-1990, SNI 03-6429-2000.
(2) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan Standar SNI
Nomor 03-1972-1990, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(3) Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume
rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump
(diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maksimum
dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan
adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur

halaman 8 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

7, 14 dan 28 hari. BAB - VI


(5) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah dan penarikan baja
prategang. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan
tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam
jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
(6) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Untuk pengecoran di lokasi yang tinggi atau sulit dijangkau digunakan
metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump),
maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
"concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
(7) Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen
yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
3.6. Tebal Minimum Penutup Beton
(1) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan standar SNI Nomor 03-6880-2002 Spesifikasi beton
struktural.
(2) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketebalan penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat
dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang
akan dicor.
(3) Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.
3.7. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Lapangan
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus menyediakan dengan biaya sendiri
serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang
akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk
Direksi Teknis/Lapangan.
3.8. Penolakan Beton
(1) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal
mencapai standar yang ditetapkan, maka Direksi Teknis/Lapangan
berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton dimana kubus-
kubus tersebut diambil.
(2) Direksi Teknis/Lapangan juga berwenang untuk menolak beton yang
berongga, porous atau yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal
Penyedia harus menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan
menggantinya menurut instruksi dari Direksi Teknis/Lapangan
sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi Teknis/Lapangan sudah
memuaskan.
(3) Pembayaran pekerjaan beton dilakukan setelah hasil pengujian 14 hari
diketahui.
3.9. Pengukuran Bahan-Bahan Beton
(1) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut
berat, kecuali air yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus
dan kasar harus diukur menurut volume terpisah dengan alat
penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %.
Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.

halaman 9 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(2) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukurBAB - VI
air yang ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sebelum beton di cor.
3.10. Pengangkutan
(1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke
tempat pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya
harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih dahulu.
Metode yang dipakai harus menjaga jangan sampai terjadi pemisahan
bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan unsur-unsur
betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif
yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air
pada adukan. Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada
formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya
untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut.
(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus
terbuat dari bahan dengan permukaan halus dan kedap air.
(3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi
benar-benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk
sample yang diambil pada saat adukan dituangkan kebekisting harus
tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan.
3.11. Pengecoran
(1) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan dalam
dari bekisting harus benar-benar bersih dari segala macam kotoran.
Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan
bagian dalam bekisting harus dibersihkan.
(2) Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor
harus segera di hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat
beton dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainase yang baik
atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan,
untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi terkikis
pada saat atau setelah proses pengecoran.
(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat
beton dicor, kondisi pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah
yang akan dicor, dan juga keadaan pembesian selesai diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan
acuan atau tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya segregasi
yang disebabkan pemuatan kembali atau dapat mengisi dengan
mudah keseluruhan acuan.
(5) Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat
mengenai kualitas adukan beton, kondisi bekisting dan posisi tulangan.
(6) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari
pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi
Teknis/Lapangan.
(7) Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan
beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik mengangkut,
meratakan dan memadatkan adukan beton dengan suatu kecepatan
yang sama dan menerus agar beton selalu dalam keadaan plastis dan
dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara tulangan.
(8) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu)
jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut
dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang
lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ketujuannya
yang terakhir untuk mencegah pemisahan bahan-bahan akibat
pemindahan adukan didalam cetakan.

halaman 10 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(9) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke BAB - VI
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan dalam papan
terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali mengenai
batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas
beton yang dicor. hal ini, harus disiapkan corong atau saluran vertikal
untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya
tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari
adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung corong.
(10) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton yang
telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam
pengecoran.
(11) Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang
sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak
diperkenankan,
(12) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa
berhenti hingga selesainya pengecoran suatu panel atau penampang
yang dibentuk oleh batas-batas elemennya atau batas penghentian
pengecoran yang ditentukan untuk siar pelaksanaan.
(13) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam
hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan
menerus, Penyedia harus segera memadatkan adukan yang sudah
dicor sampai batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan stabil
saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran ini harus
dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam keadaan
lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint,
sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi
penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam,
pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana beton
sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan.
(14) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau
terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin
mengganggu beton yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai
suatu batas waktu yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan terhitung
mulai pengecorannya.
(15) Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam
kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa
suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa terjadi
baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau dalam keadaan
hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan
cara apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali
jika diperoleh ijin tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua beton
harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak
boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah
diperoleh ijin dari Direksi Teknis/Lapangan untuk pengerjaan malam
hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika Penyedia tidak
menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan.
(17) Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu
dan kondisi pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini
harus tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
3.12. Pemadatan Beton
(1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan
memakai vibrator mekanis yang sesuai dan dioperasikan oleh tenaga
berpengalaman dan terlatih agar dapat mengisi sepenuhnya daerah
sekitar tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi yang akan tertanam

halaman 11 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

dalam beton dan daerah sudut acuan. BAB - VI


(2) Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga
dan segregasi serta memperlihatkan permukaan yang merata ketika
bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati
kepadatan uji kubus.
(3) Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa
timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
(4) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-
kurangnya 5 detik dan maksimal 15 detik.
(5) Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mengeras dan tidak bole dipasang lebih dekat 100 mm
dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras serta diusahakan
agar tulangan tidak terkena oleh batang penggetar.
(6) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang
penggetar dan tidak bole lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis.
(7) Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu pengecoran harus sesuai
dengan laju pengecoran. Penyedia harus juga menyediakan sekurang-
kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
3.13. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah,
kecuali jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm
dengan mutu beton Bo min K100 di atas tanah sebelum tulangan beton
ditempatkan.
3.14. Spesi Semen
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian
agregat halus yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian
sehingga dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu landasan
kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi
yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30
menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras
sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
3.15. Perataan Permukaan Beton
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor
setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang
rata tetapi bertesktur kasar sebelum pengerasan pertama dimulai,
permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu
untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang
berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.
3.16. Siar-siar Konstruksi
(1) Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal.
Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang
dipasang dengan baik, jika perlu dibor guna melewati penulangan. Bila
pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka
dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus
dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa
memperhatikan jam-jam istirahat.
(2) Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus
disiapkan dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah
lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus
dicetak secara ringan untuk memperlihatkan agregat. Setelah
permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar
konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar
atau spesifikasi.
3.17. Beton Kedap Air

halaman 12 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(1) Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah dan pekerjaan beton
lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara
lain dengan menambahkan bahan aditive yang sesuai dan atas
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Penggunaan bahan aditive
tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya
jaminan bahwa bahan aditive tersebut tidak akan mempengaruhi
kekuatan maupun ketahanan beton.
(2) Penyedia harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan
dalam hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan,
pengecoran dan perawat beton untuk mendapatkan sifat-sifat kedap
air pada bagian pekerjaan itu.
(3) Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
(4) Penyedia bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap
sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka
semua biaya perbaikan untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia.
(5) Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.
(6) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama
jangka waktu pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera
memperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut.
3.18. Beton Massa
(1) Sebelum pekerjaan dilaksanakan Penyedia harus menentukan metoda
dari perbandingan adukan, cara pengadukan, pengangkutan,
pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang
harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
(2) Setelah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi
terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang
mendadak dan lain-lain.
(3) Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan
dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaan dan
temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah
pengecoran beton dilaksanakan.
(4) Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat, maka
perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat
kenaikan temperatur tersebut. Perhatian harus dicurahkan agar
temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah
dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
(5) Setelah temperatur didalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga tidak
timbul perbedaan panas mencolok antara bagian dalam dan luar beton
atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka
permukaan beton tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang
mendadak.
(6) Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat
harus didasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
(7) Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka
perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan khusus. Untuk itu atau sesuai instruksi
Direksi Teknis/Lapangan.
(8) Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton
guna dapat menentukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran
cetakan beton harus sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau

halaman 13 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

sesuai persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. BAB - VI


3.19. Waterproofing
(1) Bahan dan pengujian
a. Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik
dan standard-standard lainnya, seperti NI-3, ASTM-828, ASTNLE,
TAPP-I-083 dan 407. Penyedia tidak dibenarkan merubah standard
dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi Teknis/Lapangan.
b. Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan
Waterproofing adalah tipe coating system atau setara dengan
ketebalan 4 mm.
c. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata
serta konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang
overlap.
d. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed dengan
ketebalan 3 cm (perbandingan 1 PC : 3 PSR).
(2) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia agar
meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan. Dikoordinasikan
dahulu pada Direksi Teknis/Lapangan.
b. Penyedia agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap
dengan petunjuk dari Direksi Teknis/Lapangan meliputi gambar-
gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan kualitas.
c. Persiapan pelaksanaan :
• Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing
harus benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta
tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata
kering leveling screed maupun kering permukaan).
• Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat
tumpul, yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk
kedap air 1 PC : 3 PSR atau seperti tercantum dalam gambar
kerja.
• Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC :
3PSR dibentuk menggunakan benang waterpass arah
kemiringan (arah kemiringan menuju ke lubang-lubang pipa.
• Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan
diratakan permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan
roskam, digosok sedemikian rupa dengan roskam tadi sehingga
gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam adukan
screed dapat keluar.
• Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi
semen sambil digosok lagi dengan roskam best sehingga
merata, setelah lapisan screed kering tidak boleh diaci.
• Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi
dari kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi
permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang sudah dibasahi
air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
• Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7
(tujuh) hari dalam kondisi cuaca cerah (35º) dan pengeringan
maksimal 5 hari. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam
perhitungan waktu pengeringan screed).
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan system kuas/Roll.
e. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik terendah.
f. Pada pelaksanaan Waterproofing ini harus dilindungi dari sengatan
matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
g. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak
apalagi oleh sepatu atau alas kaki yang tajam. Penyedia harus
melindungi dan melokalisir daerah yang sudah terpasang

halaman 14 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

waterproofing ini. BAB - VI


h. Penyedia harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi benar-benar kering.
i. Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya
diberikan perlindungan screed (perbandingan 1PC : 3 PSR) setebal
3cm dengan menggunakan tulangan susut firemesh yang terletak di
tengah-tengah adukan screed.
j. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, Penyedia harus melakukan
pengujian kebocoran.
k. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50
mm dan dibiarkan selama 3x24 jam.
l. Penyedia wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan
terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan
pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
m. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian
Penyedia baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan
maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka Penyedia harus
memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebu tsampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
Penyedia.
3.20. Perawatan dan Perlindungan Beton
(1) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan
yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana
kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam
jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
(2) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus-menerus selama paling
sedikit dua minggu. Jika tidak ditentukan lain, suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 32°C.
(3) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka
sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan.
(4) Penyedia harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak
diberi beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap
kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau
pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh Penyedia atas biaya
sendiri.
3.21. Cacat Pada Beton
(1) Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi
Teknis/Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi
beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
(2) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi
Teknis/Lapangan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan

halaman 15 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Penyedia harusBAB - VI


mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.

PASAL - 4. WATER STOP


4.1. Bahan.
(1) Bahan harus dapat menahan rembesan air pada sambungan
pengecoran, baik berbentuk membrane atau pasta, yang disesuaikan
dengan ketebalan dinding yang akan dicor.
(2) Dilarang menggunakan bahan sisa yang tercecer (sweeping)
(3) Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
laporan pengujian terakhir dan sertifikat waterstop yang menerangkan
bahwa barang-barang yang akan dikirim ke tempat pekerjaan
memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Indonesia.
4.2. Persyaratan Pelaksanaan.
(1) Sebelum bahan waterstop digunakan di lapangan, contoh dari tiap
ukuran dan bentuk bahan yang akan dipakai harus diserahkan kepada
Direksi Teknis/Lapangan untuk disertujui. Contoh tersebut harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga bahan dan pengerjaannya menyerupai
bahan bantu (fitting) yang harus disediakan sesuai dengan kontrak.
Contoh dari fitting yang dibuat di lapangan (crosses T-stuck dan lain-
lain) akan dipilih secara acak oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk
dicek.
(2) Cara memadai harus dilakukan untuk pengangkeran waterstop dan
pengisian sambungan dalam beton. Cara pemasangan waterstop yang
berbentuk membran dalam cetakan harus dilakukan sedemikian rupa,
sehingga waterstop tidak terlipat oleh beton pada waktu pengecoran.
Penyedia harus menyerahkan gambar detail pengangkeran waterstop
dan “joint filler” pada Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 5. BETON READY MIX


5.1. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan, Penyedia harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar
beton memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan
mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan beton secara
berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini
tidak dipenuhi, Direksi Teknis/Lapangan akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan Penyedia mengganti pemasok.
5.2. Penyedia harus menyediakan di batchingplant 1 timbangan dan saringan-
saringan standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara
teratur campuran yang sudah direncanakan.
5.3. Penyedia harus mengatur agar Direksi Teknis/Lapangan dapat memeriksa
alat pembuat beton ready mix bila mana diperlukan.
5.4. Penyedia harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan setiap hari. Berat semen dan
agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen pengiriman,
serta dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air
agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus
disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
5.5. Penyedia atau pemasok readymix harus mengatur setting time sedemikian
rupa sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami setting
(penggumpalan).
5.6. Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan

halaman 16 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
dan penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi truk diparaf
oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di tempat pengadukan.
5.7. Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
Waktu kedatangan truk
Waktu registrasi truk dan nama depot
Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum.
Posisi dimana beton dicorkan
Tanda-tanda referensi dari benda uji silinder yang diambil dari
pengiriman tersebut
Slump (atau faktur kompaksi)
5.8. Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi
akhirnya dalam waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer
dan tidak menggunakan additive, dari saat semen pertama kali bertemu
dengan air pengaduk. Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
5.9. Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang diijinkan
sesuai dengan spesifikasi additive yang digunakan.
5.10. Jenis dan bahan
Pengambilan sampel untuk pembuatan kubus uji dilakukan oleh penyedia
di tempat pengecoran dengan disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 6. PEKERJAAN BEKISTING


6.1. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan semua
perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat
persetujuan bilamana diminta Direksi Teknis/Lapangan, sebelum pekerjaan
dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Direksi
Teknis/Lapangan telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bekisting dari penyedia, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting
tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
6.2. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban
konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar.
Defleksi maksimum dari Cetakan dan Acuan antara tumpuannya harus
lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
6.3. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus
menggunakan multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10, 8/10 dolken 8 - 12 cm atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
6.4. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus
dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus
cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
6.5. Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin
untuk memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan
perpindahan tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian
konstruksi. Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada
posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi bekisting benar-benar kuat dan
kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban lain yang berada
diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat perhitungan
besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
6.6. Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic
cone) untuk memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami
lendutan.

halaman 17 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

6.7. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa BAB - VI
agar keamanan konstruksi tetap terjamin sesuai dengan persyaratan
standar dari SNI.
6.8. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka
bekisting harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
6.9. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton
tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang
- kurangnya 24 jam sebelumnya, penyedia harus memberitahukan Direksi
Teknis/Lapangan.

PASAL - 7. BAJA TULANGAN


7.1. Kelas dan Mutu baja tulangan
(1) Sesuai dengan PBI 1971 klasifikasi dan mutu baja tulangan harus
seperti yang ditunjukan pada tabel berikut ;

Tabel Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan

Tegangan Luluh Tegangan Izin Tegangan Ijin


Jenis Macam Karakteristik Permanen Sementara
(kg/cm2) (0,58 kg/cm2) (0,83 kg/cm2)
U22 Baja lemah 2.200 1.200 1.800
U24 Baja lemah 2.400 1.400 2.000
U32 Baja sedang 3.200 1.850 2.650
U39 Baja keras 3.900 2.250 3.200
U48 Baja keras 4.800 2.750 4.000

(2) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan Penyedia harus
menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium resmi.
(3) Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih,
bebas dari karat, kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit
giling serta bahan lain yang melekat. Batang-batang baja tulangan
harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan tidak
bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak
karena cuaca.
7.2. Pengujian
(1) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk
uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter
batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan, akan
ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.
7.3. Penyimpanan
Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang
beratap tahan air dan diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang
serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
7.4. Penekukan

halaman 18 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(1) Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar BAB - VI
tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat
menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan
sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat yang
sudah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau
tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
(3) Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka
dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih
besar dengan diameter batang yang ditekuk.
7.5. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
7.6. Pemasangan
(1) Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang
diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting
dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar
dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat
harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
(2) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton
pada siar kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama
pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(3) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti
dari beton yang sudah mengering atau mengering sebagian yang
mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum
pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pemberitahuan kepada Direksi
Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan
dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu
batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan
gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
(4) Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan P.B.I. 1971.
Toleransi Baja Tulangan

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam Toleransi


atau jarak antara dua berat yang Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm
10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm
16 – 28 mm 5% 0,5 %
29 – 32 mm 4% -

7.7. Penyambungan
(1) Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus
ditempatkan pada seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan
maka potongan dapat diijinkan apabila panjang batang yang
disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
(2) Sambungan-sambungan harus dibuat pada tempat-tempat dan dengan
cara-cara seperti ditunjukkan pada gambar-gambar kecuali jika dengan
cara lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sambungan-
sambungan tidak diijinkan pada tempat-tempat yang terdapat

halaman 19 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
tegangan maksimun dan harus ditempatkan berselang-seling sehingga
tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu
tempat.
(3) Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap)
satu sama lain, maka batang-batang harus didukung sehingga batang-
batang itu tidak berhubungan satu sama lain jika ruang mengijinkan.
Batang-batang itu hanya diikat dengan aman minimun pada dua
tempat persambungan.
(4) Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana.

PASAL - 8. PENGUJIAN STRUKTUR HIDROLIS


8.1. Umum
(1) Pada pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari
timbunan supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan
jelas.
(2) Setiap konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan
dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air selama
waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya
penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan selama 24
jam adalah 1 (satu) cm.
8.2. Perbaikan
(1) Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat
lagi adanya kebocoran.
(2) Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan,
Penyedia harus mengadakan perbaikan secara menyeluruh atas biaya
sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus
diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
(3) Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan
misalnya dengan sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui
Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.

PASAL - 9. PEKERJAAN BAJA


9.1. Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja
dari jenis Mild Steel - 400 yang dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi harus
memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan
pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang
perlu Direksi Teknis/Lapangan dapat memerintahkan untuk dilakukan
pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan persyaratan
pengujian yang berlaku.
9.2. Pabrikasi
Pekerja-pekerja yang digunakan adalah yang terlatih pada bidangnya
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi
Teknis/Lapangan. Direksi Teknis/Lapangan mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan
tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap
tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar
rencana, harus segera diperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia harus
menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.3. Pola (mal) pengukuran dan sebagainya

halaman 20 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjaminBAB - VI
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia, semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.
Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap
kurang pada suhu 25˚ (normal)
9.4. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa
keseluruhannya sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus
bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan perbaikan
sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
9.5. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara
menggunting, menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada
permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar
rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-
gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar
rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi
maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik
maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
9.6. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka
pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3
mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang
mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.
9.7. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah
mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh
las pemotong harus bersih serta lurus. Untuk menghaluskan tepi yang telah
dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan las pemotong. Bila
dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, dapat digerinda yang bergerak
searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas
dari seluruh bekas kotoran tadi.
9.8. Pekerjaan Las
(1) Seluruh pelaksanaan pekerjaan pengelasan hanya diperkenankan
dengan menggunakan las listrik.
(2) Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las bersertifikat harus
diawasi langsung oleh Direksi Teknis/Lapangan yang mempunyai
training dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan semacam itu.
Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dan
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai.
(3) Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengolahan, jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian
ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut, harus
diajukan oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik
dapat dilakukan.
(4) Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik
yang digunakan pada las listrik harus yang seperti yang disyaratkan
dan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(5) Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi,
minyak, gemuk cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu
pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar ,

halaman 21 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan. BAB - VI


(6) Untuk pengerjaan las harus dilaksanakan secara menerus tidak boleh
terputus
(7) Laju pengelasan harus diatur sedemikian sehingga tidak terjadi
peleburan tidak sempurna, penetrasi kampuh yang tidak memadai dan
peleburan berlebihan.
(8) Apabila diperlukan pengelasan dalam beberapa lintasan las untuk
memperoleh ukuran las yang dikehendaki terak-terak yang ada harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai lintasan yang baru.
(9) Hasil pengelasan harus dibersihkan dari kerak-kerak dan kotoran
dengan menggunakan gerinda, agar dapat terlihat kesempurnaan hasil
las.
(10) Ditambahkan ukuran dan jenis kawat las.
9.9. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh
tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu lubang
ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran
yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi
tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran
besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
9.10. Menuang dan Menempa
(1) Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun
cacad-cacad lain. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan
maka Direksi Teknis/Lapangan harus diberi tahu sehingga ia dapat
melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak
diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat,
bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan tempaan harus
disempurnakan dengan mesin hubungan diselesaikan dan dicocokkan
dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan
dengan mutu tinggi.
(2) Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut
pendapat Direksi Teknis/Lapangan dalam penyelesaian permukaan
bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik, maka
harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya untuk pekerjaan tersebut
dibebankan atas resiko Penyedia.
9.11. Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir
(1) Penyedia harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut
cincin baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan di lapangan sebanyak 10 % dari setiap ukuran paku keling
ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat pengiriman,
kepada Direksi Teknis/Lapangan. Penyedia menyerahkan montase
(kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan bautnya
yang menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta letaknya dimana
akan dipakai pada pekerjaan.
(2) Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran
sebelum dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk
dengan cermat, konsentris dengan batangnya dan berhubungan
langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta
cukup untuk lubang.
(3) Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang
ditempa tepat konsentris dan siku dengan batangnya dengan kepala
serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis kepala yang lain
diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera
dalam gambar rencana haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai

halaman 22 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
dengan ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang
cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut. Baut stall
haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang
dimana digunakan. Baut baja keras. Mur dan cincin baut harus
berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana dan harus
memenuhi Acuan Normatif.
9.12. Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan
cara yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sebelum
penyerahan untuk pekerjaan, kalau dipakai pihak ketiga dalam pekerjaan
pemasangan untuk semua penyerahan dan bertanggung jawab untuk
setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh
kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah
menerima penyerahan pekerjaan baja, pihak ketiga akan segera
menyampaikan secara tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan setiap
kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia
harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar
dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.
9.13. Pemasangan
Umum
Penyedia harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan
mengelingkan baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak
boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang digunakan
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti, Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau
baut, dan digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat
seperti diisyaratkan di bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang
dapat merusak atau menganggu material tidak diperkenankan. Setiap
kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase
serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan
menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Permukaan dengan mesin perkakas harus dibersihkan
sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50 %
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40 %
dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10 % dari
lubang pada suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen
sebelum baut montase atau drift diangkat (disingkirkan).

Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya


Penyedia harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua pararel drift
untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya
bila dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai
pekerjaan semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan atau biaya Penyedia.

Drift Paralel Untuk Montase


Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat
sesuai dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari
jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift
itu.

Pemasangan Paku Keling


Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan
dapat berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya
pemasangan paku keling. Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan
pekerjaan pada posisinya dan tidak akan digunakan untuk menganggu
lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang lebih besar dari

halaman 23 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling BAB - VI


dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah
di setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk
kepala dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan
cara menggosokkannya pada permukaan sepotong logam. Paku keling
tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat
dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama masih
panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak
terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacad atau dengan kepala yang
sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong dan diganti dengan
paku keling yang baik, membentuk kembali kepala paku keling tidak
diperkenankan. Kepal paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada
tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
9.14. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir
Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga
setiap bagian serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh
sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal
10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang diisi
dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel
Drift untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin
baut yang diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi
di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar.
Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum
sambungan diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan
atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang
dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat,
memakai cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau
dipandang perlu, baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5
mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan
dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan
kunci yang digerakan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan dapat menunjukan bila tercapai torque yang
disyaratkan telah tercapai.
Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki
adalah Galvanisasi celup panas.

Plat Baja yang digalvanisir


Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk saluran
air hujan, bubungan dan pinggul pada atap sirap dan pada tempat
lain yang ditunjukan pada gambar harus dipakai baja yang
digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan, tebalnya
lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus sesuai dengan
tabel berikut :

Tabel Pelat Baja digalvanisir

Berat Seng
BWG No. Tebal Plat Baja
(gr/m2)
22 0,71 534

halaman 24 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

0,56
BAB - VI
24 0,46 534
26 0,36 380
28 380

Pemasangan
 Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat
dan dipasang menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan
gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim
patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian yang
tercecer atau berlimpah.
 Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku
sekrup galvani atau dengan memakai lembaran penutup
(holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar.
Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½
timah hitam dan ½ timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan
sebagai peleburnya kedua zat.
9.15. Pengecatan Baja
Umum
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik
dengan cat dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang
yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan
cat lapangan terdiri dari:
b. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh
Direksi Teknis/Llapangan, karena telah rusak pada saat
pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
c. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di
semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu.
d. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
Pembersihan dan pelapisan epoxy
e. Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya
yang melengket padanya. Proses pelaksanaan pembersihan
dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh wakil Direksi
Teknis/Lapangan.
f. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan
epoxy dengan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan
g. Ketebalan epoxy diukur dengan menggunakan alat ukur Coating
Thickness Gauge atau alat sejenis lainnya.
Penggunaan Cat
h. Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pengecatan tak dapat dilakukan
pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada cuaca lain yang
jelek.
i. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.
Lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam
tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan
baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan
di atas. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan) harus disapu dengan kuat pada permukaan baja,
sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap

halaman 25 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, bahan
lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 10. PEKERJAAN PASANGAN


10.1. Bahan-bahan
(1) Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang
dipakai pada beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat
yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
(2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan
dengan tangan
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
lariutan teh yang sedang kepekatannya.
Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih
natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung
lebih dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada
pengujian tidak boleh menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan
pembanding yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir
normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
(3) Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari
gunung), batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-
syarat sebagi berikut:
Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda
lapuk
Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda
dan tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis
kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya
harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
(4) Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses
pembakaran, dapat digunakan produksi lokal dengan ukuran normal
6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna
merah tua yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata
merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus
terdiri dari 1 bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan
yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas
matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.

halaman 26 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(5) Air BAB - VI


Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan
boleh dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton
(6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah
disetujui Direksi Teknis/Lapangan
(7) Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel
teraso, keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan
oleh Direksi Teknis/Lapangan atau seperti yang disyaratkan pada saat
rapat penjelasan.
10.2. Adukan
(1) Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran,
mempunyai alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang
sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh
dilakukan dengan tangan (dengan memakai cangkul dan
sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang merata.
(2) Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam
gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel Komposisi Adukan

Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

10.3. Blok-blok Beton


(1) Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan
daerah lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran
asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
(2) Campuran adukan
Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus
terdiri dari 1 bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan
yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari
30 kg/cm² pada umur 40 hari.
(3) Perawatan blok-blok beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari
dan dirawat untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.
(4) Tembok-tembok ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1.
Pasangan ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu
dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik garis lurus di
antara kedua ujungnya.

halaman 27 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai BAB - VI
dengan yang ditetapkan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
10.4. Pasangan Batu Bata
(1) Bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Batu bata/hollowbrick harus memenuhi NI-10
b. Semen portland harus memenuhi NI-8
c. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9 Pemasangan
(2) Syarat-syarat pelaksanaan
a. Batu bata/hollowbrick yang digunakan adalah batu bata setempat
dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan,
yaitu siku dan sama ukurannya.
b. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam
bak air atau drum hingga jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom
praktis.
e. Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m3 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak antara kolom
maksimal 4 m.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi
beton diameter 8 mm. jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
g. Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1
(satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan
bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.
10.5. Plesteran
(1) Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
b. Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian
yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan
dalam NI-8.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
(2) Perbandingan campuran plesteran
a. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding,
sedangkan untuk daerah basah digunakan plesteran dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps.

halaman 28 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
b. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air
sampai mencapai hasil kekentalan yang sempurna.
(3) Pelaksanaan
a. Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus
dibersihkan dari noda debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi daya ikat plesteran.
b. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan
plesteran harus dibuat terlebih dahulu "kepala plesteran" untuk
dipergunakan sebagai acuan.
c. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (ñ 20 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut
dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan
panjang minimal 1,5, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari
untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
d. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan
beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan
daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran.
Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi
bahan additive, misalnya "Calbon".
e. Permukaan beton harus dibasahi air hingga jenuh.
f. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan
minimal 2 cm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus,
tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mengering, dilakukan plesteran berikutnya
dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang
dikehendaki.
g. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan
ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada
waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut
harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat
ayam tersebut menjadi tanggungan Penyedia.
h. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau
diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus
dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
10.6. Pasangan Batu
(1) Bahan
a. Batu harus terdiri dari batu alam
atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan
cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
b. Mutu dan ukuran batu harus
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan Pekerjaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat
mungkin harus berbentuk persegi.
c. Kecuali ditentukan lain oleh
Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk
pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
(2) Adukan
Bila tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai adalah 1 PC : 4 Pasir
(3) Syarat pelaksanaan
a. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan
ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
b. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
hubungan semua batu melekat satu sama lain dengan sempurna.

halaman 29 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga.

halaman 30 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
VII - B. SPESIFIKASI TEKNIS PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR (PAKET)

PASAL - 1. RUANG LINGKUP


(1) Spesifikasi ini bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket, material, pabrikasi dan pemasangan
pekerjaan konstruksi.
(2) Unit IPA Paket ini merupakan instalasi pengolahan air (IPA) yang
menggunakan air permukaan sebagai air bakunya.
(3) Kapasitas IPA Paket yang direncanakan harus dapat dioperasikan sebesar
20% di atas kapasitas yang dibutuhkan.
(4) Direksi Lapangan/Teknis wajib menyediakan data pemeriksaan laboratorium
terhadap kualitas air baku yang akan diolah.
(5) Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam pembuatan IPA Paket meliputi :
a. Membuat perhitungan hidrolis berkenaan dengan proses pengolahan air
baku menjadi air minum yang disajikan dalam bentuk nota disain atau
memorandum disain.
b. Membuat gambar disain rinci unit pengolahan air yang akan ditawarkan
termasuk didalamnya gambar lay out dan potongan.
c. Merencanakan secara rinci proses pengolahan & konstruksi lengkap
sesuai kebutuhan terkait kuantitas dan kualitas air baku.
d. Pengadaan unit IPA Paket dengan perlengkapan dan sarana penunjang,
yang terbuat dari bahan-bahan yang dilindungi dengan anti karat .
e. Mengasuransikan unit IPA Paket selama transportasi dari pabrik ke lokasi
proyek.
f. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit IPA Paket,
peralatan listrik (kabel-kabel), valve dan lain-lain.
g. Trial run dan commisioning sampai dengan hasil produksi memenuhi
standar kualitas air minum yang termasuk di dalamnya pemeriksaan hasil
air olahan di laboratorium selama masa uji coba.
h. Jaminan (guarantee) bahwa unit IPA Paket ini mampu mengolah air baku
menjadi air minum yang memenuhi standar kualitas air minum sesuai
Permenkes RI No 492/MENKES/SK/VII/2010 Tentang Kualitas Air Minum.

PASAL - 2. ACUAN NORMATIF


SNI 19-6776-2002 Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket
instalasi pengolahan air
RSNI 7504-2008 Spesifikasi Material Fibreglass Reinforced Plastic Unit Instalasi
Pengolahan Air
SNI 0004-2008 Tata cara Commissioning Instalasi Pengolahan Air
SNI 6773-2008 Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air
SNI 19-6774-2008, Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air
(IPA).
SNI 19-6775-2008, Tata cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
SNI 05-0141.2-1996, Unjuk kerja pompa sentrifugal
SNI 04-0225-2000, Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)

PASAL - 3. LOKASI INSTALASI


(1) Penyedia barang/jasa harus memeriksa rute transportasi ke lokasi
pemasangan dan melaporkan kepada Direksi Lapangan/Teknis komponen-
komponen apa saja yang membutuhkan perubahan ukuran dan juga unit-unit
yang akan dimodifikasi jika ada.
(2) Penyedia barang/jasa dapat memanfaatkan fasilitas listrik dan air yang ada
di lokasi dan untuk semua ini penyedia barang/jasa harus membayar kepada
pihak PDAM atau pihak yang terkait.
(3) Apabila tidak ada fasilitas tersebut maka Penyedia barang/jasa harus sudah

halaman 31 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

memperhitungkan dan membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut. BAB - VI


(4) Setelah pekerjaan selesai, Penyedia barang/jasa harus membenahi semua
perlengkapannya dan lokasi proyek harus sudah bersih dan siap untuk
digunakan sesuai dengan keinginan Direksi Lapangan/Teknis.

PASAL - 4. KETENTUAN UMUM


Secara garis besar unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket ini harus memenuhi
beberapa ketentuan umum sebagai berikut :
(1) Perlu memperhatikan sistem proses yang digunakan agar sesuai dengan
karakteristik air baku yang akan diolah.
(2) Kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket ini harus dapat dioperasikan
20% lebih besar dari kapasitas yang diminta.
(3) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus mampu mengolah air baku dari
sumber air dengan data kualitas air baku yang diberikan oleh pengguna
barang/jasa dengan melampirkan hasil uji laboratorium .
(4) Kualitas air hasil pengolahan dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus
dapat memenuhi standar kualitas air minum Indonesia sesuai Permenkes RI
No 492/MENKES/SK/VII/2010 Tentang Kualitas Air Minum.
(5) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus dipasang di atas tanah yang
stabil dan diberi landasan yang rata dan mendatar serta diberi pondasi yang
sesuai kebutuhan untuk menopang bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
tersebut.
(6) Konstruksi bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus dipasang
rata dan mendatar, sehingga semua komponen juga dapat dipasang secara
rata dan mendatar secara sempurna.
(7) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus terdiri dari unit-unit proses
pengolahan air agar mampu mengolah air baku menjadi air yang kualitasnya
memenuhi persyaratan air minum. Unit-unit proses pengolahan tersebut
harus mampu mengolah air dengan kapasitas sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Untuk menjamin pengaliran yang baik dan sesuai dengan
yang diharapkan maka ketinggian dari setiap unit pengolahan harus dihitung
dengan mempertimbangkan kehilangan tekanan dan harus dapat
digambarkan pada profil hidrolis.
(8) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus mudah dalam pengoperasian dan
pemeliharaan, serta tidak memerlukan penanganan oleh operator dengan
ketrampilan khusus / pendidikan khusus yang tinggi.
(9) Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus dibuat dari bahan
kedap air, nampak baik, dicat, serta permukaan bagian luar dan dalam tidak
cacat.
(10) Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus dilengkapi dengan
akses untuk pengoperasian dan pemeriksaan berupa tangga dan bordes.
(11) Lay out bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket harus terdiri dari
jenis dan jumlah bangunan utama dan penunjang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Perletakan bangunan-bangunan tersebut harus disetujui oleh
pengguna barang/jasa agar dapat disesuaikan dengan perencanaan pada
tahap-tahap berikutnya.
(12) Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang memerlukan
energi listrik sesedikit mungkin sehingga biaya operasi tidak mahal (hemat
energi).
(13) Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus
mudah didapatkan di pasaran dalam negeri dan harganya relatif murah.
(14) Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam
pengadaan/ pemakaian bahan-bahan bangunan produksi dalam negeri,
kecuali beberapa bagian yang memang belum dapat diproduksi dalam
negeri.
(15) Perlengkapan-perlengkapan yang digunakan hendaknya sesuai dengan SNI
yang berlaku sehingga awet, suku cadang diusahakan mudah didapatkan di

halaman 32 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pasaran dalam negeri. BAB - VI


(16) Untuk memberikan hasil yang optimal, maka harus ada jaminan/garansi dari
pihak pembuat bahwa peralatan yang digunakan pada Instalasi Pengolahan
Air (IPA) Paket tersebut dapat berjalan dengan baik selama minimal 1 (satu)
tahun.

PASAL - 5. PROSES PENGOLAHAN


(1) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket terdiri dari : komponen utama dan
bangunan penunjang.
(2) Komponen utama terdiri unit-unit proses pengolahan dan komponen
bangunan penunjang tediri dari bangunan-bangunan yang mendukung
proses operasi dari instalasi pengolahan air (IPA) Paket, dengan uraian
seperti yang ditunjukan pada Tabel.

Tabel Uraian Komponen IPA Paket

No Komponen
1 Komponen Utama
1) Unit Koagulator
2) Unit Flokulator
3) Unit Sedimentasi
4) Unit Saringan Pasir Cepat
5) Sistem Pembubuhan Bahan
Kimia
2 Komponen Bangunan Penunjang
1) Reservoir
2) Rumah Jaga
3) Laboratorium
4) Gudang bahan kimia
5) Rumah pompa, genset

PASAL - 6. AIR BAKU


Air baku yang digunakan adalah air permukaan, kualitas air baku harus
memenuhi :
(1) Agar biaya operasional pengolahan air tidak terlalu tinggi untuk kekeruhan
melebihi dari 400 NTU maka dianjurkan perlu dilengkapi pengolahan
pendahuluan berupa bangunan/bak prasedimentasi.
(2) Tidak mengandung bahan organik.
(3) Tidak berasa asin.
(4) Tidak mengandung logam berat melebihi ketentuan yang berlaku.

PASAL - 7. KOAGULATOR (PENGADUK CEPAT)


(1) Fungsi
Unit Koagulator (pengaduk cepat) berfungsi untuk mencampurkan bahan
kimia dengan air baku yang akan diolah.
(2) Tipe
Tipe Unit Koagulator (pengaduk cepat) dapat berupa :
a. Tipe Hidrolis, berupa terjunan, memanfaatkan energi yang terjadi dari
tinggi terjunan air.
b. Tipe Mekanis, terdiri atas : impeller, turbin, paddle atau propeller,
memanfaatkan energi yang berasal dari motor penggerak.
(3) Kinerja

halaman 33 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Unit koagulator akan bekerja dengan baik pada kondisi : BAB - VI


a. pH air baku, antara 6 - 11, tergantung dari jenis koagulan yang digunakan
(misalnya : Alumunium Sulfat pada pH : 6,5 - 8,2, Ferro Sulfat (garam
besi) pada pH : 6 - 11, dan PAC pada pH : 6 - 9).
b. Energi untuk pencampuran yang menghasilkan gradien kecepatan sesuai
dengan kriteria disain.
c. Dimensi/ukuran bak ditentukan berdasarkan waktu detensi sesuai dengan
kriteria disain.
(4) Bentuk
Bentuk dan perlengkapan pengaduk cepat disesuaikan dengan teknologi IPA
paket yang ditawarkan namun harus mampu menghasilkan kinerja
sebagaimana ditetapkan, akurat serta mudah dalam pengoperasian dan
pemeliharaannya.
(5) Perlengkapan
Perlengkapan unit koagulator meliputi :
a. Bak Penampung Air Baku :
 Bak penampung air baku dilengkapi dengan alat ukur (Thomson). Bak
penampung sekaligus berfungsi sebagai penenang sedangkan
terjunan dari air jatuh dari alat ukur berfungsi sebagai pencampur.
 Kapasitas bak penampung harus dapat menampung air dengan waktu
detensi minimal 1 menit.
 Alat ukur (Thomson) yang digunakan merupakan ambang berbentuk
“V (V-notch), dengan sudut 900, kecuali ditentukan lain.
Dimensi/ukuran alat ukur harus diperhitungkan agar dapat mengalirkan
kapasitas air sesuai dengan kapasitas pengolahannya
b. Pembubuhan koagulan, meliputi :
 Bak Pembubuh Koagulan, merupakan bak untuk menampung
koagulan sebelum dibubuhkan pada unit/bak koagulasi. Bak
pembubuh koagulan ini dapat terdiri dari bak pencampur koagulan dan
bak pembubuh koagulan. Bak pencampur diperlukan bila koagulan
yang digunakan berupa bubuk/tepung, dimana pada bak pencampur
ini koagulan dicampur dengan air sehingga terbentuk larutan koagulan.
Bak pembubuh adalah bak yang menampung larutan koagulan serta
berfungsi untuk membubuhkan koagulan pada bak/unit koagulasi.
 Bila diperlukan koagulan lebih dari satu jenis, maka bak pembubuh
koagulan ini juga dapat lebih dari 1 (satu) set.
 Ukuran bak pembubuh koagulan ini, setidak-tidaknya harus dapat
menampung kebutuhan koagulan untuk 8 (delapan) jam operasi dari
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket tersebut, kecuali ditentukan lain.
 Konsentrasi larutan koagulan 10 – 20% berat, kecuali ditentukan lain.
c. Pembubuhan koagulan dapat dilakukan dengan cara Gravitasi
 Memanfaatkan beda tinggi antara bak pembubuh koagulan dengan
bak koagulasi, dan harus diperhitungkan agar dapat diperoleh
kapasitas pembubuhan sesuai dengan kebutuhan. Pipa yang
digunakan untuk pembubuhan harus terbuat dari bahan yang tahan
asam, dan dilengkapi dengan 2 (dua) katup, yaitu : katup pengatur
debit (kapasitas) pembubuhan dan katup penutup aliran. Cara ini lebih
dianjurkan daripada cara pembubuhan dengan pompa, karena
pengukuran jumlah dosis lebih mudah dan akurat.
 Posisi jatuhnya (pembubuhan) koagulan tersebut harus tepat ditengah-
tengah air jatuh pada unit koagulator hidrolis, agar mendapat efek
turbulensi yang maksimum sehingga proses pengadukan menjadi
optimal.
d. Pembubuhan koagulan dapat dilakukan dengan cara Pemompaan :
 Pompa, menggunakan pompa pembubuh (dosing pump), kapasitas
pompa harus diperhitungkan agar dapat diperoleh kapasitas
pembubuhan sesuai dengan kebutuhan. Pipa yang digunakan untuk
membubuhan harus terbuat dari bahan yang tahan asam, sedangkan

halaman 34 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pompa pembubuh yang digunakan sesuai dengan spesifikasi pompa BAB - VI


pembubuh.
 Pembubuhan bahan kimia yang menggunakan pompa dosis dengan
cara penginjeksian ke dalam pipa air baku yang bertekanan harus
dilengkapi dengan metode perhitungan jumlah dosis yang sesuai
dengan kebutuhan pada saat disuntikkan pada air baku.
e. Alat pembubuh koagulan tersebut harus mampu memberikan kapasitas
pembubuhan sesuai dengan kebutuhan dosis pembubuhan yang
diperlukan sehingga air baku dapat terolah secara baik. Dosis
pembubuhan koagulan dalam keadaan normal biasanya pada kisaran
antara 5 mg/L sampai 60 mg/L, kecuali untuk kondisi khusus tertentu.
(6) Kriteria Disain
Kriteria disain unit Koagulasi adalah seperti berikut :
a. Gradien kecepatan (G), sekurang-kurangnya 500/detik.
b. Waktu detensi (td), antara 1 – 10 detik.

PASAL - 8. UNIT FLOKULATOR (PENGADUK LAMBAT)


(1) Fungsi
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak
stabil setelah proses pembubuhan dan pengadukan bahan koagulan pada
proses koagulasi, sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap
(2) Tipe
Tipe Unit Flokulator (pengaduk lambat) dapat berupa :
a. Tipe Hidrolis, berupa saluran bersekat (baffle channel) baik yang
menggunakan aliran vertikal maupun horisontal, memanfaatkan energi
yang terjadi akibat kehilangan tekanan pada saluran dan belokan.
b. Tipe Mekanis, dapat berupa impeller, turbin, paddle atau propeller,
memanfaatkan energi yang berasal dari motor penggerak.
(3) Ukuran
a. Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulator harus
dihitung berdasarkan kriteria disain waktu detensi.
b. Bila menggunakan sistem sludge blanket dimana unit flokulasi dan unit
sedimentasi menjadi satu kesatuan dalam satu bak, maka arah aliran dari
down flow kemudian menjadi up flow.
(4) Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flok yang baik, faktor yang sangat berpengaruh
adalah :
a. nilai gradien kecepatan sesuai dengan kriteria disain untuk mendapatkan
proses pencampuran yang optimal
b. waktu detensi untuk memberikan kesempatan yang cukup agar flok dapat
bertemu.
c. proses pencampuran harus dilengkapi dengan efek gaya sentripetal
melalui proses stiring (pemutaran).
(5) Bentuk
Bentuk unit flokulasi disesuaikan dengan teknologi IPA paket yang
ditawarkan namun mampu menghasilkan kinerja sebagaimana ditetapkan.
(6) Pelengkap
a. Bak flokulator harus dilengkapi dengan saluran penguras yang memiliki
katup pembuka dan penutup aliran.
b. Bak flokulator yang menggunakan sistem hidrolis harus dilengkapi
dengan pintu atau valve yang dapat mengatur besarnya kehilangan
tekanan yang diperlukan antar kompartemen (saluran) untuk
mendapatkan nilai G yang sesuai dengan kebutuhan.
(7) Kriteria Disain
Kriteria disain unit flokulator meliputi :

halaman 35 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
a. Jumlah kompartemen pada unit flokulator dapat terdiri dari satu unit atau
beberapa kompartemen.
b. Bila digunakan beberapa kompartemen, maka dapat menggunakan nilai
gradien kecepatan (G), antara 20/detik – 100/detik, yang dibuat menurun
dari nilai G yang besar menuju G yang lebih kecil.
c. Bila menggunakan satu kompartemen, maka nilai G yang diterapkan
adalah minimum 60/detik,
d. Waktu detensi (td), antara 20 – 40 menit.
e. Perkalian antara nilai G dan td (Gtd), berkisar antara 104 - 105.

PASAL - 9. UNIT SEDIMENTASI (PENGENDAP)


(1) Fungsi
Untuk mengendapkan flok yang sudah terbentuk pada unit flokulator
sehingga mudah dibuang.
(2) Tipe
Aliran pada unit sedimentasi dapat berupa aliran vertikal atau horisontal.
Tipe pengendapan ada dua jenis, yaitu tipe konvensional dan kontak lumpur
(sludge blanket).
a. Tipe konvensional, yaitu bak pengendap yang melakukan proses
pengendapan terhadap flok yang terbentuk dari unit flokulator secara
langsung.
b. Tipe selimut lumpur (Sludge Blanket/Solid Contact), adalah bak
pengendap yang melakukan proses pengendapan terhadap flok yang
terbentuk dari unit flokulator melalui lapisan selimut lumpur. Flok-flok yang
kecil, yang tidak dapat diendapkan pada tipe konvensional, dapat
digabungkan menjadi flok-flok yang lebih besar oleh selimut lumpur
sehingga dapat diendapkan.
(3) Ukuran
a. Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus
dihitung sesuai dengan kriteria disain.
b. Untuk bak pengendap dengan jenis aliran vertikal, perhitungan dimensi
hanya berdasarkan kriteria disain beban permukaan (surface loading).
Sedangkan untuk bak pengendap dengan jenis aliran horisontal, maka
perhitungan dimensi berdasarkan kriteria disain beban permukaan
(surface loading) dan waktu detensi (td).
(4) Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang optimum maka harus
memperhatikan pada zona inlet yang dapat meratakan aliran masuk, zona
out let yang dapat meratakan aliran keluar, zona pengendap yang dapat
menghidari terjadinya aliran singkat (short circuit ) dan mampu melakukan
proses pengendapan partikel dengan sempurna, dan zona lumpur yang
dapat menampung jumlah lumpur yang terendapkan sesuai kebutuhan.
(5) Bentuk
a. Bak sedimentasi dapat dibuat dengan berbagai bentuk, seperti bulat,
persegi, persegi panjang, dsb.
b. Bentuk dinding dapat berupa dinding dengan permukaan rata atau
permukaan bergelombang (corrugated).
(6) Kelengkapan
a. Bangunan/bak sedimentasi harus terdiri dari 4 (empat) ruang (zona), yaitu
: ruang inlet, ruang pengendapan, ruang outlet serta ruang lumpur.
b. Zona inlet disiapkan agar air yang masuk ke bak sedimentasi dapat
dialirkan pada ruang pengendapan dengan kecepatan aliran air yang
merata.
c. Zona pengendapan merupakan tempat proses pengendapan terjadi.
Kapasitas/ukuran/dimensi ruang pengendapan ditentukan berdasarkan
beban permukaan atau dengan perhitungan secara teknis yang dapat
dipertanggung jawabkan mengacu pada kriteria teknis. Aliran pada ruang

halaman 36 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pengendapan diupayakan laminer sesuai kriteria disain BAB - VI


d. Zona oulet merupakan ruangan yang disiapkan untuk mengatur agar
aliran air yang keluar dari bak sedimentasi tidak mengakibatkan
gangguan pada aliran air pada ruang pengendapan, serta tidak
mengakibatkan lumpur yang sudah terendapkan terangkat kembali.
e. Untuk menambah luas permukaan bak pengendap, maka dapat dilakukan
dengan menambahkan plate setller atau tube settler, sehingga dapat
memperkecil beban permukaan (surface loading).
f. Zona lumpur merupakan ruangan untuk menampung lumpur dari proses
pengendapan flok pada zona pengendap. Zona lumpur dapat dihitung
dengan ketentuan konsesntrasi lumpur 1% – 2 % dari volume air yang
diolah dan volume yang tersedia mampu untuk menampung lumpur hasil
pengoperasian selama 4 – 7 hari. Ruang lumpur dilengkapi dengan pipa
penguras lumpur
g. Dasar bak dibuat miring, dengan kemiringan 2% - 3%.
h. Pipa penguras lumpur, dengan ukuran diameter minimal 6 inchi, atau
dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas instalasi dan ketinggian
muka air di bak pengendap.
(7) Kriteria Disain
Kriteria disain unit sedimentasi meliputi :
a. Beban permukaan (Q/A) untuk bak pengendap konvensional dan bak
pengendap kontak lumpur (sludge blanket) adalah seperti yang ditunjukan
pada Tabel Kriteria Disain.
b. Untuk bak pengendap dengan jenis aliran horisontal harus
memperhatikan waktu detensi (td) seperti yang ditunjukan pada Tabel.
c. Aliran air pada ruang pengendapan diupayakan tidak turbulen dengan
bilangan Reynold (NRE) < 2000 dan laminer dengan bilangan Froude (NFD)
> 10-5.
d. Jarak antar pelat atau diameter lubang tabung minimal adalah 2,5 cm,
agar mudah dilakukan pembersihan.
e. Kemiringan plat atau tabung pengendap berkisar antara 450 - 600.

Tabel Kriteria Disain Unit Sedimentasi

Ukuran Teknis
Menggunakan
No Uraian Tanpa
pelat atau Sludge
pelat
tabung blanket
pengendap
pengendap
1 Beban permukaan 0,4 – 0,8 4–6 2-4
(m/jam)
2 Waktu detensi (td), 120 - 180
menit untuk aliran
horisontal

PASAL - 10. UNIT FILTRASI (SARINGAN PASIR CEPAT)


(1) Fungsi
Untuk menyisihkan partikel-partikel halus yang lolos dari bak sedimentasi.
(2) Tipe
Unit filtrasi merupakan saringan pasir cepat. Tipe saringan pasir cepat
berdasarkan medianya dapat dibedakan menjadi :
a. Media tunggal (single media), pada media tunggal digunakan pasir silika,
dengan diameter efektif, tingkat keseragaman dan ketebalan media
sesuai kriteria disain.
b. Media ganda (dual media), pada media ganda digunakan pasir silika dan
antrasit, dengan diameter efektif, tingkat keseragaman dan ketebalan
media sesuai kriteria disain.

halaman 37 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(3) Ukuran BAB - VI


a. Ukuran panjang, lebar dan jumlah bak harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan kriteria disain.
b. Ukuran dan ketebalan media sesuai dengan kriteria disain.
c. Ukuran lubang saluran pada penahan gravel sesuai dengan kriteria
disain.
d. Ketinggian perletakan gutter saluran air pencucian dan saluran outlet
ditetapkan berdasarkan perhitungan ekspansi media filter pada saat
proses backwashing.
(4) Kinerja
a. Untuk mendapatkan hasil penyaringan yang baik maka kondisi
penyaringan harus dapat diatur sehingga materi yang masih terbawa dari
bak sedimentasi dapat tersaring pada media filter semaksimal mungkin,
dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan sesuai dengan kriteria
disain.
b. Besar kecepatan penyaringan harus sesuai dengan kriteria disain.
c. Media filter harus terendam dalam air.
d. Ukuran diameter efektif (d10) dan tingkat keseragaman (d60/d10) serta
ketebalan media filter harus sesuai dengan kriteria disain.
e. Air keluaran (efluen) dari bak filter ini sekurang-kurangnya harus
memenuhi kualitas air minum sesuai dengan Permenkes RI No
492/MENKES/SK/VII/2010 Tentang Kualitas Air Minum.
(5) Bentuk
Unit filtrasi dapat dibuat dengan berbagai bentuk, seperti bulat, persegi,
persegi panjang, dsb.
(6) Perlengkapan
a. Media penyaring yang digunakan berupa :
 Pasir silika dengan kualitas :
- Kadar silika minimal 90%
- Bentuk mendekati bulat
- Keras
- Diameter efektif dan tingkat keseragaman dihasilkan dari hasil
analisa ayakan(sieve analysis)
- Lolos uji laboratorium berupa :
o Direndam dalam air (aquades) selama 24 jam, berat berkurang
maksimal 1%
o Direndam dalam HCl selama 4 jam, berat berkurang maksimal
1%
 Antrasit yang digunakan (untuk dual media)
- Keras
- Diameter efektif dan tingkat keseragaman dihasilkan dari hasil
analisa ayakan(sieve analysis)
- Lolos uji laboratorium berupa :
o Direndam dalam air (aquades) selama 24 jam, berat berkurang
maksimal 1%
o Direndam dalam HCl selama 4 jam, berat berkurang maksimal
1%
b. Media penyangga
 Media penyangga yang digunakan adalah kerikil dengan ukuran
diameter 5 - 50 mm dan ketebalan 5 - 20 cm.
 Kerikil yang digunakan :
- Bentuk mendekati bulat
- Keras
- Lolos uji laboratorium berupa :
o Direndam dalam air (aquades) selama 24 jam, berat berkurang

halaman 38 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

maksimal 1% BAB - VI
o Direndam dalam HCl selama 4 jam, berat berkurang maksimal
1%
c. Saluran pembuangan air pencucian (gutter) yang dilengkapi ambang
(weir)
d. Saluran/perpipaan untuk mengalirkan air untuk backwash dan pipa udara
serta blower bila digunakan udara untuk membantu proses pencucian.
e. Debit yang keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur dengan mudah dan
hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran/ flow meter.
(7) Kriteria Disain
a. Bak yang digunakan sekurang-kurangnya 5 (lima) unit bak
b. Kecepatan penyaringan, antara 6 – 11 m/jam
c. Ketinggian air di atas media dalam bak minimum 10 cm
d. Media pasir yang digunakan memiliki ukuran diameter efektif (ES)(d10)
antara 0,3 – 0,7 mm dan tingkat keseragaman (UC) (d60/d10) maksimum
1,4.
e. Ketebalan media pasir silika, pada filter media tunggal atau media ganda
adalah antara 60 – 90 cm.
f. Pada filter media ganda, media antrasit yang digunakan memiliki
ketebalan lapisan 40 – 50 cm dengan ukuran efektif (ES) antara 1,2 – 1,8
mm. dan tingkat keseragaman (UC) (d60/d10) maksimum 1,5
g. Media kerikil yang digunakan memiliki ukuran 5 mm sampai 50 mm
disusun dari yang berukuran terbesar paling bawah.
h. Ketebalan media kerikil, antara 20 – 30 cm.
i. Untuk saluran/perpipaan underdrain:
 Diameter lubang orifice pada underdrain memiliki ukuran berkisar
antara ½ - ¾ inchi
 Jumlah orifice ditentukan berdasarkan rasio luas lubang orifice dengan
luas bak filter berkisar antara 2% – 3%
 Ukuran pipa lateral ditentukan berdasarkan rasio luas pipa lateral
dengan luas lubang orifice yang dilayaninya berkisar antara 2 – 4 kali
 Ukuran pipa utama (manifold) ditentukan berdasarkan rasio luas pipa
utama dengan luas pipa lateral yang dilayaninya berkisar antara 1,5 –
3 kali
 Jarak antar lubang orifice dan juga jarak antar pipa lateral berkisar
antara 70 – 200 mm
(8) Sistem Pencucian Media Filter
Pencucian merupakan cara untuk membersihkan kotoran yang berada pada
media filter setelah filter dioperasikan.
a. Sistem pencucian filter berupa pencucian dengan aliran balik (backwash),
dengan cara :
 Menggunakan pompa, yaitu pencucian yang dilakukan dengan
bantuan pompa pencuci
 Secara gravitasi. Pencucian secara gravitasi dapat berupa :
- Saling mencuci (inter filter backwash). Pada sistem ini harus
disiapkan bak penampung air bersih yang menampung air keluaran
(efluen) dari saringan pasir (filter) yang akan digunakan sebagai air
pencuci media filter.
o Volume bak penampung air bersih harus dihitung agar cukup
untuk mencuci sekurang-kurangnya 2 (dua) bak filter.
o Harus tersedia beda tinggi (driving head) yang cukup antara
muka air pada bak penampung air dengan ketinggian gutter agar
dapat memenuhi kebutuhan kehilangan tekanan (headloss)
untuk pencucian media filter.
- Menggunakan menara pencuci.
o Volume bak penampung menara pencuci harus dihitung agar

halaman 39 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
cukup untuk mencuci sekurang-kurangnya 2 (dua) bak filter.
o Harus tersedia beda tinggi (driving head) yang cukup antara
muka air pada bak penampung menara pencuci dengan
ketinggian gutter agar dapat memenuhi kebutuhan kehilangan
tekanan (headloss) untuk pencucian media filter.
b. Kriteria Disain pencucian filter :
 Pencucian media filter harus dilakukan dengan menggunakan nilai
ekspansi antara 20% - 40%
 Lama pencucian :
- Pencucian menggunakan air berkisar antara 15 – 20 menit
- Apabila pencucian media filter menggunakan bantuan hembusan
udara, maka dapat dilakukan pada saat awal selama 5 menit

PASAL - 11. UNIT PENGOLAH LUMPUR


1. Fungsi
Untuk mengurangi kadar air pada lumpur hasil sedimentasi dan pencucian
unit filtrasi.
2. Tipe
Unit pengolah lumpur yang digunakan pada IPA adalah bak pengering
lumpur (sludge dying bed):
3. Ukuran
a. Ukuran panjang, lebar dan jumlah bak harus sesuai dengan perhitungan
berdasarkan kriteria disain.
b. Ukuran dan ketebalan media sesuai dengan kriteria disain.
c. Ukuran lubang saluran (underdrain) harus sesuai dengan kriteria disain.
4. Kinerja
a. Proses pengeringan lumpur sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
b. Pengeringan lumpur dicapai melalui pengeringan air dengan pengaliran
dan massa lumpur melewati lapisan pasir penyangga ke pipa drainase,
dan melalui penguapan.
c. Seiring dengan mengeringnya lumpur, retakan akan timbul pada
permukaan yang memungkinkan penguapan untuk terjadi dari lapisan
bawah yang akan mempercepat proses pengeringan.
d. Lumpur kering dapat dipindahkan dengan menggunakan sekop atau
garpu pada kandungan air sebesar 60%, tapi jika dibiarkan mengering
sampai kandungan air mencapai 40% akan berkurang beratnya sebesar
setengahnya dan tetap mudah untuk ditangani.
e. Lumpur yang terlalu kering (kandungan air 10% sampai 20%) akan
berdebu dan susah untuk dipindahkan karena akan hancur.
f. Air keluaran (efluen) dari bak pengering lumpur ini sekurang-kurangnya
harus memenuhi kualitas baku mutu air Kelas II sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
5. Bentuk
Unit sludge drying bed umumnya berbentuk persegi panjang, dsb.
6. Perlengkapan
a. Media penyaring yang digunakan berupa pasir kasar dengan kualitas:
- Bentuk mendekati bulat
- Dinilai dengan baik untuk tingkat permukaan
- Diameter efektif dan tingkat keseragaman dihasilkan dari hasil analisa
ayakan(sieve analysis)
b. Media penyangga
 Media penyangga yang digunakan adalah kerikil dengan ukuran
diameter 30 - 60 mm dan ketebalan 30 cm.

halaman 40 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

 Kerikil yang digunakan : BAB - VI


- Bentuk mendekati bulat
- Keras
c. Saluran/perpipaan untuk mengalirkan air efluen untuk dibuang ke badan
air.
1. Kriteria Disain
 Kriteria perencanaan untuk Unit sludge drying bed dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel Kritenia perencanaan unit sludge drying bed

Kriteria Nilai

Bed
Jumlah bed minimum 2
Ukuran sel (bed) Lebar = 6 m
Panjang = 6 – 30 m
Ketebalan lapisan lumpur 20 – 30 cm
Kecepatan alir lumpur dalam pipa > 0.75 m/s
Jenis pipa pengalir lumpur Pipa besi/plastik
Peletakan pipa pengalir Min. 17” di atas permukaan
Jarak unit dari pemukiman > 100 m
Perlengkapan tambahan  Bak pembagi aliran
 Splash plates (untuk meratakan lumpur)
Kerikil
Kedalaman total 12”
Pemasangan 6” di atas pipa underdrain paling atas
Peletakkan 2 atau lebih lapisan
Ukuran Top 3” dari partikel kerikil 1/8” – ¼”.
Kualitas Dinilai dengan baik untuk tingkat
permukaan
Pasir
Tebal lapisan pasir 23 – 30 cm
Ukuran partikel 0.8-1.5 mm
UC pasir < 4,0
ES pasir 0,3 – 0,75 mm
Jenis Pasir kasar yang bersih dan sudah dicuci
Kualitas Dinilai dengan baik untuk tingkat
permukaan
Underdrain
Kemiringan pipa perforasi 1%
Jarak antara pipa perforasi 2,5 – 6 m
Pemasangan Dengan sambungan terbuka
Bahan  Bahan dengan kekuatan yang cukup
 Bahan tahan karat
Kekuatan Dapat menahan lapisan kerikil

Dinding
Jenis Tahan Air
Pemasangan - Mencapai 18” di atas lapisan bed
- Mencapai minimum 6” di bawah
lapisan bed

 Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi dan kandungan air
dari lumpur, ketersediaan lapisan pasir.
 Lumpur baru tidak dapat diletakkan di atas lumpur yang sudah kering

halaman 41 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

PASAL - 12. BAHAN DAN PERALATAN BAB - VI


(1) Bahan Utama
Bahan utama yang digunakan untuk instalasi pengolahan air (IPA) Paket
adalah Baja dan fiberglass.
(2) Pelat Baja harus memenuhi ketentuan berikut :
Pelat baja Mild Steel SS-400, dengan ketebalan seperti ditunjukan Tabel
Pelat IPA.

Tabel Tebal Pelat IPA

Ketebalan pelat IPA dinding Ketebalan


Kapasitas rata (mm) pelat IPA
No IPA dinding
Bentuk Bentuk
(l/detik) corrugated
Kotak Bulat/Konus
(mm)
1 1 4 4 5
2 5 6 6 5
3 10 6 6 5
4 20 8 6 5
5 50 minimal 8 5
10

a. Pelat baja yang dipasang harus dapat menahan tekanan kerja minimal 10
kg/cm2.
b. Pelat baja harus dibersihkan dengan pasir bertekanan sesuai ketentuan
yang berlaku
c. Pelat baja harus diberi pelapisan, Pelapisan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
 Pelapisan bagian dalam, pelapisan bagian dalam dilakukan dengan
sand blasting dan menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk
air minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100
mikron.
 Pelapisan bagian luar, pelapisan bagian luar meliputi :
- Pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan
ketebalan 50 mikron,
- Pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan
ketebalan 50 mikron dan diwarnai biru.
(3) Fibreglass Reinforced Plastic
Pelat Fibreglass harus memenuhi ketentuan RSNI 7504-2008 Spesifikasi
Material Fibreglass Reinforced Plastic Unit Instalasi Pengolahan Air sebagai
berikut :
a. Menggunakan bahan dan material sebagai berikut ( acuan komposisi
bahan yang diuji laboratorium terakreditasi dilampirkan)
b. Material Utama
 Polyester Resin Unsaturated Tipe ORTHO dan ISO (atau setara)
 Chopped Strand Mat
 Roving Cross Mat
c. Material Pendukung
 Pasta pigment/warna
 Filler
 Katalisator
 Cobalt

halaman 42 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

d. Ketebalan dari unit dinding IPA adalah sebagai berikut : BAB - VI


Kapasitas IPA Ketebalan pelat dinding IPA
No
(L/detik) (mm)

1 2,5 5
2 5 8
3 10 10
4 20 12
5 30 15
5 50 20

(4) Pelat Pengendap


Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan
lendutan (defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 .
(5) Tangki Pembubuh dan Pengaduk
Tangki pembubuh dan pengaduk dari fiberglass atau sejenisnya yang tahan
terhadap larutan kimia. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan SNI
19-6774-2008, tata cara perencanaan paket unit IPA
(6) Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan pemasangan pipa-pipa harus terbuat dari pipa baja yang sudah di
las dari pabrik sehingga dijamin tidak bocor. Untuk diameter > 40 mm,
peralatan pipa harus tahan terhadap tekanan kerja maksimal 12 bar.
a. Perpipaan dan Saluran yang digunakan :
 Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk
saluran air minum, SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran
air buangan di daiam dan diluar bangunan;
 Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di
finished print
b. Perlengkap Pipa yang digunakan :
Katup terdiri dari :
 Butterfly Valve
- Butterfly valve harus digunakan untuk mengatur debit.
- Untuk ukuran butterfly valve > Ф 100 mm, harus menggunakan 2
piringan (flens).
 Gate valve
- Gate valve sebagai isolating valve, harus memenuhi ketentuan :
- Dilengkapi cincin penutup (seal) anti bocor.
 Check valve
(7) Peralatan Pelengkap
a. Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan SNI
19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
 Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible, centrifugal dan
yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
 Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak
dari pompa terhadap muka air terendah (net positif suction head).
 Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal
(single stage);
 Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air);
 Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai
berikut itu :
- Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3

halaman 43 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

phase, 50 Hz; atau sesuai daya PLN BAB - VI


- Pole : 2 atau 4 pole;
- Putaran maksimal 2900 rpm.;
- Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan
(ambient temperatur) 50º C, khusus untuk pompa submerbsible
ambient temperatur maksimum 22oC.
 Bahan pompa air baku terdiri dari :
- Casing terbuat dari cast iron;
- Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome
steel, cast iron special dan bronze;
- As pompa ( shaft) terbuat dari stainless steel;
 Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
- Satu set pressure gauge, 0,50 -5kg/cm2;
- Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa
discharge flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan
ke pipa tranmisi air baku;
Tipe 2, pompa air baku dilengkapi dengan sistem guinding bar dan
pipa GIP untuk discharge lengkap dengan fitting dan bend
90º medium untuk sambungan ke pipa tranmisi air baku;
 Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai
dengan ukuran dan daya motor pompa terpasang. Bila memerlukan
penyambungan dalam air, harus diberi isolasi khusus.
 Pompa Air Minum, dengan ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan
SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
- Pompa air minum harus dipilih dari jenis centrifugal
horizontal/vertical ;
- Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi
tuang (cast iron ) dan kipas dari kuningan atau baja tahan
karat/stainless steel;
- Ball bearing memakai bahan pelumasnya dari gemuk;
- Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3
phase, 60 Hz;
- Pole : 2 atau 4 pole;
- COS phi : 0,80
- Putaran maksimal 1500 rpm atau 2900 untuk head tinggi.;
sesuaikan dengan Permen. 18 /PRT/M/2007 Lampiran 3
- Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan
mampu bekerja selama 15 jam per hari dengan temperatur ambien
50ºC.
- Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta.
 Perlengkapan pompa Air Minum (sesuai dengan SNI 19-6774-2002,
tata cara perencanaan paket unit IPA):
- Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan
three way valve;
- Float level control valve dan pressure switch;
- Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk
pipa discharge;
- Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan support
kabel;
- Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
- Brosur/ buku mengenai:
o Petunjuk operasi dan pemeliharaan;
o Kurva Kinerja.
 Pompa pembubuh, yaitu (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara

halaman 44 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

perencanaan paket unit IPA) : BAB - VI


Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Stroke dapat diatur;
- Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai
dengan bahan kimia yang dipompakan;
- Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
- Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
- Alat Ukur Aliran (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA):
o IPA dilengkapi dengan alat ukur aliran (flow meter)
o Flow meter inlet tipe magnetic untuk mengukur debit masuk
o Flow meter outlet untuk mengukur debit olahan pada daerah
keluaran (outlet).
b. Bordes dan tangga
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes dan tangga
untuk operasi dan pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari bahan baja
yang dicat anti karat.
c. Struktur Bangunan
Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi beton
bertulang K-225. Untuk jenis tanah lembek (P tanah < 5) maka pondasi
dibuat di atas cerucuk /minipile/pile sesuai perhitungan pondasi.

PASAL - 13. DIESEL GENERATOR SET


Diesel generator set terdiri dari (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA) :
(1) Mesin Penggerak dan Generator yaitu :
1. Mesin diesel, pendingin air (radiator) atau udara;
2. Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat power supply dari batere
12 - 24 Volt;
3. Putaran nominal 1500 rpm, baik dengan atau tanpa beban;
4. Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compatible dengan PTO
(power take over)
5. Suara yang keluar dari peredaman, suara tidak boleh melebihi 70 dB pada jarak 1
meter di luar dinding;
6. Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus dilengkapi dengan
Automatic Voltage Regulator (AVR);
7. Kapasitas generator sampai 40 KVA, tidak menggunakan turbo charger;
(2) Mesin Diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar
10% selama 2 jam dalam setiap periode 24 jam, tanpa ada gangguan
mekanik dan kenaikan temperatur yang tinggi.
Perlengkapan standar untuk generator set:
 Satu buah batere 12 volt/24volt
 Satu buah tangki bahan bakar, kapasitas minimal 100 Liter
 Satu buah buku petunjuk operasi dan pemeliharaan generator set
Panel kontrol mesin harus mempunyai:
 Satu panel untuk mati hidup switch;
 Satu panel untuk pengukur tekanan oli;
 Satu panel untuk pengukur temperatur air;
 Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air
pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran
naik;
 Satu panel tekanan bahan bakar;

halaman 45 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

 Satu panel ammeter arus pengisi accu: BAB - VI


 Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
 Satu panel penunjuk putaran ( tacho meter);
 Satu set panel indikator kerja ;
Panel generator harus mempunyai:
 Satu panel Volt meter;
 Satu tombol pemilih tegangan (selector switch);
 Satu tombol pengatur tegangan;
 Satu panel Watt meter;
 Satu panel frekuensi meter;
 Satu tombol, reset lampu panel.

PASAL - 14. PENGKABELAN DAN METODE INSTALASI


(1) Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, memenuhi
ketentuan (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA):
a. Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel
berisolasi PVC;
b. Shaft terbuat dari baja
c. Perlengkapan Listrik :
(2) Main Swicth Gear (ECI)
a. Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga
diesel genset diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch
charger, dialirkan ke panel EC2, box lampu penerangan luar, box lampu
penerangan dalam dan sekaligus untuk panel penggerak pompa air
bersih.
b. Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk
under voltage, under frequency, theonal dan single phasing. Resisting
dilakukan dengan manual. Panel free standing box yang berisi bus bar.
(3) Panel Pompa Air Baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake dan berisi antara lain :
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/Off swicth
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20 watt heater
(4) Grounding Masing-Masing Panel
(5) Penerangan di dalam Ruangan
Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting
fixture disediakan lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak,
receptacle dan normal standard accessories.
(6) Penerangan di Luar Ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih
serta intake harus disediakan lampu luar dengan tiang lampu, masing-
masing tiang dibuat dari steel pipe. Lampu yang dipasang dari jenis yang
tahan terhadap pengaruh panas dan hujan.
(7) Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam
air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung sendiri ukuran kabel

halaman 46 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebihBAB - VI


dahulu dari petugas proyek.

PASAL - 15. PEMBUMIAN (GROUNDING)


Pembumian (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA) terdiri dari :
Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
Tahanan tanah tidak boleh dari 5 Ohm;
Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.

PASAL - 16. LEMARI HUBUNG BAGI


(1) Lemari hubung bagi memenuhi ketentuan sebagai berikut (sesuai dengan
SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA) :
Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa
penopang, dengan penghantar bagi daya jenis penampang persegi
empat (bush bar);
Jumlah phase: 3 (tiga) phase, 4 (empat) kabel;
Frekuensi : 50 Hz;
Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama: 600 V AC; dan
untuk Voltage penghantar kontrol :250 V AC;
Voltage kerja untuk penghantar utama : 380 V AC; dan untuk
penghantar kontrol :220 V AC dan 100 V DC;
Pabrikasi, dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat PLN;
Tebal pelat baja, 2,0 mm untuk dinding dan 3,0 mm untuk pintu;
Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman
arus yang tidak kurang dari arus nominal penghantar masuk tersebut
dan minimal 10 A;
Sakelar masuk pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi
tanda pengenal khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari
sakelar lain;
Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana
mensuplai 3 buah atau lebih MDP : atau 3 atau iebih motor-motor
yang dayanya lebih dari1,5 KW : atau dihubungkan ke tiga atau lebih
kontak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih
dari I6 A; atau mempunyai arus nominal 100 A atau lebih;
Pada sisi penghantar masuk, dipasang pengaman lebur sebelum
sakelar;
Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus
diperhitungkan agar tidak terjadi panas yang berlebihan;
Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat
penghantar, tetapi tidak termasuk sirkuit arus atau bagian
bertegangan lain dengan polaritas atau phase berbeda atau sama,
harus mempunyai jarak minimal 5 cm;
MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas
dan harus ada petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan
gejala apa yang ditunjukan;
(2) Penghantar Rel
Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi
pesyaratan sebagai penghantar listrik;
Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan
tidak akan menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C
menurut Table 6.6-1, Tabel pembebanan penghantar yang

halaman 47 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000, SNI 04-0225-2000; BAB - VI


Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal,
sakelar magnit dan kawat penghubung harus mempunyai
kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya dan harus
mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator untuk
melayaninya.
(3) Perangkat Kendali
Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus
motor macet;
Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara
motor serta kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan,
sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya
115% dari jumlah arus beban penuh;
Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk
pemeriksaan kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk
dilengkapi dengan pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff,
kepekatan Iarutan, timbangan dan peralatan gelas.

PASAL - 17. PERSIAPAN COMIMISIONING


Penyedia Jasa diharuskan untuk menawarkan biaya untuk trial run termasuk
training untuk operator, supervisor dan bahan kimia yang digunakan untuk masa
Commisioning.
(1) Persyaratan-persyaratan
Sebelum dilakukan trial run dan commisioning unit paket IPA harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Unit paket IPA sesuai dengan perencanaan
Dilengkapi dengan spesifikasi teknis dan gambar terbangun.
Disiapkan format-format yang akan dijadikan acuan untuk buku harian.
Tersedia air baku yang memenuhi ketentuan kuantitas dan kualitas
Adanya penanggung jawab pengoperasian unit IPA
Penyedia barang/jasa menyiapkan kebutuhan bahan kimia dan produksi selama
pelaksanaan commisioning selama 5 hari kalender
(2) Pengoperasian
Pengoperasian unit paket IPA harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
Unit paket IPA telah mendapat sertifikat
Tersedia hasil pemeriksaan air baku secara lengkap dalam kurun waktu 7 hari sebelum
pelaksanaan trial run dan commisioning.
Apabila kekeruhan air baku melebihi 400 NTU, maka air baku dialirkan terlebih dahulu
ke bak pengendap pendahuluan (pra-sedimentasi).
Apabila terjadi penyimpangan pada kualitas air baku, pengoperasian dihentikan.
(3) Teknisi Pengoperasian
Teknisi pengoperasian memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jumlah operator setiap shift minimal 1 orang yaitu operator pengolahan dan operator
mekanik listrik dengan kualifikasi STM/SLTA
Tenaga laboratorium minimal 1 orang dengan kualifikasi analis/SLTA
(4) Teknisi Pemeliharaan
Teknisi pemeliharaan paket unit IPA minimal 1 orang dengan kualifikasi STM/SLTA
Teknisi dari penyedia barang/jasa dibiayai oleh penyedia barang /jasa
(5) Waktu Kerja

halaman 48 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Apabila pengoperasian paket unit IPA selama 24 jam, waktu kerja teknisi
dibagi dalam 3 shift
(6) Konsultan pengawas
Konsultan pengawas lapangan akan disediakan dari Departemen Pekerjaan
Umum untuk mengawasi selama 3 hari terakhir dari proses commisioning.
(7) Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan yang diminta sesuai dengan kapasitas IPA yang dioperasikan dan
harus disediakan oleh penyedia jasa.
Peralatan laboratorium :
Turbidity Meter ( pemeriksaan kekeruhan )
pH Meter ( mengukur pH )
Chlor Meter ( mengukur sisa chlor )
Colour Meter ( pemeriksaan warna)
Alat jar test lengkap minimal 4 gelas
tabung imhoff
timbangan presisi ( mg )
peralatan gelas ( 6 Beker Glass kap 1 L dan 6 Beker Glass kap 500 ml, Gelas
Ukur, pipet gelas )
Thermometer
Stop watch
Peralatan bengkel
kunci pas
ring
tang
obeng
sney
tracker
Peralatan mekanik listrik
phase meter
tang
ampere
avometer
toolkit listrik
meger
tachometer
tang clamp
tang long nose
tang pemotong
Perlengkapan untuk pembersihan dan pencucian
kain lap
ember
sabun
sapu
sikat
Alat keselamatan kerja
masker
sarung tangan plastik
sepatu boot
(8) Bahan

halaman 49 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB - VI


bahan kimia koagulan, netralisasi, desinfektan dan bahan kimia
untuk pemeriksaan kualitas air
bahan bakar dan pelumas
suku cadang
butir a sampai c harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

PASAL - 18. UJI COBA KINERJA MASING-MASING PERALATAN (TRIAL TEST )


(1) Pompa Air Baku, Pompa Backwash & Pompa Distribusi
Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir pasal. 23..
Setelah beroperasi catat dalam Tabel
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya.
(2) Pompa Dosing
Siapkan brosur kurva pompa sesuai penawaran
Lakukan tahapan pemeriksaan pada butir pasal 23.
Setelah beroperasi catat dalam Tabel masing-masing untuk
koagulan, kapur tohor dan kaporit.
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya
(3) Motor Pengaduk
Siapkan brosur Motor Pengaduk sesuai penawaran
Lakukan tahapan pada butir pasal 23.
Setelah beroperasi catat dalam Tabel
Buat kurva sesuai brosur pompa, analisis kesesuaian spesifikasinya

PASAL - 19. UJI COBA OPERASIONAL IPA (TRIAL RUN)


Persiapan Pengoperasian dilakukan sebagai berikut :
(1) Pemeriksaan Penyadap Air Baku:
periksa skala penunjuk tinggi muka air baku dan catat dalam buku
harian
periksa saringan penyadap
periksa pompa air baku
(2) Tenaga Pembangkit
Menggunakan diesel generator periksa dan pastikan hal-hal sebagai
berikut:
• kencangkan semua sekrup dan baut
• jumlah bahan bakar solar tangki harian
• jumlah minyak pelumas cukup setiap kali akan menjalanken mesin,
dan setiap 10 jam operasi apabila kurang tambahkan dan catat
penambahannya dan jam operasinya
• oli dalam governor dan dalam saringan udara cukup sesuai dengan
ketentuan untuk mesin yang menggunakan oli dalam governor dan
saringan udara
• Air radiator penuh
• tidak ada benda-benda yang merintangi aliran udara, untuk mesin
dengan pendingin udara
• baterai kondisinya baik
• hubungan listrik dari baterai ke motor stater dalam kondisi baik
• mesin tidak dibebani
• V-belt tegangannya cukup.
Menggunakan sumber listrik dari PLN periksa dan pastikan hal-hal
sebagai berikut:

halaman 50 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• tegangan listrik sesuai ketentuan yang berlaku BAB - VI


• arus listrik sesuai dengan keperluan
• kedudukan sakelar utamanya pada posisi ”off”
periksa dan pastikan panel listrik sebagai berikut:
• kedudukan dari sakelar, semuanya harus pada posisi ”off”
• sambungan kabel dalam kondisi baik
• Pembumian yang baik
pompa air baku
• Periksa dan pastikan pompa sentrifugal sebagai berikut:
- kebersihan saringan pipa hisap dan katup
- pipa hisap selalu berisi air dan tidak ada udara
- poros pompa dapat berputar bebas
- dudukan pompa harus datar
- keadaan tumpuan putar pompa harus bersih dan dilumasi
- penekan paking tidak terlalu kencang
- sakelar otomatis harus bekerja baiik
Periksa dan pastikan pompa submerbsibel sebagai berikut:
• kebersihan saringan pompa
• tinggi muka air di atas pompa minimal 1,0 meter
• sakelar otomatis masih bekerja baik
Penentuan dan pembubuhan dosis bahan kimia sebagai berikut:
• tentukan dosis koagulan dengan percobaan jar test
• tentukan dosis penggunaan kapur atau soda ash
• tentukan dosis penggunaan desinfektan
• hitung kebutuhan masing-masing larutan
• periksa tangki pengaduk bahan kimia, pompa pembubuh dan
perlengkapannya
• cara-cara penentuan dosis bahan kimia sesuai dengan ketentuan
SKSNI No T-16-1993-03 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket
IPA.

PASAL - 20. PELAKSANAAN PENGOPERASIAN


Pelaksanaan pengoperasian dilakukan sebagai berikut:
Hidupkan mesin diesel sesuai petunjuk kerja yang berlaku atau
kontakan handle sakelar utama apabila menggunakan tenaga PLN
Pastikan tegangan, frekuensi, arus listrik, sesuaikan ketentuan
Geser sakelar utama pada posisi ”ON”
Hidupkan pompa air baku satu per satu
Hidupkan pompa pembubuh bahan kimia satu per satu
Atur debit air baku
Periksa pembubuhan dengan mengukur pH air dan amati flok yang
terbentuk pada unit pengaduk lambat, bila pH air tidak sesuai
dengan hasil dari Jar test dan pembentukan flok tidak optimal
sesuaikan kembali dosis pembubuhan.
Apabila terjadi pengendapan pada unit pengaduk lambat maka
buang lumpur yang dilakukan melalui pipa penguras.
Lakukan pencucian media saringan antara 18-24 jam operasi
Apabila terjadi busa pada unit IPA lakukan pembuangan.

PASAL - 21. PENCATATAN DATA MONITORING


(1) Selama pengoperasian IPA dilakukan pencatatan kualitas air meliputi
kekeruhan, warna dan pH serta tambahan sisa khlor pada reservoir. Selama

halaman 51 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pengoperasian juga dicatat dosis pembubuhan sesuai kualitas air yang BAB - VI
terjadi setiap satu jam.
(2) Data pengamatan dicatat dalam format tabel 6-6 dan dibuat grafiknya seperti
pada Gambar 6-1.

PASAL - 22. COMMISIONING TEST DAN BERITA ACARA UJI COBA


Pada hari terakhir dari masa uji coba, dihadirkan semua pihak terkait untuk
mengawasi operasional dari IPA. Hasil pengamatan dibuatkan berita acaranya.

PASAL - 23. CARA PEMELIHARAAN


(1) Pemeliharaan Fasilitas Penyadap
Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatan-
kegiatan yang berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan
terhadap fasilitas sarana penyadap, pompa submersibel, pompa sentrifugal,
panel pompa dan pipa serta perlengkapannya
(2) Pemeliharaan Tenaga Pembangkit
Pemeliharaan tenaga pembangkit dan perlengkapannya dilakukan selama
masa commisioning disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA
terpasang, baik kegiatan-kegiatan yan berjangka waktu harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan terhadap fasilitas genset (mesin diesel dan alternator),
panel, tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, dan saluran.
(3) Pemeliharaan Unit Paket IPA
Pemeliharaan fasilitas penyadap dilakukan selama masa commisioning
disesuaikan dengan SOP yang berlaku terkait IPA terpasang, baik kegiatan-
kegiatan yang berjangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan
terhadap fasilitas sarana pencampur kimia, pompa pembubuh kimia, pipa
pengaduk, pengaduk lambat, pengendapan, penyaringan, bak penampung
air minum dan pompa back wash.
(4) Pelatihan Operator
Selama masa uji coba dan commisioning, dilakukan pelatihan kepada
operator.
(5) Pelayanan Purna Jual
Pelayanan purna jual dilakukan oleh penyedia barang/jasa selama minimal 1
(satu) tahun

PASAL - 24. MASA PEMELIHARAAN


Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan
pertama, dimana penawar diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban sendiri terkecuali kalau
kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.

PASAL - 25. GARANSI (JAMINAN)


(1) Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun kepada Pengguna barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu
mengolah air baku menjadi air bersih seperti syarat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI (Permenkes RI No 492/MENKES/SK/VII/2010
Tentang Kualitas Air Minum), dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan
performance test pada trial run (pemeriksaan di laboratorium).
(2) Selain itu harus dilakukan mutu kualitas air bersih yang dihasilkan oleh pihak
ketiga yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run,
semua hasil harus disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada
persetujuan tertulis atas performance test tersebut.

halaman 52 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI

PASAL - 26. PETUNJUK OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN


Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat
oleh Penyedia jasa dengan rincian, jelas dan dilengkapi dengan skematik/
gambar-gambar yang mudah dipahami. Buku ini terdiri dari:
Buku manual masing-masing peralatan (dari pabrikan)
Buku Manual Sistem IPA
Buku Petunjuk Mengatasi Masalah (Trouble Shooting)
Buku Petunjuk Perawatan

halaman 53 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI

B. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA

VII - C. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL - 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama
dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan
dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang
diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut.
Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus
disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut
ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau
material tersebut dijumpai.

PASAL - 2. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan
dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir.

PASAL - 3. PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan
nama proyek memuat :
a. Nama Proyek
b. Direksi Teknis/Lapangan
c. Lokasi Proyek
d. Jumlah Biaya (Kontrak)
e. Nama Pelaksana (Penyedia)
f. Masa pelaksanaan proyek bulan, tanggal dan tahun

PASAL - 4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada daftar kuantitas
(form rencana anggaran biaya). yaitu meliputi :

28.1. Pekerjaan Pembangunan Broncaptering


28.2. Pekerjaan Pebangunan Reservoir Kap. 100 M3
28.3. Pekerjaan P/P. Jaringan Perpipaan
28.4. Pekerjaan ………………

PASAL - 5. PERIZINAN

Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-
izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara
lain: izin penerangan, izin pengambilan material, izin pembuangan, izin
pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah
setempat.

PASAL - 6. PENANGGUNG JAWAB TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


6.1. Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala
Pelaksana, berpendidikan S1 Teknik Sipil/Lingkungan yang memiliki SKA,

halaman 54 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

yang cakap untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap BAB - VI
pelaksanaan pekerjaan, dan memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis. Penetapan ini harus
dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Penyedia ditujukan
kepada Direksi Teknis/Lapangan.
6.2. Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga ahli yang
diperlukan sesuai dengan lingkup pekerjaan.
6.3. Tenaga ahli dimaksud minimal terdiri :
a. Satu orang Tenaga Ahli Teknik Sipil
b. Satu orang Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
c. Satu orang Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal
Masing-masing tenaga ahli tersebut harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun.
6.4. Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara
tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan. Susunan Organisasi Lapangan
lengkap dengan nama dan jabatannya masing-masing.
6.5. Bila dikemudian hari menurut team Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti pelaksananya.
6.6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan,
Penyedia sudah harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.

PASAL - 7. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Penyedia wajib menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem manajemen keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7.1. Penyedia wajib menyusun tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk dibahas dengan PPK sebagaimana yang disusun pada awal
kegiatan.
7.2. Penyedia wajib membuat RK3K dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Dibuat pada awal kegiatan.


b. Harus mencantumkan kategori risiko pekerjaan yang telah ditentukan
bersama PPK.
c. Pada awal dimulainya kegiatan, Penyedia mempresentasikan RK3K
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
d. Tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) dilakukan setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
7.3. Penyedia wajib melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada setiap paket
pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi atau melibatkan sekurang-
kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang
mempunyai risiko K3 sedang dan kecil.
7.4. Melakukan kerja sama untuk membentuk kegiatan SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum bila ada dua atau lebih Penyedia yang
bergabung dalam satu kegiatan.
7.5. Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat
sesuai ketentuan yang berlaku.
7.6. Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga
Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
7.7. Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
7.8. Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K
bidang pekerjaan umum sebagai bagian dari dokumen serah terima

halaman 55 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

kegiatan pada akhir pekerjaan. BAB - VI


7.9. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja
setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja kosntruksi yang telah terjadi pada kegiatan yang
dilaksanakan.
7.10. Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
7.11. Penyedia wajib melakukan pengendalian resiko K3 onstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang meliputi : inspeksi tempat kerja, peralatan, sarana
pencegahan kecelakaan konstruksi sesuai dengan RK3.
7.12. Penyedia yang melaksanakan pekerjaan tingkat resiko tinggi wajib
memiliki sertifikat K3 perusahaan yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN).
7.13. Penyedia wajib melaksanakan seluruh ketentuan K3 sesuai dengan
ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

PASAL - 8. KEAMANAN KERJA


8.1. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik
Proyek, Direksi Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di
lapangan baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
8.2. Untuk maksud-maksud tersebut Penyedia dianjurkan untuk membuat
pagar pengamanan.
8.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan,
tetap menjadi tanggung jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
8.4. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya,
untuk itu Penyedia harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran
yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat yang strategis dan mudah
dicapai.

PASAL - 9. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA


9.1. Apabila dianggap perlu, sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi,
penyedia harus sudah memperhitungkan pembuatan jalan masuk
sementara dan/atau jembatan kerja sementara yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
9.2. Pembuatan jalan masuk atau jembatan sementara harus mengikuti
peraturan dan semua perijinan sehubungan dengan pekerjaan tersebut
menjadi tanggung jawab penyedia.
9.3. Penyedia harus menghindari kerusakan pada fasilitas jalan masuk yang
ada dengan mengatur trayek kendaraan yang digunakan serta
membatasi/membagi beban muatan.
9.4. Kerusakan pada jalan atau benda-benda lain yang diakibatkan oleh
pekerjaan penyedia, mobilisasi peralatan serta pemasukan bahan akan
menjadi tanggung jawab penyedia dan harus segera diperbaiki.

PASAL - 10. PENYEDIAAN AIR KERJA, TENAGA LISTRIK DAN PENERANGAN


10.1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Penyedia harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
10.2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut
bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Kantor
Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
10.3. Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan penerangan
proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung

halaman 56 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

selama 24 jam penuh dalam sehari. BAB - VI


10.4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengadaan fasilitas
penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan
armatur, stop kontak serta saklar/panel.

PASAL - 11. GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


11.1. Penyedia wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan
dan perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
11.2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang
mengikat adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan Direksi
Teknis/Lapangan untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana.
11.3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara
gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat
kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan,
Penyedia harus mengajukannya kepada Direksi Teknis/Lapangan secara
tertulis, dan Direksi Teknis/Lapangan akan mengoreksi atau menjelaskan
gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam
spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan
terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan
dan disampaikan secara tertulis kepada Penyedia.
11.4. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Direksi
Teknis/Lapangan sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-
perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
11.5. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di
lapangan. Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik,
dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terkahir. Penyedia juga harus
menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung
jawab Penyedia.

PASAL - 12. UKURAN-UKURAN


Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan
gambar tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara
ukuran dan gambarnya, maka Penyedia harus segera meminta pertimbangan
dan persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan untuk menetapkan mana yang
benar.

PASAL - 13. PERALATAN DAN MOBILISASI


13.1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil
maupun besar, harus disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan
siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara
lain:
a. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
b. Mesin pemadat/compactor
c. Peralatan pengelasan dan pendukungnya.
d. Peralatan sand blasting lapangan
e. Crane
f. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
g. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
13.2. Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan
alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu
lalu-lintas.

halaman 57 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

13.3. Direksi Teknis/Lapang berhak memerintahkan untuk menambah peralatanBAB - VI


atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
13.4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
13.5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti
dimaksudkan pada ayat 13.1. penyedia harus menyediakan alat-alat
bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda
untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar
bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

PASAL - 14. PENYEDIAAN MATERIAL


14.1. Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang
disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya)
kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
14.2. Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi Teknis/Lapangan,
Penyedia harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan
ke lokasi pekerjaan. Penyedia harus memeriksa dahulu material-material
tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di
lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti material yang rusak atau
kurang akibat cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian
Penyedia.
14.3. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen kotrak. Nama produsen material dan peralatan yang
digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan
informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta
untuk dipertimbangkan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Bila menurut
pendapat Direksi Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka harus diganti oleh Penyedia tanpa biaya tambahan.
14.4. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan
pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.

PASAL - 15. DOKUMEN DAN JAMINAN KUALITAS


15.1. Penyedia diharuskan untuk menyerahkan jaminan kualitas dari bahan –
bahan utama yang akan dipasang dari instansi yang berwenang untuk
mengeluarkan jaminan.
15.2. Penyedia harus melampirkan atau membuat nota desain, gambar teknik
dan spesifikasi teknis dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket yang
ditawarkan.
15.3. Penyedia harus melampirkan gambar serta brosur asli dari pabrik dalam
dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi
teknis dari peralatan yang digunakan pada Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Paket yang ditawarkan.

PASAL - 16. CONTOH-CONTOH MATERIAL


16.2. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan. Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata
kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
16.3. Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan harus
disimpan terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat
mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran Penyedia harus sudah
termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
16.4. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka

halaman 58 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
penyedia dapat mengajukan alternatif barang/material dengan kualitas
yang sama dengan spesifikasi yang ditentukan, dengan persetujuan
Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 17. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan diketahui Direksi
Teknis/Lapangan harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

PASAL - 18. PENGUKURAN


18.1. Penyedia harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan
penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank),
termasuk penyediaan Bench Mark dan patok-patok pendukung.
18.2. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan
berpengalaman.
18.3. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi Teknis/Lapangan agar
dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
18.4. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus
ditanyakan kepada Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 19. PEMATOKAN


19.1. Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan
dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini
seluruhnya harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih
dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi Teknis/Lapangan
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu.
Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis/Lapangan.
19.2. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus
memberitahukan kepada Direksi Teknis/Lapangan sekurang-kurangnya 2
(dua) hari sebelumnya, sehingga Direksi Teknis/Lapangan dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan
pengawasan.
19.3. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran
yang telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia wajib
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta
pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk
melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
19.4. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi
Teknis/Lapangan atau dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap
dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Penyedia. Apabila ada yang rusak
harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan
dari Direksi Teknis/Lapangan. Bila terdapat penyimpangan dari gambar
rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar
penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi Teknis/Lapangan
akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada
satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Penyedia.
Setelah diperbaiki, Penyedia harus mengajukan kembali gambar hasil
revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat agar memungkinkan
untuk direproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam bentuk asli dan 2
(dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut
harus sesuai dengan ketentuan Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 20. RAMBU-RAMBU

halaman 59 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia harus menyediakan rambu- BAB - VI


rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus
cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, Penyedia harus
melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu
dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus
sudah termasuk di dalam penawaran Penyedia.

PASAL - 21. JADWAL PELAKSANAAN


21.1. Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus
diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja
tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai
bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain
ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian
pekerjaan dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk
pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh
Penyedia.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta
penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.
21.2. Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-
S beserta lampiran penjelasan.
21.3. Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah
disahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada
Direksi Teknis/Lapangan, dan satu salinan harus ditempel di kantor
lapangan (direksi keet) yang dilengkapi dengan grafik kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.
21.4. Direksi Teknis/Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia
berdasarkan grafik rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
tersebut.

PASAL - 22. METODE KERJA

Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyedia harus mengajukan metode pelaksanaan


pekerjaan untuk disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Metode kerja
sekurang-kurangnya berisi :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan,
b. Untuk komponen pekerjaan tertentu (beton, baja, komponen instalasi dll.)
harus dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan pelaksanaannya.
c. Bahan/material yang akan digunakan
d. Peralatan pendukung
e. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan

PASAL - 23. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN


23.1. Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya
apabila Direksi Teknis/Lapangan memerlukan penjelasan tentang tempat-
tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan
sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun,
Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Teknis/Lapangan.

halaman 60 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
23.2. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan
kepada Direksi Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar
Direksi Teknis/Lapangan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan persetujuannya.
23.3. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Direksi Teknis/Lapangan
penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh Direksi
Teknis/Lapangan atau wakilnya. Untuk itu maka Penyedia harus
menyampaikan permohonan ijin pelaksanaan (request) yang harus sudah
diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelum pekerjaan dilaksanakan.

PASAL - 24. RAPAT-RAPAT


24.1. Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/Lapangan dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan
pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat bagi Penyedia.
24.2. Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan
ditandatangani oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

PASAL - 25. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


25.1. Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi
pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Prosentase pekerjaan ini dihitung dengan
membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap
nilai kontrak keseluruhan.
25.2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam kontrak.

PASAL - 26. PENYELESAIAN PEKERJAAN


26.1. Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun
tidak diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-
gambar, namun tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat
berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
26.2. Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari
hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat,
Penyedia dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai
dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi
Teknis/Lapangan.

PASAL - 27. LAPORAN-LAPORAN


Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan,
yang terdiiri dari :

27.1. Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan
realisasi aktivitas pekerjaan harian.
Laporan harian berisi :

a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;


b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
f. Hasil inspeksi/pengawasan/patroli K3 dan lingkungan;
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan
tindak lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.

halaman 61 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
27.2. Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu,
dan lingkungan termasuk tindak lanjutnya, serta catatan lain yang
dianggap perlu.
27.3. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan,termasuk
hasil pelaksanaan RK3K, program mutu dan lingkungan.
27.4. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat
foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan danevaluasi pencapaian
sasaran K3, mutu danlingkungan, termasuk rekomendasi
untukpeningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
27.5. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%,
50%, 75% dan 100% , atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan
Direksi Teknis/Lapangan. Dalam pembuatan dokumentasi harus berisi
informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan kondisi kemajuan
pekerjaan.

PASAL - 28. SHOP DRAWING


28.1. Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja
lengkap sesuai dengan kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar rencana atau
yang diminta Direksi Teknis/Lapangan. Shop drawing ini harus jelas
mencantumkan dan menggambarkan semua data yang diperlukan.
28.2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software
CAD.
28.3. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/Lapangan
sebelum pelaksanaan pekerjaan.

PASAL - 29. AS BUILT DRAWING


29.1. Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As build
drawing yang menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya
bila ada paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir
pekerjaan.
29.2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software
CAD.
29.3. Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang
diserahkan kepada pengguna pekerjaan konstruksi pada saat serah
terima akhir pekerjaan adalah termasuk dokumen hasil proses
manajemen risiko K3 Perancangan dan Pelaksanaan serta SOP K3
Pemanfaatan Bangunan/Konstruksi.
29.4. Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka
PPK dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak.
29.5. Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK
dapat memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

PASAL - 30. KANTOR PROYEK, GUDANG DAN LOS KERJA


30.1. Penyedia harus membuat kantor proyek tempat bagi pelaksana dan
Direksi Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas yang memadai (minimal 10
m2) dan dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan.
30.2. Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar
terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
30.3. Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar
mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
30.4. Penyedia harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat
(bedeng) dan tempat ibadah bagi pekerja penyedia.

halaman 62 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

30.5. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat BAB - VI
bekerja bagi tukang/pekerja Penyedia dan mempunyai kondisi yang
cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat menghambat
kelancaran pekerjaan.
30.6. Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.

VII - D. PEKERJAAN SIPIL

PASAL - 11. REFERENSI DAN STANDAR


Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normatif yang telah ada, antara
lain :

SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja


SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan
beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk
beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los
angeles
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka
dengan alat ukur tipe baling-banling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus
pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum dengan kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium
sulfat .
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan

halaman 63 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat. BAB - VI
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03-6861.2-2002Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat

PASAL - 12. PEKERJAAN TANAH


2.12. Pembersihan Tanah
(8) Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam
daerah batas pekerjaan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk
setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di
dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.
(9) Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira
kedalaman 20 cm dan ditimbun di satu tempat yang layak, agar dapat
digunakan lagi.
(10) Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak
diberikan pembayaran kepada Penyedia, kecuali pekerjaan tersebut
atas permintaan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(11) Bila dinyatakan dalam syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh
Direksi Teknis/Lapangan bahwa pepohonan rindang dan tanaman
ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya Penyedia.
(12) Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa
dengan tidak merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan,
semua pohon, batang pohon, akar dan sebagainya harus dibongkar
dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli
dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih
rendah). Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala
bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak terlihat dari tempat
pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
(13) Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat
pembersihan, harus diperbaiki oleh Penyedia atas tanggungannya
sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia
harus memberitahukan kepada penghuni terhadap milik-milik yang
berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia
akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
(14) Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia harus berhati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau

halaman 64 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini
mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-
bahan sisa dibebankan kepada Penyedia dan dikerjakan sesuai
dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
2.13. Galian Tanah
(5) Penyedia dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis/Lapangan.
(6) Sebelum penggalian dimulai, Penyedia wajib mengajukan usulan
penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
g. Urut-urutan pekerjaan penggalian.
h. Metode atau skema penggalian.
i. Peralatan yang digunakan.
j. Jadwal waktu pelaksanaan.
k. Pembuangan galian.
l. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
(7) Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman
sebagaimana ditentukan dalam gambar-gambar. Dalam pelaksanaan
galian harus sesuai rencana dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
(8) Pada daerah galian yang mengandung air, Penyedia harus membuat
saluran penampung air, di dasar galian yang meliputi areal galian. Air
yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman
agar tanah dasar galian tetap kering, oleh karenanya Penyedia wajib
mempersiapkan pompa lengkap dengan perlengkapannya untuk
keperluan penyedotan air tersebut.
2.14. Penyangga Galian
(3) Stabilitas dari permukaan selama galian semata-mata adalah
tanggung jawab dari Penyedia; yang harus memperbaiki semua
kelongsoran-kelongsoran. Penyedia harus membuat penyangga-
penyangga/penahan tanah yang diperlukan selama pekerjaan dan
galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
(4) Penyedia diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua
tebing dan galian yang termasuk dalam kontrak, memperbaiki
longsoran-longsoran tanah selama masa Kontrak dan Masa
Perawatan.
2.15. Perlindungan Hasil Galian
Penyedia baru boleh melaksanakan pekerjaan selanjutnya, setelah ia
mencapai sesuatu tahap dimana penggalian yang dihasilkannya disetujui
oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan pekerjaan termasuk perlindungan
permukaan-permukaan galian itu secara efektif terhadap kerusakan oleh
sebab apapun. Bila pihak Penyedia tidak memberikan perlindungan yang
baik, maka ia menggali kembali daerah yang bersangkutan sampai ke
suatu tahap/tingkat lanjutan yang disetujui oleh pihak Direksi
Teknis/Lapangan, dimana untuk selanjutnya tidak diberikan tambahan
oleh pihak Direksi Teknis/Lapangan.

2.16. Coffer dam


(4) Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus
digunakan coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia
harus memberikan gambar rencana coffer dam yang akan dikerjakan
kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk disetujui.
(5) Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah
permukaan dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat
dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar keselamatan
kerja terjamin. Luas coffer dam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk
keperluan pemompaan air keluar acuan beton.

halaman 65 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(6) Coffer dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup BAB - VI
memenuhi syarat untuk melindungi beton muda dari arus air deras
atau erosi, silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain dari
coffer dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian
permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi Teknis/Lapangan,
jadi harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
2.17. Urugan Tanah/Penimbunan Kembali
(6) Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis
secara horizontal dan dipadatkan.
(7) Tebal dari tiap lapis timbunan maksimal 15 cm dan selama proses
pemadatan, harus dijaga agar kadar air dalam kondisi optimum untuk
mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
(8) Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis
(compactor) dan untuk pekerjaan yang besar dapat dipakai roller dan
sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
(9) Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton, pipa
ataupun lapisan finishing yang lain.
(10) Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan
diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti
turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
2.18. Penggunaan Material Bekas Galian
(3) Penyedia harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang
akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan
dilindungi dari segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan
yang dapat merusak beton atau pipa, akar dari pohon, kayu dan
sebagainya.
(4) Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya
material yang sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek,
seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material
yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada
persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
2.19. Urugan Pasir
(1) Material pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-
kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak mengandung kimia yang
dapat merusak bahan bangunan lainnya.
(2) Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan
menggunakan stemper sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm
atau sesuai gambar dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan sebelum pekerjaan lanjutan.
2.20. Pengurugan Dengan Bahan Material Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan
batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar
rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran,
serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.

2.21. Pengembalian Ke Kondisi Awal


(3) Penyedia harus melaksanakan pengembalian ke kondisi awal
sebelum pelaksanaan galian.
(4) Pengembalian lapisan permukaan seperti lapis permukaan jalan
harus sesuai dengan kualitas perkerasan sebelumnya.
2.22. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembayaran
(7) Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari
tanah galian yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung
rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari tanah yang dipadatkan pada
pekerjaan urugan.

halaman 66 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(8) Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan
di bawah bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah
yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan
tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
(9) Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana,
hanya bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan
ketentuan Direksi Teknis/Lapangan dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.
(10) Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah,
akan dibayar tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak
minimum 20 cm di bawah muka air tanah konstan pada lubang
galian.
(11) Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa
mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang,
dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembayaran.
(12) Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu
dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

PASAL - 13. PEKERJAAN BETON


3.22. Lingkup Pekerjaan
(3) Pekerjaan meliputi penyediaan dan pendaya-gunaan semua tenaga
kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-
perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keakhlian
lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.
(4) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang
tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur
adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi
Teknis/Lapangan, guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya.
3.23. Persyaratan Bahan
(6) Mutu Semen
h. Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai
dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-1994.
i. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan dan harus dikirim ke lapangan
dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan
yang sudah disetujui.
j. Bilamana dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, Penyedia
harus memberikan pada Direksi Teknis/Lapangan, satu faktur
untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis
dan jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat
pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang
dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan
Acuan Normatif.
k. Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang
tidak tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat
pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang
rusak kantongnya akan ditolak.
l. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan
Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Direksi Teknis/Lapangan berhak untuk menolak semen yang tidak

halaman 67 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
m. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia. Penyedia harus menyediakan
semua contoh pengujian dan memberikan bantuan yang mungkin
diperlukan oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan
pengujian.
n. Penyedia harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan
semen dalam jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan
kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk
pelaksanaan pengujian.
(7) Penyimpanan Semen
a. Penyedia harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di
tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen,
gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi
baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup.
b. Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus
ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain yang tidak tembus
air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan
setiap semen yang menurut pendapat Direksi Teknis/Lapangan
sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari
udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia.
c. Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang
terpisah, semen-semen harus disimpan menurut pengiriman
sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih
dahulu.
(8) Pasir (agregat halus) dan batu pecah (agregat kasar)
i. Mutu agregat halus : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
j. Ukuran agregat halus : Sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum
2% berat; sisa diatas ayakan 2 mm harus minimum 10% berat;
sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.
k. Mutu agregat kasar : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori,
batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak
mengandung zat-zat aktif alkali.
l. Ukuran agregat kasar : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0%
berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan
98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
m. Penyimpanan : pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan
sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-
bahan lain.
n. Bila agregat yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sudah
terpilih, Penyedia harus mengusahakan agar seluruh pemasukan
untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk
menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
o. Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas
gradasi bahan harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
untuk tiap 25 m3 yang dipasok.
p. Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di
sumber pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan
kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna menjaga
kesinambungan kerja.
(9) Mutu Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan

halaman 68 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.

(10) Mutu/Kekuatan Beton


Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan
penggunaan beton adalah sebagai berikut :

Tabel Kelas Beton

Kuat Tekan
Penggunaan Kg/c MPa
m2
- Lantai kerja, beton pengisi 125 10,4
- Pondasi telapak, pondasi pelat, 225 18,75
jembatan, jembatan pipa, reservoir
bawah, instalasi dan intake
- Reservoir menara air 300 25
- Thrust block dan lain-lain struktur 175 14,6
ringan yang tidak perlu kedap air

3.24. Manajemen pelaksanaan pengadukan dan pengecoran beton


(1) Penyedian barang/jasa wajib mengajukan permohonan (request)
pelaksanaan pengecoran setelah ketersedian material, peralatan,
tenaga kerja, pemasangan bekisting dan pembesian sudah selesai
dilaksanakan.
(2) Dalam pengajuan permohonan tersebut Penyedia wajib menyertakan
shop drawing dan rencana kerja lengkap meliputi metode dan jadwal
pelaksanaan, penanggung jawab kegiatan dan sub-sub kegiatan
serta rencana penggunaan peralatan dan tenaga kerja.
(3) Direksi Teknis/Lapangan melaksanakan inspeksi atas kesiapan
pelaksanaan pengecoran tersebut untuk kemudian menyetujui atau
tidak menyetujui rencana pelaksanaan pengecoran.
(4) Seluruh pelaksanaan kegiatan pengecoran harus dipimpin oleh
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang mempunyai keahlian
dan pengalaman yang cukup dalam pelaksanaan pengecoran.
(5) Setiap sub-sub kegiatan yang terdiri dari pekerjaan pengadukan,
pengecoran dan pemadatan harus dipimpin oleh seorang kepala
tukang yang akan mengarahkan pekerja dalam pelaksanaan
pengecoran.
(6) Semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga
pekerja yang terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk
menangani pekerjaan pengecoran yang dilakukan.
(7) Selama pelaksanaan pengecoran penyedia harus menunjuk seorang
pengawas yang khsusus mengawasi kondisi bekisting dan
pembesian agar selama pelaksanaan pengecoran tidak mengalami
perubahan sesuai gambar rencana pembetonan.
(8) Penyedia wajib menyediakan peralatan cadangan seperti beton moln,
pompa dan vibrator agar apabila terjadi kerusakan peralatan tidak
mengganggu pelaksanaan pengecoran.
(9) Penyedia harus mengatur setting-time pelaksanaan pengecoran
sedemikian sehingga adukan beton tidak melewati batas waktu yang
disyaratkan sebelum pengecoran.
3.25. Adukan

halaman 69 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(6) Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design BAB - VI
masing-masing untuk umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari yang didasarkan
pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa
sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus
diserahkan selambat-lambatnya 6 minggu sebelum pekerjaan
dimulai.
(7) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi
Teknis/Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua
pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta
pembiayaanya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat
yang dipakai diambil dari -sumber yang berlainan, merk semen yang
berbeda atau supplier beton yang lain.
(8) Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecor, pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan
dengan daya yang kontinyu serta mempunyai kapasitas minimal 1
m3. Jenisnya harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan dan
dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
(9) Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan untuk mutu beton tertentu.
(10) Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu
menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air yang
berlebihan.
3.26. Pengujian/Pemeriksaan
(8) Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda
uji kubus beton 15 x 15 x 15 cm.
(9) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI
1971, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(10) Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume
rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck dump
(diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maksimum
dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu
keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(11) Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur
7, 14 dan 28 hari.
(12) Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan pelepasan perancah dan penarikan baja
prategang. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan
tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan dalam
jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
(13) Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71, dilakukan di
lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Untuk pengecoran di lokasi yang tinggi atau sulit
dijangkau digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan
pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam
jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang
diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
(14) Pengujian kekuatan beton dilakukan pada laboratotrium independen
yang ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
3.27. Tebal Minimum Penutup Beton
(4) Bila tidak disebutkan lain tebal penutup beton harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971.

halaman 70 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(5) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketebalan penutup BAB - VI


beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
(6) Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.
3.28. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Lapangan
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton
yang seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana
ditetapkan. Untuk ini Penyedia harus menyediakan dengan biaya sendiri
serta menggunakan alat penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang
akurat untuk mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan
mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk
Direksi Teknis/Lapangan.

3.29. Penolakan Beton


(4) Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal
mencapai standar yang ditetapkan, maka Direksi Teknis/Lapangan
berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton dimana kubus-
kubus tersebut diambil.
(5) Direksi Teknis/Lapangan juga berwenang untuk menolak beton yang
berongga, porous atau yang permukaan akhirnya tidak baik. Dalam
hal Penyedia harus menyingkirkan beton yang ditolak tersebut dan
menggantinya menurut instruksi dari Direksi Teknis/Lapangan
sehingga hasilnya menurut penilaian Direksi Teknis/Lapangan sudah
memuaskan.
(6) Pembayaran pekerjaan beton dilakukan setelah hasil pengujian 14
hari diketahui.
3.30. Pengukuran Bahan-Bahan Beton
(1) Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut
berat, kecuali air yang boleh diukur menurut volume. Agregat halus
dan kasar harus diukur menurut volume terpisah dengan alat
penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %.
Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
(2) Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan
mengukur air yang ditambahkan serta metoda penentuan kadar air
harus sudah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan sebelum beton di
cor.
3.31. Pengangkutan
(1) Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ke
tempat pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya
harus mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan terlebih
dahulu. Metode yang dipakai harus menjaga jangan sampai terjadi
pemisahan bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan
unsur-unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-
hal negatif yang diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya
kadar air pada adukan. Adukan yang diangkut harus segera
dituangkan pada formwork (bekisting) yang sedekat mungkin dengan
tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut.
(2) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus
terbuat dari bahan dengan permukaan halus dan kedap air.
(3) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi
benar-benar merata (homogen). Slump test yang dilakukan untuk
sample yang diambil pada saat adukan dituangkan kebekisting harus

halaman 71 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

tidak melewati batas-batas toleransi yang ditentukan. BAB - VI


3.32. Pengecoran
(1) Sebelum adukan dituangkan pada bekisting, kondisi permukaan
dalam dari bekisting harus benar-benar bersih dari segala macam
kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan
dan bagian dalam bekisting harus dibersihkan.
(2) Air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor
harus segera di hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat
beton dicor, harus dicegah dengan mengadakan drainase yang baik
atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru
dicor menjadi terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
(3) Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting tempat
beton dicor, kondisi pemukaan beton yang berbatasan dengan
daerah yang akan dicor, dan juga keadaan pembesian selesai
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Beton yang akan dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin
dengan acuan atau tempat pengecoran untuk mencegah terjadinya
segregasi yang disebabkan pemuatan kembali atau dapat mengisi
dengan mudah keseluruhan acuan.
(5) Selama pelaksanaan pengecoran harus diawasi secara ketat
mengenai kualitas adukan beton, kondisi bekisting dan posisi
tulangan.
(6) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari
pekerjaan beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Direksi
Teknis/Lapangan.
(7) Penyedia harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan
adukan beton agar didapat suatu rangkaian kecepatan baik
mengangkut, meratakan dan memadatkan adukan beton dengan
suatu kecepatan yang sama dan menerus agar beton selalu dalam
keadaan plastis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela
diantara tulangan.
(8) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1
(satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu
tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton
digerakkan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan jangka
waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan
penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang disetujui
Direksi Teknis/Lapangan. Beton harus dicor sedekat-dekatnya
ketujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan bahan-bahan
akibat pemindahan adukan didalam cetakan.
(9) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan dalam papan
terlepasnya koral dari adukan beton karena berulang kali mengenai
batang pembesian atau tepi bekisting ketika adukan beton itu
dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting sehingga
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting di
atas beton yang dicor. hal ini, harus disiapkan corong atau saluran
vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat mencapai
tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Bagaimanapun juga tinggi
jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah
ujung corong.
(10) Beton yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya atau beton
yang telah terkotori oleh bahan lain tidak boleh dipergunakan dalam
pengecoran.
(11) Mengencerkan adukan yang sudah diangkut atau adukan beton yang
sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan sama sekali tidak
diperkenankan,

halaman 72 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(12) Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa BAB - VI
berhenti hingga selesainya pengecoran suatu panel atau penampang
yang dibentuk oleh batas-batas elemennya atau batas penghentian
pengecoran yang ditentukan untuk siar pelaksanaan.
(13) Dalam hal terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam
hal pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan
menerus, Penyedia harus segera memadatkan adukan yang sudah
dicor sampai batas tertentu dengan kemiringan yang merata dan
stabil saat beton masih dalam keadaan plastis. Bidang pengakhiran
ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada dalam
keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction
joint, sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila
terjadi penyetopan pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu
jam, pekerjaan harus ditangguhkan sampai suatu keadaan dimana
beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang di tentukan oleh pihak
Direksi Teknis/Lapangan.
(14) Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau
terganggu akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang
mungkin mengganggu beton yang sudah dicorkan harus
ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan terhitung mulai pengecorannya.
(15) Tidak sekalipun diperkenankan melakukan pengecoran beton dalam
kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton tanpa
suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa terjadi
baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau dalam keadaan
hujan. Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan
cara apapun sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor,
kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari Direksi Teknis/Lapangan. Semua
beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun
tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika
sudah diperoleh ijin dari Direksi Teknis/Lapangan untuk pengerjaan
malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika Penyedia tidak
menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan.
(17) Penyedia harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu
dan kondisi pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini
harus tersedia untuk diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan.
3.33. Pemadatan Beton
(1) Beton yang dicorkan harus dipadatkan secara sempurna dengan
memakai vibrator mekanis yang sesuai dan dioperasikan oleh tenaga
berpengalaman dan terlatih agar dapat mengisi sepenuhnya daerah
sekitar tulangan, alat konstruksi dan alat instalasi yang akan tertanam
dalam beton dan daerah sudut acuan.
(2) Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari
rongga dan segregasi serta memperlihatkan permukaan yang merata
ketika bekisting dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati
kepadatan uji kubus.
(3) Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa
timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
(4) Lama penggetaran untuk setiap titik harus dilakukan sekurang-
kurangnya 5 detik dan maksimal 15 detik.
(5) Batang penggetar tidak boleh mengenai cetakan atau bagian beton
yang sudah mengeras dan tidak bole dipasang lebih dekat 100 mm
dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras serta diusahakan
agar tulangan tidak terkena oleh batang penggetar.
(6) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang
penggetar dan tidak bole lebih tebal dari 500 mm. Untuk bagian

halaman 73 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis.
(7) Jumlah vibrator yang dipakai didalam suatu pengecoran harus sesuai
dengan laju pengecoran. Penyedia harus juga menyediakan
sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi
kerusakan.
3.34. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah,
kecuali jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm
dengan mutu beton Bo (K-175) di atas tanah sebelum tulangan beton
ditempatkan.
3.35. Spesi Semen
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian
agregat halus yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian
sehingga dihasilkan campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan. Spesi harus diaduk pada satu landasan
kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi
yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari
30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah
mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
3.36. Perataan Permukaan Beton
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor
setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang
rata tetapi bertesktur kasar sebelum pengerasan pertama dimulai,
permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu
untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang
berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.
3.37. Siar-siar Konstruksi
(1) Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau
vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh
yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor guna melewati
penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton
mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi.
Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar
berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam istirahat.
(2) Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus
disiapkan dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah
lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus
dicetak secara ringan untuk memperlihatkan agregat. Setelah
permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-
siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada
gambar atau spesifikasi.
3.38. Beton Kedap Air
(7) Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah dan pekerjaan beton
lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara
lain dengan menambahkan bahan aditive yang sesuai dan atas
persetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Penggunaan bahan aditive
tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya
jaminan bahwa bahan aditive tersebut tidak akan mempengaruhi
kekuatan maupun ketahanan beton.
(8) Penyedia harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis/Lapangan
dalam hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan,
pengecoran dan perawat beton untuk mendapatkan sifat-sifat kedap
air pada bagian pekerjaan itu.
(9) Nilai Slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
(10) Penyedia bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap

halaman 74 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka
semua biaya perbaikan untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia.
(11) Penyedia harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung
sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.
(12) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama
jangka waktu pemelihaan, Penyedia atas biaya sendiri harus segera
memperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut.
3.39. Beton Massa
(9) Sebelum pekerjaan dilaksanakan Penyedia harus menentukan
metoda dari perbandingan adukan, cara pengadukan, pengangkutan,
pengecoran serta pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang
harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
(10) Setelah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi
terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang
mendadak dan lain-lain.
(11) Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan
dalam proses perawatan beton maka temperatur permukaan dan
temperatur di dalam beton harus diukur bilamana perlu setelah
pengecoran beton dilaksanakan.
(12) Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat, maka
perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat
kenaikan temperatur tersebut. Perhatian harus dicurahkan agar
temperatur pada permukaan beton menjadi tidak terlalu rendah
dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
(13) Setelah temperatur didalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga
tidak timbul perbedaan panas mencolok antara bagian dalam dan
luar beton atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian
dalam beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut diatas
dibuka permukaan beton tetap harus dilindungi terhadap pengeringan
yang mendadak.
(14) Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat
harus didasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
(15) Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka
perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan khusus. Untuk itu atau sesuai instruksi
Direksi Teknis/Lapangan.
(16) Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton
guna dapat menentukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran
cetakan beton harus sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu
atau sesuai persetujuan Direksi Teknis/Lapangan.
3.40. Waterproofing
(3) Bahan dan pengujian
e. Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan oleh pabrik
dan standard-standard lainnya, seperti NI-3, ASTM-828, ASTNLE,
TAPP-I-083 dan 407. Penyedia tidak dibenarkan merubah
standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi
Teknis/Lapangan.
f. Apabila tidak ditentukan lain, jenis bahan yang digunakan
Waterproofing adalah tipe coating system atau setara dengan
ketebalan 4 mm.
g. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata
serta konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang
overlap.

halaman 75 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

h. Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan BAB - screed


VI
dengan ketebalan 3 cm (perbandingan 1 PC : 3 PSR).
(4) Syarat-syarat Pelaksanaan
n. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Penyedia agar
meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan. Dikoordinasikan
dahulu pada Direksi Teknis/Lapangan.
o. Penyedia agar terlebih dahulu membuat shop drawing lengkap
dengan petunjuk dari Direksi Teknis/Lapangan meliputi gambar-
gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan kualitas.
p. Persiapan pelaksanaan :
• Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing
harus benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta
tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata
kering leveling screed maupun kering permukaan).
• Semua pertemuan 90 atau sudut yang lebih tajam harus dibuat
tumpul, yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk
kedap air 1 PC : 3 PSR atau seperti tercantum dalam gambar
kerja.
• Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC :
3PSR dibentuk menggunakan benang waterpass arah
kemiringan (arah kemiringan menuju ke lubang-lubang pipa.
• Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan
diratakan permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan
roskam, digosok sedemikian rupa dengan roskam tadi sehingga
gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam adukan
screed dapat keluar.
• Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi
semen sambil digosok lagi dengan roskam best sehingga
merata, setelah lapisan screed kering tidak boleh diaci.
• Setelah kering udara ± 24 jam, screed baru ini harus dilindungi
dari kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi
permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang sudah
dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
• Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal 7
(tujuh) hari dalam kondisi cuaca cerah (35º) dan pengeringan
maksimal 5 hari. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk
dalam perhitungan waktu pengeringan screed).
q. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan system kuas/Roll.
r. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik terendah.
s. Pada pelaksanaan Waterproofing ini harus dilindungi dari
sengatan matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
t. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak
apalagi oleh sepatu atau alas kaki yang tajam. Penyedia harus
melindungi dan melokalisir daerah yang sudah terpasang
waterproofing ini.
u. Penyedia harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi benar-benar kering.
v. Setelah waterproofing terpasang, maka di atas permukaannya
diberikan perlindungan screed (perbandingan 1PC : 3 PSR)
setebal 3cm dengan menggunakan tulangan susut firemesh yang
terletak di tengah-tengah adukan screed.
w. Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, Penyedia harus melakukan
pengujian kebocoran.
x. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50
mm dan dibiarkan selama 3x24 jam.
y. Penyedia wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan

halaman 76 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

terhadap pemasangan yang telah dilakukan, terhadap BAB - VI


kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
z. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian
Penyedia baik pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan
maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka Penyedia harus
memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebu tsampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Teknis/Lapangan. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
Penyedia.
3.41. Perawatan dan Perlindungan Beton
(5) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan
yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana
kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan
dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen
serta pengerasan beton.
(6) Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai
dilaksanakan dan harus berlangsung terus-menerus selama paling
sedikit dua minggu. Jika tidak ditentukan lain, suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 32°C.
(7) Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka
sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus atau dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Direksi
Teknis/Lapangan.
(8) Penyedia harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai
tidak diberi beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan.
Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini
atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh Penyedia atas biaya
sendiri.
3.42. Cacat Pada Beton
(1) Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi
Teknis/Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi
beton yang cacat seperti berikut :
e. Konstruksi beton yang keropos
f. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
g. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
h. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
(2) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi
Teknis/Lapangan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau
perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Penyedia
harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap
memungkinkan.

PASAL - 14. WATER STOP


4.3. Bahan
(1) Bahan harus dapat menahan rembesan air pada sambungan
pengecoran, baik berbentuk membrane atau pasta, yang disesuaikan
dengan ketebalan dinding yang akan dicor.
(2) Dilarang menggunakan bahan sisa yang tercecer (sweeping)
(3) Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
laporan pengujian terakhir dan sertifikat waterstop yang

halaman 77 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

menerangkan bahwa barang-barang yang akan dikirim ke tempat BAB - VI


pekerjaan memenuhi ketentuan standar yang berlaku di Indonesia.
4.4. Persyaratan Pelaksanaan.
(1) Sebelum bahan waterstop digunakan di lapangan, contoh dari tiap
ukuran dan bentuk bahan yang akan dipakai harus diserahkan
kepada Direksi Teknis/Lapangan untuk disertujui. Contoh tersebut
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bahan dan pengerjaannya
menyerupai bahan bantu (fitting) yang harus disediakan sesuai
dengan kontrak. Contoh dari fitting yang dibuat di lapangan (crosses
T-stuck dan lain-lain) akan dipilih secara acak oleh Direksi
Teknis/Lapangan untuk dicek.
(2) Cara memadai harus dilakukan untuk pengangkeran waterstop dan
pengisian sambungan dalam beton. Cara pemasangan waterstop
yang berbentuk membran dalam cetakan harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga waterstop tidak terlipat oleh beton pada waktu
pengecoran. Penyedia harus menyerahkan gambar detail
pengangkeran waterstop dan “joint filler” pada Direksi
Teknis/Lapangan.

PASAL - 15. BETON READY MIX


5.11. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh
Direksi Teknis/Lapangan dan harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan, Penyedia harus bertanggung jawab untuk mengusahakan
agar beton memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk
pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta pemasukan beton
secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam
spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi Teknis/Lapangan akan menarik
kembali persetujuannya dan mengharuskan Penyedia mengganti
pemasok.
5.12. Penyedia harus menyediakan di batchingplant 1 timbangan dan saringan-
saringan standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara
teratur campuran yang sudah direncanakan.
5.13. Penyedia harus mengatur agar Direksi Teknis/Lapangan dapat memeriksa
alat pembuat beton ready mix bila mana diperlukan.
5.14. Penyedia harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-
catatan mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan
harus diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan setiap hari. Berat
semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam dokumen
pengiriman, serta dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan
kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan
harus disesuaikan menurut hasil tes tersebut.
5.15. Penyedia atau pemasok readymix harus mengatur setting time
sedemikian rupa sehingga beton yang akan dicorkan tidak mengalami
setting (penggumpalan).
5.16. Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu
pengadukan dan penambahan air, dikirimkan bersama dengan
pengemudi truk diparaf oleh pencatat waktu yang bertanggung jawab di
tempat pengadukan.
5.17. Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
Waktu kedatangan truk
Waktu registrasi truk dan nama depot
Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat
maksimum.
Posisi dimana beton dicorkan
Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman
tersebut
Slump (atau faktur kompaksi)

halaman 78 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

5.18. Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi BAB - VI
akhirnya dalam waktu maksimal 2 jam, dengan menggunakan truk mixer
dan tidak menggunakan additive, dari saat semen pertama kali bertemu
dengan air pengaduk. Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperiksa
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
5.19. Apabila menggunakan bahan additive waktu maksimal yang diijinkan
sesuai dengan spesifikasi additive yang digunakan.
5.20. Jenis dan bahan
Pengambilan sampel untuk pembuatan kubus uji dilakukan oleh penyedia
di tempat pengecoran dengan disaksikan oleh Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 16. PEKERJAAN BEKISTING


6.10. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan semua
perhitungan dan gambar rencana bekistingnya untuk mendapat
persetujuan bilamana diminta Direksi Teknis/Lapangan, sebelum
pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Direksi
Teknis/Lapangan telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana
bekisting dari penyedia, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh
bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
6.11. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban
konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan
penggetar. Defleksi maksimum dari Cetakan dan Acuan antara
tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan
tersebut.
6.12. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus
menggunakan multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10, 8/10 dolken 8 - 12 cm atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
6.13. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus
yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi
ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu
harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua
sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
6.14. Tiang penyangga baik yang vertikal/miring harus dibuat sebaik mungkin
untuk memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan
perpindahan tempat, kerusakan dan overstress pada beberapa bagian
konstruksi. Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada
posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi bekisting benar-benar kuat
dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban-beban lain yang
berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat
perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
6.15. Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic
cone) untuk memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami
lendutan.
6.16. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa
agar keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan
persyaratan P.B.I. 1971 NI-2.
6.17. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka
bekisting harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
6.18. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh Direksi Teknis/Lapangan, beton
tidak boleh dicor sebelum bekisting disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya, penyedia harus
memberitahukan Direksi Teknis/Lapangan.

PASAL - 17. BAJA TULANGAN


7.8. Kelas dan Mutu baja tulangan

halaman 79 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(4) Sesuai dengan PBI 1971 klasifikasi dan mutu baja tulangan harus BAB - VI
seperti yang ditunjukan pada tabel berikut ;

Tabel Derajat-Kualitas Baja Tulangan dan Tegangan yang di Izinkan

Tegangan Tegangan
Tegangan
Izin Ijin
Luluh
Jenis Macam Permanen Sementara
Karakteristik
(0,58 (0,83
(kg/cm2)
kg/cm2) kg/cm2)
U22 Baja 2.200 1.200 1.800
lemah
U24 Baja 2.400 1.400 2.000
lemah
U32 Baja 3.200 1.850 2.650
sedang
U39 Baja 3.900 2.250 3.200
keras
U48 Baja 4.800 2.750 4.000
keras

(5) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan Penyedia harus
menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium resmi.
(6) Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih,
bebas dari karat, kotoran, material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit
giling serta bahan lain yang melekat. Batang-batang baja tulangan
harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan tidak
bolehmenyentuh tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak
karena cuaca.
7.9. Pengujian
(1) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji
untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan,
akan ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(2) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung,
harus dilakukan di laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.
7.10. Penyimpanan
Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang
beratap tahan air dan diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang
serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
7.11. Penekukan
(4) Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar
tekukan (Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat
menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar
dan sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat
yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
(5) Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan
atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.

halaman 80 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(6) Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka BAB - VI
dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih
besar dengan diameter batang yang ditekuk.
7.12. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
7.13. Pemasangan
(5) Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang
diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting
dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar
dinding dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung
kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
(6) Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton
pada siar kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama
pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan.
(7) Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan
teliti dari beton yang sudah mengering atau mengering sebagian
yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum
pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pemberitahuan kepada
Direksi Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari
permukaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan beton
terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
(8) Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan P.B.I. 1971.

Toleransi Baja Tulangan

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam Toleransi


atau jarak antara dua berat yang Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm
10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm
16 – 28 mm 5% 0,5 %
29 – 32 mm 4% -

7.14. Penyambungan
(1) Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan
harus ditempatkan pada seluruh panjangnya. Apabila ini tidak
memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila panjang
batang yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada
gambar-gambar.
(2) Sambungan-sambungan harus dibuat pada tempat-tempat dan
dengan cara-cara seperti ditunjukkan pada gambar-gambar kecuali
jika dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan.
Sambungan-sambungan tidak diijinkan pada tempat-tempat yang
terdapat tegangan maksimun dan harus ditempatkan berselang-
seling sehingga tidak lebih dari 1/3 dari batang-batang yang
disambung pada satu tempat.
(3) Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati
(overlap) satu sama lain, maka batang-batang harus didukung
sehingga batang-batang itu tidak berhubungan satu sama lain jika
ruang mengijinkan. Batang-batang itu hanya diikat dengan aman
minimun pada dua tempat persambungan.

halaman 81 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(4) Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada BAB - VI
Gambar Rencana.

PASAL - 18. PENGUJIAN STRUKTUR HIDROLIS


8.3. Umum
(1) Pada pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari
timbunan supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan
jelas.
(2) Setiap konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini dan
dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air selama
waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya
penurunan muka air, penurunan maksimum yang diijinkan selama 24
jam adalah 1 (satu) cm.
8.4. Perbaikan
(1) Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak
terlihat lagi adanya kebocoran.
(2) Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diijinkan,
Penyedia harus mengadakan perbaikan secara menyeluruh atas
biaya sendiri, setelah perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis
harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
(3) Perbaikan tempat yang mengalami kebocoran harus dikerjakan
misalnya dengan sumber air dari luar atau produk lain yang disetujui
Direksi Teknis/Lapangan.
(4) Semua bahan harus dipakai dan diterapkan tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.

PASAL - 19. PEKERJAAN BAJA


9.16. Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja
dari jenis Mild Steel - 400 yang dijamin oleh sertifikat. Baja konstruksi
harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran,
penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan dingin.
Jika dipandang perlu Direksi Teknis/Lapangan dapat memerintahkan
untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai
dengan persyaratan pengujian yang berlaku.
9.17. Pabrikasi
Pekerja-pekerja yang digunakan adalah yang terlatih pada bidangnya
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi
Teknis/Lapangan. Direksi Teknis/Lapangan mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan
tidak satupun pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Setiap pekerjaan yang dianggap
tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar
rencana, harus segera diperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia harus
menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.18. Pola (mal) pengukuran dan sebagainya
Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia, semua pengukuran
harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.
Ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap
kurang pada suhu 25˚ (normal)
9.19. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa
keseluruhannya sebelum dilakukan dan semua bagian tersebut harus
bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan tindakan-tindakan

halaman 82 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
9.20. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara
menggunting, menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang
diperoleh dari pemotongan harus menyiku pada bidang yang dipotong
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian pada
permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar
rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-
gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar
rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka toleransi
maksimum adalah 0.1 mm dan tidak untuk sambungan batang tarik
maksimum 0.2 mm untuk setiap titik sambungan.
9.21. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka
pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal 3
mm pada plat yang mempunyai tebal 12 mm, 6 mm untuk plat yang
mempunyai tebal 12 mm dan 6 mm untuk plat dengan tebal 24 mm.
9.22. Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah
mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh
las pemotong harus bersih serta lurus. Untuk menghaluskan tepi yang
telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan las pemotong.
Bila dikehendaki oleh Direksi Teknis/Lapangan, dapat digerinda yang
bergerak searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.
9.23. Pekerjaan Las
(11) Seluruh pelaksanaan pekerjaan pengelasan hanya diperkenankan
dengan menggunakan las listrik.
(12) Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las bersertifikat
harus diawasi langsung oleh Direksi Teknis/Lapangan yang
mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk pekerjaan
semacam itu. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan dan mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang
hendak dipakai.
(13) Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengolahan, jenis dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian
ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut, harus
diajukan oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik
dapat dilakukan.
(14) Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur
listrik yang digunakan pada las listrik harus yang seperti yang
disyaratkan dan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi Teknis/Lapangan.
(15) Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi,
minyak, gemuk cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu
pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar ,
berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.
(16) Untuk pengerjaan las harus dilaksanakan secara menerus tidak boleh
terputus
(17) Laju pengelasan harus diatur sedemikian sehingga tidak terjadi
peleburan tidak sempurna, penetrasi kampuh yang tidak memadai
dan peleburan berlebihan.
(18) Apabila diperlukan pengelasan dalam beberapa lintasan las untuk

halaman 83 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
memperoleh ukuran las yang dikehendaki terak-terak yang ada harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum memulai lintasan yang baru.
(19) Hasil pengelasan harus dibersihkan dari kerak-kerak dan kotoran
dengan menggunakan gerinda, agar dapat terlihat kesempurnaan
hasil las.
(20) Ditambahkan ukuran dan jenis kawat las.
9.24. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan semua plat potongan-potongan dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus
seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu
lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai
ukuran yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat
dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh
kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan sebagainya dapat dilepas
bila perlu.
9.25. Menuang dan Menempa
(3) Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun
cacad-cacad lain. Segera setelah tuangan dikeluarkan dari acuan
maka Direksi Teknis/Lapangan harus diberi tahu sehingga ia dapat
melakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak
diperkenankan untuk diperbaiki dan hasil tuangan tidak boleh cacat,
bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan tempaan
harus disempurnakan dengan mesin hubungan diselesaikan dan
dicocokkan dengan menggunakan mesin perkakas yang
menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
(4) Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut
pendapat Direksi Teknis/Lapangan dalam penyelesaian permukaan
bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik, maka
harus diolah mesin perkakas dan biaya-biaya untuk pekerjaan
tersebut dibebankan atas resiko Penyedia.
9.26. Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir
(4) Penyedia harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut
cincin baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan di lapangan sebanyak 10 % dari setiap ukuran paku keling
ataupun ukuran baut mur dan cincin baut. pada saat pengiriman,
kepada Direksi Teknis/Lapangan. Penyedia menyerahkan montase
(kalau diperlukan pihak ke 3) dua copy daftar paku keling dan
bautnya yang menyatakan jumlah, ukurang, kualitas serta letaknya
dimana akan dipakai pada pekerjaan.
(5) Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran
sebelum dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk
dengan cermat, konsentris dengan batangnya dan berhubungan
langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta
cukup untuk lubang.
(6) Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang
ditempa tepat konsentris dan siku dengan batangnya dengan kepala
serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis kepala yang lain
diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik.
Bila dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera
dalam gambar rencana haruslah dikelompokkan dengan cermat
sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter
lubang cincin baut adalah 1.50 mm lebih besar dari diameter baut.
Baut stall haruslah baut hitam yang 1,5 mm lebih kecil dari diameter
lubang dimana digunakan. Baut baja keras. Mur dan cincin baut
harus berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana dan
harus memenuhi Acuan Normatif.
9.27. Pengangkutan dan Penanganan

halaman 84 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai BAB - VI


dengan cara yang telah disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Sebelum
penyerahan untuk pekerjaan, kalau dipakai pihak ketiga dalam pekerjaan
pemasangan untuk semua penyerahan dan bertanggung jawab untuk
setiap kehilangan dan sewa gudang yang dapat terjadi disebabkan oleh
kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja. Segera setelah
menerima penyerahan pekerjaan baja, pihak ketiga akan segera
menyampaikan secara tertulis kepada Direksi Teknis/Lapangan setiap
kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda atau kalau tidak demikian, dia
harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar
dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.
9.28. Pemasangan
Umum
Penyedia harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan
mengelingkan baut atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja
tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan sebagainya yang
digunakan mendapat persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
Semua bagian harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang
dengan teliti, Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil
dari diameter lubang paku keling atau baut, dan digunakan untuk
membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti diisyaratkan di
bawah ini. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak
atau menganggu material tidak diperkenankan. Setiap kesalahan
pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan
menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi
Teknis/Lapangan. Permukaan dengan mesin perkakas harus
dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan
sebanyak 50 % sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap
diisi kurangnya 40 % dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya
sekurang-kurangnya 10 % dari lubang pada suatu kelompok dikeling
atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift
diangkat (disingkirkan).
Drift, Paku Keling Baut Stel dan Sebagainya
Penyedia harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua
pararel drift untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap
menjadi miliknya bila dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya
sendiri. Setelah selesai pekerjaan semua stel, setiap paku keling dan
baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi Teknis/Lapangan
atau biaya Penyedia.
Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase
dibuat sesuai dengan diameter yang diperlukan, dan panjangnya
tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang akan dilalui oleh Drift itu
ditambah satu kali drift itu.
Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-
potongan dapat berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum
dimulainya pemasangan paku keling. Drift dapat digunakan hanya
untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift
dengan ukuran yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak
diperkenankan. Dianjurkan paku keling dipasang dengan
menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di setujui.
Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala
dengan ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan
cara menggosokkannya pada permukaan sepotong logam. Paku
keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada
saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling

halaman 85 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacad atau BAB - VI
dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus
dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik, membentuk
kembali kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepal paku keling
yang agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau
ditentukan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
9.29. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir
Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga
setiap bagian serta plat berhubungan rapat dengan baut menyeluruh
sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel dan minimal
10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang diisi
dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel
Drift untuk Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin
baut yang diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi
di mur.
Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan
cekungnya menghadap keluar.
Memasukan dan mengencangkan baut baja keras dimulai sebelum
sambungan diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan
atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang
dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat,
memakai cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau
dipandang perlu, baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5
mm tidak melebihi 4,5 mm.
Baut stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan
dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan
kunci yang digerakan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan dapat menunjukan bila tercapai torque yang
disyaratkan telah tercapai.
Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan Galvanisasi maka yang dikehendaki
adalah Galvanisasi celup panas.
Plat Baja yang digalvanisir
Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, untuk
saluran air hujan, bubungan dan pinggul pada atap sirap dan pada
tempat lain yang ditunjukan pada gambar harus dipakai baja yang
digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan,
tebalnya lembaran plat baja banyak seng pelindungnya, harus
sesuai dengan tabel berikut :

Tabel Pelat Baja digalvanisir

Berat Seng
BWG No. Tebal Plat Baja
(gr/m2)
22 0,71 534
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380

Pemasangan
 Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat

halaman 86 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
dan dipasang menurut standar yang paling baik. Pinggiran dan
gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan, kelim
patriannya harus betul-betul kedap air dan tidak ada patrian
yang tercecer atau berlimpah.
 Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai
paku sekrup galvani atau dengan memakai lembaran penutup
(holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar.
Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½
timah hitam dan ½ timah putih. Muriatic acid harus dipergunakan
sebagai peleburnya kedua zat.

9.30. Pengecatan Baja


Umum
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu di cat di pabrik
dengan cat dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang
yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan
cat lapangan terdiri dari:
b. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh
Direksi Teknis/Llapangan, karena telah rusak pada saat
pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang
diperintahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
c. Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang di cat di
semua bagian yang disebutkan pekerjaan besi itu.
d. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
Pembersihan dan pelapisan epoxy
e. Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya
yang melengket padanya. Proses pelaksanaan pembersihan
dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh wakil Direksi
Teknis/Lapangan.
f. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan
epoxy dengan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan
g. Ketebalan epoxy diukur dengan menggunakan alat ukur Coating
Thickness Gauge atau alat sejenis lainnya.
Penggunaan Cat
h. Cat dapat digunakan dengan kuas tangan yang halus yang
disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Pengecatan tak dapat
dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada
cuaca lain yang jelek.
i. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.
Lapisan berikutnya tidak boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam
tempo kurang dari 6 bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48
jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka
permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti
yang diuraikan di atas. Cat (termasuk penyemprotan bila
diperintahkan oleh Direksi Teknis/Lapangan) harus disapu dengan
kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut,
sambungan pada setiap bagian yang dapat menampung air, atau
dapat dirembesi air, bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.

halaman 87 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
PASAL - 20. PEKERJAAN PASANGAN
10.7. Bahan-bahan
(1) Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang
dipakai pada beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat
yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.

(2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:

Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan
dengan tangan
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
lariutan teh yang sedang kepekatannya.
Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih
natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung
lebih dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada
pengujian tidak boleh menunjukan sifat reaktif terhadap alkali.
Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan
pembanding yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir
normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
(3) Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari
gunung), batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi
syarat-syarat sebagi berikut:

Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya


Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda
lapuk
Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda
dan tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis
kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya
harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
(4) Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses
pembakaran, dapat digunakan produksi lokal dengan ukuran normal
6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang.
Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna
merah tua yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata
merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/cm²
Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus
terdiri dari 1 bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan
yang dihaluskan.
Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas
matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan

halaman 88 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah. BAB - VI


(5) Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan
boleh dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton

(6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah
disetujui Direksi Teknis/Lapangan

(7) Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel
teraso, keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan
oleh Direksi Teknis/Lapangan atau seperti yang disyaratkan pada
saat rapat penjelasan.

10.8. Adukan
(1) Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran,
mempunyai alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang
sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh
dilakukan dengan tangan (dengan memakai cangkul dan
sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang merata.
(2) Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam
gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel Komposisi Adukan

Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

10.9. Blok-blok Beton


(1) Tipe dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu
dengan daerah lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai
ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

(2) Campuran adukan


Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus
terdiri dari 1 bagian portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan
yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari
30 kg/cm² pada umur 40 hari.
(3) Perawatan blok-blok beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari
dan dirawat untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.

(4) Tembok-tembok ventilasi


Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1.
Pasangan ventilasi tersebut harus cukup baik dan antara satu

halaman 89 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik garis lurus diBAB - VI
antara kedua ujungnya.
Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Direksi Teknis/Lapangan.
10.10. Pasangan Batu Bata
(1) Bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
e. Batu bata/hollowbrick harus memenuhi NI-10
f. Semen portland harus memenuhi NI-8
g. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
h. Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9 Pemasangan
(2) Syarat-syarat pelaksanaan
a. Batu bata/hollowbrick yang digunakan adalah batu bata setempat
dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan,
yaitu siku dan sama ukurannya.
b. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam
bak air atau drum hingga jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
d. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom
praktis.
e. Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m3 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom
praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan
pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak antara
kolom maksimal 4 m.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi
beton diameter 8 mm. jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
g. Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu
harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
h. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan
bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
10.11. Plesteran
(1) Bahan
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.

b. Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian
yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan
dalam NI-8.

c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.

(2) Perbandingan campuran plesteran

halaman 90 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
c. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding,
sedangkan untuk daerah basah digunakan plesteran dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps.
d. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air
sampai mencapai hasil kekentalan yang sempurna.
(3) Pelaksanaan
i. Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus
dibersihkan dari noda debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi daya ikat plesteran.
j. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan
plesteran harus dibuat terlebih dahulu "kepala plesteran" untuk
dipergunakan sebagai acuan.
k. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (ñ 20 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut
dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan
panjang minimal 1,5, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga)
hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
l. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan
beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan
daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran.
Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi
bahan additive, misalnya "Calbon".
m. Permukaan beton harus dibasahi air hingga jenuh.
n. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan
minimal 2 cm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus,
tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mengering, dilakukan plesteran berikutnya
dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang
dikehendaki.
o. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan
ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada
waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut
harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat
ayam tersebut menjadi tanggungan Penyedia.
p. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau
diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut
harus dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
10.12. Pasangan Batu
(1) Bahan
d. Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan
yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan
terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi
yang dimaksud.
e. Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus
berbentuk persegi.
f. Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua
batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus
tertahan ayakan 10 cm.
(2) Adukan
Bila tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai adalah 1 PC : 4 Pasir

(3) Syarat pelaksanaan

halaman 91 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

c. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai denganBAB - VI


ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
d. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
hubungan semua batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga.

VII - E. PENGADAAN PIPA

PASAL - 1. PIPA PVC


1.1. Bahan baku utama pipa PVC harus Polyvinil Chloride tanpa pembentuk
sifat plastis dengan kandungan PVC murni harus lebih besar dari 92,5 %.
Hasil akhir produksi harus merupakan produk yang homogen, tahan serta
tidak terurai oleh air. Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi pemakai
dimana bau dan rasa tidak boleh terdeteksi. Penyedia jasa harus
bertanggung jawab atas setiap pengujian yang dilakukan oleh laboratorium
independent terhadap kandungan bahan baku PVC. Penyedia barang/jasa
harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve,
coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan
pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau
dalam gambar / drawing.
1.2. Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa,
fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di
daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.
1.3. Penyedia Jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari pabrik
pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa juga harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah
dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
1.4. Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri sesuai
dengan standar SNI 06-0084-2002.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis
yang ditentukan.
1.5. Standard yang dapat diberlakukan adalah :
 SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk
Air Minum dengan Jangka Sorong.
 SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air
Minum terhadap Hidrostatik.
 SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC
untuk Air Minum.
 SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa
PVC untuk Air Minum
 SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk
Air Minum
 SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC
untuk Air Minum dengan Uji Tungku
 SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air
Minum terhadap Metilen Khlorida
 SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air
Minum dengan THF
 SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk
Air Minum dengan Pita Meter
 SNI 06-0084-2002 Pipa PVC untuk saluran air minum

halaman 92 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

 SNI 19-6783-2002 BAB - VI


Spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
1.6. Diameter Pipa
Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan ditunjukkan
dalam daftar kuantitas bahan

1.7. Tekanan kerja


(1) Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 atau
menurut standar SNI yang berlaku dan tekanan pengujian minimal 2
(dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia barang/jasa harus
menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari
pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
(2) Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Lapangan/Direksi Teknis,
Penyedia barangjasa harus melakukan pengujian kekuatan tekanan
kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa. Jumlah pipa/fitting pipa
yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi
Lapangan/Teknis. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai
dengan spesifikasi ini, maka Penyedia barang/jasa harus
menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan.
1.8. Kelas Pipa
(1) Jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard
SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
(2) Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel
berikut:

Tabel Diameter Luar Pipa Polyvinyl Chloride (PVC)


Rata-rata Diameter Luar
Nominal Diameter (mm)
(mm)
50 63
65 75
80 90
100 110
125 140
150 160
200 200
250 250
300 315

Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Polyvinyl Chloride


(PVC)
Seri Pipa
Nominal Diameter
Tebal Dinding Nominal (mm)
(mm)
S 10 S 12,5
50 2.4 2.0
75 3.6 2.9
90 4.3 3.5
110 5.3 4.2
125 6.0 4.8
160 7.7 6.2
200 9.6 7.7
250 11.9 9.9
315 15.0 12.1

halaman 93 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

1.9. Jenis dan Macam Sambungan BAB - VI


(1) Sambungan pipa dengan diameter ≤ 2 " memakai hubungan dengan
”solvent cement”, untuk diameter pipa > 2 " memakai hubungan
dengan ”Rubber ring Joint”.
(2) Untuk penyambungan pipa dengan solvent cement ini, Penyedia Jasa
harus menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
(3) Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50ºC tanpa
mengganggu kekedapan terhadap air.
(4) Pipa-pipa PVC dan pipa-pipa lengkung untuk hubungan-hubungan
dengan ring karet harus salah satu diakhiri dengan spigot dengan
hubungan ring karet yang bundar.
(5) Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan lengkung tidak lebih dari 15
derajat atau dipakai ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya
sehingga hubungan tersebut kedap air dan tidak bocor.
1.10. Fitting
(1) Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan
bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
sistem sambungan untuk dia. > 2” harus menggunakan rubber ring
joint, untuk ≤ 2 ” menggunakan solvent cement.
(2) Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4
kg/cm2)
(3) Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded
atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain
dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang
disambung.
(4) Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus
dari besi tuang ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang
dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu ujungnya dan
push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pada ujung yang lain.
Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari
bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai
ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari
fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai
untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikat dari instansi yang berwenang (public health
authorities).
(5) Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan
mekanikal harus dari baja yang digalvanis.

PASAL - 2. PIPA HDPE


2.1. Polyethiline (PE) yang lebih dikenal dengan pipa plastis berisi PE
merupakan plastis yang dibuat melalui temperature tingggi, artinya
pembuatan pipa baik bentuk maupun dimensi dilakukan selama tahap
pelelehan metarial resin.
2.2. Bahan utama pipa ini terbuat dari HDPE resin minimal 92,5 % (SII)
ditambah bahan pembantu.
2.3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua
pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.
2.4. Penyedia barang/Jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/Jasa juga

halaman 94 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah
dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
2.5. Standar
(1) Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
standar SNI 06-4829-2005. Bila ternyata belum ada SNI atau SII untuk
produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang
ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
(2) Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan
material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan.
(3) Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua
pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar
Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing.
2.6. Standard yang dapat diterima adalah :
 SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
 SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk
air minum
 SNI 06-2552-1991 Metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air
minum
 SNI 19-6783-2002 Spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
 ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
 ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of
carbon black content by calcinations pyrolysis –
Test method and basic spesification
 ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of
polyetilene for us in gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon
black dispersion in polyolefin pipes, fittings and
compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of
tensile properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids –
resistance to internal pressure – Test Method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow
rate (MFR) and melt volume flow rate (MVR) of
thermoplastics
 ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion –
part 1 : determination methods
 ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall
thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
 ASTM D 3350 – 1999Standard spesification polyethylene plastics pipe
and fittings material
 JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply.
2.7. Diameter Pipa
(1) Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan ditunjukkan
dalam daftar kuantitas bahan.
(2) Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus
sesuai dengan kelas N.

halaman 95 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(3) Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn +BAB - VI
1) mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
(4) Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan
0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm
(5) Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
(6) Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18
dn dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung,
diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang
2.8. Tekanan kerja
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).

2.9. Kelas Pipa


(1) Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang
dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan
toleransi ± 0,05 m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
(2) Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-
2005 tentang pipa PE untuk air minum.
(3) Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan
sebagaimana tabel dibawah ini.

Ketahanan Hidrostatik Pipa


Tegangan Uji (Mpa)
Jenis Bahan 100 Jam 165 Jam1) 1000 Jam
0
Pada 20 c Pada 800c Pada 800c
Pe 100 12.4 5.5 5.0
Pe 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan

(4) Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah
merupakan kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam
ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya
dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang
baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.

Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80oc Kebutuhan Uji


Ulang

PE 80 PE 100
Waktu Waktu
Tegangan Kegagalan Tegangan Kegagalan
MPa Minumum MPa Minumum
(jam) (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

halaman 96 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

2.10. Jenis dan Macam Sambungan BAB - VI


(1) Sambungan mekanis
Mechanical-joint: sambungan plastik, injection( 20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir.

(2) Welding (heat fusion)


a. Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
b. Socket welding (20 mm – 125 m)
c. Saddle welding
(3) Electro welding (25 mm – 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

2.11. Fitting
(1) Fitting sambungan harus sesuai dengan pipa yang akan dipasang
seperti yang tercantum dalam Bill of Quantity.
(2) Semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan
kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
(3) Semua fitting yang dapat digunakan harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pipa yang digunakan.

PASAL - 3. PIPA STEEL


3.1. Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan.
Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32oC.
3.2. Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa juga
harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah
dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
3.3. Standar
(1) Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
standar SNI 07-2255-1991. Bila ternyata belum ada SNI atau SII untuk
produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang
ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
(2) Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan
material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan.
(3) Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua
pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar
Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing.
3.4. Standard yang dapat diterima adalah :
 SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kampuh, mutu dan cara uji.
 SNI 07-0242-2000 Spesifikasi pipa baja yang dilas dan tanpa
sambungan dengan lapis hitam dan galvanis panas
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
yang kelabu.
 SNI 07-3080-1992 Penyambung pipa baja tahan karat dengan las
tumpu

halaman 97 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

 SNI 07-3025-1992 Persyaratan las Ketentuan Umum, Persyaratan BAB - VI


servis untuk sambungan berlas.
 SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
 SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las
sebagai cara utama pabrikasi.
 SNI 13-4184-1996 Kontrol korosi eksternal pada sistem perpipaan
metalik bawah tanah atau terendam
 SNI 13-4185-1996 Kontrol korosi internal saluran pipa baja dan sistem
perpipaan
 SNI 19-6783-2002 Spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
3.5. Standar lain yang digunakan adalah :
 SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
 ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made
on The Threads
 ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by
Hot Dip Galvanzing Guilding Principles
 ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on
Fabricated Ferrous Products Requirments
 ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon
Steel Plates, Shapes and Bars
 ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled
Structural Quality
 AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel
Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
 AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for
Steel Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
 AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Steel Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and
Exterior Steel Water Pipe.
 JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
 JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures
Purposes
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.
3.6. Diameter Pipa
Pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran
diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung
dalam dan luar sebagai berikut :

halaman 98 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja BAB - VI


Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding
Nominal (mm) Minimum
100
(mm) 114.3 4.5
(mm)
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0

3.7. Tekanan Kerja


Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).

3.8. Kelas Pipa


(1) Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan
minimum tidak kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm 2) dan harus
memenuhi standard berikut :
 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
 ASTM A 283 Grade D
 ASTM A 570 Grade 33
 JIS G 3101 Class 2
 JIS G 3452 SGP
 JIS G 3457 STPY
(2) Pabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-
0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh
panjang pipa dan dibuat secara otomatis. pengelasan harus dilakukan
dengan menggunakan las listrik yang sesuai dengan prosedur dan
dilaksanakan oleh tukang las bersertifikat.
(3) Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling
yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded).
Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu
pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap
batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau
kurang, kecuali ditentukan lain.
(4) Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi
yang berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya
ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar
maupun pada bagian dalam pipa.
3.9. Fitting
(1) Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi
sesuai dengan spesifikasi dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat
dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA
Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan
dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan
persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar
berikut ini :
a. Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311

halaman 99 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
b. Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311
(sampai dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
(2) "Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih
kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai
sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat
harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend
yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri
dari empat potongan bend.

VII - F. PEMASANGAN PIPA

PASAL - 1. PIPA PVC


1.1. Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing/batu, alat-alat,
bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan
dan kelancaran aliran air didalam pipa.
1.2. Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung
dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-
bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis serta dipadatkan
dengan sempurna, kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan
pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis baru diperbolehkan untuk diurug.
1.3. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti,
harus ditutup sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam
pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh
Direksi Lapangan/Teknis.
1.4. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan
dengan penyambung bend/elbow atau yang sesuai. Begitu pula untuk
percabangan harus dengan tee, cross (sesuai dengan kebutuhan).
1.5. Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak
diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa
persetujuan pengguna barang/jasa atau konsultan pengawas.
1.6. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan
oleh Direksi Lapangan/Teknis.
1.7. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
1.8. Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
1.9. Disekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau tidak
dinyatakan lain diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat
pasir minimal setebal 10 cm dibawah, disamping, dan diatas pipa, kecuali
untuk pipa-pipa yang memotong jalan (crossing jalan) diurug segera
dengan pasir penuh dan tanah bekas galian harus disingkirkan agar dapat
segera dapat dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus untuk jalan-jalan
protocol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi
dengan pelat baja.
1.10. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend
dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
1.11. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-
jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk
mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa.
Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.

halaman 100 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
1.12. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).
1.13. Penyedia jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam syarat – syarat teknis pekerjaan ini.
1.14. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
(1) Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti
terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa
berada di atas galian, segera sebelum pemasangannya pada posisi
terakhir.
(2) Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang
paling mudah rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan
yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi
Lapangan/Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
1.15. Pembersihan Pipa
(3) Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus
disingkirkan dari ”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung
spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka
sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.
(4) Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting
yang telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus berupa
pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan
kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
(5) Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari
akhiran-akhiran bell dan spigot. Tiap pipa, bagian luar, akhiran spigot
dan bagian dalam dari bell harus dibersihkan, kering dan bebas dari
lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
1.16. Penurunan Pipa Kedalam Galian
(1) Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat
harus disediakan dan digunakan oleh penyedia jasa bagi keamanan
dan kelancaran pekerjaan.
(2) Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dan dalamnya.
(3) Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
(4) Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain
dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera
diberitahukan kepada Direksi Lapangan/Teknis. Direksi
Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.
1.17. Peletakan Pipa
(1) Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam pipa ketika
pipa diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-
bahan, peralatan, pakaian atau barang-barang lain yang diletakkan di
dalam pipa.
(2) Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus
tepat dengan bell dan dipasang dengan lintas dan sudut yang benar.
Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan
kecuali pada bagian bell. Harus dijaga agar kotoran tidak masuk ke
dalam ruang antara sambungan.
(3) Jika pasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup
dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis.

halaman 101 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

1.18. Pemotongan Pipa BAB - VI


(1) Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin.Bila perlu
pemotongan harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan
rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
(2) Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong
dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas
bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis
melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong
dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar
kedalam sambungan pipa.
1.19. Pemasangan Pipa
(1) Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang
seragam dan menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan jadual perletakan yang ditentukan
bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya gradien
akhir harus dicek dengan peralatan survey.
(2) Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya.
Selama pemasangan, tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau
benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
(3) Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus
diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada
jalur dan gradien yang benar.
(4) Pipa harus dimantapkan di tempatnya dengan bahan urugan yang
dipadatkan merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan
pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke dalam sambungan.
(5) Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka
pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Teknis.
(6) Khususnya pada musim hujan, penyedia barang/jasa harus melakukan
tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya
yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan
sampai pipa tersebut terapung.
(7) Pemasangan pipa pada daerah tebingan sungai harus terlindung dari
banjir dan pipa dipasang pada tebing dengan dengan perkuatan
dengan clem, dyna bolt atau bahan lainnya yang mampu menahan
beban pipa.
1.20. Jenis dan Macam Sambungan
(1) Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan
petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan/Teknis.
(2) Penyedia barang/jasa tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan
sebelum alat-alat bantu yang diperlukan sudah tersedia dilapangan.
Pipa harus dipasang sesuai gambar-gambar, kecuali bila Direksi
Lapangan/Teknis menunjukkan lain.
a. Push and Rubber Joint
• Gasket karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke
dalam gasket pada bell socket. Lapisan tipis minyak gasket
harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari gasket
atau pada akhiran spigot dari pipa atau keduanya. Minyak gasket
harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui
oleh Direksi Lapangan/Teknis, tidak diperkenankan
mempergunakan bahan yang tak disetujui.

halaman 102 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• Pelaksanaan pemasukan pada sambungan pipa harus betul- BAB - VI


betul menjamin kesempurnaan sambungan dengan masukan
karet/gasket secara benar dalam maffell/lubang, sehingga tidak
akan memungkinkan timbulnya kebocoran-kebocoran air pada
sambungan pipa, semua pipa yang sudah disambung harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Lapangan/Teknis untuk diperiksa, baru kemudian pengurugan
dilakukan dan pelaksanaan dapat dilanjutkan.
• Dalam hal jalur pipa agak melengkung, maka defleksi yang
diizinkan untuk tiap-tiap sambungan pipa harus diminta
persetujuan dari Direksi Lapangan/Teknis dan ketentuan-
ketentuan dari pabriknya harus diperhatikan, karena bila terdapat
defleksi yang terlalu besar, maka akan mengakibatkan timbulnya
kebocoran-kebocoran pada sambungan pipa tersebut.
b. Solvent Semen
• Sebelum pipa dimasukan kedalam socket terlebih dahulu harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran tanah, kemudian spigot distel
kedalam socket pipa dengan terlebih dahulu dibersihkan dari
segala kotoran lainnya.
• Kemudian spigot dan socket dipoles dengan lem pipa (lubricant)
yang sama dengan yang dihasilkan pabrik pipa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Teknis. Untuk memudahkan ujung pipa (spigot)
masuk kedalam socket maka pemasangan dilakukan dalam
keadaan lurus.
• Bila ujung pipa sudah diratakan, cukup aman masuk kedalam
socket baru dilanjutkan dengan pekerjaan penyambungan lainya
dengan cara-cara yang sama.
• Kedalam masuknya spigot ditentukan tanda-tandanya, pipa-pipa
yang belum ada tandanya supaya diberi tanda untuk memastikan
masuknya pipa secara cukup.
• Defleksi pipa-pipa diijinkan untuk sambungan, besarnya
ditentukan sesuai instruksi pabrik yang memproduksi pipa
ataupun petunjuk-petunjuk langsung dari Direksi
Lapangan/Teknis, dengan pedoman bahwa defleksi pipa tersebut
setelah pipa disambung secara utuh.
c. Flange
• Sebelum dipasang flanges pipa harus sudah bersih
permukaannya, kemudian dipasang dan dibaut dengan putaran
secukupnya.
• Sebelum pekerjaan pembautan, semua baut dan mur harus
diberi gemuk dengan sempurrna.
• Baut-baut harus dikunci dengan kunci-kunci khusus sehingga
dapat menjamin kesamarataan baut-baut pipa dengan
kedudukan flens pipa, sehingga terdapat tekanan yang sama
pada seluruh permukaan dari flens.
d. Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya
seperti yang tercantum dalam Bill of Quantity dan gambar,sesuai
dengan jenis pipanya.

e. Thrust Blok
• Thrust block berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fitting
dan aksesoris dalam menahan pergerakan dan terbuat dari
beton fc  20 MPa (≈ 200 kg/cm2) dan diletakkan langsung pada
'

tanah stabil dengan pondasi agregat dengan ketebalan minimum


200 mm.
• Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai
dengan rencana, maka perkuatan daya dukung dilakukan

halaman 103 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

dengan menggunakan cerucuk bambu atau dengan cara lainBAB - VI


yang disetujui Direksi Lapangan/Teknis.
• Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar
dinding blok penahan sebagai akibat penggalian yang
melampaui ukuran yang ditetapkan, maka celah tersebut harus
diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan merata.
1.21. Valve
(1) Penyedia barang/jasa harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai
dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau
model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
(2) Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
a. Nama pemilik proyek
b. Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
c. Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
d. Tekanan kerja
e. Diameter nominal
f. Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
(3) Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan,
kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
(4) Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure
tight joint are made in the thread”.
(5) Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
(6) Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti
yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang
diakui.
(7) Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka
seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja
minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai
dengan standard ISO 2531.
(8) Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.
(9) Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
(10) Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi
flange dengan tambahan 10%.
(11) Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam
keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata
dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.
(12) Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa
harus menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk
setiap valve yang dikirim.
(13) Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik.
Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils).
Material yang berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic
sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.

halaman 104 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(14) Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap
jenis valve dan perlengkapannya.
(15) Penyedia barang/jasa harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang
diminta dalam spesifikasi ini.
1.22. Gate Valve
(1) Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising
Stem”.
(2) Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other
Liquids” (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau
yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja.
(3) Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah.Tee key tersebut
dilengkapi dengan pendongkel tutup surface box street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
(4) Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension
spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah
digalvanis. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk
potongan pipa PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari
urugan tanah.
(5) Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu
atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
(6) Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan
dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup
yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan
dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve harus dirancang untuk
saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak
kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
(7) Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve
seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka.
Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing
pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai
dan disetujui engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh
digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan
engineer dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan
paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat
dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana
valvenya dalam posisi terbuka penuh.
(8) Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
(9) Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
(10) Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata
dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas
yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan
diberi cetakan “PDAM -................." pada bagian atasnya.
(11) Joint antara tutup dengan badan bisa berupa engsel atau dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing
dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
(12) Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang
terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki
solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
(13) Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B
2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya 0.98
Mpa (10 kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan
ujung berulir (sekrup).
(14) Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada
JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak

halaman 105 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu BAB - VI
cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu
pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai
daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32 kg/m2). Stem/tangkai
harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.
1.23. Chek Valve
(1) Penyedia jasa harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve/KIep Tabok dengan sambungan flange.
(2) Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat
dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
(3) Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
(4) Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi
tuang.
(5) Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber
yang berkualitas baik.
(6) Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
(7) Chek Valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu
untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah
diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus
memindahkan valve dari jalumya.
(8) Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau
vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus
mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari
luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
1.24. Air Realese Valve
(1) Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti
hal-hal sebagai berikut :
a. Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang
dilepaskan.
e. Aman terhadap vakum.
f. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve
lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai
dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
g. Badan valve terbuat dart cast iron atau ductile iron dan pelampung
dari ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
h. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze
atau ABS.
i. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan
kerja dan tidak menunjukkan gejala kebocoran.
j. Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
k. Penyedia Jasa harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu
(butterfly valve) dengan spesifikasi sbb:
• Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme
operasional yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated
Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.

halaman 106 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
• Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut
90o dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran
valve harus horizontal.
• Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan
sesuai dengan standard AWWA C 504,
• Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk
pengawasan dan perbaikan,
• Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara
manual harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air
atau vibrasi tidak mengakibalkan piringan berpindah dari
lempatnya semula.
• Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan
(bila tertutup rapat) sama dengan rate lekanan pada pipa.
• Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi dan harus dapat
membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode
yang lama.
• Badan valve dan flange terbual dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron
(ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
l. Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
m. Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air


Tipe Air Valve Valve
(mm)
(mm)
300 dan lebih Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil kecil/tunggal
Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar
350 dan lebih Orifice atau
besar kombinasi

(2) Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara
otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi
bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.

(3) Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :

a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan


menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran
pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalarn
kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi
pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara
tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air
penuh dalam pipa.
(4) Pada jarak datar dipasang setiap jarak 500 m – 750 m, dipasang 1
buah air valve assembly dan 1 buah blow off assembly.
(5) Untuk permukaan tanah naik turun atau terdapat jembatan-jembatan
pipa dimana perletakan pipa terpaksa harus dinaikkan maka

halaman 107 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pemasangan pipa mengikuti naik turunnya tanah dengan memasang BAB - VI


air valve assembly pada puncak tanjakan dan blow off pada penurunan
(titik terendah).
(6) Tiap blow off harus dibuat drain chamber seperti gambar standard
terlampir, tiap air valve di dalam tanah harus terlindung dalam air valve
chamber.
1.25. Perlintasan Pipa
(1) Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya, kereta api
dan sungai, seperti yang telihat dalam gambar. Penyedia Jasa
hendaknya mendapatkan izin-izin yang diperlukan untuk membuat
bangunan perlintasan dan biaya yang timbul untuk itu menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
(2) Untuk pipa-pipa yang melintasi badan air / sungai, bila diijinkan pipa-
pipa dapat digantungkan pada jembatan yang ada setelah gambar
perencanaan mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.
Pipa yang digunakan untuk perlintasan ini adalah pipa baja. Apabila
tidak memungkinkan digantung pada jembatan yang ada maka harus
diadakan jembatan pipa tersendiri.
(3) Jembatan pipa direncanakan mengunakan pipa baja seperti terlihat
pada gambar rencana. Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua
tenaga, alat-alat, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang
diperlukan unutk melaksanakan pekerjaan ini.
(4) Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksankan
pekerjaan ini pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus
melaksanakan pemasangan pipanya dan penyambungan didalam
tanah dengan dengan pipa yang berdekatan dengan jembatan.
(5) Penyedia Jasa harus memeriksa kembali semua ukuran-ukuran yang
ada didalam gambar sesuai dengan hasil survey yang dilakukan
sendiri dilapangan. Segala biaya yang timbul akibat kesalahan
menghitung dari pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(6) Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang di atas
bekisting berbentuk melengkung. Besarnya chambering harus
direncanakan sesuai dengan jenis pipa, ketebalan dan diameter pipa
yang digunakan, serta apabila perancah dilepas maka bentang pipa
menjadi lurus;
(7) Gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga
garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lawan lendut
harus disiapkan. Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa,
gambar yang menunjukan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi
abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/Teknis untuk terlebih
dahulu diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan
melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja
disetujui Direksi Lapangan/Teknis
(8) Ring support harus betul-betul dipasang pada setiap bantalan per
bagian sebagaimana terlihat pada gambar. Ring support harus dibuat
dari satu jenis baja sesuai dengan standar yang ditentukan. Setelah
semua clamp pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki
dilas pada sekeliling pipa dan dicat.
(9) Semua pipa baja yang terekspos, fitting, sambungan dan pipa yang
akan ditanam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan SNI yang
berlaku untuk pelapisan pipa baja mengenai lapisan pelindung luar dan
lapisan pelindungan dalam.
(10) Konstruksi perlintasan pipa melalui rel kereta api harus memakai
pelindung pipa dengan bahan dari kontruksi beton atau kontruksi
lainnya yang dapat menahan beban dari kereta yang lewat, dan
mendapat persetujuan dari PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
(11) Pelaksanakan pekerjaan perlintasan rel kereta api dibawah

halaman 108 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

pengawasan oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). BAB - VI


1.26. Pengujian
(1) Pengujian pada jalur pipa harus dilakukan setelah pemasangan pipa
katup, bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe
driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, sesuai dengan
standar ini.
(2) Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa harus
dilakukan untuk menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-
blok penahan (thrust block permanen) sanggup menahan tekanan
sesuai dengan tekanan kerja pipa.
(3) Tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran, serta peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan.
(4) Bagian jaringan pipa yang diuji harus diisi penuh dengan air. Pengisian
air dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump)
yang dilengkapi meteran air dan harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara didalam pipa dilepas, serta sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian dari pipa yang diuji tidak
terdapat katup udara, Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan
mengusulkan cara pengeluaran udara.
1.27. Pengujian Tekanan Air
(1) Sebelum pengujian tekanan air dimulai, blok-blok bantalan penahan
dan semua konstruksi pengaman dari beton harus sudah berumur
Iebih dari 7 hari.
(2) Untuk pipa diameter 600 mm dan yang Iebih kecil, setiap bidang jalur
pipa harus diisi dengan air bersih dan diuji dengan tekanan 0,75 MPa
(≈ 7,5 kg/cm2).
(3) Untuk pipa diameter 700 mm dan yang lebih besar, pengujian
dilakukan dengan tekanan yang sama dengan memakai test band.
(4) Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian
sambungan dimana peralatan ini harus terlihat dan diamati pada waktu
penguatan berlangsung.
(5) Jika penimbunan sebagian harus dilakukan karena masalah gangguan
lalu lintas atau keperluan lainnya, maka harus sesuai dengan petunjuk
tenaga ahli.
(6) Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m,
dapat langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan
uji disesuaikan dengan jenis dan kelas pipa, kecuali bila ditetapkan
lain.
(7) Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis
harus disediakan dan terlebih dahulu harus diperiksa serta disetujui
oleh tenaga ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan
gagal maka harus dicari sumber kebocoran dan lalu diperbaiki, serta
lakukan uji ulang hingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
(8) Pada waktu dilakukan peningkatan tekanan hidrostatis pada pipa,
instrumen-instrumen harus dapat menahan tekanan uji tanpa
menimbulkan kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, atau
instrumen tersebut harus diangkat selama pengujian dan diganti
sementara dengan pasak/sumbat pipa dengan persetujuan Direksi
Lapangan/Teknis.
1.28. Pengujian Tekanan (Pipa Diameter 600 mm dan yang Lebih Kecil)
(1) Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa per bagian setelah
galian diurug, tetapi sebelum perbaikan kembali lantai keras.
Sambungan sedapat mungkin harus ditempatkan selama pengujian
berlangsung.

halaman 109 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

(2) Sebelum pengujian, seluruh pipa harus digelontor secara merata BAB - VI
dengan air bersih.
(3) Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua
katup, memasang sumbat yang memadai pada bukaannya, dan
membuka katup udara sepanjang jalur pipa.
(4) Bila di titik puncak tidak dipasang katup pelepas udara, maka harus
dipasang katup penguapan (evaporation) pembantu.
(5) Bila tidak tersedia bangunan permanen seperti ruang/bak katup, ujung
bidang pipa yang diuji harus dilindungi terhadap air yang bertekanan
0,75 MPa (≈7,5 kg/cm2).
(6) Jalur pipa harus diisi dengan air bersih secara perlahan agar kantong-
kantong udara dapat dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan berada
dalam tekanan ringan yang harus dipertahankan untuk jangka waktu
24 jam. Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus
segera diperbaiki.
(7) Tekanan air harus dinaikkan ke pengujian tekanan. Jangka waktu
pengujian tekanan dilakukan selama 2 (dua) jam. Pipa, fitting
sambungan, atau katup yang rusak harus disingkirkan dan diganti.
Pengujian harus diulang sampai memuaskan.
(8) Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran yang
lebih besar dari yang ditetapkan dalam Tabel, lokasi kebocoran harus
ditetapkan, lalu bahan atau sambungan yang rusak segera diperbaiki
atau diganti.Pengujian harus diulang sampai kebocoran berada dalam
kisaran yang diijinkan.

Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan


Diameter Jumlah Diameter Jumlah
(mm) kebocoran (mm) kebocoran
(L/jam) (L/jam)
75 2,55 300 9,12
100 3,04 350 10,64
125 3,80 400 12,16
150 4,56 450 13,68
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24
CATATAN : L/jam = Liter per jam.

1.29. Pengujian Tekanan Dengan Test Band (Pipa Diameter 700 mm dan yang
Lebih Besar)
(1) Test band dipakai untuk setiap sambungan dari bagian dalam pipa.
Setiap sambungan harus diuji segera setelah pekerjaan
penyambungan selesai. Jangka waktu pengujian tidak boleh kurang
dari 5 menit dengan tekanan uji dijaga agar tetap konstan.
(2) Pada laporan, seluruh hasil pengujian harus memperlihatkan lokasi,
waktu, tanggal dan data setiap pengujian, termasuk peta lokasi
pengujian.
(3) Sambungan yang rusak harus segera dilepas dan disambung kembali,
serta lakukan lagi pengujian.
1.30. Penggelontoran Pipa
(1) Semua pipa yang terpasang harus dibersihkan dengan penggelontoran
memakai air bersih. Penggelontoran dilakukan dengan
membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch), mulai dari
hulu dan secara bertahap ke arah hilir.
(2) Jangka waktu pengurasan cabang pembuang harus ditetapkan.
(3) Selain itu lokasi harus dengan segera ditetapkan dan diperbaiki
apabila ditemukan kebocoran selama penggelontoran, walaupun hasil
pengujian dinyatakan telah disetujui.

halaman 110 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

1.31. Pembersihan Pipa dan Desinfeksi BAB - VI


(1) Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan berhasil,
kotoran dalam pipa harus dibersihkah dengan membuka semua katup
penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfektan pada
jaringan pipa.
(2) Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan mengalirkan air
minum yang mempunyai kecepatan tinggi yaitu di atas 0,75 cm/detik
dan dalam jangka waktu sampai air yang keluar dari katup penguras
secara visual bersih dan tidak mengandung sedimen.
(3) Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur
dengan chlor sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa. Setelah 24 jam sisa
chlor harus diperiksa dan bila hasil pemeriksaan tersebut ternayat sisa
chlor lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah
memenuhi persyaratan.
(4) Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chlor kurang dari
5 mg/liter, maka chlor haru ditambah dan dicampur dan selanjutnya
ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali.
Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.
(5) Desinfeksi harus dilakukan sesuai dengan SNI 19-67.

PASAL - 2. PIPA HDPE


2.1. Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing-puing/batu, alat-alat,
bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan
dan kelancaran aliran air didalam pipa.
2.2. Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung
dipasang dan distel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-
bahan yang disetujui Direksi Lapangan/Teknis serta dipadatkan dengan
sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus
diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis.
Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis baru
diperbolehkan untuk diurug.
2.3. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti,
harus ditutup sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam
pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh
Direksi Lapangan/Teknis.
2.4. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan
dengan penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk
percabangan harus dengan tee cross (sesuai dengan kebutuhan).
2.5. Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak
diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa
persetujuan Direksi Lapangan/Teknis.
2.6. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal
harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan
oleh Direksi Lapangan/Teknis.
2.7. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari
2.8. Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
2.9. Disekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau tidak
dinyatakan lain diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat
pasir minimal setebal 10 cm dibawah, disamping, dan diatas pipa atau
menurut gambar, kecuali untuk pipa-pipa yang memotong jalan (crossing
jalan) diurug segera dengan pasir penuh dan tanah bekas galian harus
disingkirkan agar dapat segera dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus

halaman 111 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
untuk jalan-jalan protokol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan
berat) harus dilindungi dengan pelat baja.
2.10. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend
dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
2.11. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-
jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk
mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa.
Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
2.12. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/plug) dan diberi beton penahan (beton K-175).
2.13. Penyedia jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam syarat-syarat teknis pekerjaan ini.
(1) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
a. Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan
teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika
pipa berada di atas galian, segera sebelum pemasangannya pada
posisi terakhir.
b. Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang
paling mudah rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan
yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh
Direksi Lapangan/Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau
dibuang.
(2) Pembersihan Pipa
a. Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus
disingkirkan dari ”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar
ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam ”bell” harus
diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.
b. Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting
yang telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus berupa
pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan
kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
c. Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari
akhiran-akhiran bell dan spigot. Tiap pipa, bagian luar, akhiran
spigot dan bagian dalam dari bell harus dibersihkan, kering dan
bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
(3) Penurunan Pipa Kedalam Galian
a. Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat
harus disediakan dan digunakan oleh penyedia barang/jasa bagi
keamanan dan kelancaran pekerjaan.
b. Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian
satu persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau
dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian
rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun
lapisan pelindung luar dan dalamnya.
c. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
d. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan
lain dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera
diberitahukan kepada Direksi Lapangan/Teknis. Direksi
Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau penolakan
bahan yang rusak tersebut.
e. Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan
kedalam galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari
gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian
dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi
dalam bentuk batang.

halaman 112 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
f. Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian
satu persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau
dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian
rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun
lapisan pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan
alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam
galian.
(4) Pemotongan Pipa
a. Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin.Bila perlu
pemotongan harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan
rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
b. Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan
dipotong dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut.
Ujung potongan serong harus sama degnan yang dibuat dipabrik.
c. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung
potongan serong harus sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda
kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot
pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
2.14. Jenis Cara Penyambungan
(1) Cara sambungan pipa Polyetheline adalah sbb :
a. Sambungan mekanis
Mechanical-joint: sambungan plastik, injection( 20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir.

b. Welding (heat fusion)


• Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
• Socket welding (20 mm – 125 m)
• Saddle welding
c. Electro welding (25 mm – 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

(2) Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan


oleh Penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan
data teknis dan contoh untuk persetujuan dari Direksi
Lapangan/Teknis.
(3) Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan
petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan/Teknis.
(4) Penyambungan Pipa dengan sambungan mekanis:
a. Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya
dikencangkan.
b. Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.
(5) Penyambungan pipa dengan Welding (heat fusion)
a. Butt weldding
• Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus
dibersihkan dan diratakan dengan pengetap.
• Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara
kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa
detik.
• Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan
tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki
dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa
saat, setelah dingin klem dapat dibuka.

halaman 113 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• Peralatan yang harus disediakan unutk penyambungan ini BAB - VI


adalah:
- Generator, digunakan untuk memberikan daya listrik kepada
plat pemanas, pemotong dan pompa hidrolik.
- Mesin butt fusion dilengkapi dengan pengencang pipa,
pemotong ,plat pemanas, pompa hidrolik dan plat pengatur
waktu.
- Roda penyangga pipa.
- Tenda pengelasan.
- Alat pembersih, katun atau handuk, kertas (tissue).
- Alat ukur sambungan.
- Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas.
- Pipa dan penutupnya.
- Papan landasan.
- Pemotong pipa.
- Thermometer temperatur udara.
- Spidol,
- Alat ukur waktu, Materan.
• Sebelum dimulai pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
- Adanya bahan bakar yang cukup digenerator dan dalam
keandalan benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan
kemesin.
- Pemakaian generator harus disesuaikan dengan kapasitas
mesin welding.
- Perlengkapan mesin dan pompa hidrolik berfungsi dengan
baik.
- Heatplate (plat pemanas) dalam keadaan bersih dan lakukan
pembersihan apabila sebelumnya sudah digunakan.
- Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama
pekerjaan dilakukan.
- Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
- Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungan
plat pada sumber listrik dan dibiarkan selama 20 menit pada
kondisi temperatur yang disarankan.
• Prosedur Penyambungan
- Tempatkan pipa pada (clamp) penjepit dimana ujung pipa
berhadapan dengan pemotong dalam posisi lurus.
- Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
- Kencangkan clamp (penjepit) untuk memegang dan
membulatkan kembali pipa.
- Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan
plat oleh masuknya udara kebagian dalm pipa.
- Nyalakan alat pemotong dan geserkan klem pipa perlahan
sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai
terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.Jaga
alat pemotong tetap nyala sementara klem (penjepit) dibuka
untuk menghindari permukaan yang tidak rata.
- Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan persinggungan
dengan permukaan pipa.
- Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
- Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata, jika tidak, ulangi
proses pemotongan.
- Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara
permukaan potongan.

halaman 114 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

- BAB - VI
Buka kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakan pipa bersama-sama secara
hidrolik.
- Pindahkan lempengan panas dari tempat pelindungnya.
Periksa bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.
- Tempatkan plat pemanas pada mesin dan tutup clamp supaya
bagian permukaan yang akan disambung menyentuh
lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan
lelehannya merata 1-6 mm terbentuk tiap ujungnya.
- Setelah lelehan awal muncul, tekananan sistem hidrolik harus
dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan
tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol
selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser
posisinya di clamp dan ujung pipa harus terus dijaga agar
tetap kontak dengan plat pemanasan.
- Setelah pemanasan selesai, buka clamp dan pindahkan
pemanas pastikan bahwa tidak menyentuh permukaan yang
meleleh.
- Segera tutup clamp (mengacu kepada perhitungan-
perhitungan yang ada) dan ratakan permukaan yang sudah
meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan
minimal sesuai yang diindikasikan pada table.
- Setelah itu pipa yang sambung bisa dipindahkan dari mesin
tapi tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama
pada waktu pendinginan diatas.
- Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragaman dan
cek bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
Data semua sambungan dengan mengisi Butt Welding QA
Sheet.
b. Socket Welding
• Pipa yang dipasang untuk sambungan jenis ini umumnya
mempunyai diameter 20 mm -125 mm
• Pipa dipotong tegak lurus sumbunya;
• Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket harus dibersihkan
dengan cairan pembersih khusus;
• Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan
mal yang sudah ditetapkan;
• Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik;
• Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera
dimasukkan ke dalam socket sambungan;
• Biarkan beberapa saat sampai dingin;
c. Electro welding
• Pipa yang dipasang untuk sambungan jenis ini umumnya
mempunyai diameter 20 mm -125 mm.
• Las las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan
pemanasnya.
• Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus
disediakan.
• Kontrol box khusus dengan tegangan yang harus sama dengan
tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditetapkan oleh
produsen sambungan harus sudah disediakan.
• Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus
dibersihkan dengan cairan pembersih.

halaman 115 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas; BAB - VI


• Kemudian kabel dari Kontrol box disambung ke dalam
sambungan yang tersedia.
• Hidupkan Kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri
bila proses penyambungan selesai;
• Sebagai kontrol material dari dalam akan ke luar dari lubang
indikator pada sambungan.
(6) Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya seperti
yang tercantum dalam Bill of Quantity dan gambar,sesuai dengan jenis
pipanya.

(7) Thrust Blok


a. Thrust block berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fitting dan
aksesoris dalam menahan pergerakan dan terbuat dari beton
fc'  20 MPa (≈ 200 kg/cm2) dan diletakkan langsung pada tanah
stabil dengan pondasi agregat dengan ketebalan minimum 200 mm.
b. Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai
dengan rencana, maka perkuatan daya dukung dilakukan dengan
menggunakan cerucuk bambu atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi Lapangan/Teknis.
c. Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar
dinding blok penahan sebagai akibat penggalian yang melampaui
ukuran yang ditetapkan, maka celah tersebut harus diisi dengan
kerikil yang dipadatkan dengan merata.
(8) Valve
a. Penyedia barang/jasa harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
b. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
• Nama pemilik proyek
• Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
• Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
• Tekanan kerja
• Diameter nominal
• Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
c. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang
atau besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
d. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where
pressure tight joint are made in the thread”.
e. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
f. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja
seperti yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard
internasional yang diakui.
g. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)
maka seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan
kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi
sesuai dengan standard ISO 2531.
h. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.

halaman 116 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

i. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk BAB - VI


mencegah masuknya benda-benda asing.
j. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi
flange dengan imbuhan 10%.
k. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam
keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan
merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet
sintetis.
l. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia
Jasa harus menyertakan besarnya maksimum torque yang
dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
m. Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum
digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di
pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns
(16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus dari jenis
non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
n. Petunjukk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap
jenis valve dan perlengkapannya.
o. Penyedia Jasa harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan
yang diminta dalam spesifikasi ini.
(9) Gate Valve
a. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising
Stem”.
b. Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other
Liquids” (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja.
c. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah.Tee key tersebut
dilengkapi dengan pendongkel tutup surface box street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
d. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension
spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang lelah
digalvanis. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk
potongan pipa PVC untuk melindungi extension spindle tersebut dari
urugan tanah.
e. Bada dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu
atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
f. Badann gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
g. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter
valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau
bahan lain yang sesuai dan disetujui engineer. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat
digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini harus terdiri dari 2
(dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan
di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan
tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.

halaman 117 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

h. Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel. BAB - VI


i. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau
perunggu.
j. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban
lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box
tersebut dan diberi cetakan “PDAM -................." pada bagian
atasnya.
k. Joint antara tutup dengan badan bisa berupa engsel atau
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan
masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti
karat.
l. Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan
yang terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve
memiliki solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit.
m.Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS
B 2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besamya
0.98 Mpa (10.0 kglcm²). Valve harus dilengkapi dengan roda
pemutar dan ujung berulir (sekrup).
n. Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya
rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat
dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan
yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32
kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi
di atas.
(10) Check Valve
a. Penyedia jasa harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve/KIep Tabok dengan sambungan flange.
b. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
c. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besarnya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
d. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari
besi tuang.
e. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber
yang berkualitas baik.
f. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
g. Chek Valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin
perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan
dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau
harus memindahkan valve dari jalumya.
h. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal
atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve
harus mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak
kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
(11) Air Realese Valve
a. Air Realese Valve/Katup udara harus dapat beroperasi secara
otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
• Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
• Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
• Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam
pipa.
• Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang
dilepaskan.

halaman 118 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• Aman terhadap vakum. BAB - VI


b. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve
lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai
dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
c. Badan valve terbuat drat cast iron atau ductile iron dan pelampung
dari ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
d. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze
atau ABS.
e. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan
kerja dan tidak menunjukkan gejala kebocoran.
f. Tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
g. Penyedia Jasa harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu
(butterfly valve) dengan spesifikasi sbb:
• Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme
operasional yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated
Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
• Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut
90o dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran
valve harus horizontal.
• Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan
sesuai dengan standard AWWA C 504.
• Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk
pengawasan dan perbaikan.
• Mekanis operasional untuk pengoperasian valve secara manual
harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau
vibrasi tidak mengakibalkan piringan berpindah dari lempatnya
semula.
• Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan
(bila tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
• Seluruh valve harus mengikutl Spesifikasi dan harus dapat
membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode
yang lama.
• Badan valve dan flange terbual dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B (ASTM Designation A 126) atau ductile iron
(ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
h. Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
i. Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air


Tipe Air Valve
(mm) Valve
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal

350 dan lebih Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar


besar

• Tipe air valve dengan lubang/office kecil

halaman 119 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian
secara otomatis yang akan mengeluarkan udara yang
terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.

• Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :

- Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan


atmosfer, dan menampung banyak udara selama operasi
pengurasan saluran pipa.
- Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air
dalarn kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama
operasi pengisian.
- Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan
udara tinggi, dan
- Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi
aliran air penuh dalam pipa.
j. Pada jarak datar dipasang setiap jarak 500 m – 750 m, dipasang 1
buah air valve assembly dan 1 buah blow off assembly.
k. Untuk permukaan tanah naik turun atau terdapat jembatan-
jembatan pipa dimana perletakan pipa terpaksa harus dinaikkan
maka pemasangan pipa mengikuti naik turunnya tanah dengan
memasang air valve assembly pada puncak tanjakan dan blow off
pada penurunan (titik terendah).
l. Tiap blow off harus dibuat drain chamber seperti gambar standard
terlampir, tiap air valve di dalam tanah harus terlindung dalam air
valve chamber.
2.15. Perlintasan Pipa
(1) Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya, kereta api
dan sungai, seperti yang telihat dalam gambar. Penyedia Jasa
hendaknya mendapatkan izin-izin yang diperlukan untuk membuat
bangunan perlintasan dan biaya yang timbul untuk itu menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
(2) Untuk pipa-pipa yang melintasi badan air / sungai, bila diijinkan pipa-
pipa dapat digantungkan pada jembatan yang ada setelah gambar
perencanaan mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.
Pipa yang digunakan untuk perlintasan ini adalah pipa baja. Apabila
tidak memungkinkan digantung pada jembatan yang ada maka harus
diadakan jembatan pipa tersendiri.
(3) Jembatan pipa direncanakan mengunakan pipa baja seperti terlihat
pada gambar rencana. Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua
tenaga, alat-alat, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang
diperlukan unutk melaksanakan pekerjaan ini.
(4) Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksankan
pekerjaan ini pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus
melaksanakan pemasangan pipanya dan penyambungan didalam
tanah dengan dengan pipa yang berdekatan dengan jembatan.
(5) Penyedia Jasa harus memeriksa kembali semua ukuran-ukuran yang
ada didalam gambar sesuai dengan hasil survey yang dilakukan
sendiri dilapangan. Segala biaya yang timbul akibat kesalahan
menghitung dari pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(6) Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang di atas
bekisting berbentuk melengkung. Besarnya chambering harus
direncanakan sesuai dengan jenis pipa, ketebalan dan diameter pipa
yang digunakan, serta apabila perancah dilepas maka bentang pipa
menjadi lurus;
(7) Gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga
garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lawan lendut

halaman 120 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
harus disiapkan. Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa,
gambar yang menunjukan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi
abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/Teknis untuk terlebih
dahulu diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan
melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja
disetujui Direksi Lapangan/Teknis.
(8) Ring support harus betul-betul dipasang pada setiap bantalan per
sebagaimana terlihat pada gambar. Ring support harus dibuat dari satu
jenis baja sesuai dengan standar yang ditentukan. Setelah semua
clamp pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki dilas
pada sekeliling pipa dan dicat.
(9) Semua pipa baja yang terekspos, fitting, sambungan dan pipa yang
akan ditanam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan SNI yang
berlaku untuk pelapisan pipa baja mengenai lapisan pelindung luar dan
lapisan pelindungan dalam.
(10) Konstruksi perlintasan pipa melalui rel kereta api harus memakai
pelindung pipa dengan bahan dari kontruksi beton atau kontruksi
lainnya yang dapat menahan beban dari kereta yang lewat, dan
mendapat persetujuan dari PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
(11) Pelaksanakan pekerjaan perlintasan rel kereta api dibawah
pengawasan oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
2.16. Pengujian
(1) Pengujian pada jalur pipa harus dilakukan setelah pemasangan pipa
induk, katup, bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe
driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya selesai dikerjakan
sesuai dengan standar .
(2) Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa harus
dilakukan untuk menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-
blok penahan (thrust block permanen) sanggup menahan tekanan
sesuai dengan tekanan kerja pipa.
(3) Tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran, serta peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan.
(4) Bagian jaringan pipa yang diuji harus diisi penuh dengan air. Pengisian
air dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump)
yang dilengkapi meteran air dan harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara didalam pipa dilepas, serta sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian dari pipa yang diuji tidak
terdapat katup udara, tenaga ahli harus menetapkan cara pengeluaran
udara.
2.17. Pengujian Tekanan Air
(1) Sebelum pengujian tekanan air dimulai, blok-blok bantalan penahan
dan semua konstruksi pengaman dari beton harus sudah berumur
Iebih dari 7 hari.
(2) Untuk pipa diameter 600 mm dan yang Iebih kecil, setiap bidang jalur
pipa harus diisi dengan air bersih dan diuji dengan tekanan 0,75 MPa
(≈ 7,5 kg/cm2).
(3) Untuk pipa diameter 700 mm dan yang lebih besar, pengujian
dilakukan dengan tekanan yang sama dengan memakai test band.
(4) Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian
sambungan dimana peralatan ini harus terlihat dan diamati pada waktu
penguatan berlangsung.
(5) Jika penimbunan sebagian harus dilakukan karena masalah gangguan
lalu lintas atau keperluan lainnya, maka harus sesuai dengan Direksi

halaman 121 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Lapangan/Teknis. BAB - VI
(6) Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m,
dapat langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan
uji disesuaikan dengan jenis dan kelas pipa, kecuali bila ditetapkan
lain.
(7) Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis
harus disediakan dan terlebih dahulu harus diperiksa serta disetujui
oleh tenaga ahli. Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan
gagal maka harus dicari sumber kebocoran dan lalu diperbaiki, serta
lakukan uji ulang hingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
(8) Pada waktu dilakukan peningkatan tekanan hidrostatis pada pipa,
instrumen-instrumen harus dapat menahan tekanan uji tanpa
menimbulkan kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, atau
instrumen tersebut harus diangkat selama pengujian dan diganti
sementara dengan pasak/sumbat pipa dengan persetujuan tenaga
ahli.
2.18. Pengujian Tekanan
(1) Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa per bagian setelah
galian diurug, tetapi sebelum perbaikan kembali lantai keras.
Sambungan sedapat mungkin harus ditempatkan selama pengujian
berlangsung.
(2) Sebelum pengujian, seluruh pipa harus digelontor secara merata
dengan air bersih.
(3) Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua
katup, memasang sumbat yang memadai pada bukaannya, dan
membuka katup udara sepanjang jalur pipa.
(4) Bila di titik puncak tidak dipasang katup pelepas udara, maka harus
dipasang katup penguapan (evaporation) pembantu.
(5) Bila tidak tersedia bangunan permanen seperti ruang/bak katup, ujung
bidang pipa yang diuji harus dilindungi terhadap air yang bertekanan
0,75 MPa (≈7,5 kg/cm2).
(6) Jalur pipa harus diisi dengan air minum secara perlahan agar kantong-
kantong udara dapat dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan berada
dalam tekanan ringan yang harus dipertahankan untuk jangka waktu
24 jam. Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus
segera diperbaiki.
(7) Tekanan air harus dinaikkan ke pengujian tekanan. Jangka waktu
pengujian tekanan dilakukan selama 2 (dua) jam. Pipa, fitting
sambungan, atau katup yang rusak harus disingkirkan dan diganti.
Pengujian harus diulang sampai memuaskan.
(8) Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran yang
lebih besar dari yang ditetapkan dalam Tabel, lokasi kebocoran harus
ditetapkan, lalu bahan atau sambungan yang rusak segera diperbaiki
atau diganti.
(9) Pengujian harus diulang sampai kebocoran berada dalam kisaran yang
diijinkan.

Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan

Diameter Jumlah Diameter Jumlah


(mm) kebocoran (mm) kebocoran
(L/jam) (L/jam)
75 2,55 300 9,12
100 3,04 350 10,64
125 3,80 400 12,16
150 4,56 450 13,68

halaman 122 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Diameter Jumlah Diameter


BAB - VI
Jumlah
(mm) kebocoran (mm) kebocoran
(L/jam) (L/jam)
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24

CATATAN : L/jam = Liter per jam.

2.19. Pengujian tekanan dengan test band (pipa diameter 700 mm dan yang
lebih besar)
(1) Test band dipakai untuk setiap sambungan dari bagian dalam pipa.
(2) Setiap sambungan harus diuji segera setelah pekerjaan
penyambungan selesai. Jangka waktu pengujian tidak boleh kurang
dari 5 menit dengan tekanan uji dijaga agar tetap konstan.
(3) Pada laporan, seluruh hasil pengujian harus memperlihatkan lokasi,
waktu, tanggal dan data setiap pengujian, termasuk peta lokasi
pengujian.
(4) Sambungan yang rusak harus segera dilepas dan disambung kembali,
serta lakukan lagi pengujian.
(5) Penggelontoran Pipa
a. Semua pipa yang terpasang harus dibersihkan dengan
penggelontoran memakai air bersih. Penggelontoran dilakukan
dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir.
b. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang harus ditetapkan.
c. Selain itu lokasi harus dengan segera ditetapkan dan diperbaiki
apabila ditemukan kebocoran selama penggelontoran, walaupun
hasil pengujian dinyatakan telah disetujui.
2.20. Pembersihan Pipa dan Desinfeksi
(1) Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan berhasil,
kotoran dalam pipa harus dibersihkah dengan membuka semua katup
penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfektan pada
jaringan pipa.
(2) Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan mengalirkan air
minum yang mempunyai kecepatan tinggi yaitu di atas 0,75 cm/detik
dan dalam jangka waktu sampai air yang keluar dari katup penguras
secara visual bersih dan tidak mengandung sedimen.
(3) Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur
dengan chlor sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa. Setelah 24 jam sisa
chlor harus diperiksa dan bila hasil pemeriksaan tersebut ternayat sisa
chlor lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah
memenuhi persyaratan.
(4) Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chlor kurang dari
5 mg/liter, maka chlor haru ditambah dan dicampur dan selanjutnya
ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali.
Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.
(5) Desinfeksi harus dilakukan sesuai dengan SNI 19-67.

PASAL - 3. PIPA STEEL


3.1. Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan
sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau
pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan.
3.2. Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan
minimum tidak kurang dari 226 N/mmz ( 2300kg/cm² ).
3.3. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

halaman 123 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
(1) Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti
terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa
berada di atas galian, segera sebelum pemasangannya pada posisi
terakhir.
(2) Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang
paling mudah rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan
yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi
Lapangan/Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
3.4. Pembersihan Pipa
(1) Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus
disingkirkan dari spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan
sebelum pipa dipasang bagian dalam harus diseka sampai bersih,
kering dan bebas dari lemak.
(2) Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting
yang telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus berupa
pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan
kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
3.5. Penurunan Pipa Kedalam Galian
(1) Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat
harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan
kelancaran pekerjaan.
(2) Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu dengan menggunakan kan secara hati-hati kedalam galian,
dengan batasan diameter memakai “crane”, Derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan
pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam
(Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
(3) Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.
(4) Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain
dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera
diberitahukan kepada Direksi Lapangan/Teknis. Direksi
Lapangan/Teknis harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.
3.6. Pemasangan Pipa
(1) Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam pipa ketika
pipa diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-
bahan, peralatan, pakaian atau barang-barang lain yang diletakkan di
dalam pipa.
(2) Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus
tepat dengan bell dan dipasang dengan sudut yang benar. Pipa harus
terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali pada
bagian bell. Harus dijaga agar kotoran tidak masuk ke dalam ruang
antara sambungan.
(3) Jika pasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup
dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis.
3.7. Pemotongan Pipa
(1) Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai
dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan
pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
(2) Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang
sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar

halaman 124 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa. BAB - VI


(3) Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan
pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan
ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
(4) Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada penyedia barang/jasa dari Direksi
Lapangan/Teknis.
3.8. Jenis dan Macam Sambungan
(1) Penyambungan pipa baja dan aksesoris untuk sambungan secara
mekanis dilaksanakan sesuai dengan SNI 19-6782-2002, dan
penyambungan dengan cara sambungan las dilaksanakan sesuai
dengan SNI 03-6405-2000;
(2) Flange
a. Sebelum dipasang flanges pipa dibersihkan permukaannya,
kemudian dipasang dan dibaut dengan putaran secukupnya.
b. Sebelum pekerjaan pembautan, semua baut dan mur harus diberi
gemuk dengan sempurna.
c. Baut-baut harus dikunci dengan kunci-kunci khusus sehingga dapat
menjamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens
pipa, sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh
permukaan dari flens.
(3) Pengelasan
a. Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus
dibersihkan dari debu, tanah dan karat dengan menyikat dan
mengasah (grinding).
b. Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam
maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus
dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur
sebagaimana yang ditentukan.
c. Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
d. Alas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan
pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke
bagian atas pinggiran pipa.
e. Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia barang/jasa harus
memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur,
kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam
kondisi hujan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi
Lapangan/Teknis.
f. Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan
yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.
g. Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan
persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak
dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun
pedoman (code) berikut ini.
• Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’
Association (WSP)
• Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
h. Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan
dan dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan
sebagaimana diminta.
i. Pengelasan yang diminta oleh pengguna barang/jasa harus diuji
dengan cara pengujian hasi pengelasan yang umum dipakai.
j. Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap
sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan
lain.

halaman 125 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

k. Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan BAB - VI


sambungan dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint)
atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang
ditentukan.
l. Penyedia Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru
las yang diusulkan untuk persetujuan pengguna barang/jasa atau
konsultan pengawas.
m. Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang
cukup bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau
ijazah yang dikeluarkan oleh badan berwenang.
n. Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z
3211 dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih
baik dari logam dasar bahan pipa.
o. Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan
dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang
diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang
hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
p. Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding
Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC,
sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar
yang lain yang ditentukan oleh pengguna barang/jasa atau
konsultan pengawas.
q. Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong
(bewel) yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain
atau disetujui oleh pengguna barang/jasa atau konsultan pengawas,
alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior)
untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada
permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm
dan yang lebih besar.
(4) Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya seperti
yang tercantum dalam Bill of Quantity dan gambar,sesuai dengan jenis
pipanya.

(5) Thrust Blok


a. Thrust block berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fitting dan
aksesoris dalam menahan pergerakan dan terbuat dari beton
fc'  20 MPa (≈ 200 kg/cm2) dan diletakkan langsung pada tanah
stabil dengan pondasi agregat dengan ketebalan minimum 200 mm.
b. Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai
dengan rencana, maka perkuatan daya dukung dilakukan dengan
menggunakan cerucuk bambu atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi Lapangan/Teknis.
c. Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar
dinding blok penahan sebagai akibat penggalian yang melampaui
ukuran yang ditetapkan, maka celah tersebut harus diisi dengan
kerikil yang dipadatkan dengan merata.
(6) Valve
a. Penyedia Jasa harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve
sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis
atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
b. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik
dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
• Nama pemilik proyek
• Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
• Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
• Tekanan kerja

halaman 126 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

• Diameter Nominal BAB - VI


• Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
c. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari
brass/kuningan, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang
atau besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
d. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where
pressure tight joint are made in the thread”.
e. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan
sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
f. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja
seperti yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard
internasional yang diakui.
g. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)
maka seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan
kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi
sesuai dengan standard ISO 2531.
h. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan
berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan.
Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk
membuka atau menutup valve.
i. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk
mencegah masuknya benda-benda asing.
j. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi
flange dengan imbuhan 10%.
k. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam
keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan
merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet
sintetis.
l. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum
force pada hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain
sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia
Jasa harus menyertakan besarnya maksimum torque yang
dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
m.Valve harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum
digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di
pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns
(16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus dari jenis
non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh dgiunakan.
n. Petunjukk operasi (operating manual) harus disediakan untuk setiap
jenis valve dan perlengkapannya.
o. Penyedia Jasa harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang
diminta dalam spesifikasi ini.
(7) Gate Valve
a. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka
gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising
Stem”.
b. Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other
Liquids” (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama
atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk
tekanan kerja.
c. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi
dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah.Tee key tersebut
dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
d. Pekerjaan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan
extension spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40

halaman 127 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
yang lelah digalvanis. Harga penawaran exlension spindle sudah
termasuk potongan pipa PVC untuk melindungi extension spindle
tersebut dari urugan tanah.
e. Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang
kelabu atau bahan dengan kualitas lebih tinggi.
f. Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan
dudukan dari logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan
dengan katup yang solid (solid wedge gate). Valve harus cocok
untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting). Valve
harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve
apabila dalam posisi terbuka.
g. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan
valve seperli telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi
terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter
valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau
bahan lain yang sesuai dan disetujui engineer. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat
digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini harus terdiri dari 2
(dua) buah O-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah ditempatkan
di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan
tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
• Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.
• Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau
perunggu.
• Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron,
rata dan tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban
lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box
tersebut dan diberi cetakan “PDAM -................." pada bagian
atasnya.
• Joint antara tutup dengan badan bisa berupa engsel atau
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan
dengan masing-masing dimensi valve dan sudah dicoating
dengan anti karat.
• Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan
yang terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate
valve memiliki solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai
pengungkit.
• Gate Valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan
JIS B 2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja
besamya 0.98 Mpa (10.0 kglcmr). Valve harus dilengkapi dengan
roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
• Badan Valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu
pada JIS H 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya
rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan
terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari
kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari
tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314
N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga
sesuai spesiflkasi di atas.
(8) Check Valve
a. Penyedia jasa harus menyediakan check valve jenis Swing Check
VaIve / KIep Tabok dengan sambungan flange.
b. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang
dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan.
c. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak)
yang dapat menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang
membuatnya, besamya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air.
d. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari
besi tuang.

halaman 128 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

e. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber BAB - VI


yang berkualitas baik.
f. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
g. Chek Valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan,
dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin
perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan
dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau
harus memindahkan valve dari jalumya.
h. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal
atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve
harus mempunyai daerah aliran bersih (a net-flow area) tidak
kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
(9) Air Realese Valve
a. Air Realese Valve/Katup udara harus dapat beroperasi secara
otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
b. Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
c. Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
d. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
e. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang
dilepaskan.
f. Aman terhadap vakum.
g. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve
lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai
dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
h. Badan valve terbuat drat cast iron atau ductile iron dan pelampung
dari ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
i. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze
atau ABS.
j. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan
kerja dan tidak menunjukkan gejala kebocoran.
k. Tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
l. Penyedia Jasa harus menyediakan katup penutup (isolating valve)
secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu
(butterfly valve) dengan spesifikasi sbb:
• Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme
operasional yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated
Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
• Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut
90o dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran
valve harus horizontal.
• Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan
sesuai dengan standard AWWA C 504.
• Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk
pengawasan dan perbaikan.
• Mekanis operasional untuk pengoperasian valve secara manual
harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau
vibrasi tidak mengakibalkan piringan berpindah dari lempatnya
semula.
• Setiap valve didesain unluk lekanan melintang pada piringan
(bila tertutup rapat) sama dengan rate lekanan pada pipa.
• Seluruh valve hams mengikutl Spesifikasi iii dan harus dapat
membuka atau merwlup bila lidak dioperasikan dalam periode
yang lama.
• Badan valve dan flange terbual dari cast iron dan mengikuti
"Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe

halaman 129 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Fittings kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron BAB - VI


(ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
• Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang
seharusnya.
• Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi dl bawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air


Tipe Air Valve
(mm) Valve
(mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal

350 dan lebih besar Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar

• Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian
secara otomatis yang akan mengeluarkan udara yang
terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.

• Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :

- Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan


atmosfer, dan menampung banyak udara selama operasi
pengurasan saluran pipa.
- Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air
dalarn kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama
operasi pengisian.
- Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan
udara tinggi, dan
- Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi
aliran air penuh dalam pipa.
• Pada jarak datar dipasang setiap jarak 500 m – 750 m, dipasang
1 buah air valve assembly dan 1 buah blow off assembly.
• Untuk permukaan tanah naik turun atau terdapat jembatan-
jembatan pipa dimana perletakan pipa terpaksa harus dinaikkan
maka pemasangan pipa mengikuti naik turunnya tanah dengan
memasang air valve assembly pada puncak tanjakan dan blow
off pada penurunan (titik terendah).
• Tiap blow off harus dibuat drain chamber seperti gambar
standard terlampir, tiap air valve di dalam tanah harus terlindung
dalam air valve chamber.
3.9. Perlintasan Pipa
(1) Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya, kereta api
dan sungai, seperti yang telihat dalam gambar. Penyedia Jasa
hendaknya mendapatkan izin-izin yang diperlukan untuk membuat
bangunan perlintasan dan biaya yang timbul untuk itu menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
(2) Untuk pipa-pipa yang melintasi badan air / sungai, bila diijinkan pipa-
pipa dapat digantungkan pada jembatan yang ada setelah gambar
perencanaan mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.
Pipa yang digunakan untuk perlintasan ini adalah pipa baja. Apabila
tidak memungkinkan digantung pada jembatan yang ada maka harus

halaman 130 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

diadakan jembatan pipa tersendiri. BAB - VI


(3) Jembatan pipa direncanakan mengunakan pipa baja seperti terlihat
pada gambar rencana. Penyedia Jasa harus mempersiapkan semua
tenaga, alat-alat, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang
diperlukan unutk melaksanakan pekerjaan ini.
(4) Pemasangan jembatan-jembatan pipa tidak hanya melaksankan
pekerjaan ini pembuatan pondasi saja, akan tetapi sekaligus
melaksanakan pemasangan pipanya dan penyambungan didalam
tanah dengan dengan pipa yang berdekatan dengan jembatan.
(5) Penyedia Jasa harus memeriksa kembali semua ukuran-ukuran yang
ada didalam gambar sesuai dengan hasil survey yang dilakukan
sendiri dilapangan. Segala biaya yang timbul akibat kesalahan
menghitung dari pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(6) Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang di atas
bekisting berbentuk melengkung. Besarnya chambering harus
direncanakan sesuai dengan jenis pipa, ketebalan dan diameter pipa
yang digunakan, serta apabila perancah dilepas maka bentang pipa
menjadi lurus;
(7) Gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga
garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk lawan lendut
harus disiapkan. Sebelum melaksanakan pemasangan jembatan pipa,
gambar yang menunjukan semua ukuran-ukuran, detail pipa, pondasi
abutment, tiang pancang dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan/Teknis untuk terlebih
dahulu diperiksa dan disetujui. Penyedia jasa tidak dibenarkan
melaksanakan pemasangan jembatan pipa sebelum gambar kerja
disetujui Direksi Lapangan/Teknis .
(8) Ring support harus betul-betul dipasang pada setiap bantalan per
sebagaimana terlihat pada gambar. Ring support harus dibuat dari satu
jenis baja sesuai dengan standar yang ditentukan. Setelah semua
clamp pengaman pipa dipasang pada posisi yang dikehendaki dilas
pada sekeliling pipa dan dicat.
(9) Semua pipa baja yang terekspos, fitting, sambungan dan pipa yang
akan ditanam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan SNI yang
berlaku untuk pelapisan pipa baja mengenai lapisan pelindung luar dan
lapisan pelindungan dalam.
(10) Konstruksi perlintasan pipa melalui rel kereta api harus memakai
pelindung pipa dengan bahan dari kontruksi beton atau kontruksi
lainnya yang dapat menahan beban dari kereta yang lewat, dan
mendapat persetujuan dari PT. Kereta Api Indonesia (PT. KIA)
(11) Pelaksanakan pekerjaan perlintasan rel kereta api dibawah
pengawasan oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
3.10. Pengujian
(1) Pengujian pada jalur pipa harus dilakukan setelah pemasangan pipa
induk, katup, bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe
driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, sesuai dengan
standar ini.
(2) Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa harus
dilakukan untuk menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-
blok penahan (thrust block permanen) sanggup menahan tekanan
sesuai dengan tekanan kerja pipa.
(3) Tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran, serta peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan.
(4) Bagian jaringan pipa yang diuji harus diisi penuh dengan air. Pengisian
air dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump)
yang dilengkapi meteran air dan harus dicegah terjadinya gelombang-

halaman 131 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
gelombang tekanan, semua udara didalam pipa dilepas, serta sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian dari pipa yang diuji tidak
terdapat katup udara, tenaga ahli harus menetapkan cara pengeluaran
udara.
(5) Pengujian Tekanan Air
a. Sebelum pengujian tekanan air dimulai, blok-blok bantalan penahan
dan semua konstruksi pengaman dari beton harus sudah berumur
Iebih dari 7 hari.
b. Untuk pipa diameter 600 mm dan yang Iebih kecil, setiap bidang
jalur pipa harus diisi dengan air minum dan diuji dengan tekanan
0,75 MPa (≈ 7,5 kg/cm2).
c. Untuk pipa diameter 700 mm dan yang lebih besar, pengujian
dilakukan dengan tekanan yang sama dengan memakai test band.
d. Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-
bagian sambungan dimana peralatan ini harus terlihat dan diamati
pada waktu penguatan berlangsung.
e. Jika penimbunan sebagian harus dilakukan karena masalah
gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya, maka harus sesuai
dengan petunjuk tenaga ahli.
f. Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500
m, dapat langsung diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan
tekanan uji disesuaikan dengan jenis dan kelas pipa, kecuali bila
ditetapkan lain.
g. Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan
hidrostatis harus disediakan dan terlebih dahulu harus diperiksa
serta disetujui oleh tenaga ahli. Jika hasil pengujian tekanan
hidrostatis dinyatakan gagal maka harus dicari sumber kebocoran
dan lalu diperbaiki, serta lakukan uji ulang hingga memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
h. Pada waktu dilakukan peningkatan tekanan hidrostatis pada pipa,
instrumen-instrumen harus dapat menahan tekanan uji tanpa
menimbulkan kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, atau
instrumen tersebut harus diangkat selama pengujian dan diganti
sementara dengan pasak/sumbat pipa dengan persetujuan tenaga
ahli.
(6) Pengujian Tekanan
a. Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa per bagian
setelah galian diurug, tetapi sebelum perbaikan kembali lantai keras.
Sambungan sedapat mungkin harus ditempatkan selama pengujian
berlangsung.
b. Sebelum pengujian, seluruh pipa harus digelontor secara merata
dengan air bersih.
c. Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua
katup, memasang sumbat yang memadai pada bukaannya, dan
membuka katup udara sepanjang jalur pipa.
d. Bila di titik puncak tidak dipasang katup pelepas udara, maka harus
dipasang katup penguapan (evaporation) pembantu.
e. Bila tidak tersedia bangunan permanen seperti ruang/bak katup,
ujung bidang pipa yang diuji harus dilindungi terhadap air yang
bertekanan 0,75 MPa (≈7,5 kg/cm2).
f. Jalur pipa harus diisi dengan air minum secara perlahan agar
kantong-kantong udara dapat dilepaskan, sampai seluruhnya diisi
dan berada dalam tekanan ringan yang harus dipertahankan untuk
jangka waktu 24 jam. Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada
tahap ini harus segera diperbaiki.
g. Tekanan air harus dinaikkan ke pengujian tekanan. Jangka waktu
pengujian tekanan dilakukan selama 2 (dua) jam. Pipa, fitting
sambungan, atau katup yang rusak harus disingkirkan dan diganti.
Pengujian harus diulang sampai memuaskan.

halaman 132 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

h. Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran BAB - VI


yang lebih besar dari yang ditetapkan dalam Tabel 6, lokasi
kebocoran harus ditetapkan, lalu bahan atau sambungan yang
rusak segera diperbaiki atau diganti.
i. Pengujian harus diulang sampai kebocoran berada dalam kisaran
yang diijinkan.

Kebocoran yang diijinkan bagi pipa dengan 100 sambungan

Diameter Jumlah Diameter Jumlah


(mm) kebocoran (mm) kebocoran
(L/jam) (L/jam)
75 2,55 300 9,12
100 3,04 350 10,64
125 3,80 400 12,16
150 4,56 450 13,68
200 6,08 500 15,20
250 7,60 600 18,24

CATATAN : L/jam = Liter per jam.

(7) Pengujian tekanan dengan test band (pipa diameter 700 mm dan yang
lebih besar)
a. Test band dipakai untuk setiap sambungan dari bagian dalam pipa.
b. Setiap sambungan harus diuji segera setelah pekerjaan
penyambungan selesai. Jangka waktu pengujian tidak boleh kurang
dari 5 menit dengan tekanan uji dijaga agar tetap konstan.
c. Pada laporan, seluruh hasil pengujian harus memperlihatkan lokasi,
waktu, tanggal dan data setiap pengujian, termasuk peta lokasi
pengujian.
d. Sambungann yang rusak harus segera dilepas dan disambung
kembali, serta lakukan lagi pengujian.
(8) Penggelontoran pipa
a. Semua pipa yang terpasang harus dibersihkan dengan
penggelontoran memakai air minum. Penggelontoran dilakukan
dengan membuka/menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir.
b. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang harus ditetapkan.
c. Selain itu lokasi harus dengan segera ditetapkan dan diperbaiki
apabila ditemukan kebocoran selama penggelontoran, walaupun
hasil pengujian dinyatakan telah disetujui.
(9) Pembersihan Pipa dan Desinfeksi
a. Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan
berhasil, kotoran dalam pipa harus dibersihkah dengan membuka
semua katup penguras (wash-out), membilas dan memberi
desinfektan pada jaringan pipa.
b. Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan mengalirkan air
minum yang mempunyai kecepatan tinggi yaitu di atas 0,75 cm/detik
dan dalam jangka waktu sampai air yang keluar dari katup penguras
secara visual bersih dan tidak mengandung sedimen.
c. Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang
dicampur dengan chlor sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa. Setelah
24 jam sisa chlor harus diperiksa dan bila hasil pemeriksaan
tersebut ternayat sisa chlor lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan
desinfeksi tersebut sudah memenuhi persyaratan.
d. Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chlor kurang
dari 5 mg/liter, maka chlor haru ditambah dan dicampur dan

halaman 133 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
selanjutnya ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan
kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chlor lebih dari 5 mg/liter.
e. Desinfeksi harus dilakukan sesuai dengan SNI 19-6783-2002.

PENGUJIAN TEST TEKAN HDPE


(Hydrostatic Test)

Setelah pemasangan jalur pipa, baik pipa trunk main (pipa Induk), sekunder dan tersier, “valve”,
jembatan pipa, boring pipa (pipa driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian tes tekan / test hidrostatik pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Tujuan tes hidrostatik pada pipa adalah untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan tanah (thrus
block permanent) sanggup menahan tekanan kerja dalam pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk pengujian tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber
air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air
ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air,
harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa harus dilepas,
dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
 Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
 Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya dan instansi terkait.

1. PENGUJIAN TEKANAN AIR (HYDROSTATIC TEST)


1.1 UMUM

Sebelum pengujian dimulai, blok-blok trust block atau bantalan penahan dan semua konstruksi
pengaman dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari.

Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada ujung pipa dimana terdapat peralatan tes
sehingga dapat terlihat dan diamati pada waktu pengujian berlangsung.

Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan
lainnya, Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli.

Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung diisolasi
untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji sesuai dengan jenis dan klass pipa, jika ada
pengecualian terhadap tekanan uji dikarenakan hal-hal tertentu, harus mendapatkan
persetujuan oleh Direksi/Tenaga Ahli.

Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor dan
terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan
hidrostatis tidak berhasil secara memuaskan maka, Kontraktor/pemborong harus mencari
sumber kebocoran dan harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Tenaga
Ahli, Kontraktor/pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi/Tenaga Ahli.

1.2 PENGUJIAN TEKANAN

Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa perbagian setelah galian diurug, tetapi
sebelum perbaikan kembali lantai perkerasan (pavement), kecuali pada kondisi tertentu. Jika

halaman 134 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

terdapat percabangan pipa dan perletakan aksesoris (gate valve, Air Valve dsb.) pengujian BAB - VI
dilakukan secara keseluruhan (meliputi seluruh system), dan total panjang pipa yang akan diuji
maksimum 1000m.
Kondisi pipa dipastikan dalam keadaan bersih sehingga tidak mengganggu proses pengetesan
(tersumbatnya alat tes/manometer). Jika diperlukan sebelum pengujian, seluruh pipa harus
digelontor secara merata dengan air bersih, yang biayanya harus ditanggung oleh Kontraktor.

Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua “valve” memasang sumbat
yang memadai pada bukaannya, dan membuka “air valve” sepanjang jalur pipa. Guna melepas
udara dititik puncak dimana tidak dipasang “air valve”, Kontraktor harus memasang katup
“corporation cock” pembantu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Jika tidak tersedia
bangunan permanent seperti ruang/bak “valve” ujung bentang pipa yang diuji harus dilindungi
terhadap air dengan tekanan tes (lihat table) dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

Jalur pipa harus diisi dengan air bersih secara perlahan agar kantong-kantong udara dapat
dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan berada dalam tekanan ringan yang akan dipertahankan
untuk jangka waktu 2 jam.

Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus diperbaiki oleh Kontraktor.

Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran, kontraktor harus menentukan
lokasi, memperbaiki atau mengganti bahan atau sambungan yang rusak. Sambungan yang
rusak segera dilepas dan disambung kembali dan pengujian dilakukan lagi atas beban biaya
Kontraktor dan harus memuaskan Direksi.

Pengujian harus diulang sampai lulus tes tekan (tidak ada kebocoran) dan disetujui direksi.

Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pengujian yang memperlihatkan lokasi, waktu dan
tanggal pengujian dan data setiap pengujian, termasuk peta yang memperlihatkan lokasi
pengujian.

1.3 KETENTUAN TEKANAN TES HIDROSTATIS

Ketentuan tekanan tes hidrostatis dilapangan sebagai berikut :Standar tes hidrostatis lapangan
sebagai berikut :Tes hidrostatik dilakukan harus di bawah pengawasan. pipa diisi dengan cairan (air)
hingga mampat dan diperiksa untuk kebocoran atau perubahan material. Tekanan uji selalu jauh lebih
tinggi dari tekanan operasi untuk memberikan batasan untuk keamanan. Faktor keamanan biasanya
166,66% atau 150% (dalam kasus pengecualian banyak) dari tekanan dirancang, tergantung pada
peraturan yang berlaku. Sebagai contoh, jika silinder dinilai untuk sekitar 139 bar, itu akan diuji pada
sekitar 232 bar. Air sering digunakan karena hampir mampat (kompresibel hanya dengan berat
badan, bukan tekanan udara), sehingga hanya akan memperluas dengan jumlah yang sangat kecil
harus perpecahan material pipa. Dengan kata lain menggunakan air lebih aman dan lebih sedikit
energi untuk melakukannya. Dari ketentuan / standar tes hidrostatis lapangan diperoleh
sebagai berikut StandaSa
Pipa Lurus System dengan Trustblock
Deskripsi Sekunder, Sekunder,
Trunk Main Trunk Main
Tersier Tersier
PN 10 : 10 bar PN 6.3 : 6.5 PN 10 : 5 bar
Tekanan test PN 6.3 : 6.5 bar
PN 8 : 8 bar bar PN 8 : 5 bar
Lama test 2 Jam
Panjang pipa
max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m
test
Dalam 1 jam pertama maximum tekanan turun 1 Bar, 1 jam berikutnya
Kelulusan test
stabil.
Sumber : Kesepakatan Engineering Dept. dan Quality Assurance Dept.

Keterangan :

halaman 135 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
a. Pipa Lurus
Adalah pekerjaan pemasangan jaringan pipa tanpa percabangan atau fittings dan
accessories. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter, dengan lama waktu
pengetesan adalah 2 jam.

Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.

Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

b. Sistem dengan Trustblock


Sistem dengan trustblock adalah pekerjaan pemasangan pipa dengan percabangan dengan
penggunaan fittings dan accessories pada jaringan pipa (misal pemasangan mtr.tee pada
percabangan pipa dan gate valve). Ketentuan pemasangan fittings dan accessories mengacu
pada standar yag berlaku dengan dilengkapi trustblock .
Pemasangan trustblock bertujuan untuk menambah perkuatan kedudukan pada sistem
jaringan. Pada sistem trunk main, trust block itu sendiri memiliki kekuatan 7.5 bar, sedangkan
non trunk main adalah 5 bar. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter,
dengan lama waktu pengetesan adalah 2 jam. Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam
waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.

Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

2. PEMBERSIHAN PIPA

Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan terbukti berhasil, maka
selanjutnya Pemborong harus membersihkan kotoran dalam pipa dengan membuka semua
katup-katup penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfeksi pada jaringan pipa
sebagaimana ditetapkan dibawah.

Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih dengan
kecepatan tinggi (diatas 1 m/det) dan dalam jangka waktu sedemikian sehingga air yang keluar
dari katup penguras secara visual sudah bersih dan tidak mengandung sedimen.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa di bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air
yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci
dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung khlorida yang berlebihan.

Jika ternyata cairan yang dikeluuarkan tidak mengandung khlorin setelah periode kontak selama
24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.

halaman 136 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Sebelum pemberian desinfeksi pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin BAB - VI
di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.

3. DESINFEKSI PERPIPAAN

Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau “valve” yang ada dalam
jaringan perluasan harus di desinfeksi dengan chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

 Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa chlorine.
 Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/liter, hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
 Walaupun demukian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air
dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.

Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian dibawah pengarahan
Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan diatas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
Hal 126/penyambungan pipa
1. Setiap sambungan yang berhubungan dengan Accesories (valve, meter besar/induk..dll) yang
berbentuk flange harus selalu dilindungi anti korosif berupa pasta pengusir air dan dibalut
dengan selotip PVC

Pasal 214 HDPE Hal 153 (semua kata electro welding diganti dengan elektro fusion)
1. Cara Penyambungan Poly Eteline
a. Sambungan Mechanis
Untuk sistem penyambungan dengan mechanikal hanya berlaku untuk penyambungan pipa PE
dengan jenis pipa berbeda (seperti pipa PVC, Steel, DCIP) dan Accesories ( Valve, Air Valve
dan Lainlain)
b. Welding /pengelasan
- Penyambungan pipa dan fitting (Tee, Bend, Reducer) dengan cara pengelasan dari Jenis
PE ke PE
- Penyambungan ke accesories (valve, Air Valve, dll ) dengan sistem pengelasan
menggunakan fitting stub flange sebagai titik sambung.

c. Electro fushion
Elektro Fusion adalah sistem penyambungan dengan cara pelelehan pipa menggunakan sistem
anoda dan katoda sebagai sumber energi pelelehan.
Sistem ini dilakukan pada penyambungan dari pipa PE ke PE dengan menggunakan Coupler
(socket penyambung pipa yang terdapat kumparan kawatnya) .
Khusus untuk coupling saddle sebagai titik tapping ke sambungan rumah dipakai clamp saddle
electro fusion sehingga kebocoran dalam sambungan dapat diminimalkan/dihilangkan serta
menghindari korosif baut.

Test Hidrostatis

PENGUJIAN TEST TEKAN HDPE


(Hydrostatic Test)
Setelah pemasangan jalur pipa, baik pipa trunk main (pipa Induk), sekunder dan tersier, “valve”,
jembatan pipa, boring pipa (pipa driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian tes tekan / test hidrostatik pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.

halaman 137 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Tujuan tes hidrostatik pada pipa adalah untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan BAB - VI
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan tanah (thrus
block permanent) sanggup menahan tekanan kerja dalam pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk pengujian tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber
air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air
ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air,
harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa harus dilepas,
dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
 Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
 Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya dan instansi terkait.

4. PENGUJIAN TEKANAN AIR (HYDROSTATIC TEST)

1.4 UMUM
Sebelum pengujian dimulai, blok-blok trust block atau bantalan penahan dan semua konstruksi
pengaman dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari.
Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada ujung pipa dimana terdapat peralatan tes
sehingga dapat terlihat dan diamati pada waktu pengujian berlangsung.
Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan
lainnya, Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli.

Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung diisolasi
untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji sesuai dengan jenis dan klass pipa, jika ada
pengecualian terhadap tekanan uji dikarenakan hal-hal tertentu, harus mendapatkan
persetujuan oleh Direksi/Tenaga Ahli.

Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor dan
terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan
hidrostatis tidak berhasil secara memuaskan maka, Kontraktor/pemborong harus mencari
sumber kebocoran dan harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Tenaga
Ahli, Kontraktor/pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi/Tenaga Ahli.

1.5 PENGUJIAN TEKANAN

Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa perbagian setelah galian diurug, tetapi
sebelum perbaikan kembali lantai perkerasan (pavement), kecuali pada kondisi tertentu. Jika
terdapat percabangan pipa dan perletakan aksesoris (gate valve, Air Valve dsb.) pengujian
dilakukan secara keseluruhan (meliputi seluruh system), dan total panjang pipa yang akan diuji
maksimum 1000m.
Kondisi pipa dipastikan dalam keadaan bersih sehingga tidak mengganggu proses pengetesan
(tersumbatnya alat tes/manometer). Jika diperlukan sebelum pengujian, seluruh pipa harus
digelontor secara merata dengan air bersih, yang biayanya harus ditanggung oleh Kontraktor.

Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua “valve” memasang sumbat
yang memadai pada bukaannya, dan membuka “air valve” sepanjang jalur pipa. Guna melepas
udara dititik puncak dimana tidak dipasang “air valve”, Kontraktor harus memasang katup
“corporation cock” pembantu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Jika tidak tersedia
bangunan permanent seperti ruang/bak “valve” ujung bentang pipa yang diuji harus dilindungi
terhadap air dengan tekanan tes (lihat table) dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

Jalur pipa harus diisi dengan air bersih secara perlahan agar kantong-kantong udara dapat
dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan berada dalam tekanan ringan yang akan dipertahankan
untuk jangka waktu 2 jam.

halaman 138 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus diperbaiki oleh Kontraktor.

Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran, kontraktor harus menentukan
lokasi, memperbaiki atau mengganti bahan atau sambungan yang rusak. Sambungan yang
rusak segera dilepas dan disambung kembali dan pengujian dilakukan lagi atas beban biaya
Kontraktor dan harus memuaskan Direksi.

Pengujian harus diulang sampai lulus tes tekan (tidak ada kebocoran) dan disetujui direksi.

Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pengujian yang memperlihatkan lokasi, waktu dan
tanggal pengujian dan data setiap pengujian, termasuk peta yang memperlihatkan lokasi
pengujian.

1.6 KETENTUAN TEKANAN TES HIDROSTATIS

Ketentuan tekanan tes hidrostatis dilapangan sebagai berikut :Standar tes hidrostatis lapangan
sebagai berikut :Tes hidrostatik dilakukan harus di bawah pengawasan. pipa diisi dengan cairan (air)
hingga mampat dan diperiksa untuk kebocoran atau perubahan material. Tekanan uji selalu jauh lebih
tinggi dari tekanan operasi untuk memberikan batasan untuk keamanan. Faktor keamanan biasanya
166,66% atau 150% (dalam kasus pengecualian banyak) dari tekanan dirancang, tergantung pada
peraturan yang berlaku. Sebagai contoh, jika silinder dinilai untuk sekitar 139 bar, itu akan diuji pada
sekitar 232 bar. Air sering digunakan karena hampir mampat (kompresibel hanya dengan berat
badan, bukan tekanan udara), sehingga hanya akan memperluas dengan jumlah yang sangat kecil
harus perpecahan material pipa. Dengan kata lain menggunakan air lebih aman dan lebih sedikit
energi untuk melakukannya. Dari ketentuan / standar tes hidrostatis lapangan diperoleh
sebagai berikut StandaSa
Pipa Lurus System dengan Trustblock
Deskripsi Sekunder, Sekunder,
Trunk Main Trunk Main
Tersier Tersier
PN 10 : 10 bar PN 6.3 : 6.5 PN 10 : 5 bar
Tekanan test PN 6.3 : 6.5 bar
PN 8 : 8 bar bar PN 8 : 5 bar
Lama test 2 Jam
Panjang pipa
max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m
test
Dalam 1 jam pertama maximum tekanan turun 1 Bar, 1 jam berikutnya
Kelulusan test
stabil.

Keterangan :

c. Pipa Lurus
Adalah pekerjaan pemasangan jaringan pipa tanpa percabangan atau fittings dan
accessories. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter, dengan lama waktu
pengetesan adalah 2 jam.

Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.

Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

d. Sistem dengan Trustblock

halaman 139 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Sistem dengan trustblock adalah pekerjaan pemasangan pipa dengan percabangan dengan BAB - VI
penggunaan fittings dan accessories pada jaringan pipa (misal pemasangan mtr.tee pada
percabangan pipa dan gate valve). Ketentuan pemasangan fittings dan accessories mengacu
pada standar yag berlaku dengan dilengkapi trustblock .
Pemasangan trustblock bertujuan untuk menambah perkuatan kedudukan pada sistem
jaringan. Pada sistem trunk main, trust block itu sendiri memiliki kekuatan 7.5 bar, sedangkan
non trunk main adalah 5 bar. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter,
dengan lama waktu pengetesan adalah 2 jam. Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam
waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.
Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

5. PEMBERSIHAN PIPA
Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan terbukti berhasil, maka
selanjutnya Pemborong harus membersihkan kotoran dalam pipa dengan membuka semua
katup-katup penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfeksi pada jaringan pipa
sebagaimana ditetapkan dibawah.
Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih dengan
kecepatan tinggi (diatas 1 m/det) dan dalam jangka waktu sedemikian sehingga air yang keluar
dari katup penguras secara visual sudah bersih dan tidak mengandung sedimen.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa di bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air
yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci
dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluuarkan tidak mengandung khlorin setelah periode kontak selama
24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.
Sebelum pemberian desinfeksi pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin
di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
6. DESINFEKSI PERPIPAAN
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau “valve” yang ada dalam
jaringan perluasan harus di desinfeksi dengan chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
 Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa chlorine.
 Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/liter, hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
 Walaupun demukian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air
dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian dibawah pengarahan
Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan diatas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

PENGUJIAN TEST TEKAN HDPE


(Hydrostatic Test)

Setelah pemasangan jalur pipa, baik pipa trunk main (pipa Induk), sekunder dan tersier, “valve”,
jembatan pipa, boring pipa (pipa driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan
pengujian tes tekan / test hidrostatik pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.

halaman 140 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Tujuan tes hidrostatik pada pipa adalah untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan tanah (thrus
block permanent) sanggup menahan tekanan kerja dalam pipa.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan
pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk pengujian tekanan dan kebocoran
harus disediakan oleh Kontraktor.

Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber
air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air
ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air,
harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa harus dilepas,
dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.

 Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
 Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya dan instansi terkait.

7. PENGUJIAN TEKANAN AIR (HYDROSTATIC TEST)

1.7 UMUM

Sebelum pengujian dimulai, blok-blok trust block atau bantalan penahan dan semua konstruksi
pengaman dari beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari.

Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada ujung pipa dimana terdapat peralatan tes
sehingga dapat terlihat dan diamati pada waktu pengujian berlangsung.

Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan
lainnya, Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk Direksi/Tenaga Ahli.

Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung diisolasi
untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji sesuai dengan jenis dan klass pipa, jika ada
pengecualian terhadap tekanan uji dikarenakan hal-hal tertentu, harus mendapatkan
persetujuan oleh Direksi/Tenaga Ahli.

Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor dan
terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Jika hasil pengujian tekanan
hidrostatis tidak berhasil secara memuaskan maka, Kontraktor/pemborong harus mencari
sumber kebocoran dan harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Tenaga
Ahli, Kontraktor/pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi/Tenaga Ahli.

1.8 PENGUJIAN TEKANAN

Semua pengujian harus dilakukan pada jalur pipa perbagian setelah galian diurug, tetapi
sebelum perbaikan kembali lantai perkerasan (pavement), kecuali pada kondisi tertentu. Jika
terdapat percabangan pipa dan perletakan aksesoris (gate valve, Air Valve dsb.) pengujian
dilakukan secara keseluruhan (meliputi seluruh system), dan total panjang pipa yang akan diuji
maksimum 1000m.
Kondisi pipa dipastikan dalam keadaan bersih sehingga tidak mengganggu proses pengetesan
(tersumbatnya alat tes/manometer). Jika diperlukan sebelum pengujian, seluruh pipa harus
digelontor secara merata dengan air bersih, yang biayanya harus ditanggung oleh Kontraktor.

halaman 141 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI
Jalur pipa harus disiapkan untuk pengujian dengan menutup semua “valve” memasang sumbat
yang memadai pada bukaannya, dan membuka “air valve” sepanjang jalur pipa. Guna melepas
udara dititik puncak dimana tidak dipasang “air valve”, Kontraktor harus memasang katup
“corporation cock” pembantu sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Jika tidak tersedia
bangunan permanent seperti ruang/bak “valve” ujung bentang pipa yang diuji harus dilindungi
terhadap air dengan tekanan tes (lihat table) dengan cara yang disetujui oleh Direksi.

Jalur pipa harus diisi dengan air bersih secara perlahan agar kantong-kantong udara dapat
dilepaskan, sampai seluruhnya diisi dan berada dalam tekanan ringan yang akan dipertahankan
untuk jangka waktu 2 jam.

Kerusakan yang timbul pada jalur pipa pada tahap ini harus diperbaiki oleh Kontraktor.

Bila pengujian pipa yang terpasang memperlihatkan kebocoran, kontraktor harus menentukan
lokasi, memperbaiki atau mengganti bahan atau sambungan yang rusak. Sambungan yang
rusak segera dilepas dan disambung kembali dan pengujian dilakukan lagi atas beban biaya
Kontraktor dan harus memuaskan Direksi.

Pengujian harus diulang sampai lulus tes tekan (tidak ada kebocoran) dan disetujui direksi.

Kontraktor harus menyerahkan seluruh hasil pengujian yang memperlihatkan lokasi, waktu dan
tanggal pengujian dan data setiap pengujian, termasuk peta yang memperlihatkan lokasi
pengujian.

1.9 KETENTUAN TEKANAN TES HIDROSTATIS

Ketentuan tekanan tes hidrostatis dilapangan sebagai berikut :Standar tes hidrostatis lapangan
sebagai berikut :Tes hidrostatik dilakukan harus di bawah pengawasan. pipa diisi dengan cairan (air)
hingga mampat dan diperiksa untuk kebocoran atau perubahan material. Tekanan uji selalu jauh lebih
tinggi dari tekanan operasi untuk memberikan batasan untuk keamanan. Faktor keamanan biasanya
166,66% atau 150% (dalam kasus pengecualian banyak) dari tekanan dirancang, tergantung pada
peraturan yang berlaku. Sebagai contoh, jika silinder dinilai untuk sekitar 139 bar, itu akan diuji pada
sekitar 232 bar. Air sering digunakan karena hampir mampat (kompresibel hanya dengan berat
badan, bukan tekanan udara), sehingga hanya akan memperluas dengan jumlah yang sangat kecil
harus perpecahan material pipa. Dengan kata lain menggunakan air lebih aman dan lebih sedikit
energi untuk melakukannya. Dari ketentuan / standar tes hidrostatis lapangan diperoleh
sebagai berikut StandaSa
Pipa Lurus System dengan Trustblock
Deskripsi Sekunder, Sekunder,
Trunk Main Trunk Main
Tersier Tersier
PN 10 : 10 bar PN 6.3 : 6.5 PN 10 : 5 bar
Tekanan test PN 6.3 : 6.5 bar
PN 8 : 8 bar bar PN 8 : 5 bar
Lama test 2 Jam
Panjang pipa
max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m max : 1000 m
test
Dalam 1 jam pertama maximum tekanan turun 1 Bar, 1 jam berikutnya
Kelulusan test
stabil.
Sumber : Kesepakatan Engineering Dept. dan Quality Assurance Dept.

Keterangan :

e. Pipa Lurus
Adalah pekerjaan pemasangan jaringan pipa tanpa percabangan atau fittings dan
accessories. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter, dengan lama waktu
pengetesan adalah 2 jam.

halaman 142 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

BAB - VI

Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.

Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

f. Sistem dengan Trustblock


Sistem dengan trustblock adalah pekerjaan pemasangan pipa dengan percabangan dengan
penggunaan fittings dan accessories pada jaringan pipa (misal pemasangan mtr.tee pada
percabangan pipa dan gate valve). Ketentuan pemasangan fittings dan accessories mengacu
pada standar yag berlaku dengan dilengkapi trustblock .
Pemasangan trustblock bertujuan untuk menambah perkuatan kedudukan pada sistem
jaringan. Pada sistem trunk main, trust block itu sendiri memiliki kekuatan 7.5 bar, sedangkan
non trunk main adalah 5 bar. Panjang pipa tes yang digunakan maksimum 1000 meter,
dengan lama waktu pengetesan adalah 2 jam. Tes hidrostatik dinyatakan lulus apabila dalam
waktu 1 jam tidak terjadi penurunan tekanan.

Jika terjadi penurunan tekanan yang disebabkan belum stabilnya air dalam pipa akibat
terperangkapnya udara atau faktor lain yang menyebabkan penurunan tekanan,
diperbolehkan tekanan turun sebesar 1 bar, namun 1 jam berikutnya tekanan stabil.

8. PEMBERSIHAN PIPA

Setelah pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan selesai dan terbukti berhasil, maka
selanjutnya Pemborong harus membersihkan kotoran dalam pipa dengan membuka semua
katup-katup penguras (wash-out), membilas dan memberi desinfeksi pada jaringan pipa
sebagaimana ditetapkan dibawah.

Pembersihan bagian dalam pipa dilakukan dengan cara mengalirkan air bersih dengan
kecepatan tinggi (diatas 1 m/det) dan dalam jangka waktu sedemikian sehingga air yang keluar
dari katup penguras secara visual sudah bersih dan tidak mengandung sedimen.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil diujung pipa di bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air
yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci
dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung khlorida yang berlebihan.

Jika ternyata cairan yang dikeluuarkan tidak mengandung khlorin setelah periode kontak selama
24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi.

Sebelum pemberian desinfeksi pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin
di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.

halaman 143 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

9. DESINFEKSI PERPIPAAN BAB - VI


Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau “valve” yang ada dalam
jaringan perluasan harus di desinfeksi dengan chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

 Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa chlorine.
 Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/liter, hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
 Walaupun demukian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air
dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.

Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian dibawah pengarahan
Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan diatas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

Material:consist of a compound refined


saturated petroleum hydrocarbons,
inert filler and passivating agents, which
will not crack or harden and remains
priming paste corrosion protection permanently flexible.Highly resistant to
minerals, acids, alkalis, salts.
Standard : DIN EN 12068 and DIN
30627.Marking : manufacture's
name,size
Material: consist of a blend of neutral
petrolatum compounds, inert siliceous
fillers, inhibitors, and synthetic fibres.
stable in composition and plasticity over
a wide temperature range non
hardening and non cracking self
moulding mastic corrosion protection
supporting compound, accommodates
vibration and mechanical stress or
movement of substrate, highly resistant
to mineral acids, alkalis and salts
.Standard : DIN EN 12068 and DIN
30627
Material:consist of petrolatums
modified with polyolefins,synthetic
fabric liner and polyethylene backing.
The tape provides outstanding
adhesive power elasticity as well as
petrolatums tape corrosion protection
improved drip resistance. The coated
WIDTHS 150 MM
polyethylene has a low permeability to
moisture and prevents the plastic from
being washed out by changing
table.Standard : DIN EN 12068 and
DIN 30627

halaman 144 dari 145


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Paket dan Pengadaan & Pemasangan Pipa

Material:consists of a poly vinylBAB - VI


chloride that is coated in a film with a
non-corrosive, pressure sensitive
adhesive. PVC tape is specifically used
to protect pipe surfaces from corrosion.
It has superior moisture resistance and
pvc tape corrosion protection WIDTHS
protects against corrosion. It can
150 MM
conform and is exceptionally adhesive
to metal and plastic. it is mainly used to
protect valves, elbows, and fittings. It
provides outstanding protection against
sunlight, acids, weather, and other such
threats.

halaman 145 dari 145

Anda mungkin juga menyukai