Pekerjaan Galian Urugan PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

II. PEKERJAAN SITE WORK


1.

PEKERJAAN PENIMBUNAN PEMADATAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


1. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Pembuangan Sisa Galian
Sisa galian tanah yang tidak digunakan sebagai material timbunan harus dibuang
ke luar lokasi proyek. Lokasi tempat pembuangan tanah ini akan ditentukan oleh
Kontraktor.
1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Level Timbunan.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam
gambar. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus
segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan Direksi Pengawas sebelum
galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2. Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lainlain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Konsultan Direksi Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor
bertanggung

jawab

atas

segala

kerusakan

akibat

mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif

kelalaiannya

dalam

yang ditemukan di

bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu
tempat yang disetujui oleh Konsultan Direksi Pengawas atau Pemberi Tugas,
segala biaya yang diperlukan menjadi tanggungan Kontraktor.
3. Galian yang tidak sesuai.
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor
harus mengisi /mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

Atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan Direksi Pengawas.
4. Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
disyaratkan pada bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Direksi Pengawas.
5. Pemadatan dasar galian.
Dasar galian harus rata /waterpass dan bebas dari akar-akar tanaman atau
bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
6. Air pada galian.
Kontraktor harus mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.

Kontraktor

harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan,
sehingga tidak terjadi genangan air pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi
galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama
pekerjaan berlangsung.
7. Struktur pengaman galian dan pelindung galian.
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran
pada tepi galian. Galian terbuka hanya diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih
besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan
beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian dilakukan.
Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan
material kedap air seperti lembaran terpal sehingga sisi galian tersebut selalu
terlindung dari hujan maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi akibat
galian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8. Perlindungan benda yang dijumpai.
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai
selama pekerjaan galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan
hal tersebut kepada Konsultan Direksi Pengawas. Kecuali disetujui untuk
dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh


Kontraktor.
9. Urutan galian pada level berbeda.
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai
pada bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.

PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

2.1. Lingkup Pekerjaan


1. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini terletak pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar,
dengan elevasi seperti tertera di dalam peta kontur. Seluruh keterangan dapat
dilihat di dalam gambar.
3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat serta dipadatkan sesuai dengan
spesifikasi untuk pekerjaan pemadatan.

3.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai material
pengisi /urugan jika memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus
bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya dan dalam pelaksanaannya harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Direksi Pengawas.
2. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

a. Memiliki koefisien permeabilitas lebih besar dari 10-7 cm/detik.


b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10 % partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 %, tapi kurang dari 30 %.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
3. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cara pengurugan dan pemadatan..
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan
maksimum 20 cm lepas dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana.
Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Direksi Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar
rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan
98%.
2. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara, sehingga seluruh lokasi dapat
terus dalam kondisi kering/bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan
bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh
Konsultan Direksi Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga
selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk
menanggulangi air yang ada.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

4. Kotoran, lumpur dan bahan organis.


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.
Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557-90 atau
AASHTO.T180-74. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan di
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.
6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan..
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di
lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field
Density Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana,
maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95%
dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan Standard Proctor
Test.
b. Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal
98% dari Standard Proctor Test.
7. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan DIREKSI
PENGAWAS. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan
tanah tersebut.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

9. Perlindungan hasil pemadatan.


Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh
air hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
dengan menutupi permukaan dengan plastik.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan
lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang
dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti,
dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan
kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Konsultan Direksi Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai