Pengetahuan Bahan Teknik
Pengetahuan Bahan Teknik
Pengetahuan Bahan Teknik
PENGETAHUAN
BAHAN TEKNIK
BESI DAN BAJA
06
Teknik Teknik Industri Selamet Riadi, ST,MT
Abstract Kompetensi
Besi dan baja paling banyak dipakai sebagai bahan industri Mahasiswa memahami mengenai
yang merupakan sumber sangat besar, dimana sebagian material besi dan baja dalam
ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting kaitannya dengan bahan insustri.
karena sifat-sifatnya yang bervariasi. Yaitu bahwa bahan
tersebut mempunyai berbagai sifat dan yang paling lunak
dan mudah dibuat sampai yang paling keras dan tajampun
untuk pisau pemotong dapat dibuat. Dari unsur besi
berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat, itulah
sebabnya mengapa besi dan baja disebut bahan yang kaya
dengan sifat-sifat.
BAB VI
BESI DAN BAJA
Pendahuluan.
Besi dan baja paling banyak dipakai sebagai bahan industri yang merupakan sumber sangat
besar, dimana sebagian ditentukan oleh nilai ekonominya, tetapi yang paling penting karena
sifat-sifatnya yang bervariasi. Yaitu bahwa bahan tersebut mempunyai berbagai sifat dan
yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling keras dan tajampun untuk pisau
pemotong dapat dibuat, atau apa saja dengan bentuk apapun dapat dibuat dengan
pengecoran. Dari unsur besi berbagai bentuk struktur logam dapat dibuat, itulah sebabnya
mengapa besi dan baja disebut bahan yang kaya dengan sifat-sifat.
2. Besi Tempa
Komposisi besi tempa terdiri dari 99 % besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak
dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar,
kait keran dan landasan kerjapelat.
3. Baja Lunak
Baja yang tergolong macam 1) berupa ferit pada temperatur kamar (dalam keseimbangan),
dapat diproses menjadi berbagai struktur dengan jalan perlakuan panas. Struktur tersebut
diikhtisarkan pada Table 6.1. Fasa-fasa tersebut memiliki sifat-sifat khas. Ferit mempunyai
sel satuan kubus pusat badan atau body centered cubic (bcc), menunjukkan titik mulur yang
jelas dan menjadi getas pada temperatur rendah. Austenit mempunyai sel satuan kubus
pusat muka atau face centered cubic (fcc) menunjukkan titik mulur yang jelas tanpa
kegetasan pada keadaan dingin. Akan tetapi kalau berupa fasa metastabil bisa berubah
menjadi a’ pada temperatur rendah dengan pengerjaan. Martensit adalah fasa larutan padat
lewat jenuh dan karbon dalam sel satuan tetragonal pusat badan atau body centered
tetragonal (bct). Makin tinggi derajat kelewat jenuhan karbon, makin besar perbandingan
satuan sumbu sel satuannya dan makin keras serta makin getas mertensit tersebut. Bainit
mempunyai sifat-sifat antara martensit dan ferit.
Sesuai dengan keaneka-ragaman strukturnya, maka dapat diperoleh berbagai sifat baja
termasuk kekuatan dan keuletan. Faktor-faktor yang menentukan sifat-sifat mekanik adalah
macam fasa, kadar unsur áduan dalam fasa, banyak fasa, ukuran dan bèntuk senyawa.
Untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik yang diinginkan perlu mendapat struktur yang cocok
dengan komposisi kimia dan perlakuan panas yang tepat.
Gb. 6.2. menunjukkan contoh perubahan pada sifat mekanik untuk baja yang ditemper dan
dikeraskam. Kekerasan, kekuatan tank dan kekuatan mulur menurun kalau temperatur
tempering meningkat dan harga impak meningkat kecuali di antara daerah 200—300°C.
Komponen mekanik yang umumnya dibuat adalah: poros roda gigi, baud, mur, batang torak,
dsb. Berkat pengembangan dalam teknik pembuatan, bukan hanya pemesinan tetapi juga
pengerolan dingin, ektrusi dingin dan penempaan dingin lainnya banyak dipergunakan.
Dalam perlakuan panas juga dipakai pemanasan frekwensi tinggi hanya pada permukaan
yang dikeraskan. ini semua disebabkan oleh permintaan penurunan biaya produksi
penghematan energi dan pengurangan polusi lingkungan.
Kalau Ni dipadukan pada besi, kehilangan berat yang disebabkan korosi di dalam asam
berkurang dan ketahanan korosi bisa diperbaiki.
Baja tahan karat adalah baja paduan yang memanfaatkan keefektifan unsur paduan
tersebut seperti Cr dan Ni dan dapat dibagi menjadi sistim Fe-Cr dan Fe-Cr-Ni. Yang
Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and Selection,
Pearson Prentice Hall
Maisiregar.blogspot.com:
Indiyanto, Rus, tanpa tahun, Pengantar Pengetahuan Bahan Teknik, FTI, UVN Veteran,
Surabaya.
Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta
William,, J.C. (2003). Progress in Structural Materials for Aerospace Systems (edisi ke-51st).
Acta Materialia.. hlm. 5775-5799.
Wirjosumarto, Harsono, tanpa tahun, Kekuatan dan Penguatan Logam, Laboratorium Teknik
Metalurgi, Departemen Mesin, FTI, ITB, Bandung