Tugas Akhir Struktur Baja 1 (Sinta Sintia Punya)
Tugas Akhir Struktur Baja 1 (Sinta Sintia Punya)
Tugas Akhir Struktur Baja 1 (Sinta Sintia Punya)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, material struktur bangunan
semakin berkembang, hal ini dapat terlihat dari banyaknya teknologi material
yang memadukan beberapa unsur menjadi satu dengan kekuatan yang dapat
menahan beban lebih tinggi. Baja sebagai bahan yang digunakan dalam struktur
bangunan telah lama digunakan, hal ini karena baja merupakan salah satu bahan
bangunan yang sangat kuat. Kekuatan yang tinggi per satuan berat ini membuat
potensi beban matinya cukup kecil. Perencanaan struktur baja harus
dikombinasikan dengan intuisi seorang ahli struktur mengenai perilaku struktur
dengan dasar-dasar pengetahuan dalam statika, dinamika,mekanika bahan dan
analisa struktur untuk menghasilkan suatu struktur yang ekonomis dan aman,
selama masa layannya.
Banyaknya permintaan pembuatan rangka atap bangunan tingkat tinggi,
rangka jembatan, dan lain sebagainya membuat baja sebagai material struktur
sangat diandalkan guna untuk menunjang kekuatan, kekokohan, fleksibilitas, dan
tidak kalah penting baja digunakan karena pada umumnya bahan baja memiliki
daya tahan yang lebih lama dibandingkan dengan material struktur lainnya.
Kekuatan baja sebagai bahan bangunan tidak terlepas dari perencanaan awal
atau perencanaan struktur seorang pendesign. Oleh karena itu dalam kenyataannya
proses penggunaan baja pada bangunan perlu di optimalkan dan dirancang
sedemikian rupa utamanya pada penggunaan baja untuk atap bangunan perlu
dirancang mulai dari pemilihan profil baja kanal untuk perencanaan gording,
perencanaan dimensi batang dan lain sebagainya. Perhitungan struktur baja
tentunya harus melibatkan prinsip-prinsip ilmiah yang dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan disini berupa pemilihan kanal
yang tepat dan profil yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan dari
perencanaan struktur menurut tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung (SNI-03-1729-2002) yaitu menghasilkan suatu struktur baja yang kuat,
stabil, mampu layan, awet dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya. Dengan demikian
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar
antara 0,2% hingga 2,1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi
kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam
karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya
sabit dan cangkul. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon
adalah titanium, krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten
(wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada
baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility) (Anonimous A, 2012).
Menurut komposisi kimianya baja karbon dapat klasifikasikan menjadi tiga,
yaitu :
1. Baja karbon rendah dengan kadar karbon 0,05% - 0,30% C
Sifatnya muda ditempa dan mudah di kerjakan pada proses permesinan.
Penggunaannya untuk 6 komposisi 0,05% - 0,20% C biasanya untuk bodi mobil,
bangunan, pipa, rantai, paku keeling, sekrup, paku dan komposisi karbon 0,20% -
0,30% C digunakanm untuk roda gigi, poros, baut, jembatan, bangunan.
2. Baja karbon menengah dengan kadar karbon 0,30% - 0,60%
Kekuatannya lebih tinggi dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk
dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan untuk kadar karbon 0,30% - 0,40%
untuk batang penghubung pada bagian automotif. Untuk kadar karbon 0,40% -
0,50% digunakan untuk rangka mobil, crankshafts, rails, ketel dan obeng. Untuk
kadar karbon 0,50% - 0,60% digunakan untuk palu dan eretan pada mesin.
3. Baja karbon tinggi dengan kandungan 0,60% - 1,50% C
Kegunaannya yaitu untuk pembuatan obeng, palu tempa, meja pisau, rahang
ragum, mata bor, alat potong, dan mata gergaji, baja ini untuk pembuatan baja
6
perkakas. Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong (Arifin dkk, 2008).
Sedangkan menurut kadar zat arangnya, baja dibedakan menjadi tiga kelompok
utama baja bukan paduan yaitu baja dengan kandungan kurang dari 0,8% C (baja
hypoeutectoid), himpunan ferrit dan perlit (bawah perlitis), baja dengan
kandungan 0,8% C (baja eutectoid atau perlitis), terdiri atas perlit murni, dan baja
dengan kandungan lebih dari 0,8% C (baja hypereutectoid), himpunan perlit dan
sementit (atas perlitis) (Mulyadi, 2010)
2.2 Pengaruh Unsur Paduan pada Baja
Menurut Mulyadi (2010) Pengaruh unsur-unsur paduan dalam baja adalah
sebagai berikut :
1. Silisium (Si)
Silisium terkandung dalam jumlah kecil di dalam semua bahan besi dan
dibubuhkan dalam jumlah yang lebih besar pada jenis-jenis istimewa.
Meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, ketahanan
terhadap panas dan karat, dan ketahanan terhadap keras. Tetapi menurunkan
regangan, kemampuan untuk dapat ditempa dan dilas.
2. Mangan (Mn)
Mangan dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, kemampuan untuk dapat
di temper menyeluruh, ketahanan aus, penguatan pada pembentukan dingin, tetapi
menurunkan kemampuan serpih.
3. Nikel (Ni)
Nikel dapat meningkatkan keuletan, kekuatan, pengerasan menyeluruh,
ketahanan karat, tahanan listrik (kawat pemanas), tetapi menurunkan kecepatan
pendinginan regangan panas.
4. Krom (Cr)
Krom dapat meningkatkan kekerasan, kekuatan, batas rentang ketahanan
aus, kemampuan diperkeras, kemampuan untuk dapat ditemper menyeluruh,
ketahanan panas, kerak, karat dan asam, pemudahan pemolesan, tetapi
menurunkan regangan (dalam tingkat kecil).
5. Molibdenum (Mo)
Mo dapat meningkatkan kekuatan tarik, batas rentang, kemampuan untuk
dapat ditemper menyeluruh, batas rentang panas, ketahanan panas dan batas
7
Gambar 2.1 (a) Benda uji, dengan uji tarik, (b) dan (c) bersifat liat
(ductile), (d) bersifat rapuh/getas (brittle).
8
3. Sifat elastis
Baja mempunyai perilaku yang cukup dekat dengan asumsi-asumsi yang
digunakan untuk melakukan analisa, sebab baja dapat berprilaku elastis hingga
tegangan yang cukup tinggi mengikuti hokum Hooke. Momen inersia dari suatu
profil baja juga dapat dihitung dengan pasti sehingga memudahkan dalam
melakukan proses analisa struktur.
4. Daktilitas baja cukup tinggi
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang
besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002
mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh
pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan
mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik.
Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut
sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material
daktil adalah jika elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi
defleksi yang cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
5. Liat (Toughness)
Baja struktur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi
yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat
ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi,
pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan
demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material
untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
10
5. Keruntuhan getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan
getas.
2.5 Beban Pada Struktur Rangka Atap Baja
Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan secara
pasti besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur layannya
merupakan salah satu pekerjaan yang cukup sulit. Besar beban yang bekerja pada
suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku, sedangkan masalah
kombinasi dari beban-beban yang bekerja telah diatur dalam SNI 03-1729-2002
pasal 6.2.2. beberapa jenis beban yang sering dijumpai antara lain :
1. Beban mati
Beban mati adalah berat semua bagian suatu gedung/bangunan yang bersifat
tetap selama masa layan sruktur, termasuk unsur-unsur tambahan, finishing,
gedung/bangunan tersebut.
2. Beban hidup
Beban hidup adalah beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam masa
layannya, dan timbul akibat penggunaan suatu gedung. Termasuk beban ini adalah
berat manusia, perabotan yang dapat dipindah-pindah, kendaraan, dan barang-
barang lain. Karena besar dan lokasi beban yang senantiasa berubah-ubah maka
penentuan beban hidup secara pasti adalah merupakan suatu hal yang cukup sulit.
3. Beban angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan dari
gerakan angin. Beban angin sangat tergantung dari lokasi dan ketinggian dari
struktur. Besarnya tekanan tiup harus diambil minimum sebesar 25 kg/m 2, kecuali
untuk bangunan-bangunan berikut :
1) Tekanan tiup ditepi laut hingga 5 km dari pantai darus diambil minimum 40
kg/m2.
2) Untuk bangunan di daerah lain yang kemungkinan tekanan tiupnya lebih dari
40 kg/m2, harus diambil sebesar p = v2/16 (kg/m2) dengan v adalah kecepatan
angin.
12
3) Untuk cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus
(42,5 + 0,6 h).
2.6 Alat Sambungan Baja
Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang
digabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan
berbagai macam teknik sambungan. Adapun fungsi / tujuan sambungan baja
antara lain :
1. Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi
sesuai kebutuhan.
2. Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan
sebagainya).
3. Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
4. Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi
mengalami rusak.
5. Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi yang
dapat bergerak misal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu.
Adapun jenis-jenis alat sambung yan digunakan pada struktur baja yaitu :
1. Paku Keling
Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat dari
batang baja berpenampang bulat. Menurut bentuk kepalanya, paku keling
dibedakan 3 (tiga) macam :
1) Paku keling kepala mungkum / utuh
1) Baut Hitam
Baut hitam yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk
konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan
diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
2) Baut Pass
Baut pass yaitu baut dari baja mutu tinggi ( ‡ St-42 ) dipakai untuk konstruksi
berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan
diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran £ 0,1 mm.
3) Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan. Dengan
las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat konstruksi, sedang
dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat konstruksi.
4) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
5) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh. Kerugian / kelemahan sambungan las :
6) Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika
pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak aik
bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las
cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan
akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang
tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi
bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak
diijinkan menggunakan sambungan las.
7) Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
17
BAB III
RANCANGAN KONSTRUKSI ATAP BAJA
V1 = V11 Keterangan :
V2 = V10 V4 = V8
Tan α = 3 2
2 Tan α = 7 4
2
V3= V9
V5 = CD
Tan α = 5 3
2
Tan α = 9 5
2
Catatan : Digunakan bantuan rumus Tan karena telah diketahui sisi depan dan
sisi miring kuda-kuda
3.2.6 Rumus Perhitungan Panjang Batang Diagonal
Untuk menghitung panjang batang diagonal, dikarenakan bentuk dan
panjang antar diagonal satu dengan diagonal lain berbeda namun terdapat
kesimetrisan bentuk antara setengah kuda-kuda kiri dengan setengah kuda-
kuda kanan, maka dapat dicari dengan rumus-rumus berikut :
1. d1 = d16
4. d6 = d7 = d10 = d11
1 2
2
d1 = 2 1 + 1
1 2
2
2. d2 = d3 = d15 = d14 d6 = 2 4
+ 4
1 2
d2 = 2 + 2
2 5. d8 = d9
2
3. d4 = d5 = d12= d13 1 2
2
d8 = 2 5 + 5
1 2 2
d4 = 3 + 3
2 Keterangan :
d : panjang batang diagonal (m)
b : Panjang batang bawah (m)
v : Panjang garis bantu vertikal (m)
Ϭ < Ϭijin
2. Kombinasi Pembebanan 2
Dicari dengan rumus :
Mx Total = Mx Beban Mati + Mx Beban Hidup + Mx Beban Angin
23
Ϭ < Ϭijin
3. Kombinasi Pembebanan 3
Mx Total = Mx Beban Mati + Mx Beban Hidup + Mx Beban Angin + Mx
Beban Air Hujan
My Total = My Beban Mati + My beban Hidup + My
Beban Angin + My Beban Air Hujan
Ϭ = + ; Ϭ < Ϭij
Py . l³
Fy2 = 48 . E . Ix
5 .Wmax . l⁴
Fy3 = 384 . E . Ix
5 .qy2 . l⁴
Fy4 = 384 . E . Ix
Pembebanan total :
Fxtotal = Fx1 + Fx2 + Fx3 + Fx4
Fytotal = Fy1 + Fy2 + Fy3 + Fy4
Jika hasil f total melebihi f maksimum maka pemakaian kanal diganti, atau
dilakukan penambahan trackstang.
3.4 Rumus Perhitungan Dimensi Trackstang
Trackstang disini berfungsi untuk mengurangi lendutan yang terjadi pada
gording sekaligus untuk mengurangi tegangan yang timbul. Pada Ketentuan
perencanaan terlebih dahulu kita harus menentukan berapa trackstang yang akan
dipakai, karena berpengaruh terhadap perhitungan selanjutnya.
Akibat Beban Mati (q) Akibat Beban Hidup (p)
q = qx. L P= px = 50 kg
Keterangan : qx : berat akibat beban Mati (Kg/m)
L : Panjang bentang (m)
Px : berat sendiri orang pada proyeksi ke x (Kg)
Pts : beban Trackstang (Kg)
Karena batang tarik dipasang 1 buah trackstang, maka dapat diperoleh dengan
rumus :
Pts = 1 + Px ,
Kemudian untuk pengecekan perencanaan dalam menentukan dapat dipakai atau
tidaknya, menggunakan rumus sebagai berikut :
Ϭ = ≤ Ϭ ijin 1400 kg/cm2
Keterangan : Ϭ : Tegangan (Kg/cm2)
Ϭ ijin : tegangan yang diijinkan sesuai mutu baja (Kg/cm2)
Kemudian mencari berat bersih (berat netto) dan berat kotor (f brutto) dengan
rumus sebagai berikut :
FNetto = Ϭ ijin
d= 1
4
Ԯ
keterangan : Ԯ : 3,14
d : Diameter (mm)
Dengan demikian setelah mendapatkan diameter besinya, maka disesuaikan
dengan macam ukuran besi ulir dan polos yang ada dipasaran/ di pabrikasi.
Berikut tabel ukuran diameter besi yang ada dipasaran.
Tabel 3.1 Ukuran Besi Ulir dan Besi Polos
Ukuran (mm) Berat (Kg)
6 0,222
8 0,395
9 0,500
10 0,617
12 0.888
13 1,040
16 1,578
19 2,223
Kemudian dihitung :
N= β
FNetto = Ϭ ijin
d = Ԯ
,
keterangan : Ԯ : 3,14
d : Diameter (mm)
Fbr : Berat kotor (cm2)
Fn : Berat bersih (cm2)
27
forces. Pada scalling klik auto dan pada option klik show values on
diagram.
Keterangan :
L : Jarak antar plat kopling (cm)
Ls : panjang batang atas maksimum (cm)
n : Banyaknya kopling yang dipakai
42
Kemudian harus direncanakan tebal plat (t). Perencanaan tebal plat harus
diatur sedemikian rupa sehingga ketika dalam perencanaan sambungan
tegangan yang dihasilkan tidak melebihi tegangan ijin.
e0 = e + ½ t
Keterangan :
e0 : Letak awal titik berat dari flens (cm)
e : Letak titik berat dari flens (cm)
t : Tebal plat (cm)
kemudian hitung Iy dengan rumus berikut :
Iy = Σiy + ΣF. e02
Σiy = 2. Iy
Maka Iy didapat :
Iy = Σiy + ΣF. e02
iy = ix =
λ=
Dari tabel konstruksi baja nilai λ didapat nilai ω
Kemudian untuk bangunan :
1 ωy.P
L≤2λ. 4−3 .Ϭ
diameter baut harus lebih kecil daripada diameter maksimal perlemahan pada
tabel profil.
Penggunaan diameter baut harus ditambah 1 mm, hal tersebut didasarkan
pada ulir yang terdapat pada baut memerlukan ruang untuk dapat masuk ke dalam
objek yang akan disambung, sehingga diberi ruang 1 mm untuk proses masuknya
baut ke dalam objek penyambung.
Harus diketahui terlebih dahulu S1, S2, Smin
Keterangan : S2 : Tebal plat profil (cm)
S1 : Tebal plat (cm)
Smin : Tebal Plat minimum (cm)
Untuk batang yang disambung adalah batang dengan profil yang digunakan
adalah profil rangkap (double) maka rumus yang digunakan adalah :
NGS = 2 . ¼ π. d2. t, dimana t = 0,6 σ
Ntp = d. Smin. σtp
Untuk
σtp = 1,5 σijin bila a1 > atau sama dengan 2d
σtp = 1,2 σijin bila 1,5 d ≤ a1 < 2d
Diperoleh Nmin.
Untuk batang yang disambung adalah batang dengan profil yang
digunakan adalah profil Tunggal (single) maka rumus yang digunakan adalah :
NGS = ¼ π. d2. t, dimana t = 0,6 σ
Ntp = d. Smin. σtp
Diperoleh Nmin.
Keterangan :
Ngs : Daya pikul baut terhadap geser (Kg)
Ntp : Daya pikul baut terhadap tumpu (Kg)
Nmin : Daya pikul baut minimum (Kg)
d : Diameter (cm)
t : Torsi
Nmin yang diambil adalah gaya yang paling kecil yang dihasilkan pada
perhitungan Ngs dan Ntp.
Untuk menghitung jumlah baut digunakan rumus berikut ini :
45
/2
n=
Keterangan : P : Gaya Batang Maksimum (Kg)
Jumlah baut yang dipakai minimal 2 buah
Jumlah baut yang digunakan pada batang harus dikontrol tegangan plat
penyambung yang dihasilkannya, dengan rumus sebagai berikut :
Fn = ( h.s) - ( d.s ) = (5,5 cm . 1 cm ) – ( 1,67 cm . 1 cm)
/2
σ=
Syarat : σ hitung < σ ijin
Keterangan :
Fn : Berat Netto (cm2)
h : tinggi profil yang digunakan (cm)
s : tebal plat penyambung (cm)
p : gaya (Kg)
σ : Tegangan (Kg/cm2)
46
BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI ATAP BAJA
Tan 35o = 6
, maka CD = 4,20 meter
Mencari panjang AC dengan rumus phytagoras
2 2
AC = +
1
Tan 35o = 1
2
(1,33)
2
Tan 35o = 3
2
(1,33)
Tan α = 5 3
2
2
Tan 35o = 5
2
(1,33)
V3 = 2,334 meter
Gambar 4.8 Potongan
dalam kuda-kuda V3
49
4. V4 = V8
Tan α = 7 4
2
4
Tan 35o = 7
2
(1,33)
Gambar 4.9 Potongan dalam
V4 = 3,268 meter
kuda-kuda V4
5. V5 = CD
Tan α = 9 5
2
Tan 35o = 9 5
2
(1,33)
V5 = 4,20 meter
Gambar 4.10 Potongan dalam
kuda-kuda V5
d2 = (0,665)2 + (1,40)2
d4 = (0,625)2 + (2,334)2
d6 = (0,625)2 + (3,268)2
d6 = 3,335 meter
5. d8 = d9 = d10 = d11
1 2
2
d8 = 2 5
+ 5
Gambar 4.14 Diagonal 6
d8 = (0,625)2 + (4,20)2
Tahapan Perencanaan :
1. Mengasumsikan berat sendiri gording
2. Menghitung beban mati
3. Menghitung beban berguna
4. Menghitung beban angin
4.2.1 Menaksir Dimensi Balok Gording
Dicoba profil baja kanal-8 dengan data sebagai berikut :
1. Berat (q1) : 8,64 Kg/m
2. Wx : 26,5 Cm3
3. Wy : 6,36 Cm4
4. Ix : 106 Cm4
5. Iy : 19,4 Cm4
4.2.2 Perhitungan Beban Mati
= 677,294 Kg/cm2
Karena Ϭ < Ϭij yaitu 677,294 Kg/cm2 < 1400 Kg/cm2.... OK!!!
2. Kombinasi Pembebanan 2
Mx Total = Mx Beban Mati + Mx Beban Hidup + Mx Beban
Angin
= 4,531 Kg m + 19,788 Kg m + 0
= 24,319 Kg m
= 2431,9 Kg cm
My Total = My Beban Mati + My beban Hidup + My
Beban Angin
= 25,884 kg m + 56,521 kg m + 29,066 kg m
= 111,471 kg m
= 11147,1 kg cm
Ϭ = +
2431,9 Kg cm 11147,1 kg cm
= 6,36 3
+ 26,5 3
58
= 803,019 Kg/cm2
Karena Ϭ < Ϭij yaitu 803,019 Kg/cm2 < 1400 Kg/cm2.... OK!!!
3. Kombinasi Pembebanan 3
Mx Total = Mx Beban Mati + Mx Beban Hidup + Mx Beban Angin +
Mx Beban Air Hujan
= 4,531 Kg m + 19,788 Kg m + 0 + 3,334 kg m
= 27,653 Kg m
= 2765,3 Kg cm
My Total = My Beban Mati + My beban Hidup + My Beban Angin +
My Beban Air Hujan
= 25,884 kgm + 56,521 kgm + 29,066 kgm + 19,047 kg m
= 130,518 kg m
= 13051,8 kg cm
Ϭ = +
2765,3 kg cm 13051,8 kg cm
= 6,36 3
+ 26,5 3
= 927,316 Kg/cm2
Karena Ϭ < Ϭij yaitu 927,316Kg/cm2 < 1400 Kg/cm2.... OK!!
4.2.7 Perhitungan Kontrol Terhadap Lendutan
1
F max ≤ 250 x l
1
F ≤ 250 x 345
F ≤ 1,38 cm
1. Lendutan Beban Sendiri (Beban Mati)
qx1 = 15,227 Kg/m = 0,15227 kg/cm
qx2 = 21,747 Kg/m = 0,21747 kg/cm
. . ⁴
5 .qx1 .(l )⁴ fy1 =
fx1 = 384 . E . 2Iy . .
. 0,21747 kg/cm. ( )⁴
5 . 0,15227 kg/cm . (345 cm 2)⁴ =
= 384 . 2,10x10⁶ . 19,4 . , .
= 0,043 cm = 0,180 cm
2. Lendutan Akibat Beban Berguna
Px = 57,358 Kg/m = 0,57358 kg/cm
Py = 81,915 Kg/cm
Px . (l 2)³ Py . l³
fx2 = 48 . fy2 = 48 . E . Ix
E . Iy
= 0,0015 Cm = 0,00315 Cm
3. Akibat Beban Angin
Wmin = 0 Kg/Cm
Wmax = 24,42 Kg/m = 0,2442 Kg/Cm
fx3 = 0 Cm
5 .Wmax . l⁴
fy3 = 384 . E . Ix
5 . 0,2442 Kg/Cm .( 345 cm)⁴
= 384 . 2,10x10⁶ . 19,4
= 0,202 Cm
4. Akibat Beban Air Hujan
qx₂ = 11,205 Kg/m = 0,11205 Kg/Cm
qy₂ = 16,003 Kg/m = 0,16003 Kg/Cm
5 .qx2 .(l 2)⁴
Fx4 = 384 . E . Iy
= 0,032 Cm
60
5 .qy2 . l⁴
Fy4 = 384 . E . Ix
5 . 0,16003 Kg/Cm. (345 cm)⁴
= 384 . 2,10x10⁶ . 106
= 0,133 Cm
Jadi pembebanan total adalah :
Fxtotal = Fx1 + Fx2 + Fx3 + Fx4
= 0,043 + 0,0015 + 0 + 0,033
= 0,0775 ≤ 1,38 cm...OK!!!
Fytotal = Fy1 + Fy2 + Fy3 + Fy4
= 0,180 + 0,00315 + 0,202 + 0,133
= 0,51815 ≤ 1,38 cm...OK!!!
= (0,0775)2 + (0,51815)²
= 0,2744856725
= 0,524 ≤ 1,38 cm...OK!!!
4.3 Perhitungan Dimensi Trackstang
Trackstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada
gording sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul.
Ketentuan perencanaan :
Jarak kuda-kuda (l) : 3,45 Meter
Jumlah Trackstang : 1 buah
Akibat Beban Mati (q) Akibat Beban Hidup (p)
Q = qx. L P= px = 57,358 kg
= 15,227 kg/m . 3,45 m = 52,53315 kg
Karena batang tarik dipasang 1 buah trackstang, maka per batang tarik :
Pts = 1 + Px 52,53315
Pts = + 57,358 kg = 109,89115 kg
Ϭ = ≤ Ϭ ijin 1400 kg/cm2
109,89115
FNetto = Ϭ ijin
= 1400 kg/cm2 = 0,07845 cm2
FBrutto = 125 %. Fn
= 1,25 . 0,07845 cm2
61
= 0,098 cm2
FBrutto = ¼ Ԯ d2
0,098 2
d = 1 = 1 = 0,353 cm = 3,53 mm
4
Ԯ 4
.3,14
Dengan demikian diperoleh 3,53 mm, maka sesuai dengan tabel ukuran besi ulir
dan polos diambil diameter sebesar 6 mm.
Tabel 4.3 Ukuran Besi Ulir dan Besi Polos
Ukuran (mm) Berat (Kg)
6 0,222
8 0,395
9 0,500
10 0,617
12 0.888
13 1,040
16 1,578
19 2,223
β = tan-1 2,123
β = 64,780
Luas kuda-kuda = ½ . Bentang Kuda-kuda . Tinggi
= ½ . 12 m . 4,20 m
= 25,2 m2
4.4.2 Pembebanan
− 50 / 25,2 m2 1260
P= −1
= 11−1
= 10
= 126 Kg
Maka dihitung :
120
N= β
= 64,78
= 295,709 Kg
Ϭ=
0,264 cm2
d = 1 = 1 = 0,6545 cm = 6,545 mm
4
Ԯ 4
.3,14
Kontrol Tegangan
126
Ϭ= = 0,2112 ^2
= 596,59 kg/cm2
Karena Ϭ < Ϭij yaitu 596,59 Kg/cm2 < 1400 Kg/cm2.... OK!!!
4.5 Perhitungan Dimensi Konstruksi Rangka Batang
4.5.1 Akibat Beban Sendiri
Untuk menghitung berat beban sendiri, diperlukan data berikut :
Diketahui :
Berat Penutup Atap Asbes : 11 Kg/m2
Jarak Gording (l) : 3,45 m
Jarak Gading-gading kap (a) : 1,628 m
Berat sendiri kanal 8 : 8,64 Kg
Ditanyakan :
Beban Penutup Atap ?
Jawab :
Beban Penutup Atap (PA) = a . l . Berat Penutup Atap
= 1,628 m . 3,45 m . 11 kg/m2
= 61,7826 Kg
4.5.2 Berat Akibat Beban Berguna (PA)
Berat akibat beban berguna diambil dari berat sendiri orang yakni senilai
100 kg. Berat ini diperhitungkan untuk mencegah adanya kerusakan pada
bidang atap ketika ada pembebanan diatasnya.
PA = 100 Kg + Berat Air Hujan = 100 Kg + 67,3992 Kg = 167,3992
4.5.3 Berat Sendiri Gording (PQ)
Berat sendiri gording diperoleh dari tabel profil baja kanal yaitu untu
baja kanal 8 seberat 8,64 kg/m.
PQ = Jarak gading-gading kap x Berat sendiri gording
PQ = 3,45 m x 8,64 kg/m = 29,808 Kg
4.5.4 Berat Sendiri Kuda-kuda
Diketahui : L : 12 Meter
l : 3,45 Meter
n : 11 Titik simpul
Ditanyakan : Berat Sendiri Kuda-kuda ?
64
Jawab :
Berat sendiri kuda-kuda dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
GK = (L-2)l Sampai dengan
= (12-2) 3,45 m GK = (L+4)l
= 34,5 Kg/m = (12+4) 3,45m = 55,2 Kg/m
Maka karena didapat 2 nilai GK, sehingga nilai GK dirata-ratakan :
1+ 2 34,5 Kg/m + 55,2 Kg/m
GK = 2
= 2
= 44,85 kg/m
Karena ada 11 titik simpul dan bentang kuda-kuda 12 meter maka :
GK = L x GK = 12 m x 44,85 Kg/m = 538,2 Kg/m
Dengan demikian didapat :
Berat sendiri kuda-kuda pada titik simpul :
538,2 /
( −1)
= (11−1)
= 53,82Kg
Ditanyakan :
W angin kiri dan W angin kanan ?
Jawab :
Angin Kiri
W tekan = c . a . l . beban angin kiri
= 0,3 . 1,628m . 3,45m . 40 Kg/m2
= 67,3992 Kg
W hisap (W’) = c’ . a . l . beban angin kiri
= -0,4 . 1,628 m . 3,45m . 40 Kg/m2
= -89,8656 Kg
Angin Kanan
W tekan = c . a . l . beban angin kanan
= 0,3 . 1,628 m . 3,45 m . 50 Kg/m2
= 84,249 Kg
W hisap (W’) = c’ . a . l . beban angin kanan
= -0,4 . 1,628 m . 3,45m . 50 Kg/m2
= -112,332 Kg
4.5.7 Beban Berat Plafond
Diketahui : Berat Sendiri Plafond Eternit dan penggantungnya (qf) : 20 Kg/m2
Jarak kuda-kuda (l) : 3,45 m
Jarak Tepi Bawah (b) : 1,33 m
Pplafond = Qf . Jarak Tepi bawah . l
= 20 Kg/m2 . 3,45m . 1,33m = 91,77 Kg
4.5.8 Beban Air Hujan
Diketahui : P Air Hujan : 40 Kg/m2
q air hujan : 40 –(0,8-α)
40-(0,8.35) = 12 Kg/m2
Ditanyakan : Beban Air Hujan ?
Jawab :
Beban Air Hujan = q air hujan . Jarak tepi atas . jarak gading-gading kap
= 12 Kg/m2 . 1,628 m . 3,45 m
= 67,3992 Kg
66
Skala Jarak 1 cm : 1 m
Nomor Cremona
SAP
Batang Dimensi Skala
67
Skala Jarak 1 cm : 1 m
Cremona
Nomor SAP
Dimensi Skala
Batang
Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan
a1 11,77138 1177,138 1177,14
69
Skala Jarak 1 cm : 2 m
Cremona
Nomor SAP
Dimensi Skala
Batang
Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan
a1 6,39984 639,984 639,98
a2 6,39984 639,984 639,98
71
Karena Ϭ hitung < Ϭ ijin , yaitu 493,201 Kg/cm2 < 1400 kg/cm2...... OK!
2. Kontrol Terhadap Sumbu Bebas Bahan (Y)
Perencanaan dipasang plat kopling/kopel (n) sebanyak 3 buah.
162,8
L= −1
= 3−1
= 81,4 cm
Tebal plat kopling (t) = 1 cm
e0 = e + ½ t = 1,56 cm + ½ (1cm) = 2,06 cm
Iy = Σiy + ΣF. e02
Σiy = 2. Iy = 2. 17,3 cm4 = 34,6 cm4
ΣF.e02 = 2 (6,31 cm2 . (2,06 cm)2) = 53,554 cm4
78
Maka Iy didapat :
Iy = Σiy + ΣF. e02
= 34,6 cm4 + 53,554 cm4 = 88,154 cm4
88,154 cm4
iy = ix = = 2 .6,31 2 = 2,643 cm
162,8
λ= = 2,643
= 61,597 ~ 62
Fbr = ɅF + Fn
Fbr = 20% Fbr + Fn
Fn = 80% Fbr
100
Fbr = 80
Fn
100
Fbr = 80
. 2,181 cm2
Fbr = 2,726 cm2
79
Fbr = ɅF + Fn
Fbr = 20% Fbr + Fn
Fn = 80% Fbr
100
Fbr = 80
Fn
100
Fbr = 80
. 0,777 cm2
Fbr = 0,971 cm2
80
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 3057,491 /2
n= = 2104,2
= 0,727, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 399,150 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
2). Batang a2
Diketahui :
P = 2844,181 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2844,181 /2
n= = 2104,2
= 0,676, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 371,303 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
3). Batang a3
Diketahui :
P = 2515,322 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2525,322 /2
n= = 2104,2
= 0,598 karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 328,371 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
4). Batang a4
Diketahui :
P = 2162,762 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2162,762 /2
n= = 2104,2
= 0,514, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 282,345 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
5). Batang a5
Diketahui :
P = 1804,726 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1804,726 /2
n= = 2104,2
= 0,429, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 235,604 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
84
6). Batang a6
Diketahui :
P = 1804,276 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1804,276 /2
n= = 2104,2
= 0,429, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 235,509 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
7). Batang a7
Diketahui :
P = 2162,762 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2162,762 /2
n= = 2104,2
= 0,514, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 282,345 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
8). Batang a8
Diketahui :
P = 2515,322 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
85
Jawab :
/2 2525,322 /2
n= = 2104,2
= 0,597, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 328,375 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
9). Batang a9
Diketahui :
P = 2861,849 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2861,849 /2
n= = 2104,2
= 0,680, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 373,609 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
10). Batang a10
Diketahui :
P = 3098,157 Kg
Nmin = 2104,2 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 3098,157 /2
n= = 2104,2
= 0,736, karena jumlah baut yang dipakai minimal
= 3,83 cm2
/2 3098,157 /2
σ= = 3,83 2 = 404,460 kg/cm2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 404,460 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
2. Perhitungan Sambungan Baut Pada Batang Bawah (b)
Diketahui :
Dimensi Profil : ┴ 45.45.5 ; d 14 mm = 1,4 cm
Dari profil diketahui h = 45 mm = 4,5 cm
l = 4,5 mm = 4,5 cm
t = 5 mm = 0,5 cm
Digunakan baut dengan d ϕ 1/2”, d = 12,7 mm + 1 mm = 1,37 cm < 1,37
cm
S1 = 10 mm = 1 cm
S2 = 0,5 mm = 0,5 cm
σ ijin : 1400 kg/cm2
Ditanyakan : Nilai N min ?
Jawab :
S2 < S1 yaitu 0,5 cm < 1 cm, Smin = 0,5 cm
NGS = 2 . ¼ π. d2. t, dimana t = 0,6 σ
= 2. ¼ . 3,14. (1,37 cm )2 0,6. 1400 kg/cm2
= 2475,256 Kg
Ntp = d. Smin. σtp
= 1,37 cm . 0,5 cm . 1,5 . 1400 kg/cm2
= 1438,5 kg
Nmin = Ntp = 1438,5 kg
1). Batang b1
Diketahui :
P = 2541,730 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2541,730 /2
n= = 1438,5
= 0,883, karena jumlah baut yang dipakai minimal
karena σ hitung < σ ijin yaitu 406,027 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
2). Batang b2
Diketahui :
P = 2227,886 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2227,886 /2
n= = 1438,5
= 0,774, karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 355,892 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
3). Batang b3
Diketahui :
P = 1972,759 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1972,759 /2
n= = 1438,5
= 0,686 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 315,137 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
88
4). Batang b4
Diketahui :
P = 1774,041 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1774,041 /2
n= = 1438,5
= 0,617 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 283,393 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
5). Batang b5
Diketahui :
P = 1574,501 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1574,501 /2
n= = 1438,5
= 0,547 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 251,518 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
6). Batang b6
Diketahui :
P = 1945,405 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
89
Jawab :
/2 1945,405 /2
n= = 1438,5
= 0,676 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 310,783 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
7). Batang b7
Diketahui :
P = 2315,487 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2315,487 /2
n= = 1438,5
= 0,805 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 369,886 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
8). Batang b8
Diketahui :
P = 2683,069 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 2683,069 /2
n= = 1438,5
= 0,0,933 karena jumlah baut yang dipakai minimal
= 3,13 cm2
/2 2683,069 /2
σ= = 3,13 2 = 428,605 kg/cm2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 428,605 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
9). Batang b9
Diketahui :
P = 3053,157 Kg
Nmin = 1438,5 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 3053,157 /2
n= = 1438,5
= 1,061 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 487,725 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
3. Perhitungan Sambungan Baut Pada Batang Diagonal (d)
Diketahui :
Dimensi Profil : └ 45.45.5 ; d 14 mm = 1,4 cm
Dari profil diketahui h = 45 mm = 4,5 cm
l = 4,5 mm = 4,5 cm
t = 5 mm = 0,5 cm
Digunakan baut dengan d ϕ 1/2”, d = 12,7 mm + 1 mm = 1,37 cm < 1,37
cm
S1 = 10 mm = 1 cm
S2 = 0,5 mm = 0,5 cm
σ ijin : 1400 kg/cm2
Ditanyakan : Nilai N min ?
Jawab :
S2 < S1 yaitu 0,5 cm < 1 cm, Smin = 0,5 cm
NGS = ¼ π. d2. t, dimana t = 0,6 σ
91
karena σ hitung < σ ijin yaitu 42,668 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
2). Batang d2
Diketahui :
P = 271,314 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 271,314 /2
n= = 1237,628
= 0,110 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 43,341 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
3). Batang d3
Diketahui :
P = 475,013 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 475,013 /2
n= = 1237,628
= 0,192 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 75,881 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
4). Batang d4
Diketahui :
P = 541,486 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 541,486 /2
n= = 1237,628
= 0,219 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 86,499 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
5). Batang d5
Diketahui :
P = 715,059 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
93
karena σ hitung < σ ijin yaitu 114,227 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
6). Batang d6
Diketahui :
P = 795,385 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 795,385 /2
n= = 1237,628
= 0,321 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 127,058 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
7). Batang d7
Diketahui :
P = 961,377 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 961,377 /2
n= = 1237,628
= 0,388 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 153,575 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
8). Batang d8
Diketahui :
P = 1046,675 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1046,675 /2
n= = 1237,628
= 0,423 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 167,200 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
9). Batang d9
Diketahui :
P = 1087,68 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 1087,68 /2
n= = 1237,628
= 0,439 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 173,750 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
95
karena σ hitung < σ ijin yaitu 160,177 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
11). Batang d11
Diketahui :
P = 672,923 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 672,923 /2
n= = 1237,628
= 0,272 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 107,496 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
12). Batang d12
Diketahui :
P = 746,256 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
96
Jawab :
/2 746,256 /2
n= = 1237,628
= 0,301 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 119,210 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
13). Batang d13
Diketahui :
P = 561,542 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 561,542 /2
n= = 1237,628
= 0,227 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 89,703 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
14). Batang d14
Diketahui :
P = 496,371 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 496,371 /2
n= = 1237,628
= 0,201 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
= 3,13 cm2
/2 496,371 /2
σ= = 3,13 2 = 79,292 kg/cm2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 79,292 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
15). Batang d15
Diketahui :
P = 279,857 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 279,857 /2
n= = 1237,628
= 0,113 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 44,706 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
16). Batang d16
Diketahui :
P = 280,55 Kg
Nmin = 1237,628 Kg
Ditanyakan : Jumlah Baut yang diperlukan (n) ?
Jawab :
/2 280,55 /2
n= = 1237,628
= 0,113 karena jumlah baut yang dipakai minimal 2
karena σ hitung < σ ijin yaitu 44,816 kg/cm2 < 1400 kg/cm2 ... OK
98
/2 2227,886 /2
n = = 1438,5
= 0,774, karena jumlah baut yang dipakai
/2 715,059 /2
n = = 1237,628
= 0,289 karena jumlah baut yang dipakai
/2 1046,675 /2
n = = 1237,628
= 0,423 karena jumlah baut yang dipakai
/2 1945,405 /2
n = = 1438,5
= 0,676 karena jumlah baut yang dipakai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan perhitungan struktur baja penulis dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Dalam merencanakan struktur baja perlu dihitung terlebih dahulu panjang
batang yang akan dipakai, hal ini berguna pada perencanaan struktur baja
berikutnya. Dimana panjang batang ini mempengaruhi perencanaan struktur
yang memenuhi syarat tegangan yang diijinkan atau tidak.
Dalam perhitungan konstruksi atap yang telah dilakukan maka batang dengan
panjang maksimal di batang atas adalah 1,628 meter, di batang bawah 1,33
meter, dan di batang diagonal 4,156 meter
2. Dalam merencanakan dimensi gording, harus diperhitungkan dengan teliti,
ketelitian ini terutama pada pemilihan ukuran baja kanal. Pemilihan ukuran
baja kanal pada pendimensian gording ini harus memenuhi syarat yang
ditentukan.
Dalam perhitungan perencanaan dimensi gording konstruksi atap yang telah
dilakukan didapat hasil bahwa kanal yang dapat memenuhi syarat tegangan
dan lendutan yaitu kanal 8 dengan tegangan Ϭ < Ϭij yaitu 927,316Kg/cm 2 <
1400 Kg/cm2 dan lendutan 0,524 ≤ 1,38 cm.
3. Pada perencanaan perhitungan tracstang sangat penting karena akan
berpengaruh terhadap beban lendutan yang akan terjadi pada gording, jika
salah dalam merencanakan trackstang ini kemungkinan terjadi lendutan akan
semakin besar sehingga kemungkinan gaya tekuk pada batang dibawahnya
akan semakin besar.
Sehingga dalam perencanaan didapat hasil yaitu tegangan akan memenuhi
syarat tegangan ijin apabila menggunakan 1 buah trackstang Dengan
diperoleh diameter besi 3,53 mm, maka sesuai dengan tabel ukuran besi ulir
dan polos diambil diameter sebesar 6 mm.
4. Dalam perhitungan perencanaan ikatan angin diperoleh bahwa dalam
perhitungan diperoleh ukuran besi untuk menopang beban angin adalah 6,545
mm, maka sesuai dengan tabel ukuran besi ulir dan polos diambil diameter
110
sebesar 8 mm, dengan tegangan yaitu Ϭ < Ϭij yaitu 596,59 Kg/cm2 < 1400
Kg/cm2
5. Dimensi konstruksi batang harus direncanakan seoptimal mungkin, karena
dengan perencanaan konstruksi batang meliputi seluruh beban yang bekerja
pada batang. Dalam perhitungan yang telah dilakukan, maka berat beban
maksimum berapa pada beban hidup dengan berat 167,3992 kg, adapun untuk
berat beban mati adalah 158,8656 kg, berat beban plafond 91,77 kg, berat
beban angin kiri 67,3992 dan 89,8656 serta berat beban angin kanan 84,249
kg dan 112,332 kg.
6. Perhitungan beban-beban yang bekerja kemudian digambar dengan metode
cremona dan dapat cek kebenarannya dengan mengunakan aplikasi SAP.
Dan didapatkan gaya-gaya maksimum yaitu untuk beban batang atas berat
maksimum yang didapat adalah 3098,157 Kg dengan batang maksimum di
A10 (batang tekan). Adapun gaya maksimum untuk beban dibatang bawah
terdapat pada batang B9 yang merupakan batang tarik dengan jumlah beban
3053,175, serta berat batang maksimum pada batang diagonal yaitu 1087,678
maksimum di batang D9 yang merupakan batang tarik.
7. Pada perencanaan dimensionering kuda-kuda perlu direncanakan profil baja
yang sesuai dengan banyaknya beban yang ditopang oleh masing-masing
batang kuda-kuda, sehingga setiap batang kuda-kuda dapat dipakai profil
yang berbeda-beda. Dalam perhitungan perencanaan yang tekah dilakukan
didapat hasil bahwa batang atas dengan jumlah batang 10 buah memenuhi
tegangan ijin jika menggunakan profil ┴55.55.6, batang bawah dengan
jumlah batang 9 buah dapat memenuhi tegangan ijin jika menggunakan profil
┴45.45.5, dan batang diagonal d1 s/d d16 dapat memenuhi tegangan ijin jika
menggunakan profil └ 45.45.5
8. Dalam memperhitungkan sambungan pada baja, khususnya sambungan baut
perlu diketahui terlebih dahulu gaya-gaya maksimum yang bekerja pada suatu
batang, adapun jumlah baut yang digunakan menurut perhitungan yang telah
dilakukan adalah 70 buah baut. Baut yang digunakan untuk batang atas
adalah baut diameter ϕ5/8” sedangkan baut yang digunakan pada batang
bawah dan diagonal adalah baut dengan diameter ϕ1/2”.
111
5.2 Saran
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, penulis memberi saran agar dalam
merencanakan suatu konstruksi kuda-kuda dengan rangka atap baja, perlu
perencanaan struktur yang sangat teliti, detail, dan berpegang pada prinsip
perhitungan yang telah ditetapkan agar ketika hasil perencaaan struktur telah
selesai dapat diaplikasikan ke lapangan dan menghasilkan konstruksi yang kokoh,
kuat, awet, dan efisien dalam pemakaian bahan sehingga tidak banyak
mengeluarkan biaya perawatan.
112