11.bab 3 Plumbing
11.bab 3 Plumbing
11.bab 3 Plumbing
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
didistribusikan ke tiap-tiap alat plumbing. Dalam laporan ini, hanya dibatasi pada
perencanaan dan perancangan sistem pendistribusian air bersih, peralatan saniter,
saluran air hujan, instalasi pembuangan air kotor dan sistem septic tank.
Sistem penyedia air bersih meliputi alat yang berfungsi untuk memenuhi besaran pokok
kebutuhan air bersih di setiap jalur dan unit alat plumbing. Besaran pokok yang
diperlukan berupa tekanan pada setiap alat plumbing serta laju aliran di setiap pipa yang
dilaluinya.
Dalam pemasangan sistem plumbing, tekanan minimum yang diperlukan yakni 0.5
kg/cm2 . Secara umum tekanan standar pada setiap titik alat plumbing adalah 1.0
kg/cm2 (SNI 03-6481, 2000). Selanjutnya, ditentukan kecepatan aliran dalam pipa
minimal 0.3 m/detik dan maksimal 2.5 m/detik (Noerbambang & Morimura, 2005).
Laju aliran air dapat ditentukan dari keadaan sesungguhnya berdasarkan jumlah
pemakai dan jumlah (UBAP) unit beban alat plumbing (Noerbambang & Morimura,
2005). Dasar perhitungan adalah menggunakan acuan standar American National
Standards Institute (ANSI), satuan unit alat plambing dinyataka dalam WSFU (Water
Supply Fixture Units). Satuan WSFU merupakan kode umum digunakan dalam sistem
plumbing dimana 1 WSFU = 1 GPM (Gallon Per Minute) = 3.97 liter/menit.
Untuk menjaga kebersihan air yang akan didistribusikan, peralatan penyedia air harus
direncanakan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tahan terhadap binatang
perusak, korosi dan tekanan yang timbul pada waktu penggunaanya. peralatan yang
digunakan berupa tangki atas dan tangki bawah (SNI 03-6481, 2000).
Merupakan penampung air bersih yang diletakkan diatas atap atau yang elevasinya lebih
tinggi dari gedung yang dilayani (sni 03-7065, 2005). Tangki air atas ini terbuat dari
bahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) yang terbuat dari campuran resin dengan
katalis sebagai pengerasnya. Tangki jenis ini digunakan karena memiliki keunggulan
antara lain kuat, ringan, tidak berkarat, tahan terhadap pengaruh cuaca, tidak
menghantarkan arus listrik, serta tidak memerlukan perawatan khusus dalam
membersihkannya. Kapasitas tangki yang digunakan untk pentimpanan air atap
mempunyai ukuran yang beragam yakni 150 liter, 500 liter, 800 liter, 1000 liter, hingga
5000 liter.
Tangki bawah adalah penampung air bersih dari sumber air bersih dari PDAM, sumur
bor, dan sebagainya (sni 03-7065, 2005). Tangki bawah dibuat di dalam tanah / lantai
paling bawah dari bangunan dengan cara di cor berbentuk kubus dan dilapisi keramik
agar tidak tangki tidak bocor dan air tidak tercemar. Tangki bawah dipasang dengan
jarak minimal 5 meter dari bak penampung air kotor atau air buangan (SNI 03-7065,
2005).
Sistem tangki bawah merupakan jenis sistem distribusi tidak langsung. Tujuan
digunakannya sistem ini untuk mendapatkan debit dan tekanan air yang mencukupi,
sehingga kenyamanan penggunaan air bersih dalam suatu bangunan dapat terpenuhi.
Tangki bawah dibuat untuk meminimalisir terjadinya kekurangan suplai air dari
PDAM. Tangki bawah berfungsi untuk menampung air bersih yang disalurkan PDAM
sebelum didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan air bersih dalam suatu
bangunan, dengan volume tangki yang mampu untuk memenuhi kebutuhan bangunan
minimal dalam satu hari.
12
Pemakaian air yang digunakan rata-rata 50 liter/ orang/ hari dengan jangka waktu
pemakaian 8 jam per hari (SNI 03-7065, 2005). Langkah-langkah perhitungan
kebutuhan air bersih menurut (Noerbambang & Morimura, 2005) adalah sebagai
berikut:
dimana:
Qd = pemakaian air rata-rata (l/hari)
dimana:
𝑄ℎ = pemakaian air rata-rata (l/jam)
𝑄𝑑 = pemakaian air rata-rata (l/hari)
t = pemakaian rata-rata (jam/hari)
𝑄ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐶1 . 𝑄ℎ (3.3)
dimana:
𝑄𝑚 𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝐶2 . 𝑄ℎ (3.4)
dimana:
dimana:
𝑄𝑠 = kapasitas pipa dinas (m3 /𝑗𝑎𝑚)
𝑄ℎ = pemakaian air rata-rata (m3 /𝑗𝑎𝑚)
dimana:
Dalam menentukan jenis pompa yang akan digunakan untuk menaikkan air dari tangki
bawah menuju tangki atap ada beberapa langkah perhitungan yang perlu diperhatikan
(Noerbambang & Morimura, 2005). Langkah tersebut berupa perhitungan head loss
yang terjadi pada sambungan dengan rumus sebagai berikut:
dimana:
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = head loss total (m)
ℎ𝑎 = ketinggin bangunan (m)
𝛥ℎ𝑝 = perbedaan tekanan
ℎ𝑙 = head loss total pipa (m)
15
dimana:
NPSHa = daya hisap sistem pompa (m)
Pa = tekanan pada permukaan air (10332,274 kgf/m2)
Pv = tekanan uap jenuh (20°C = 238,51 kgf/m2)
𝛾 = berat jenis air (1000 kgf/m3)
hs = head isap statis (m)
hls = kerugian head pipa hisap (m)
Booster pump digunakan untuk mendistribusikan air bersih pada lantai dengan
tekanan dibawah 0.7 kg/cm2, sehingga mencukupi tekanan yang diperlukan pada
setiap unit beban alat plumbing (UBAP) yang digunakan. Berikut perhitungan
untuk menentukan booster pump yang dipakai:
PBP = (Pre + Pmin) x 1.5 (3.11)
dimana:
PBP = tekanan booster pump (kgf/cm2)
Pre = tekana distribusi air bersih (kgf/cm2)
Pmin = tekanan minimal yang diperbolehkan (kgf/cm2)
Sistem pembuangan terbagi menjadi dua yakni sistem campuran yang berarti sistem air
kotor dan air buangan dialirkan ke dalam satu saluran dan sistem terpisah yang berarti
air kotor dan air buangan dialirkan secara terpisah (SNI 03-7065, 2005). Sistem
pengaliran yang digunakan dalam perencanaan sistem air buangan terbagi menjadi dua,
sistem gravitasi yang diatur dengan letak dan kemiringan pipa-pipa pembuangan dan
sistem terpisah adalah air kotor dikumpulkan kedalam bak penampung kemudian
dikeluarkan dengan dipompa yang bekerja secara otomatik (SNI 03-7065, 2005).
16
Perhitungan ini dilakukan untuk menentukan volume bak penampung air buangan
sebelum dikeluarkan. Kapasitas limbah buangan yang dihasilkan untuk limbah
bangunan rumah tinggal adalah sebesar 40 liter per orang perhari (PERGUB DKI 1225,
2005). Sehingga besar kapasitas air buangan yang dihasilkan dapat dihitung dengan
rumus seperti berikut:
Dimana:
𝑄𝑑 = pemakaian air rata-rata (l/hari)
Septic tank merupakan ruangan kedap air yang digunakan untuk menampung dan
mengolah air buangan. Dalam septic tank terjadi pengendapan terhadap benda-benda
padat dan penguraian bahan organik yang membentuk bahan larutan air dan gas.
Pengadaan septic tank dalam suatu rumah harus memenuhi standar yang telah
17
ditetapkan SNI (Standar Nasional Indoensia) yang mencakup sistem, ukuran, dan
prosedur pembuatannya.
Septic tank mempunyai konstruksi berupa dua buah ruangan yang mana ruangan
pertaman dugunakan untuk pengendapan lumpur dan pada ruangan kedua digunakan
untuk mengendapkan padatan yang tidak dapat diendapkan oleh ruangan pertama.
Septictank dapat dibuat dari pasangan batu bata, beton bertulang dan plastic atau
fiberglass. Menurut permenkes (2014) lokasi penempatan septic tank berbentuk sumur
gali dalam suatu bangunan dibuat denga jarak horizontal 10 m terhadap sumur air
bersih, dan 5 m untuk jarak tangki ke sumur resapan air hujan.
Pembuatan septic tank disesuaian berdasarkan jumlah orang yang terlayani serta
kapasitas air limbah yang dihasilkan tiap orang/ harinya yaknik sebanyak 10
liter/orang/hari atau hanya untuk menampung limbah kloset). Untuk menetukan
kapasitas tersebut digunakan rumus (IKK Sanitation Improvenment Programme, 1987):
dimana :
Th = Waktu penahanan minimum untuk pengendapan (> 0,2 hari)
P = Jumlah orang
Q = Banyaknya aliran
Konstruksi septic tank dibuat dengan dua ruangan, sehingga untuk mengetahui
volume masing-masing ruangan. Kemudian masing-masing volume tersebut
dimasukkan kedalam persamaan (3.13) untuk mendapatkan kapasitas akhir septic tank
tersebut.
A=PxNxS (3.14)
dimana:
B = P x Q x Th (3.15)
dimana:
P = jumlah orang
Menurut (Pedoman Plumbing Indonesia, 1979) jaur pemasangan pipa harus lengkap
dipasang dengan sambungan-sabungan dan disesuaikan dengan gambar yang
direncanakan. Material yang digunakan harus dalam keadaan baik sesuai mutu dan
standar yang berlaku SII seperti BS, JIS, ASA, DIN, atau yang setara.
19
Pipa dipasang berdasarkan gambar yang direncanakan. Penggunaan pipa untuk air
bersih disesuaikan denga mutu bahan pembuatan pipa sehingga tidak menimbulkan
bahaya kepada pengguna. Bahan yang digunakan berupa pipa GIP, maupun PVC, pipa
dan fitting yang digunakan disesuaikan standar dan telah bersertifikat hasil pengujian.
Pemasangan pipa air bersih dalam platfond digantung menggunakan penggantung pipa
(hanger) dan penjepit pipa (klem) dengan berbahan dasar metal galvanis.
Beberapa kriteria dalam pekerjaan pemasanga pipa air bersih adalah sebagai
berikut:
Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas air bersih yang diperlukan.
Penyambungan pipa menggunakan bahan PVC AW di rekatkan dengan lem
khusus pipa serta diperhatikan kerapatannya.
Semua ujung yang terakhir harus ditutup dengan dop/plug.
Setiap pipa dipasang pada tembok diberi pengikat (klem) pada setiap belokan
dan percabangan.
Setiap pipa yang melewati platfond harus digantung dan dijepit setiap 2 meter.
Pipa-pipa yang ada di platfond, sepanjang kolom, dinding, dan tempat-tempat
yang terlihat harus dicat dengan warna biru.
Pipa dipasang pada tempat yang terjangkau untuk memudahkan dalam proses
pemasangan maupun pembetulan. Pipa yang digunakan berjenis PVC dengan kelas AW
dengan ukuran yang biasa digunakan yakni 3 inci hingga 5 inci. Penyambungan antar
pipa menggunakan lem serta ujung pipa ditutup menggunakan dop. Pemasangan pipa
yang tetanam ditanah harus diberi pondasi pada setip cabang dan belokannya. Pipa
tegak yang dipasang dalam tembok diberkan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan pipa datar di lantai dasar. Pemasanga pipa dalam
tembok harus ditutup dan dirapihkan dengan cara diplester pada pekerjaan finishing.