Tetrahidrozolin HCL OTM BARU

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Nama :

Kelas : A-S1 farmasi 2015


Nama Asisten :

SOAL :

I. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui preformulasi sediaan


steril obat tetes mata tetrahidrozolin HCl
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara pembuatan
sediaan steril obat tetes mata tetrahidrozolin HCl
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui evaluasi sediaan steril
obat tetes mata Tetrahidrozolin HCl
II. Teori :
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional keaadan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat
penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini
menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan
kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat
diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba (Lachman, 1994).
Sediaan steril merupakan sediaan terapetik yang bebas dari mikroorganisme baik
itu vegetatif atau dalam bentuk spora yang patogen maupun nonpatogen. Sediaan steril
secara umum yaitu sediaan farmasi yang memiliki kekhususan sterilitas dan bebas dari
mikroorganisme. Sediaan parenteral ini disuntikkan melalui kulit atau membran
mukosa ke dalam tubuh. Sediaan ini harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi dan
terbebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik karena sediaan ini masuk
ke dalam tubuh (Ansel, 2005).
Obat tetes mata adalah sediaan steril, berupa larutan jernih atau suspensi,
bebas partikel asing, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (Syamsuni, 2006).
Tetrahidrozoline hidroklorida diterapkan secara topikal ke konjungtiva untuk
pengobatan sendiri untuk sementara meredakan kemacetan, gatal, dan iritasi ringan,
dan untuk mengontrol hiperemia pada pasien dengan vaskularisasi kornea dangkal
III. Preformulasi

Struktur Kimia

Padatan putih, tidak berbau, melebur padalebih kurang 256o


Pemerian
disertai peruraian (FI IV, 1995)
Mudah larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam
kloroform, praktis tidak larut dalam eter (FI IV, 1995)
Kelarutan
Larut dalam 286 mg/mL di air dan 133 mg/mL di alkohol
pada suhu 25o C (AHFS 3:2890)
- Suhu :
- Panas : stabil terhadap panas
Stabilitas Zat Aktif - Penyimpanan : dalam wadah tertutup (AHFS:2890)
(Martindale, 2009) - PH : 5,8-6,5
- Cahaya :
- Titik leleh : terdekomposisi. (2560C atau 492,80F
Inkompatibilitas
(Martindale, 2009)

Dosis

Kesimpulan:

Bantuk Zat Aktif


Bentuk garamnya
yang digunakan
Bentuk Sediaan Tetes mata
Cara sterilisasi
Autoklaf
sediaan
Kemasan Botol plastik

IV. Rasionalisasi Formula


V. Preformulasi Eksipien
 Pengisotonis NaCl
RM/BM NaCl/58,44 g/mol
Rumus struktur

Pemerian Serbuk kristal putih tidak berwarna (FI IV, 1979)


Kelarutan Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih, seukar larut dalam etanol.
Stabilitas Larutan natrium klorida berair stabil tetapi dapat
 Panas menyebabkan pemisahan partikel kaca dari jenis wadah
 Hidrolisis kaca tertentu.
 Cahaya
Rowe (halaman 673)
Kesimpulan Pustaka (halaman)
Inkompatibel Larutan natrium klorida berair bersifat korosif terhadap
zat besi. Mereka juga bereaksi membentuk endapan
dengan perak, timbal, dan merkuri garam. Oksidator kuat
membebaskan klorin dari asam larutan natrium klorida.
Kelarutan antimikroba metilparaben pengawet menurun
dalam air larutan natrium klorida (23) dan viskositas
karbomer gel dan larutan hidroksietil selulosa atau
hidroksipropil selulosa dikurangi dengan penambahan
natrium klorida. Rowe (halaman 673)
Cara sterilisasi Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau
filtrasi Rowe (halaman 673)
Kemasan
Pustaka (halaman)

 Peningkat viskositas Gliserin


RM/BM C3H8O3/ 92.09
Rumus Struktur

Pemerian cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kental,


dan higroskopik; rasanya manis, kira-kira 0.6 kali lebih
manis dari sukrosa (HOPE:283)
Kelarutan Mudah larut dalam air, metanol dan etanol 95%; sedikit
larut dalam aseton; praktis tidak larut dalam benzena,
kloroform dan minyak (HOPE:284)
Stabilitas Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan
 Panas terhadap oksidasi oleh atmosfer di bawah kondisi
 Hidrolisis penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan
 Cahaya
evolusi acrolein beracun. Campuran gliserin dengan air,
etanol (95%), dan propilena glikol secara kimiawi stabil.
(HOPE:284)
Kesimpulan
Inkompatibel Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator
kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau
kalium permanganat. Dalam larutan encer, reaksi
berlangsung pada tingkat yang lebih lambat dengan
beberapa produk oksidasi yang terbentuk. Perubahan
warna hitam gliserin terjadi di hadapan cahaya, atau pada
kontak dengan oksida seng atau bismuth nitrat dasar.
Kontaminan besi dalam gliserin bertanggung jawab atas
penggelapan warna campuran yang mengandung fenol,
salisilat, dan tanin. Glycerin membentuk asam borat,
asam glyceroboric, yang merupakan asam kuat dari asam
borat (HOPE:284)
Cara sterilisasi
Kemasan -
Pustaka (halaman)

 Pengawet benzalkonium klorida


RM/BM C12H38CIN/283,88
Rumus Struktur

Pemerian Bubuk putih atau putih kekuningan, atau kuning


kekuningan seperti gelatin potongan, higroskopis dan
bersabun untuk disentuh

Kelarutan praktis tidak larut dalam eter; sangat larut dalam aseton,
etanol (95%), metanol, propanol, dan air (Hope, 2005)
Stabilitas
 Panas -
 Hidrolisis -
 Cahaya
Teroksidasi oleh cahaya, udara dan logam
Kesimpulan Pustaka (halaman)
Inkompatibel Tidak kompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik,
sitrat, kapas, fluorescein, hidrogen peroksida,
hypromellose, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan
nonionik dalam tinggi konsentrasi, permanganat, protein,
salisilat, garam perak, sabun, sulfonamid, tartrat, seng
oksida, seng sulfat, beberapacampuran karet, dan
beberapa campuran plastik. Benzalkonium klorida telah
terbukti teradsorpsiberbagai membran penyaringan,
terutama yang bersifat hidrofobik atau anionik.

Cara sterilisasi Autoklaf


Kemasan -
Pustaka (halaman)

VI. Pendekatan Formula


No. Bahan Jumlah (%) Fungsi/Alasan Penambahan Bahan
1
2
3
VII. Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan Dapar
VIII. Persiapan Alat/Wadah/Bahan
a. Alat
No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi (lengkap)
1. Gelas kimia 100 ml 2 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
2. Gelas kimia 25 ml 5 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
3. Gelas ukur 2 Sterilisasi panas basah
dengan autoklaf 1210C
selama 15 menit
4. Kertas perkamen 5 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
5. Kaca arloji 5 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
6. Pipet tetes 6 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
7. Cawan porselin 5 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
8. Batang pengaduk 6 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
9. Corong 2 Sterilisasi panas kering
suhu 1700C selama 1 jam
10. Buret 1 Sterilisasi panas basah
dengan autoklaf 1210C
selama 15 menit

Wadah
No Nama Alat Jumlah Cara Sterilisasi (lengkap)
IX. Penimbangan Bahan
Jumlah sediaan yang dibuat : 6 ml
No Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi
1. Tertrahidrozolin HCL 0,00352 g
2. Benzalkonium klorida 0,000704 g Sterilisasi panas basah dengan autoklaf
pada suhu 1210C selama 15 menit
3. Polivinil alkohol 0,0176 g Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 1710C
4. Kalium fosfat 0,0096 g
5. Natrium dihidrogen 0,00986 g
fosfat
6. Aqua pro injeksi 7,008 ml Sterilisasi panas basah dengan autoklaf
pada suhu 1210C selama 15 menit
7. NaCl 0,052864 g Sterilisasi panas kering dengan oven
pada suhu 1710C

X. Prosedur Pembuatan

RUANG PROSEDUR
1. Wadah OTM sediaan disterilisasi dengan direndam
dengan alkohol 70 % pada suhu ruangan selama 24
jam
2. Semua alat dan wadah disterilisasi sesuai dengan cara
masing-masing
Grey area (ruang 3. Pembuatan A.P.I : Aquades disterilkan dengan

sterilisasi autoklaf, 100 ml aquades yang akan disterilkan diisi


ke dalam ellemeyer 200 ml, ditutup dengan kapas
lemak dan diikat dengan tali kasur. Sterilkan dengan
autoklaf 121 derajat celcius selama 15 menit.
4. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah
dimasukkan ke dalam white area melalui transfer box
Grey area (ruang 1. Zat aktif tetrahidrozolin HCL ditimbang sebanyak
penimbangan) 0,00352 g diatas kaca arloji steril
2. Benzalkonium klorida ditimbang sebanyak 0,000704 g
Diatas kaca arloji steril
3. Polivinil alkohol ditimbang sebanyak 0,0176 g Diatas
kaca arloji steril
4. Kalium fosfat ditimbang sebanyak 0,0096 g Diatas
kaca arloji steril
5. Natrium dihidrogen fosfat ditimbang sebanyak
0,00986 g Diatas kaca arloji steril
6. NaCl ditimbang sebanyak 0,052864 g Diatas kaca
arloji steril
7. Diukur A.P.I sebanyak 7,008 ml
White area (ruang 1. Tetrahidrozolin HCL dilarutkan dengan 2 mL aqua pro
pencampuran) injection dalam gelas kimia 25 mL dan diaduk dengan
batang pengaduk steril hingga larut sempurna. Kaca
arloji yang dipakai untuk menimbang Tetrahidrozolin
HCL dibilas dengan 1 mL aqua pro injection dan hasil
biasanya dimasukkan juga ke dalam gelas kimia yang
berisi larutan tetrahidrozolin HCL
Larutan tetrahidrozolin HCL yang diperoleh kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia 100 mL
2. Eksipien NaCl sebanyak 0,052864 g dilarutkan dengan 2
mL aqua pro injection dalam gelas kimia 100 mL dan
diaduk dengan batang pengaduk hingga semua zat larut
sempurna. Kaca arloji yang dipakai untuk menimbang
benzalkonium klorida dibilas dengan 1 mL aqua pro
injection dan hasil bilasannya dimasukkan juga ke dalam
gelas kimia yang sama
Larutan NaCl tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia
100 mL yang telah berisis larutan zat aktif
3. Eksipien Benzalkonium klorida sebanyak 0,000704 g
dilarutkan dengan 2 mL aqua pro injection dalam gelas
kimia 25 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga
semua zat larut sempurna. Kaca arloji yang dipakai untuk
menimbang benzalkonium klorida dibilas dengan 1 mL
aqua pro injection dan hasil bilasannya dimasukkan juga
ke dalam gelas kimia 25 ml
Larutan benzalkonium klorida tersebut dimasukkan ke
dalam gelas kimia 100 mL yang telah berisis larutan zat
aktif dan NaCl
4. Eksipien Polivinil alkohol sebanyak 0,0176 g dilarutkan
dengan 2 mL aqua pro injection dalam gelas kimia 25 ml
dan diaduk dengan batang pengaduk hingga semua zat
larut sempurna. Kaca arloji yang dipakai untuk
menimbang benzalkonium klorida dibilas dengan 1 mL
aqua pro injection dan hasil bilasannya dimasukkan juga
ke dalam gelas kimia yang sama dan dimasukan kedalam
gelas kimia yang berisi eksipien NaCl
5. Eksipien Kalium fosfat sebanyak 0,0096 g dilarutkan
dengan 2 mL aqua pro injection dalam gelas kimia 25
mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga semua
zat larut sempurna. Kaca arloji yang dipakai untuk
menimbang benzalkonium klorida dibilas dengan 1 mL
aqua pro injection dan hasil bilasannya dimasukkan juga
ke dalam gelas kimia yang sama.
6. Eksipien Natrium dihidrogen fosfat sebanyak 0,00986 g
dilarutkan dengan 2 mL aqua pro injection dalam gelas
kimia 25 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga
semua zat larut sempurna. Kaca arloji yang dipakai untuk
menimbang benzalkonium klorida dibilas dengan 1 mL
aqua pro injection dan hasil bilasannya dimasukkan juga
ke dalam gelas kimia yang sama.
7. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan larut dan telah
ditambahkan kedalam gelas kimia 100 ml, ditambahkan
larutan dapar untuk mempetahankan ph target.
8. Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hinggal 100
%
9. Larutan disaring dengan menggunakan membrane filter
0,45 µm lalu dimasukkan dalam botol 6 mL. botol
ditutup dengan penutupnya
10. Botol tersebut kemudian ditransfer ke grey area melalui
transfer box untuk disterilisasi akhir menggunakan
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit
White area 1. Dimasukan kedalam wadah botol tetes mata 6 ml secara
aseptik
(ruang
2. Ditransfer ke grey area melalui transfer box
pengisisan)

Grey area (ruang 1. Beri etiket luar, kemasan lengkap dengan brosur
evaluasi) informasi obat
2. Lakukan evaluasi ph, uji kejernihan, viskositas

XI. Evaluasi Sediaan


No Jenis Evaluasi Prinsip Jumlah Hasil Syarat
Evaluasi sampel Pengamatan
1 Uji penetapan pH
sediaan
2 Uji Partikulat
3 Penetapan
kejernihan
4 Uji Volume
Terpidahkan
5 Uji Kebocoran
6 Uji penetapan Tidak
kadar dilakukan
7 Uji sterilisasi Tidak
dilakukan

XII. Pembahasan
XIII. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai