LAPORAN PRAKTIKUM 5 - Sediaan Tetes Mata Kloramfenikol Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PERCOBAAN V
PEMBUATAN DAN UJI STERILITAS SEDIAAN TETES MATA
KLORAMFENIKOL

Disusun Oleh:
Muhammad Alvin Haikal NIM.11194761920511
Mahdalena NIM.11194761920204
Nabila Khairina NIM.11194761920210
Oktavia Carolina NIM.11194761920169
Putri Rizky Amalia NIM.11194761920217

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujuan Praktikum........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
A. Teori.............................................................................................3
B. Deskripsi Bahan...........................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................6
A. Alat dan Bahan............................................................................6
B. Kajian Formulasi.........................................................................6
C. Prosedur Kerja/ Proses Produksi (Skema)...................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................11
A. Hasil Pengamatan......................................................................11
B. Pembahasan...............................................................................13
C. Rancangan Kemasan, Brosur, dan Etiket..................................15
BAB V KESIMPULAN.....................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................19
JAWABAN PERTANYAAN.............................................................21

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril jika diberikan dan bila
mungkin ditambahkan bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas
selama pemakaian (Ansel, 1989). Produk untuk diteteskan ke dalam mata,
walaupun menurut definisi bukan sediaan parentral, mempunyai karakteristik
yang banyak kesamaannya dan bahkan identik dengan sediaan parentral.
Formulasi preparat obat mata dengan zat aktif yang stabil secara terapeutis
membutuhkan kemurnian bahan yang tinggi juga bebas dari kontaminan kimia,
fisika (partikel), dan mikroba (Lachmann, 1994). Larutan ini biasanya dikemas
dalam wadah untuk dosis tunggal dan dosis ganda yang sering beredar di
pasaran.

Meskipun larutan untuk mata disterilkan dengan uap air mengalir dalam
otoklaf pada wadah akhirnya, metode yang digunakan tergantung pada sifat
khusus dari sediaannnya. Obat-obat tertentu yang dalam media asam
termostabil (tahan panas) dapat menjadi termolabil (tidak tahan panas) ketika
di dapar mendekati kisaran pH fisiologis (±7,4). Jika perlu saringan bakteri
dapat digunakan untuk menghindari pemakaian panas. Meskipun saringan
bakteri bekerja dengan sangat efisien, sterilisasi ini tidak menjamin seperti
dalam otoklaf. (Ansel, 1989).

Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui


paling stabil dalam segala pemakaian dan memiliki stabilitas yang sangat baik
pada suhu kamar dan kisaran pH 2 – 7, stabilitas maksimumnya dicapai pada
pH 6. Pada saat yang sama, kloramfenikol juga peka terhadap katalisis asam-
umum/basa-umum yang diakibatkan oleh bahan-bahan yang ada dalam dapar.
Dalam kebanyakan sistem yang penting untuk farmasi, dapat digunakan untuk
mempertahankan pada pH tertentu, sebagai tambahan efek pH terhadap laju
reaksi, sering menjadi kemungkinan reaksi dikatalisis oleh satu atau beberapa

1
2

komponen penyusun dapar. Reaksi yang demikian disebut katalis asam umum
atau basa umum tergantung pada apakah komponen katalisis tersebut asam atau
basa (Martin, 1993). Untuk sterilisasi larutan kloramfenikol, menggunakan
cara otoklaf dengan suhu 120oC dengan waktu 30 menit. Reaksi-reaksi fotolisis
mudah dicegah dengan cara menghindari cahaya, hal ini dapat dilakukan
dengan pengemasan hasil obat di dalam wadah yang tidak tembus cahaya, di
sini seluruh cahaya akan terhalang atau digunakan filter yang akan
menghilangkan seluruh cahaya yang panjang gelombangnya dapat
mengkatalisis reaksi. Botol gelas warna amber diketahui mampu bertindak
sebagai pelindung cahaya yang paling baik, karena diketahui bahwa
kloramfenikol juga peka terhadap cahaya (Connors, 1992).

Pada umumnya untuk tetes mata dicantumkan pembatasan daya tahannya


yang secara internasional terletak antara 4-6 minggu setelah pemakaian.
Pembatasan waktu ini diperlukan, oleh karena bahan pengawet sering
mengalami kehilangan aktivitasnya pada tingkat kontaminasi mikroorganisme
yang tinggi (Voigt, 1994)

B. Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah mahasiswa diharapkan mampu melakukan
pembuatan dan uji sterilitas sediaan tetes mata kloramfenikol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Sediaan untuk mata terdiri dari bermacam-macam tipe produk yang
berbeda. Sediaan ini bisa berupa larutan (tetes mata/pencuci mata),
suspensi atau salep. Bentuk sediaan tetes mata harus memenuhi
persyaratan uji sterilitas. Sediaan mata harus bebas dari partikel besar dan
harus memenuhi persyaratan untuk kebocoran dan partikel logam. Semua
sediaan tetes mata harus steril dan bila memungkinkan pengawet yang
cocok harus ditambahkan untuk memastikan sterilitas selama digunakan.
Obat yang digunakan pada tetes mata harus diserap masuk ke dalam
mata untuk dapat memberi efek. Larutan tetes mata segera bercampur
dengan cairan lakrimal dan meluas di permukaan kornea dan konjungtiva
dan obatnya harus masuk melalui kornea menembus mata (Anief, 2000).
Pembuatan tetes mata pada dasarnya dilakukan pada kondisi kerja
aseptik, di mana penggunaan air yang sempurna serta material wadah dan
penutup yang diproses dulu dengan antibakterial menjadi sangat penting
artinya (Dadang, 2013). Dalam pembuatannya memerlukan pertimbangan
yang tepat terhadap pemilihan formulasi sediaan, seperti penggunaan
bahan aktif, pengawet, isotonisitas, dapar, viskositas, dan pengemasan
yang cocok (Ansel, 1989).
Sediaan tetes mata biasanya mengandung satu atau lebih bahan aktif,
dan merupakan elemen terpenting yang memberikan efek terapeutik dari
sediaan tetes mata itu. Kloramfenikol merupakan zat aktif berupa serbuk
hablur halus berbentuk jarum, putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Stabilitas yang paling baik
berada pada kisaran pH 2 – 7 dan stabilitas maksimumnya di capai pada
pH 6. Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi
diketahui paling stabil dalam segala pemakaian.

3
4

B. Deskripsi Bahan
1. Kloramfenikol (FI edisi III hal 143 – 144)

Nama resmi Kloramfenikol


Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2.6
bagian etanol (95%) dan dalam 7 bagian
propilenglikol, sukar larut dalam kloramfenikol dan
dalam eter.
2. Asam Borat (FI edisi III hal 49 – 50)

Nama resmi Asam Borat


Pemerian Sebruk hablur putih atau sisik mengkilap tidak
berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan
pahit kemudian manis
Kelarutan Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air
mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) dan dalam
5 bagian gliserol.
3. Natrium Tetraborat (FI edisi IIII hal 427)

Nama resmi Natrium Tetraborat


Pemerian Transparan tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; rasa asin dan basa. Dalam udara
kering merapuhh.
Kelarutan Larut dalam 20 bagian air, dalam 0.6 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol;
praktis tidak larut dalam etanol (95%)
4. Metil Paraben (FI edisi III hal 378)

Nama resmi Metil Paraben


Pemerian Serbuk hablur halus; putih; hamper tidak berbau;
5

tidak mempunyai rasa; kemudian agak membakar


diikuti rasa tebal.
Kelarutan Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3.5 bagian etanol (95%) dan
dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan
dalam larutan alkali aseton, mudah larut dalam eter
dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60
bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak
lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jernih.
5. Aqua Pro Injeksi (FI edisi IV hal 112 – 113)

Nama resmi Aqua Sterile Pro Injectionea


Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau, tidak
berasa.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Vial transparan
b. Oven
c. Autoklf
d. Wadah
e. Timbanagan
f. Erlenmeyer
g. Corong
h. Glass beker
i. Glass ukur
j. Kertas saring
k. Spuit injeksi
2. Bahan
a. Kloramfenikol
b. Asam borat
c. Na tetraborate
d. Metil paraben
e. Aqua pro injeksi
B. Kajian Formulasi
R/ kloramfenikol 50 mg
Asam borat 150 mg
Na tetraborat 30 mg
Metil paraben 200 mg
Aqua pro injeksi 10 ml

6
7

C. Prosedur Kerja/ Proses Produksi (Skema)


1. Pencucian, Pengeringan dan Pembungkusan Alat

a. Pencucian Alat Gelas

Alat-alat gelas direndam dalam tepol panas, sebaiknya 15 menit

Disikat dengan menggunakan sikat keras

Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam

Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru, dilakukan sebanyak 3 kali

Keringkan dalam oven sampai kering

b. Pencucian Karet

Direndam dalam HCl encer 2% selama 2 hari

Direndam dalam tepol 1% dan Na2CO3 5% selama 1 hari

Didihkan dalam larutan tersebut di atas selama 15 menit

diulangi dengan larutan baru (bila berwarna, harus diulangi hingga larutan
jernih)

Direndam dalam aquadest, autoklaf selama 121°C selama 15 menit.


8

c. Pencucian Tara

Direndam dalam tepol panas selama 15 menit, diusahakan air tepol juga masuk
ke dalam botol tara

Disikat lalu dibilas dengan air kran

Dibilas dengan aquadest bebas pirogen.

d. Pengeringan

Pengeringan alat menggunakan oven dengan kondisi terbalik pada suhu


100°C sampai 105°C selama 10 menit.

e. Pembungkusan Alat

Alat dibungkus menggunakan kertas perkamen atau alumunium foil 2 rangkap.


mulut botol kaca terlebih dahulu di tutup dengan kertas perkamen, kemudian
diikat dengan tali.

f. Sterilisasi alat

Total waktu proses sterilisasi

1 Waktu pemanasan 2 jam


2 Waktu kesetimbangan 20 menit
3 Waktu pembinasaan 30 menit
4 Waktu tambahan jaminan sterilitas 10 menit
5 Waktu pendinginan 15 menit
9

g. Cara kerja

Ditimbang semua bahan

Dilarutkan kloramfenikol dengan larutan metil paraben ( 2 ml )

Dilarytkan asam borat dalaam aqua p.i sambal dipanaskan,


tapi jangan sampai mendidih

Dilarutkan na tetraborate dalam larutan asam borat yang telah larut

Mencampurkan kloramfenikoldalam larutan pendapar

Ditambahkan aqua p.i ad 10 ml

Difiltrasi dengan kertas saring, kemudian masukkan ke dalam vial

Pengerjaan dilakukan secara aseptis di dalam LAF

Dilakukan sterilisasi dengan autoklaf dengan suhu 98-100o C


selama 30 menit

Sediaan dikemas, diberi brosur dan etiket


10

h. Uji sterilitas

Menyemprot vial dengan alcohol 70%

Membuka tutup vial dengan pinset yang telah dipanaskan


dengan api spiritus

Memanaskan pinggiran vial pada bagian atas api spiritus

Mengambil larutan tetes mata kloramfenikol dalam vial sebanyak 5 ml


dengan spuit injeksi

Membuka tutup tabung reaksi yang berisi media tioglikolat


menggunakan pinset yang telah dipanaskan dengan api spiritus

Memanaskan bagian atas tabung reaksi yang berisi media tioglikolat


dengan api spiritus

Memanaskan 1 ml larutan tetes mata kloramfenikol ke dalam tabung


yang berisi media tioglikolat menggunakan spuit injeksi

Menutup kembali tabung reaksi dengan kapas dan alumunium foil


menggunakan pinset

Menginkubasi selama 7 hari dengan suhu 30-35o C di dalam inkubator

Mengamati yang terjadi pada tabung reaksi yang telah ditambahkan


sediaan tetes mata kloramfenikol
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pengambilan Bahan
a) Kloramfenikol : 50 mg
b) Asam Borat : 150 mg
c) Na. Tetraborat : 30 mg
d) Metil Paraben : 20 mg
e) Aqua Pro Injeksi ad 10 mL
2. Perhitungan Ekuivalen NaCl Metode Liso
1,86 0,05 gram
a) Kloramfenikol : 17 = 0,09%, x 0,09%=
323,132 g/ mol 0,1
0,045%
2 0,15 gram
b) Asam Borat : 17 = 0,55%, x 0,55%=
61,82 g /mol 0,1
0,825%
7,6 0,03 gram
c) Na. tetraborat : 17 = 0,34%, x 0,34%=
381,37 g /mol 0,1
0,102%
2 0,02 gram
d) Metil Paraben : 17 = 0,22%, x 0,22%= 0,044%
152,15 0,1
Tonisitas total = 0,045% + 0,825% + 0,102% + 0,044% = 1,016%
Yang harus ditambahkan agar isotonis = 0,9% - 1,016% = -0,116%
Tidak perlu penambahan NaCl karena sudah memenuhi perhitungan
tonisitas.
3. Osmolaritas
g
zat terlarut
M osmol/L = L x 1000 x jumlah ion
BM zat terlarut
9
M osmol/L = x 1000 x 2 = 307,7 (Isotonis)
58,5

11
12

4. Evaluasi
No Keterangan Gambar

1 Hasil larutan tetes mata

2 Sediaan sebelum di inkubator

3 Sediaan setelah di inkubator


13

4 Pengujian pH

B. Pembahasan
Pada praktikum steril kali ini, dibuat sediaan tetes mata dengan zat aktif
kloramfenikol. Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing,
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata (Depkes RI,1995). Kelebihan sediaan tetes mata adalah
tidak menimbulkan gangguan penglihatan jika dibandingkan dengan salep
mata Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang
relatif singkat antara obat dan permukaan yang terabsorsi dan berhubungan
dengan dosis, bahan obat yang keluar hanya dapat 2 atau 3 tetes. Sediaan
steril tetes mata, tidak harus dibuat bebas pirogen karena tetes mata
memberikan efek lokal dan tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Pada formulasi pembuatan obat tetes mata ini digunakan bahan - bahan
yaitu kloramfenikol, asam borat, natrium tertraborat, metil paraben dan
aquadest. Asam borat dan Na tetraborat di sini digunakan sebagai bahan
buffer. Bahan pembuffer digunakan untuk meningkatkan kenyamanan mata
dan stabilitas umur pakai yang cukup. Nilai pH produk tetes mata harus
dicapai pada pH kurang lebih 7,4 yaitu nilai pH alami air mata, untuk
meminimalkan ketidaknyamanan (British Pharmacopoeia, 2001). Pemilihan
sistem buffer berpengaruh pada potensi iritasi. Iritasi mata menyebabkan
14

refleks keluarnya cairan mata, sehingga dapat mempercepat pembuangan obat


pada mata dan menurunkan bioavailabilitasnya.
Pembawa sediaan tetes mata ini adalah air, dimana air mudah untuk
ditumbuhi jamur dan bakteri sehingga perlu dilakukan penambahan pengawet
atau preservatif agar zat aktif yang berkhasiat antibiotik tersebut dapat
memberikan efek yang maksimal ketika diteteskan pada mata yang sakit.
Sedangkan jika tidak diberi pengawet, maka antibiotik (kloramfenikol)
tersebut lebih dahulu bekerja membunuh bakteri yang ada pada sediaan,
sehingga tetes mata tidak dapat memberikan efek yang maksimal. Pengawet
atau preservatif yang digunakan yaitu metil paraben.
Salah satu syarat tetes mata ialah harus isotonis (Lukas, 2006). Pada
perhitungan tonisitas osmolaritas didapatkan nilai 307,7 yang dimana sesuai
ketentuan osmolaritas termasuk larutan isotonis, sehingga tidak perlu
ditambahkan NaCl lagi.
Dilakukan evaluasi terhadap larutan yaitu pH, serta partikel dan
kejernihan, Pada pengujian pH larutan, pH yang didapat adalah 7 yang berarti
memenuhi persyaratan pH untuk sediaan tetes mata karena pH tersebut sesuai
dengan nilai pH cairan mata dan cairan tubuh lainnya (6,8 – 7,4) . Pengaturan
pH untuk mempertinggi stabilitas obat, misalnya perubahan warna, efek
terapi optimal obat, menghindari kemungkinan terjadinya reaksi dari obat
tersebut, sehingga obat tersebut mempunyai aktivitas dan potensi. Selain itu
untuk memberikan kenyamanan pada saat pemakaian atau pemberian pada
mata.
Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap adanya partikel dan
kejernihan. Pada praktikum ini pemeriksaan dilakukan secara visual dibawah
cahaya, berlatar belakang hitam dan putih, dan dilakukan dengan memutar
wadah. Dari pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahwa larutan tetes mata
kloramfenikol yang dibuat memenuhi syarat kejernihan dan bebas partikel
asing.
15

C. Rancangan Kemasan, Brosur, dan Etiket


1. Kemasan
16

Isi Bersih : 10 ml No. Reg :


Komposisi : SRK87492967
Mengandung eyeKOL Batch : 13065
Kloramfenikol 0,5 Mengandung:
% Kloramfenikol 0,5
% Mfg.date :
Indikasi : nov`21
eyeKOL Mengatasi infeksi
pada mata yang
Exp.date :
Mengandung: disebabkan oleh nov`25
Kloramfenikol 0,5 mikroorganisme
% TUTUP WADAH
Cara Pemakaian : DENGAN RAPAT
Teteskan 2 tetes SETELAH
PEMAKAIAN
pada mata yang sakit
sebanyak 3-4 kali SIMPAN DI
sehari atau sesuai TEMPAT SEJUK
petunjuk doker DAN TERLINDUNG
DARI CAHAYA
Keterangan lebih
lengkap dapat dilihat
pada brosur

2. Brosur
17

eyekol
Tetes Mata Kloramfenikol 10 ml

Komposisi :
Mengandung Kloramfenikol ……..........0,5%

Farmakologi :
Kloramfenikol merupakan antibakteri dengan spektrum luas, daapat mengatasi
infeksi pada mata yang disebabkan oleh mikroorganisme

Indikasi :
Mengatasi infeksi pada mata yang disebabkan oleh mikroorganisme

Dosis dan Cara Pemakaian :


Teteskan 2 tetes pada mata yang sakit sebanyak 3-4 kali sehari atau sesuai petunjuk doker

Peringatan dan Perhatian :


Agar tidak terkontaminasi jagalah supaya ujung botol tidak terkena tangan atau
suatu benda. Tutup kembali botol setelah pemakaian. Hindari penggunaan lensa
kontak ketika menggunakan obat ini. Setelah 2 hari infeksi tidak membaik segera
konsultasikan dengan dokter.

Efek samping :
Mata terasa pedih, terbakar dan hiperemia dapa terjadi akibat penggunaan yang
berlebihan.

Kemasan :
Botol berisi 10 ml
No. Reg :SRK87492967

Penyimpanan :
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Batch : 13065
Mfg.date : nov`21
Exp.date : nov`25

3. Labelling
18

EYEKOL
Tetes Mata Kloramfenikol 10 mL

Dosis dan Cara Pemakaian :


Teteskan 2 tetes pada mata yang sakit
sebanyak 3-4 kali sehari atau sesuai
petunjuk doker

SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN


TERLINDUNG DARI CAHAYA

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Batch : 13065
Mfg.date : nov`21
Exp.date : nov`25
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dalam pembuatan dan uji
sterilitas sediaan mata kloramfenikol dapat disimpulkan bahwa sediaan tetes mata
kloramfenikol yang dibuat, hasil pemeriksaan nya adalah steril dan memenuhi
persyaratan. Pada pengujian pH larutan, pH yang didapat adalah 7, karena pH
tersebut sesuai dengan nilai pH cairan mata dan cairan tubuh lainnya (6,8 – 7,4).
Lalu pada pemeriksaan partikel dan kejernihan, dilakukan secara visual dibawah
cahaya, berlatar belakang hitam dan putih, dan dilakukan dengan memutar wadah.
Dari pemeriksaan yang dilakukan, diperoleh bahwa larutan tetes mata
kloramfenikol yang dibuat memenuhi syarat kejernihan dan bebas partikel asing.
Dari semua uji yang dilakukan dapat diartikan bahwa larutan yang dibuat steril.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh

Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608,

700, Jakarta, UI Press.

British Pharmacopoeia Commision, 2001, British Pharmacopoeia 2001,

Stationery Office, London, p.962-963.

Connors, K.,A., 1992, Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi, jilid 1, Penterjemah:

Drs. Didik Gunawan, IKIP Press: Semarang. hal. 9- 40

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi

III. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi

IV. Jakarta.

Ahmadi, Candra, dan Dadang Hermawan. 2013. E-Business & E-Commeece.

Yogyakarta, Andi

Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktik Industri

Farmasi, 643-705, diterjemahkan oleh Suyatmi, S.,Jakarta, UI Press.

Lukas, S., 2006, Formulasi Steril. Yogyakarta : penerbit C.V ANDI OFFSET.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. (1993). Farmasi Fisik: Dasar-dasar

Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik. Edisi Ketiga.Penerjemah: Yoshita.

Jakarta: UI-Press.

20
Voigt. 1994, Handbook of Pharmaceutical Excipients, second edition, edited by

Ainley Wade and Paul J weller, The Pharmaceutical Press: London.

21
JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan syarat-syarat sediaan tetes mata!


2. Sebutkan macam-macam sediaan tetes mata!
Jawaban
1. Persyaratan tetes mata adalah :
- Steril
- Isotonis dengan air mata, bila mungkin isohidris dengan pH air mata
- Larutan jernih, bebas partikel asing dan serat halus
- Tidak iritan terhadap mata
2. Macam-macam sediaan tetes mata, yaitu :
- Tetes Mata Solutio
- Tetes Mata Emulsi
- Tetes Mata Suspensi

22

Anda mungkin juga menyukai