Geometri Insidensi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

GEOMETRI INSIDENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geometri Non Euclid

Dosen Pengampu:
Dr. Susanto
Dr. Erfan Yudianto, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Ika Arum Cahyani
150210101092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
GEOMETRI INSIDENSI
Geometri insidensi berisi pembentukan sistem aksioma dan sifat-sifat yang mendasari
geometri tersebut. Setiap geometri mengandung:
1. Unsur-unsur tak terdifinisi
2. Sistim aksioma yang mengkaitkan unsur-unsur tak terdifinisi itu.
3. Difinisi-difinisi.
4. Teorema –teorema yang dapat dijabarkan dari butir-butir (1), (2), dan (3) diatas
Geometri Insidensi ini dapat dikatakan mendasari geometri Euclides yang kita kenal
semua. Menurut David Hilbert, Geometri Euclides didasarkan pada 5 kelompok aksioma yaitu:
I. Kelompok aksioma insidensi
II. Kelompok aksioma urutan
III. Kelompok aksioma kongruensi
IV. Aksioma kesejajaran Euclides
V. Aksioma kekontinuan

1. Pembentukan Geometri Insidensi


Untuk membangun sebuah geometri diperlukan unsur-unsur tak terdifinisi. Unsur-unsur
tak terdifinisi ini kita sebut:
a. Titik
b. Himpunan titik-titik yang kita namakan garis
c. Himpunan titik-titik yang kita namakan bidang
Jadi ada 3 unsur tak terdifinisi yaitu: titik, garis dan bidang. Ketiga unsur ini dikaitkan satu
sama lain dengan sebuah sistim aksioma yaitu sistem aksioma insidensi.
Ada 6 buah aksioma yaitu:
I.1 Garis adalah himpunan titik-titik yang mengandung paling sedikit dua titik
I.2 Dua titik yang berlainan terkandung dalam tepat satu garis
I.3 Bidang adalah himpuan titik-titik yang mengandung paling sedikit tiga titik yang tidak
terkandung dalam satu garis ( tiga titik tak segaris)
I.4 Tiga titik yang berlainan yang tak segaris terkandung dalam satu dan tidak lebih dari
satu bidang
I.5 Apabila sebuah bidang memuat dua titik berlainan dari sebuah garis, bidang itu akan
memuat setiap titik pada garis tersebut ( garis terletek pada bidang)
I.6 Apabila dua bidang bersekutu pada sebuah titik maka kedua bidang itu akan
bersekutu pada titik kedua yang lain
Definisi:
Sebuah himpunan titik-titik bersama dengan himpunan bagian seperti garis dan bidang
yang memenuhi sistem aksioma 1 sampai dengan 6 disebut suatu geometri insidensi

Teorema 1
Dua garis yang berbeda bersekutu atau berimpit pada paling banyak satu titik

Definisi:
Sebuah garis yang memuat titik A dan titik B yang terletak pada ujung lain disebut
garis AB.

Teorema 2
Apabila titik A tidak pada garis BC maka titik A, titik B, titik C berlainan dan tidak
kolinear.
Bukti.
Menurut ketentuan titik B ≠ titik C . Andaikan titik A = titik B oleh karena B  BC ( B
pada garis BC ), maka A  BC . berlawanan dengan yang diketahui sehingga
pengummpamaan A = B adalah tidak benar. Maka haruslah A = B. Begitu pula dengan cara
yang sama A= C. Jadi A,B dan C berlainan .
Andaikan A,B dan C segaris, sehingga ada garis g yang memuat A, B dan C. Oleh karena
g memuat B dan C dan B = C maka g = BC jadi A  BC ini berlawan dengan yang diketahui,
sehinggga perumpamaan bahwa A,B dan C segaris tidak benar. Ini berarti A,B dan C tidak
kolinier.

Teorema 3.
Sebuah garis dan sebuah titik yang tidak pada garis itu termuat tepat dalam satu bidang
Bukti:
Andaikan titik A dan garis g dengan A  g .( A tidak pada g ) Menurut I.1 ada dua titik
berlainan misalkan B dan C pada g. Sehingga g = BC. Jadi A  BC. Menurut teorema F.2
A,B,C berlainan dan tidak segaris, menurut 4 A,B dan C termuat dalam sebuah bidang V. Oleh
karena B  V, C  V, maka menurut I.5, BC = g  V ( V memuat g ). Andaikan ada bidang
lain V’ yang memuat g dan A . Jadi V’ memuat pula B dan C . Ini bearti V’ memuat A,B dan
C . Menurut I.4 V’ = V . Ini berarti V satu-satunya bidang yang memuat g dan A
Definisi
1. Andaikan A  g. Satu-satunya bidang yang memuat g dan A kita tulis sebagai gA
2. Andaikan A,B dan C berlainan dan tak kolinear . Satu-satunya yang memuat A, B dan C
kita tulis sebagai bidang ABC.

Definisi
Dua garis l dan m dinamakan sejajar apabila:
1. l dan m termuat dalam satu bidang
2. l dan m tidak memiliki titik sekutu ( titik temu)

Teorema akibat :
Apabila l // m maka l dan m termuat dalam tepat satu bidang
Bukti
Menurut definisi, ada sebuah bidang V yang memuat l dan m. Andaikan V’ juga memuat l dan
m ; andaikan A  m , maka V’ dan V memuat l dan A . Menurut Teorema 3 V’ = V

Teorema 4
Jika dua garis yang berbeda berpotongan, kedua garis itu termuat dalam tepat satu bidang
Bukti
Andaikan l dan m garis berbeda yang berpotongan tersebut ; andaikan A  l dan A  m (
sebab l dan m berpotongan ). Menurut 1 ada B  m dan B = A , B  l . maka ada sebuah
bidang V yang memuat l dan B . Oleh karena V memuat l maka V memuat A, sehingga memuat
m . Jadi V memuat l dan m

Teorema 5
Apabila dua bidang yang berlainan berpotongan maka himpunan titik potongnya adalah
sebuah garis
Bukti
Andaikan P dan Q dua bidang yang berbeda dan yang berpotongan, andaikan A salah
satu ttitik temunya jadi A  P dan A  Q , maka ada titik kedua B dengan B  P dan B  Q,
jadi AB = P , ini berarti tiap titik AB memuat di P dan di Q
Akan dibuktikan P  Q = AB . Telah dibuktikan diatas bahwa AB  P  Q tinggal
membuktikan bahwa P  Q  AB .Andaikan C  P  Q Andaikan C  AB , oleh karena
AB dan C termuat dalam P dan dalam Q maka P = Q . Bertentangan dengan yang diketahui
jadi permisalan C  AB tidaklah benar , sehingga C  AB . Ini berarti bahwa P  Q  AB.
Oleh karena itu telah terbukti nahwa AB  P  Q maka P  Q = AB

Akibat :
Apabila ada garis g  V dan g  W, maka g = V  W

Definisi
Dua bidang V dan W disebut sejajar apabila V dan W tidak memiliki titik temu ( titik potong)

Teorema 6
Apabila bidang P sejajar bidang Q dan bidang R memotong bidang P dan bidang Q maka
himpunan P  R dan Q  R adalah garis-garis yang sejajar
Bukti :
Pertama akan dibuktikan bahwa P  R dan Q  R adalah garis –garis. Untuk itu
dibuktikan bahwa P dan R berlainan dan Q dan R juga berlainan. Andaikan P  R . Oleh
karena R memotong Q maka ini berarti P memotong Q . Ini tak mungkin jadi haruslah P
 R , ini berarti P  R adalah sebuah garis l. Begitu pula Q  R adalah sebuah garis m ; l
dan m termuat dalam satu bidang yaitu R, andaikan l dan m berpotongan, misalnya l  m
= A maka A  P dan A  Q . Jadi P dan Q bertemu di A ; tak mungkin . Jadi l dan m terletak
pada satu bidang dan tidak memiliki titik temu. Ini berarti l //m.

Definisi
1. Apabila garis-garis g1, g2,...., gn bertemu pada satu titik dinamakan garis g1, g2,...., gn
konkuren
2. Apabila bangun geometri B1, B2, ..., Bn terletak pada satu bidang ; kita namakan bangun-
bangun itu sebidang atau koplanar

Teorema 7
Apabila tiap dua garis dari sekelompok tiga garis koplanar, akan tetapi tidak bertiga
koplanar maka ketiga garis itu konkuren atau tiap dua garis diantaranya sejajar
Bukti:
Andaikan tiga garis itu l, m dan n ; andaikan l, m di bidang P , m, n dibidang Q dan l, n
di bidang R . Akan dibuktikan P, Q, R berlainan. Andaikan P = Q maka l,m,n sebidang, ini tak
mungkin, jadi haruslah P ≠ Q , begitu pula Q ≠ R dan P ≠ R , oleh karena itu maka P  Q =
m , Q  R = n, P  R ≠ l, andaikan l  m = A dan A  l ,maka A  R dan
A  P . Oleh karena A  m maka A  P dan A  Q . Jadi A  Q dan A  R ini berarti bahwa
A  n. Sehingga apabila dua garis diantara l,mdan n berpotongan maka tiga garis itu konkuren.
Apabila tiap dua garis diantara l, m, dan n tidak berpotongan, maka berhubung tiap dua
garis itu sebidang, tiap dua garis tersebut sejajar

Teorema akibat :
Apabila l //m dan A tidak terletak dalam bidang yang memuat l dan m, maka ada garis
tunggal n yang memuat A sehingga n //l dan n //m
Bukti
Ada bidang P yang memuat l dan A dan ada bidang Q yang memuat m dan A, maka P =
Q sebab A tidak terletak pada bidang yang memuat l dan m, andaikan P  Q = n, maka n //
l dan n // m.
Dibuktikan n tunggal. Andaikan n’ garis lain yang memuat A dan n’ // l dan n’ // m maka
n’ dan l sebidang dibidang R. Maka R harus memuat l dan A . Jadi R = P .
Jadi n’  P begitu juga n’  Q , sehingga n’ = n

Anda mungkin juga menyukai