Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gadi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”

FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading


Pada Kombinasi Batik Tulis dan Teknik Jumputan

Rizki Amalia Putri

Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penggunaan batik pewarna alami tidak merusak lingkunagan dan bahan yang digunakan mudah diadapatkan.
Salah satunya pewarnaan batik alami menggunakan daun sirih gading, daun sirih gading tumbuh dengan subur
dan merambat, daunya lebat dan lebarnya mencapai 30 cm. Pengembangan dalam bidang batik perlu dilakukan
yaitu bertujuan untuk menambah variasi batik yang sudah ada serta sebagai salah satu cara melestarikan batik.
Kurangnya minat pembatik menggunakan pewarna alami juga menjadi salah satu alasan judul ini diambil.
Metode yang digunakan yaitu eksperimen skala kecil. Proses kombinasi batik tulis dan teknik jumputan yaitu
kain digambar kemudian pola gambar pada kain dicanting menggunakan lilin panas, setelah itu kain dijumput
dengan pola yang telah ditentukan. Proses pewarnaan daun sirih gading dilakukan dengan cara dicelup sebanyak
5x dan difiksasi menggunakan tunjung. Proses terakhir ialah menghilangkan lilin. Hasil yang diperoleh dalam
eksprerimen yang telah dilakukan ialah warna daun sirih gading dalam kombinasi batik tulis dan teknik
jumputan yaitu hijau keabu-abuan.
Kata kunci: batik, pewarna alami, daun sirih gading

1. Pendahuluan serta dapat berkembang, begitu pula dengan


1.1 Latar Belakang batik yang terus berkembang sehingga batik
Batik merupakan kebudayaan Indonesia terjaga kelestarianya melalui pendidikan
yang telah diakui oleh dunia melalui UNESCO. karakter.
Keragaman batik Indonesia melimpah ruah, Kain batik yang bagus memiliki pewarnaan atau
setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas hasil warna yang tajam yaitu salah satunya
sendiri yang membedakan dengan darerah dapat dipengaruhi oleh jenis kain. Kain yang
lainya. Proses pembuatan batik tidak lepas mudah menyerap pewarna dengan baik adalah
menggunakan alat yang disebut dengan canting kain katun, katun memiliki bahan dasar berupa
atau alat cap dan lilin panas yang ditorehkan kapas yang dikenal sebagai penyerap yang baik.
pada kain, batik juga melalui proses pewarnaan Selain itu banyaknya pencelupan
baik pewarna alami maupun sintetis. Pada mempengaruhi hasil warna pada kain. Semakin
proses terakhir pembuatan batik dilakukan banyak pencelupan semakin pekat hasil yang
proses pelepasan lilin yang disebut nglorod. didapatkan.
Proses pewarnaan batik sejak dahulu Bahan pewarna alami yang mudah didapatkan
menggunakan pewarna alami, yaitu dan memiliki hasil yang baik salah satunya
menggunakan bahan alam yang ada di sekitar. adalah daun sirih gading. Daun sirih gading
Keunggulan penggunaan pewarnaa alami ialah ialah tanaman merambat, daun sirih memiliki
tidak merusak lingkungan serta bahan yang lebar daun delapan sentimeter (8 cm) dan dapat
mudah didapatkan sehingga lingkungan alam tumbuh lebih dari tigapuluh sentimeter (30
tetap lestari. Penggunaan pewarna alami oleh cm). Tanaman sirih gading tergolong dalam
pembatik kurang diminati dikarena diperlukan tanaman hias yang mudah dan cepat tumbuh.
waktu dan tenaga yang cukup besar. Penggunaan pewarna alami menggunakan daun
Batik juga mengajarkan pendidikan karakter. sirih gading sebelumnya juga telah diuji
Pendidikan karakter berhubungan dengan cobakan oleh penulis yaitu “Uji Coba
budaya sehingga budaya dapat lestari dengan Penggunaan Daun Sirih Gading Sebagai
adanya karakter yang kuat. Karakter tersebut Pewarna Alami Pada Kain Katun”. Hasil uji
ialah toleransi, menghargai, inovasi, mandiri, coba penggunaan daun sirih menunjukkan
empati, kreativ dan kritis. Karakter tersebutlah bahwa warna yang dihasilkan adalah hijau
yang membuat budaya dapat terjaga dan lestari, keabu-abuan.

272 Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Berbeda dengan batik tulis maupun cap


batik jumput merupakan cara pembuatanya Berikut ini adalah skema yang berhubungan
yaitu dengan mengambil sedikit atau sebagian dengan penggunaan daun sirih gading pada
kain dalam istilah jawa yaitu dijumput, kominasi batik tulis dan teknik jumputan yang
kemudian kain diikat menggunakan tali. Proses dilakukan pada saat observasi.
jumput terbilang mudah dan prosenya lebih
cepat di banding dengan menggunakan canting Penggunaan Daun Sirih Gading pada
tulis. kombinasi batik tulis dan jumputan
Dari ulasan tersebut penulis melakukan
penelitian “proses penggunaan daun sirih
gading pada kombinasi batik tulis dan teknik
Kain Katun Daun Sirih
jumputan”, untuk meningkatkan keberagaman
Gading
batik dan memperkaya variasi batik serta teknik
yang digunakan. Hal ini dilakukan oleh penulis
dengan uji coba dalam skala kecil dalam Proses mencanting Ekstraksi (diblender)
pengembangan penggunaan daun sirih gading
pada batik tulis yang dikombinasikan dengan
teknik jumput.
Proses menjumput
1.2 Tujuan penelitian
a) Mendeskripsikan proses penggunaan
Pencelupan
daun sirih gading pada kombinasi batik tulis
dan jumputan
b) Mendeskripsikan hasil penggunaan
daun sirih gading pada kombinasi batik tulis Fiksasi
dan jumputan

Proses ngelorod
2. Metode
Metode yang digunakan yaitu Skema: Penggunaan Daun Sirih Gading Pada
menggunakan eksperimen, eksperimen yang Kombinasi batik tulis dan jumputan
dilakukan melalui penelitian kecil. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada
penggunaan daun sirih gading pada kombinasi Penggunaan daun sirih gading pada
batik tulis dan jumputan antara lain yaitu: kombinasi batik tulis dan teknik jumputan
a) Observasi, yaitu pengamatan langsung proses yangdilakukan adalah mengolah kain.
pada penggunaan daun sirih gading yang Kain yang digunakan adalah jenis kain katun
digunakan dalam proses pewarnaan kombinasi yang dikenal sebagai penyerap warna yang
batik tulisa dan teknik jumputan. Yang baik. Kain tersebut diberi pola gambar yang
dilakukan yaitu meneliti, mengamati proses uji telah disiapkan menggunakan alat tulis,
coba yang telah dilakukan. Observasi sehingga kain memiliki skets gambar untuk
dilakukan mulai dari mengamati dan melakukan dilakukan pada proses berikutnya yaitu
pengolahan daun sirih gading menjadi pewarna, mencanting.
proses pencelupan hingga proses ngelorod. Proses mencanting yaitu proses menutup
pola gambar menggunakan alat bantuan canting
b) Dokumentasi, uji coba penggunaan dan lilin panas, gunanya lilin yaitu agar warna
daun sirih gading sebagai pewarna alami pada tidak masuk pada serat kain sehingga akan
kain katun pada batik tulis dikombinasikan membentuk motif gambar yang dikehendaki
dengan teknik jumput diambil foto secara seperti sketsa yang dibuat.
langsung sehingga menghasilkan Kemudian untuk teknik jumput sebagai
gambar.gambar yang diambil berupa proses dan kombinasi dari batik tulis dibuat dengan cara
hasil uji penggunaan daun siirh gading pada membuat pola bagian-bagian yang akan
batik tulis yang dikombinasi dengan teknik dijumput sebagai motif. Proses menjumput
jumput. dilakukan menggunakan alat bantu berupa

Rizki Amalia Putri (Universitas Negeri Surabaya) 273


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

manik-manik kecil dan karet. Setelah proses seperti tanaman sirih pada umumnya dengan
membatik dan menjumput kain barulah warna yang lebih mengkilat. Tanaman ini
berlanjut pada proses pencelupan, yang memiliki warna daun campuran atara warna
diperlukan dalam proses pencelupan adalah hijau serta warna kuning atau krem, dan tampak
pewarna yang siap untuk di proses celup. seperti bercak pada daunya. Sudarmono
proses mengolah warna disebut sebagai mengatakan, “tanaman sirih gading memiliki
ekstraksi, penggunaan daun sirih gading warna hijau pucat, krem dan hijau tua ialah
sebagai pewarna alami dilakukan dengan cara termasuk varietas tricolor. Tanaman ini mudah
diblender. Proses diblender menggunakan dijumpai sebagai penghias ruangan di dalam
bahan pelarut berupa air. rumah.” (1997:112).
Proses pencelupan pada kain batik tulis Tanaman sirih gading memiliki lebar daun 8 cm
dikombinasikan teknik jumput dilakukan hingga 30 cm atau lebih, serta akar dan batang
sebanyak 5x dengan fiksasi tunjung. Gunanya yang kuat berbentuk memanjang berguna
fiksasi yaitu untuk mempertahankan warna agar mencari air. Perawatan tanaman sirih gading
tidak luntur. Broses fiksasi dilakukan sebanyak terbilang mudah, dan memiliki pertumbuhan
2x. Proses pengulangan pencelupan dilakukan cepat. Media tanaman yang dapat digunakan
setelah kain yang diproses dalam keadaan yaitu dapat berupa air atau tanah. Pertumbuhan
kering, barulah dicelup kembali hingga 5x. dengan media tanah membuat tanaman sirih
Setelah proses pencelupan pewarna daun gading tumbuh lebih cepat.
sirih gading dan fiksasi proses selanjutnya
adalah proses menghilangkan lilin. Proses Pewarna Alami
menghilangkan lilin atau ngelorod dilakukan
dengan cara merebus kain pada panci berisi air Pewarna alami yaitu berupa bahan-bahan
panas mendidih diatas api hingga kain lilin pada alami yang ada dilingkungan kemudian
kain tidak lagi terlihat. Barulah setelah kain dijadikan pewarna menggunakan proses
dilorod kain dapat dicuci dengan air biasa dan tertentu. Proses pembuatan pewarna disebut
dilanjutkan dengan proses menjemur. Setelah juga sebgai ekstraksi. Seperti yang diungkapkan
kering barulah kain dengan penggunaan daun oleh Yusak dan Adi (2011:50), “pewarna alam
sirih gading pada kombinasi batik tulis dan untuk batik dihasilkan dari ekstrak tumbuhan
teknik jumputan dapat digunakan. yang dapat menghasilkan warna”.
Proses yang dilakukan untuk memperoleh
warna dari bahan alami tersebut menggunakan
3. Pembahasan Hasil cara yang dinamakan ekstraksi.
Daun Sirih Gading “Secara sederhana ekstraksi adalah pemisahan
satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut”(Jazir,
2010:26).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan cara


yaitu menggunakan blender, alat ini digunakan
unruk mendapatkan warna yang terkandung
dalam bahan pewarna alami khususnya pada
daun.

Batik Tulis
Gambar 1: Daun Sirih Gading

Batik tulis merupakan salah satu kekayaan


Nama ilmiah : Epipremnum aureum
yang dimiliki bangsa Indonesia selain budaya
Famili : Araceae
lainya. Batik tulis berupa kain yang diproses
Nama lain : Scindapsus aureus
menggunakan alat bernama canting, serta lilin
panas. Batik tulis dikenal dengan cara
Sirih gading dapat dibedakan dengngan
pembuatanya yang manual menggunakan
daun yang lain dengan melihat corak daunya.
tangan seperti layaknya menulis, hanya saja
Tanaman sirih gading memiliki bentuk daun
yang membedakan yaitu jika pada pross

274 Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

menulis alat tulis yang digunakan adalah pensil Fiksasi


atau ballpoint maka pada batik disebut sebagai Fiksasi ialah bahan yang digunakan sebgai
canting dan media kertas berupa kain yang pengikat pewarna alami agar tidak luntur.
digunakan dalam membatik. Selain proses Proses pembuatan fiksasi dilakukan hanya
mencanting, proses lainya yang digunakan dengan melarutkan bahan fiksasi menggunakan
dalam proses membatik adalah proses air. Untuk mengikat warna kain yang sudah
pewarnaan, dan proses menghilangkan lilin. dicelup pewarna alami fiksasi dilakukan dengan
Proses pewarnaan yaitu dilakukan cara dicepul kemudian ditiriskan,setelah tiris
pewarnaan pada kain menggunakan pewarna kain melalui proses pembersihan yaitu dengan
yang dapat dilakukan dengan cara dicelup cara dicuci menggunakan air. Bahan fiksasi
maupun dilakukan dengan cara di colet yaitu yang dapat digunakan pada penggunaan
istilah menorehkan pewarna menggunakan kuas pewarna alami antara lain yaitu:
atau alat bantu lainya. Proses ngelorod ialah
proses yang paling penting dalam membatik, a) Tunjung, memiliki nama lain yaitu
yaitu proses menghilangkan lilin yang Fero Sulfat (Fe SO4), Vitrol Besi, Copperas,
menempel sehingga kain yang sudah jadi Melanterit, Szomolnokit. Memiliki bentuk
berupa kain batik tanpa ada sisa lilin yang paling umum heptahidrat biru-hijau.
menempel. Barulah sebuah batik dapat dipakai (Wikipedia). Pencelupan fiksasi menggunakan
atau digunakan sebgai fungsi yang diinginkan. bahan berupa tunjung menghasilkan warna pada
kain yang dicelup pewarna alami menjadi lebih
Batik Jumputan gelap.

Menurut Fera, dkk (2014:8), “ Teknik ikat b) Kapur tohor, atau dikenal dengan
dan jahit merupakan karakteristik pembuatan sebutan kapur gamping atau kapur yang
kain jumputan di Jawa”. digunakan untuk membangun pondasi sebuah
rumah. Melalui informasi dari web Mitra
Sehingga dari paparan tersebut dapat Semen tiga roda diketahui bahwa, “Bahan
diketahui bahwa istilah jumputan berasal dari material bangunan batu limestone atau calcium
bahasa Jawa. Jumputan juga dikenal sebgai carbonate (CaCO3) terbentuk dari lebih dari 30
teknik ikat celup, yaitu proses yang dilakukan sampai 500 juta tahun yang lalu, yang berasal
dengan cara mengikat kain yang kemudian dari kerang, karang, ikan purba dan kalsium
diberi warna. Proses jumputan juga dilakukan yang mengendap dari dasar laut membentuk
dengan mengikat kain, istilah jumput yaitu lapisan dari batuan kapur”.
mengambil sedikit kain yang kemudian diikat.
Proses pembuatan dengan teknik jumput ialah c) Tawas, dikutip dari wikipedia(online),
sederhana yaitu hanya dengan menjumput atau “Tawas (Alum) adalah kelompok garam
mengikat kain kemudian diproses pewarnaan rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
dengan cara dicelup, proses ini lebih cepat isomorf (dua zat yang mempunyai struktur
dibandingkat dengan proses batik tulis. Pada kristal sama, angka banding atom-atomnya
proses batik jumputan tidak perlu menggunakan sama). Salah satu molekul senyawa kimia yang
proses ngelorod. Proses menghilangkan lilin dibuat dari molekul air dan dua jenis garam
atau ngelorod hanya dilakukan pada batik yang yang salah satunyaAl2(SO4)3”. Sehingga dapat
menggunakan lilin. diketahui bahwa tawas memiliki struktur kristas
Yang perlu diperhatikan dalam teknik malka warna yang dimiliki tawas adapal putih
menjumput adalah cara mengikat yang benar. sedikit bening serta tekstur yang keras. Proses
Cara mengikat tali atau karet harus dibuat pembutana fiksasi juga dilakukan dengan
ikatan yang erat, dikarenakan motif yang timbul merendap tawas pada air.
berasal dari bekas ikatan, bekas ikatan yang erat
memungkinkan pewarna tidak masuk pada kain 3.1 Proses Penggunaan Daun Sirih Gading Pada
sehingga memunculkan motif. Tali atau karet Kombinasi Batik Tulis Dan Teknik
yang digunakan saat mengikat tidak Jumputan
menggunakan simpul mati, sehingga saat
melepas ikatan pada kain lebih mudah. 3.1.1 Proses Membatik

Rizki Amalia Putri (Universitas Negeri Surabaya) 275


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

Proses membatik dilakukan dengan cara diperlukan untuk proses ekstraksi diblender
menuangkan lilin menggunakan canting di atas ialah seperti pada tabel di atas.
lembaran kain yang telah disiapkan. Sebelum
menorehkan lilin hal yang perlu dilakukan
adalah membuat desain yang nantinya
diaplikasikan pada kain yang akan dicanting.
Setelah desain sudah dibuat yang dilakukan
selanjutnya adalah menyalin gambar desain
diatas kain baru kemudian proses mencanting
dilakukan. Proses mencanting memerlukan
kesabaran dan ketelatenan sehingga hasil
cantingan yang dihasilkan baik dan rapi.
Gambar 3: Proses Ekstraksi Diblender

Proses diblender dilakukan secara bertahap


sedikit demi sedikit sehingga, kemudian
setelah di ekstraksi yang perlu dilakukan
adalah menyaring hasil olahan ekstraksi. Yang
digunakan dalam pewarnaan adalah air yang
telah diproses diblender.

Gambar 2: Alat Membatik “Canting” 3.1.4 Proses Pencelupan

3.1.2 Proses Menjumput Kain Pencelupan kain yang telah dicanting dan
Proses menjumput dilakukan setelah kain dijumput dilakukan sebanyak 5x pencelupan.
selesai dicanting. Pada kombinasi dalam 5x pencelupan merupakan banyaknya
penelitian penggunaan daun sirih gading pewarnaan minimal sehingga warna dapat lebih
sebagai pewarna alami pada kombinasi batik terlihat, hal ini ditegaskan oleh Sewan (1980:
tulis dan teknik jumputan dilakukan dalam 74 dan 165) “... pencelupan kain dalam soga (+-
skala kecil. Batik tulis dibuat hanya pada 15 menit), dikeringkan berulang-ulang antara
bagian bawah kain, sedangkan pada bagian atas 16x – 18x, rata-rata sehari 3x .... masuknya zat
diberi jumputan. Jumputan dilakukan dengan warna dalam bahan lambat, maka pencelupan
menggunakan bahan karet dan manik-manik. dilakukan berulang-ulang celup keringkan 10x
Mulanya kain ditandai atau dibuat pola di atas – 20x”.
kain, kemudian bagian yang diberi tanda adalah Selain itu menurut Jazir (2010: 27), “kain
bagian yang dijumput. Menjumput dilakukan dicelupkan ekstraksi sambil dibolak- balik dan
dengan karet dan diikat hingga erat diamkan selama 15 menit kemudian diangkat
menggunakan simpul hidup, supaya saat proses diangin-anginkan dan setelah kering pencelupan
melepas karet tidak terlalu sulit. diulang minimal 3 kali”.
Dari kedua paparan diatas maka penulis
3.1.3 Proses Ekstraksi Daun Sirih Gading menyimpulkan menggunakan pencelupan
sebanyak 5x sebagai warna paling sedikit dan
Daun sirih warna dapat dilihat. Hal ini dipilih karena
Air (l) Kain (m)
gading (gr) semakin banyak pencelupan maka semakin
1000 5 2 banyak tenaga yang dikeluarkan, yang kadang
Tabel 1 : Bahan Ekstraksi Daun Sirih Gading kala tenaga tidak mampu untuk melakukan
Diblender (mengantisispasi tenaga).
Pencelupan pada pewarna alami daun sirih
Proses ekstraksi daun sirih gading gading dilakukan setelah kain dibasahi oleh
diperlukan untuk mengeluarkan kandungan larutan TRO, gunanya larutan TRO ialah
warna yang ada pada sirih gading. Proses membantu memaksimalkan pewarna kain dalam
pembuatan warna melalui proses ekstraksi yang penyerapan. Setelah kain dimasukkan kedalam
dilakukan dengan cara diblender. Yang larutan TRO dan ditiriskan proses selanjutnya

276 Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

memasukkan kain pada pewarna kemudian hilang apabila goresan lilin pada pola kain tidak
ditiriskan kembali kemudian dicelup kembali terlihat dan berganti menjadi warna putih kain.
saat kain dalam keadaan kering. Pencelupan Setelah kain dilorod proses selanjutnya adalah
dan proses meniriskan dilakukan sebanyak 5x. mencuci kain yaitu dengan cara dibilas
menggunakan air biasa. Fungsinya membilas
3.1.5 Proses Fiksasi kain yang telah diproses ngolor adalah
menghilangkan lilin yang masih menempel
Air(liter) Tunjung (gr) pada kain. Proses terakir barulah kain dijemur.
2 100
Tabel 2 : Bahan Fiksasi Tunjung

Proses fiksasi dilakukan dengan cara di


celup dan ditiriskan sebanyak 2x, fungsinya
fiksasi yaitu untuk mengikat warna sehingga
tidak luntur. Penggunaan pencelupan 2x
dilakukan untuk memaksimalkan warna pada
kain yang dihasilkan hal ini dipaparkan oleh
ahli pewarna alam dari Jombang Wahyudi saat
kegiatan “Workshop Shibori Pewarna Alami”.
Penggunaan fiksasi yang digunakan pada
penelitian penggunaan pewarna alami daun Gambar 5: Larutan Fiksasi Tunjung
sirih gading ini yaitu menggunakan fiksasi
tunjung. Tunjung berbentuk seperti bongkahan
batu berwarna hijau. Proses pembuatan fiksasi 3.2 Hasil Penggunaan Daun Sirih Gading Pada
tunjung yaitu dengan melarutkan bahan berupa Kombinasi Batik Tulis dan Teknik
tunjung menggunakan air, 100 gram tunjung Jumputan
dilarutkan bersama 2 liter air. Larutan inilah
yang nantinya digunakan untuk proses
mengikat warna kain yang sudah dicelup
ekstraksi.

Gambar 6: Hasil Kombinasi Penggunaan Pewarna Alami


Daun Sirih Gading

Hasil penggunaan daun sirih gading pada


Gambar 4: Larutan Fiksasi Tunjung
kombinasi batik tulis dan teknik jumputan ialah
bewarna hijau kearah abu-abu. Pola jumputan
3.1.6 Proses Menghilangkan Lilin terlihat jelas menandakan ikatan saat engikat
Kain yang sudah melalui proses pewarnaan dengan karet menggunakan ikatan yang baik
dan fiksasi selanjutnya dilakukan proses sehingga warna tidak masuk pada ikatan.
menghilangkan lilin. Namun sebelum proses Batik tulis kurang nampak jelas, hal ini
menghilangkan lilin karet yang mengikat kain diakibatkan pencelupan warna pada kain masuk
saat proses dijumput dilepas terlebih dahulu, kedalam lilin. Penyebab lainya yaitu dapat
sehingga proses lebih mudah dan lilin tidak diduga kurangnya banyak pencelupan yang
menempel pada ikatan kain. dilakukan, karena pada praktik skala kecil ini
Proses ngelorod diperlukan air yang dilakukan sebanyak 5x pencelupan pewarna
dimasak diatas kompor. Kain dicelupkan dalam alami daun sirih gading. Dapat diketahui bahwa
keadaan air mendidih, lilin dapat diketahui telah penggunaan lilin dengan pencelupan yang

Rizki Amalia Putri (Universitas Negeri Surabaya) 277


Seminar Nasional Seni dan Desain: “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain”
FBS Unesa, 28 Oktober 2017

berulang-ulang juga mampu mengakibatkan agar lilin tidak menempel pada ikatan kain.
pewarna masuk atau menyerap pada kain, Setelah itu kain dimasukkan pada air yang
sebagai antisi pasi dapat dilakukan yaitu mendidih hingga lilin yang menempel pada
menggunakan canting ukuran yang lebih besar kain tidak lagi terlihat, kemudian proses
seperti klowong. selanjutnya mencucui kain dengan air biasa dan
Dari penelitian yang menguji penggunaan dijemur.
pewarna alami dan kombinasi batik dapat Penggunaan daun sirih gading sebagai
diketahui bahwa penggunaan pewarna alami pewarna alami pada penggunaan batik
pada batik yang dikombinasikan menggunakan kombinasi antara batik tulis dan batik jumput
teknik batik tulis dan batik jumputan dapat menghasilkan warna hijau ke arah abu-abuan.
dilakukan. Penggunaan pencelupan pewarna yang sedikit
mempengaruhi hasil warna, semakin banyak
proses pencelupan pewarna pada kain makan
4. Kesimpulan semakin pekat warna yang dihasilkan
Daun sirih gading ialah sejenis tanamn hias
merapbat yang dapat tumbuh surbur hingga
lebar daun mencapai 30 cm, batangnya dapat 5. Pustaka
tumbuh hingga besar dan akarnya memanjang. Efianingrum, Ariefa. Batik Sebagai Sarana
Daun sirih gading dapat dijadikan pewarna Peneguhan Identitas Lokal dan Karakter
alami, yaitu melalui proses yang dinamakan Bangsa. Jurusan Filsafat dan Sosiologi
ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan dengan Pendidikan FIP.
cara diblender dengan menambahkan air, Hamid, Jazir. 2010. Belajar Batik Tulis dan
kemudian hasilnya disaring untuk misahkan Pewarnaan Sintetis-Alami. Imogiri
antara ampas dan larutan yang digunakan Institute of Batik and Handicraft Jogjakarta.
sebagai pewarna. 2007. Natural Dyes. Yogyakarta.
Sebelum dilakukan proses pewarnaan kain Mitra Semen Tiga Roda. 29 Mei 2015. Bahan
melaui proses membuat pola desain kain yang Material Bangunan Rumah Batu Kapur
akan dicanting. Setelah digambar pada kain Limestone. (online),
kemudian dilakukan proses mencanting pada (http//www.sementigaroda.comeread/201
gambar. Setelah proses mencanting selesai 50729/158/bahan-material-bangunan-
dilakukan selanjutnya adalah membuat pola rumah-batu-kapur-limestone), diakses 25
jumputan. Proses jumputan dilakukan Februari 2017 (06:20).
menggunakan manik-manik dan karet, proses Ratyanigrum, Fera, Muhajir, Giari Nunuk.
mengikat kain dengan teknik jumputan yaitu 2014. Perangkat Pembelajaran Kriya
dengan mengambil sedikit kain kemudian diberi Tekstil. Surabaya: UNESA
manik-manik dan diikat menggunakan simpul Ratyaningrum, Fera. 2005. Kriya Tekstil. Kriya
hidup. Tekstil: Unesa Press.
Setelah dilakukan prose menjumput proses Sudarmono. 1997. Mengenal dan Merawat
selanjutya yaitu pencelupan pewarna daun sirih Tanaman Hias Ruanagan. Yogyakarta:
gading. Pencelupan dilakukan sebnayak 5x, KANISIUS.
sebelum dicelup pada pewarna kain dicelup Susanto, Sewan S.K. 1980. Seni Kerajinan
terlebih dahulu menggunakan larutan TRO. Batik Indonesia dan Kerajinan.
Proses pengulangan pencelupan pada pewarna Lembaga dan Pendidikan Industri.
alami dilakukan setelah kain dalam keadaan Departemen Perindustrian R.I
kering. Setelah proses pencelupan warna Wikipedia. Besi (II) Sulfat. (online),
selanjutnya dilakukan pencelupan pada fiksasi (http//id.m.wikipedia.org/Besi(II)_sulfat),
tunjung yang berguna untuk mengikat warna diakses 25 Februari 2017 (07:12).
agar warna tidak menghilang.
Proses terakhir setelah pencelupan
pewarna dan fiksasi ialah proses ngelorod atau
proses menghilangkan lilin. Proses
menghilangkan lilin dilakukan dengan
menggunakan air mendidih. Sebelumnya kain
yang dijumput dilepas ikatanya terlebih dahulu,

278 Penggunaan Pewarna Alami Daun Sirih Gading

Anda mungkin juga menyukai