Laporan Praktikum Boiler Luthfan
Laporan Praktikum Boiler Luthfan
Laporan Praktikum Boiler Luthfan
BOILER
Oleh:
Rd. Luthfan Sentani E. H. (151734024)
2. Dasar Teori
Pada perhitungan ketel ini dipilih metode langsung. Efisiensi dihitung dengan menggunakan
parameter-parameter energi masuk dan energi keluar sistim ketel uap yang berguna. Formulasi
untuk menghitung efisiensi dengan metode langsung sebagai berikut:
Atau
Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan bakar dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
Eu = Mu x Hu
Ea = Ma x Ha
Ma = Laju aliran air (kg/s)
Energi yang digunakan untuk merubah air dengan entalpi yang dikandung air pengisian. Besarnya
dapat ditentukan dengan persamaan:
= Ma {Hua – cap(Ta-o)}
=Pg +
Keuntungan:
Kerugian:
Tidak memberikan petunjuk kepada operator tentang penyebab dari efisiensi sistim yang
lebih rendah
Tidak menghitung berbagai kehilangan yang berpengaruh pada berbagai tingkat efisiensi
Standar acuan untuk Uji Boiler di tempat dengan menggunakan metode tidak langsung adalah British
Standard, BS 845:1987 dan USA Standard ASME PTC-4-1 Power Test Code Steam Generating Units.
Efisiensi dapat dihitung dengan mengurangkan bagian kehilangan panas dari 100 sebagai berikut:
Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler adalah kehilangan panas yang diakibatkan oleh:
Data yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi boiler dengan menggunakan metode tidak
langsung adalah:
Analisis ultimate bahan bakar (H2, O2, S, C, kadar air, kadar abu)
Persentase oksigen atau CO2 dalam gas buang
Suhu gas buang dalam oC (Tf)
Suhu ambeien dalam oC (Ta) dan kelembaban udara dalam kg/kg udara kering
GCV bahan bakar dalam kkal/kg
Persentase bahan yang dapat terbakar dalam abu (untuk bahan bakar padat)
GCV abu dalam kkal/kg (untuk bahan bakar padat)
Keuntungan:
Dapat diketahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran, yang dapat
memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan efisiensi boiler.
Kerugian:
Pengukuran temperatur
Termokopel
Termometer bola basah dan bola kering
Pengukuran laju alir
Meter laju alir
orifice
Pengukuran tekanan
Manometer
Pengukuran komposisi gas buang
Analisis gas buang
Pengukuran fraksi uap
Separatting dan throttlingcalorimeter
4. Prosedur Praktikum
Berdasarkan Gambar 1, skematis titik pengukuran dan data yang diperlukan pada sistem ketel uap
mencerminkan proses kerja alat. Untuk kepentingan pengambilan data operasi boiler hanya boleh
dilakukan oleh laboran yang bersertifikat, sehingga praktikan lansung melakukan pengukuran pada
kondisi tunak (steady state).
Keterangan:
ma = kg air
mu = massa uap
hu = entalpi uap
Matikan electrical circuit breaker yang terletak pada sebelah kiri kotak kontrol
Tutup katup suplai bahan bakar on. 18, 19, 20
Buka katup ke atmosfer No. 29 (terletak diatassuperheater
Buka katup blowndown ketel No. 11 kurang lebih seperempat putaran sampai pompa air
pengisian ketel menyala. Kemudian tutup kembali katup tersebut
Tunggu beberapa saat dan ulangi langkah diatas sampai sekitar tiga kali sehingga tekanan
berada dibawah 2 bar
Tutup katup No. 17
Matikan sistem suplai listrik pada ketel uap
Tutup kau suplai air pengisian ketel No. 10
Tutup katup suplai air utama No. 1
Buka sedikit katup uppertricock No. 15
Parameter pengukuran yang diperlukan dalam satu ketel uap tergantung pada batas yang
ditetapkan, peralatan ukur yang tersedia dan kondisi pengukuran. Dalam pengujian ini parameter
pengukuran yang diamati sebagai berikut:
Bahan bakar
Laju alir, Mb (lt/dt)
Temperatur, t bahan bakar (oC)
Air pengisi ketel uap
Laju alir, Ma (kg/dt)
Temperatur, t air (oC)
Tekanan, P (bar)
Udara pembakaran
Temperatur udara sekitar, ta (oC)
Temperatur bola basah, twb (oC)
Temperatur bola kering, tdb (oC)
Uap
Laju alir, Mu (kg/detik)
Temperatur, t uap (oC)
Tekanan, P uap (bar)
Kualitas uap, x (%)
Gas buang
Laju alir, mg (kg/det)
Temperatur, tgb (oC)
Komposisi gas buang, CO2, CO, O2 (%)
6. Data Pengamatan
7. Profil Data
150
130
110
90
70
50
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Pembebanan (%)
300
Temperatur Flue Gas (C)
250
200
50
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (Menit)
Penggunaan Bahan Bakar Terhadap
Pembebanan
bahan Bakar (Liter/10 Menit) 7
6
5
4 Beban 25%
3 Beban 50%
2
1
0
0,90
Kualitas Uap Air (x)
0,80
0,50
0,40
0,30
7. Perhitungan
A. Metode Langsung
1. Beban 25 %
Bahan bakar
Udara
Rugi-rugi
Diketahui:
Temperatur ruang = 25 oC (Kondisi Standar)
Temperatur bahan bakar = 27,33 oC
Temperatur uap = 155,67 oC
Temperatur gas buang = 269,33 oC
Konsumsi bahan bakar = 25,6 Liter/Jam
Penggunaan feed water = 252,95 Liter/Jam
Entalpi Air = 2095,88 kJ/kg
Entalpi uap = 99,78 kJ/kg
GCV Diesel = 45000 kJ/kg
Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan bakar dapat
ditentukan dengan :
Ebb = mbb x Nbb
= 967.680 kJ/jam
Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah :
Eu = ma (hu-ha)
= 503.914,7 kJ/jam
Ket: hu dan ha didapat dari tabel appendix air.
Efisiensi Boiler
Ƞ = = = 52,07%
Metode Langsung
Beban 25 %
ṁ 252,448591 kg/jam
Energi
Hu 2095,888 kJ/kg
Uap
ha 99,78 kJ/kg
Efisiensi 52,07 %
2. Beban 50%
Dengan cara yang sama diperoleh Efisiensi Boiler pada beban 50% :
Metode Langsung
Beban 50 %
ṁ 252,9545 kg/jam
Energi
Hu 2126,12 kJ/kg
Uap
ha 98,794 kJ/kg
Efisiensi 36,77 %
B. Metode Tidak Langsung
Catatan :
Dikarenakan keterbatasan pengukuran losses dalam pelaksanaan praktikum, sehingga
parameter untukperhitungan losses sangat sedikit
Berdasarkan Bureau Energy Efficiency diperoleh kandungan senyawa bahan bakar sebagai berikut
(Lebih jelas terdapat dalam lampiran) :
O 1
Asumsi (Lebih Jelas
N 0,1
Terdapat Lampiran)
S 0
Kebutuhan Udara =
Kebutuhan Udara =
Mol =
Mol =
Mol = 0,39
Mol C =
Mol C =
Mol C = 0,07
Massa gas buang kering = Massa CO2 + Mass N2 konten dalam bahan bakar + Massa N2 di udara
pembakaran yang disediakan + Massa O2 dalam bahan bakar gas
= [(0,84 x 44) / 12] + 0,001 + [(15,26 x 77) / 100] + [(15,26 – 13,88) x 23/100]
B. L2 - H2 Losses
L1- Kerugian akibat gas buang kering (dry flue gas) 7,96
L2- Kerugian akibat hidrogen H2 dalam bahan bakar (H2 Loss) 6,94
Efisiensi = 84, 82 %
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian terhadap boiler baik guna dihitung
besarnya nilai efisiensi boiler dengan menggunakan metode langsung maupun tidak
langsung. Secara garis besar, pada boiler uap dihasilkan dengan memanfaatkan panas
pembakaran bahan bakar dimana pada praktikum ini bahan bakar yang digunakan adalah
solar. Uap yang dihasilkan adalah uap basah yang mana masih terdapat air di dalam uap
tersebut yang ditandai dengan besarnya kualitas uapnya yang kurang dari 1.
A. Metode Langsung
Dalam perhitungan efisiensi boiler dengan metode langsung, dihitung hasil energi uap
yang dihasilkan terhadap jumlah bahan bakar yang digunakan, dimana semakin banyak
uap yang dihasilkan dengan semakin sedikitnya bahan bakar yang digunakan maka
efisiensi boiler akan bertambah. Artinya dalam pengukuran ini hanya memperhitungan
berapa output energi yang berupa uap dan input energi pada boiler berupa bahan bakar
yang digunakan untuk memanaskan air.
Dalam pengukuran input energi pada boiler, dikarenakan kesalahan praktikan maka
besarnya air yang mengalir (flow rate) pada boiler yang tidak ada datanya, sehingga
praktikan mengambil data flow rate air pada praktikum lain pada alat yang sama.
Kemudian besarnya pembebanan baik 25% maupun 50% praktikan asumsikan dengan
data flow rate air yang sama meskipun dengan flow rate bahan bakar yang berbeda.
40
30
20
10
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Pembebanan (%)
Dalam hal ini, ada parameter losses seperti kelembaban air dalam bahan bakar yang
praktikan asumsikan 0 dikarenakan bahan bakar yang digunakan adalah solar yang
dominan mengandung fluida cairan dan juga berdaarkan rekomendasi dosen pembimbing
bahwa losses ini tidak dihitung. Kemudian yang menjadi kendala dari praktikan
selanjutnya adalah tidak terukurnya kandungan pada gas buang seperti gas karbon
monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) sehingga praktikan tidak bisa menghitung
besarnya ketidaksempurnaan pembakaran pada boiler. Adapun besarnya karbon dioksida
pada gas buang yang praktikan tulis sebagai asumsi, hal tersebut diperoleh agar nilai
excess air pada boiler bernilai 10%. Dimana praktikan diketahui bahwa nilai excess air
pada bahan bakar solar yang efektif bernilai 10% .
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah dapat dilihatnya parameter yang
menjadi loss pada boiler sehingga dapat dilakukan peningkatan efisiensi boiler pada
aspek-aspek yang dirasa perlu dan dapat dikurangi nilai losses-nya. Meskipun sebagai
gantinya pengukuran terhadap nilai-nilai losses tersebut perlu dibutuhkan banyak
peralatan dan waktu yang lebih lama, guna mendapatkan pengukuran parameter-
parameter losses yang ingin diketahui.
Kesimpulan
4. Losses pada boiler dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: Gas H2 yang terkandung
dalam bahan bakar, kelembaban air dalam udara, dan gas buang kering (dry flue gas)
DAFTAR PUSTAKA