Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi merupakan zat yang memisahkan dari suatu fase padat yang
keluar dalam sistem larutan yang dapat berupa kristral atau koloid
atau dalam mol) yang akan larut dalam volume pelarut tertentu pada
Endang. 2007)
berikut.
Ksp = [ Ag+ ] [ I- ]
C. Tujuan Prinsip
D. Prinsip Percobaan
hingga kuning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
tiap liter larutan) sampai keadaan tetap jenuh. Dalam keadaan itu,
nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion-ion ketika kesetimbangan
tercapai antara fase padat garam yang hanya sedikit larut dari larutan
oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat
dari garam yang hanya sedikit larut dalam larutan tersebut. (Keenan,
1991)
pengaruh itu dapat sangat nyata. Jadi kelarutan pada Perak Klorida
masing-masing adalah 2,2 dan 3,9 mg dm-3. Dalam beberap hal, efek
temperatur yang tanpa efek ion sekutu akan kentara menjadi sangat
kecil. (Basel,1994)
yang sanggup melarut dalam tiap liter larutannya. Jika konsentrasi ion
total dalam larutan meningkat, gaya tarik ion menjadi lebih nyata dan
proses pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebih tinggi harus
Kelarutan suatu zat bisa juga dinyatakan sebagai massa dalam gram
yang dapat melarut dalam 100 gram pelarut membentuk larutan jenuh
pada suhu tertentu atau mol per liter larutan. Jenis arutan ada 3 yaitu
larutan jenuh, larutan tak jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh
2012)
Senyawa ion yang terlarut dalm ion akan terurai menjadi ion
positif dan ion negatif. Jika dalam larutan jenuh ditambahkan kristal
(Anonim, 2012)
RM/BM : H2O/18,02
RM/BM : HCl/36,46
hilang
RM/BM : C6H14O3/318,32
sampai merah
RM/BM : MgCO3/69
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam asam encer dan
RM/BM : NaOH/40
A. Alat
1. Buret
2. Corong
3. Erlenmeyer
4. Gelas kimia
5. Pipet volum
6. Statif
B. Bahan
1. Aquadest
aquadest;
ukur;
dengan pemanasan;
volum 5 ml;
tetes;
baku yang telah ada dan disiapkan di langkah (e), pada saat
dan merata;
berubah warna;
tiga data.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
B. Reaksi
HCl → H+ + Cl-
jenuhnya.
A. Kesimpulan
hasil titrasi 8 ml
hasil titrasi 8 ml
5. Hasil kali kelarutan dari larutan jenuh MgCO3 adalah 3,5 x 10-2 mol.
Day. R.A. dan Underword, A.L. 1996. “Analisis Kimia Kuantitaif Edisi
Kelima”. Erlangga; Jakarta.
Keenan, Charles w, dkk. 1991. “Kimia untuk Universitas Jilid 2”. Erlangga;
Jakarta.
V1+V2+V3
Vrata-rata =
3
13,6+8+8
=
3
29,6
=
3
= 9,8 ml
Vt x [HCl]
=
1000
98 x 0,1 M
=
1000
= 9,8 x 10-3
= 9,8 x 10-3
10 ml x 0,1 M
=
1000
1
=
1000
= 1 x 10-7
5. NaOH yang bereaksi dengan HCl
= -8,0 x 10-3
= -8,8 x 10-3
5 ml x 0,1 M
=
1000
0,5
=
1000
= 5 x 10-4
= 9,3 x 10-3
= 9,3 x 10-3 / 2
= 4,65 x 10-3
10. Kelarutan dari MgCO3
4,65 x 10−3
=
25 ml
4,65 x 10−3
=
0,025
= 0,186 ml
= s s
Ksp = s2
= (0,168)2
= 0,035
= 3,5 x 10-2
SKEMA KERJA
25 ml 5 ml
MgCO3 HCl
0,1 M 0,1 M
10 ml 1-3 tetes
Erlenmeyer
100 ml
dihomogenkan
NaOH Indikator
0,1 M
FM
Buret dengan
larutan HCl 0,1 M
50 ML
Dititrasi dengan larutan
HCL 0,1 M sampai
terjadi perubahan warna
kemudian catat volume
titrasi. Lakukan
percobaaan sebanyak 3 MgCO3,
kali HCl, NaOH
dan FM