9870769348131000697
9870769348131000697
9870769348131000697
SKRIPSI
Oleh :
IRMA YULITA
NIM. 131000697
Oleh :
IRMA YULITA
NIM : 131000697
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Daya
Terima dan Kandungan Zat Gizi Es Krim dengan Modifikasi Bunga Rosella
(Hibiscus Sabdariffa L)” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Irma Yulita
NIM : 131000697
Rosella is one kind of the diversity in the plant world and potentially be a
functional food because rosella contains gossypetin, anthocyanin and glycoside
hibiscin, which is believed to be a diuretic (set of urine) and a choleretic effect
(expenditure of bile by the liver). Rosella contain bioaktive compounds, namely
antioxidant. The content that acts an antioxidants are vitamin C and flavonoids
which consists of a flavonol and pigment anthocyanin. See the many benefits of
rosella on the human body, need to be develop a processed food product from
rosella where the product can be liked by many people and beneficial to health.
One of the alternative result of processed from rosella that can be developed is
rosella ice cream. The purpose of this research aims to know the acceptability and
nutrient content of ice cream with a modification from rosella.
This experiment design was completely randomized design with of two
treatments are addition rosella composition of 10% and 20%. Test acceptability
of ice cream with a modification from rosella made against 30 students people of
the Faculty of Public Health University North Sumatera and nutrient analysis was
tested in Laboratory of Industrial Research and Standarization Agency Medan
and Faculty of Biochemistry Faculty Mathematics and Natural Sciences
University North Sumatera.
The results of organoleptic test on color, aroma, texture, and flavor ice
cream showed the most preferred are ice cream with a modification from rosella
composition of 10%. Ice cream with a modified from rosella in two variation that
give a real assessment of acceptance tests in terms of colour and flavor. However,
it does not provide real assessment of acceptance tests in terms of aroma and
texture. The result of nutrional content analysis showed that two treatments had
vitamin C contents of 63,008 mg/kg and 70,4 mg/kg, and calcium 498 mg, dan 419
mg.
It is suggested to the people be able to make of ice cream with a
modification from rosella as an alterrnative food products because they contains
vitamin C and calcium the body needs and need for sosialization to improve the
peoples interest in cultivating rosella plant.
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Terima dan Kandungan Zat Gizi Es Krim dengan Modifikasi dengan Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L)” ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi
6. Prof. Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I
yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.
Masyarakat USU
Masyarakat.
10. Seluruh dosen dan staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang begitu besar dan tak
terhingga kepada :
Annisa, Nila Tuti Safrianti, dan Widya Amal Riana Putri atas doa dan
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan pada Pembuatan Es Krim Bunga Rosella
Hasil Modifikasi Resep ..................................................................... 31
Tabel 4.6 Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram Es Krim dengan
Modifikasi Bunga Rosella ................................................................ 44
Agama : Islam
Pendidikan Formal
oleh tubuh manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu gizi telah
berubah, tidak hanya harus mencukupi kebutuhan gizi manusia, tetapi juga harus
defisiensi, dan mengurangi resiko berbagai macam penyakit. Dalam konteks ini,
diuretic (peluruh air seni) dan efek koleretik (pengeluaran empedu oleh hati).
berfungsi sebagai antioksidan adalah vitamin C dan flavonoid yang terdiri dari
dalam makanan, karena berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat
antioksidan kuat. Oleh karena itu makanan yang kaya flavonoid dianggap penting
2009).
diabetes, jantung koroner, dan kanker (darah). Antioksidan juga dapat mencegah
penuaan dini. Dalam hal ini, salah satu zat aktif yang berperan adalah antosianin.
bunga rosella dan berperan mencegah kerusakan sel akibat paparan sinar Ultra-
Violet berlebih. Salah satu khasiatnya adalah dapat menghambat pertumbuhan sel
kanker, bahkan mematikan sel kanker tersebut (Widyanto dan Nelistya, 2008).
oksidasi, dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif.
Salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini
mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif,
hingga kanker. Oleh karena itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni
antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas
Menurut Avriza (2011) yang dikutip oleh Adelia (2012), rosella baik dikonsumsi
mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: protein 1,145 g, lemak 2,61 g, serat
1,2 g, kalsium 1,263 g, fosfor 273,2 mg, zat besi 8,98 mg, malic acid 3.31 %,
fruktosa 0,82 %, sukrosa 0,24 %, karoten 0,029 %, tiamin 0,117 mg, niasin 3,765
mg, dan vitamin C 244,4 mg. Kandungan vitamin pada bunga rosella cukup
askorbat) diketahui 7 kali dari buah belimbing (35 mg), 3 kali dari jambu biji (86
mg), dan 3 kali dari jeruk (87 mg). Vitamin C merupakan salah satu antioksidan
melihat pengaruh jenis dan konsentrasi zat penstabil terhadap mutu selai rosella,
produksi sirup rosella, Rahmi dkk (2012) dalam pengaruh penambahan gelatin
pada pembuatan permen jelly dari bunga rosella, Nasution (2013) rosella sebagai
perlu dikembangkan suatu produk pangan olahan dari bunga rosella dimana
produk tersebut dapat disukai oleh banyak orang dan bermanfaat bagi kesehatan.
adalah es krim rosella. Alasan peneliti memilih es krim rosella adalah karena es
krim rosella merupakan pilihan praktis bila tidak suka mengkonsumsi secara
langsung yaitu dengan seduhan seperti membuat teh. Es krim juga merupakan
yang dibuat dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dan stabilizer
yang diperlukan dalam jumlah sedikit. Menurut Aliyah (2010), es krim adalah
produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan proses
agitasi (metode pembekuan cepat) pada campuran bahan-bahan yang terdiri dari
hasil olahan susu, bahan pemanis, bahan penstabil, bahan pengemulsi, serta
penambah cita rasa. Es krim biasa dijadikan hidangan penutup atau popular yang
karena rasanya yang manis, lembut, dan segar serta menimbulkan sensasi
kelezatan tersendiri
kalsium, fosfor, protein, vitamin, dan mineral. Kandungan kalsium dan fosfor
krim terdapat pada kandungannya yang berasal dari susu yaitu vitamin A, D, K
dan B12. Vitamin A baik untuk mata sehingga baik untuk pertumbuhan anak.
Vitamin K membuka sel darah yang tersumbat dengan vitamin B12 meningkatkan
yaitu lemak dan karbohidrat, dimana kedua zat ini merupakan faktor pembatas
kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh yaitu untuk membantu melancarkan
tulang karena mengandung kalsium, kaya akan vitamin C dan antioksidan yang
krim rosella juga menggunakan pewarna alami yang dihasilkan dari kandungan
bebas dari pewarna buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Tekstur rosella yang
krim yang kaya nutrisi, vitamin, antioksidan, kalsium, yang diperlukan untuk
penambahan rosella kering sebanyak 10% dan 20%. Penetapan persentase ini
dilakukan karena peneliti ingin melihat perubahan rasa yang terjadi pada tiap es
krim dan perubahan warna yang terjadi pada perbandingan komposisi rosella
umumnya.
dibandingkan dalam kondisi segar dan masa simpan yang lebih panjang
dibandingkan rosella segar. Hal ini menarik untuk diteliti dalam sebuah penelitian
yang berjudul ” Uji Daya Terima dan Komposisi Zat Gizi Es Krim dengan
terima dan kandungan zat gizi dari es krim dengan modifikasi bunga rosella.
Adapun tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui daya terima
dan kandungan zat gizi es krim dengan modifikasi bunga rosella (Hibiscus
sadbariffa L).
1. Untuk mengetahui daya terima terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur
di halaman sebuah rumah, oleh ahli botani asal Belanda yang bernama M.de
L’Obel pada 1576. Diduga tanaman itu dibawa oleh pedagang India saat datang
ke Indonesia pada abad ke-14. Menurut Rahmawati (2012) nama Rosella sudah
lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat, terutama musim hujan terlihat
hamparan kelopak bunga kuning dan merah Rosella yang bermekaran. Bunga
Rosella memiliki keindahan biasanya dipakai sebagai tanaman hias luar ruangan,
Tanaman rosella berupa semak yang berdiri tegak dengan tinggi 3-5 m.
Ketika masih muda, batang dan daunnya berwarna hijau. Ketika beranjak dewasa
silindris dan berkayu, serta memiliki banyak percabangan. Pada batang melekat
daun-daun yang tersusun berseling, berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan
pertulangan menjari dan tepi meringgit. Ujung daun ada yang runcing atau
bercangap. Tulang daunnya berwarna merah. Panjang daun dapat mencapai 6-15
cm dan lebar 5-8 cm. Akar yang menopang batangnya berupa akar tunggang
kandungan bahan aktif, antara lain flavonoid, fenol atau polifenol, asam sitrat,
24
atau polifenol berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengubah protein sel dan
merusak membran plasma bakteri. Tanin bekerja dengan cara berikatan dengan
mikroba dengan cara berinteraksi dengan membrane sterol. Efek utama saponin
adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel. (Mardiah dkk, 2009).
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
dengan Gamet balonda (Sunda), Mrambos (Jawa Tengah) dan Katsuri roriha
(Ternate) berbagai Negara tanaman ini juga dikenal dengan berbagai nama yaitu
2000).
negara lain rosela sudah banyak dimanfaatkan sejak lama. Di Afrika Timur,
rebusan kelopak bunga rosela yang dikenal dengan nama sudan tea, digunakan
untuk mengurangi batuk. Jus rosela yang ditambah garam, lada dan tetes tebu
akhir ini minuman berbahan rosela mulai banyak dikenal sebagai minuman
kesehatan. Bahan minuman dari rosela yang dikemas seperti teh celup telah dapat
Khasiat bunga rosella tidak terlepas dari komposisi kimia dalam kelopak
lainnya yaitu kalsium 486 mg, omega 3, magnesium, betakaroten dan asam amino
esensial, seperti lisin dan agrinin. Bunga rosella juga kaya akan serat yang bagus
rosella cukup lengkap, yaitu vitamin A,C,D,B1, dan B2. Bahkan, kandungan
vitamin C-nya (asam askorbat) diketahui tiga kali lebih banyak dari anggur hitam,
sembilan kali dari jeruk sitrus, tuhuh kali dari buah belimbing, dan tiga kali dari
jambu biji. Vitamin C merupakan salah satu antioksidan penting. Jumlah tersebut
lebih tinggi daripada jumlah pada kumis kucing (Widyanto dan Nelistya, 2008).
Kandungan gizi pada bunga kering terdiri dari 3 % campuran asam sitrat
itu rosella kering mengandung kalsium tinggi (486 mg/100 gr), magnesium serta
(Winarti, 2010).
Rosella juga mengandung vitamin B1, B2, niasin dan vitamin D. Tubuh
bunga rosella. Salah satunya adalah arginin yang berperan dalam proses
peremajaan sel tubuh. Bunga rosella banyak digunakan untuk mengurangi nafsu
makan, gangguan pernafasan yang disebabkan flu, dan rasa tidak enak di perut.
Rosella digunakan untuk mengatasi bisul dan radang pada kulit, luka bakar,
alohidroksi asam sitrat lakton, asam malat dan asam tartar. Bahan penting lainnya
tanaman hias yang indah, tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan manusia (BPOM,
2010).
digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung.
Tanaman ini secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada
dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, Rosella juga memiliki potensi untuk
mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal
darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet
demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan
kanker, antioksidan dan penyakit lainnya. Adapun produk pangan berbasis bunga
Manfaat rosella menjadi teh yaitu membuat stamina tubuh mengandung vitamin C
dan mineral esensial yang cukup tinggi. Vitamin C pada rosella juga dipercaya
mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker. Kalsium yang tinggi dapat
meremajakan sel tubuh serta melindungi tubuh dari infeksi kuman dan virus.
minuman pisang-rosella terbaik menggunakan rasio antara pisang dan air esktrak
rosella sebesar 1:5 dengan konsentrasi ekstrak rosella 20%. Formula terpilih ini
antioksidan terbaik yang terdapat pada minuman. Produk terpilih ini mempunyai
kandungan kalium sebesar 171.7 mg/100 g, natrium sebesar 20.18 mg/100 g, total
41.29% yang setara dengan 790.92 mg vit C/100 g produk. Produk minuman ini
2. Selai Rosella
Secara umum selai dikenal oleh masyarakat dengan variant rasa coklat,
bunga rosella memiliki potensi yang sangat baik karena belum banyak
pektin dengan konsentrasi penstabil yaitu 0.25 %. Hal ini disebabkan karena
diduga penstabil pektin dapat mengikat air, asam-asam organik dan gula lebih
besar membentuk larutan yang kental sehingga kandungan gula lebih banyak yang
menyebabkan rasa lebih manis dan disukai oleh panelis. Pembuatan selai rosella
mg/100gr bahan) , kadar abu (1,91%) , total asam (2,14%) , daya oles (skor :
3,06), dan uji organoleptik (warna(skor : 1,38), aroma (skor : 2,61), dan rasa (skor
: 2,99)).
pewarna alami pada makanan dan minuman. Warna merupakan salah satu kriteria
dasar untuk menentukan kualitas makanan. Zat warna alami mengandung pigmen
yang secara umum berasal dari tumbuh-tumbuhan, tetapi beberapa zat warna
Keunggulan zat warna sintetik antara lain lebih murah, lebih mudah untuk
digunakan, lebih stabil, lebih tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, daya
mewarnainya lebih kuat, dan memiliki rentang warna yang lebih luas.
alternatif bahan pewarna alami pada pembuatan saus cabe, perlakuan penggunaan
rosella sebesar 10%, 20%, dan 30%. Berdasarkan hasil penelitian, saus cabe
dengan penambahan rosella10% lebih disukai oleh panelis uji daya terima.
2.2 Es krim
Kata ice cream berasal dari frasa “iced cream”. Kedai es krim yang
pertama didirikan adalah di New York City pada tahun 1776. Terobosan besar
minyak (water in oil). Es krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang
menjadi tiga kategori, yaitu economy, good average, dan deluxe (super premium).
yang dibuat dari santan tanpa menggunakan krim, cita rasa yang dipakai juga
khas Indonesia, seperti kopyor, advokad, dan kacang hijau, ada juga es potong.
lemak,bahan kering tanpa lemak (BKTL), bahan pemanis, bahan penstabil, dan
bahanpengemulsi. Lemak susu (krim) merupakan sumber lemak yang paling baik
Cream Mix (ICM) atau campuran es krim seperti disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
karakteristik es krim yang tepat diperhatikan pula dalam pemilihan bahan baku
dan segar.
b. Bahan pemanis yang digunakan adalah gula pasir karena tidak mempengaruhi
c. Pada proses pengolahan, alat yang digunakan harus bersih dari kotoran.
a. Air
b. Lemak Susu
rasa creamy serta berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut
sangat penting dalam memberikan body es krim yang baik dan meningkatkan
padatan di dalam es krim sehingga lebih kental. Bahan kering susu tanpa lemak
juga penting sebagai sumber protein sehingga dapat meningkatkan nilai nutrisi es
kekentalan dan tekstur es krim yang lembut. Sumber bahan kering susu tanpa
lemak antara lain susu skim, susu kental manis,krim kental (whipping cream) dan
d. Bahan pemanis
gula pasir (sukrosa) dan gula bit. Tujuan pemberian pemanis ialah memberikan
kekentalan dan cara termurah untuk mencapai total solid yang diinginkan
sehingga dapat memperbaiki body dan tekstur frozen dessert serta menurunkan
kelompok dari senyawa dan biasanya stabilizer yang digunakan adalah golongan
dalam campuran fase tidak beku dari es krim (Goff, 2000). Macam - macam
stabilizer yang dapat ditambahkan dalam pembuatan es krim selain gelatin adalah
agar, sodium alginat, gum acacia, gum 4 karaya, guar gum, locust bean gum,
f. Bahan Pengemulsi
menggunakan bahan tersebut tidak lebih dari 0,2%. Menurut Arbuckle (1977)
dalam Djelantik (2015)), putih telur salah satu emulsifier alami yang dapat
fakta gizi yang tak terduga. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku
utamanya, yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan
Para peneliti menemukan lebih dari 100.000 jenis molekul yang terkandung di
dalam susu. Selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein,
2008).
unsur alami dalam bahan pangan dan memberikan manfaat kesehatan diluar nilai
gizi bahan dasar pangan. Komponen bioaktif susu diantaranya adalah protein
susu, laktosa, asam-asam lemak dan mineral, terutama kalsium. Hal ini
termasuk es krim. Sebagian besar komponen dalam susu telah diketahui fungsinya
secara biologis bagi tubuh, seperti pada protein terutama dari bagian whey,
Menurut SNI No. 01-3713-1995, syarat mutu es krim pada Tabel 2.4.
Salah satu bahan dan cara pembuatam es krim vanilla (Chan,2008), yaitu:
Bahan :
Cara membuat :
1. Kocok gula dan putih telur dengan balloon wisk hingga mengental dan
3. Masak kembali adonan dengan cara ditim (dimasak di atas air) sambil
dingin.
Komposisi nutrisi dan kadar antosianin yang tinggi pada es krim rosella,
efek kesehatannya yang baik, serta fungsinya sebagai pewarna alami, mendorong
adanya produk olahan rosella. Salah satu alternatif olahan pada rosella adalah es
krim rosella. Es krim merupakan salah satu pangan yang digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat dari berbagai kalangan umur mulai dari anak-anak, remaja,
dewasa hingga manula. Penambahan bunga rosella dalam pembuatan es krim akan
memberikan warna yang menarik dan cita rasa khas serta kandungan antosianin
kesukaan ini sangat beragam pada setiap individu sehingga akan berpengaruh
yang memenuhi selera atau cita rasa indrawi dalam hal rupa, warna, bau atau
aroma, rasa, suhu, dan tekstur. Cara pengujian dengan menggunakan indera
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap suatu
menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, perilaku ini berakar
zat-zat gizi yang terkandung dalam pangan. Kebiasaan makan berasal dari pola
pangan yang diterima budaya kelompok dan diajarkan kepada seluruh anggota
keluarga.
umur dan tingkat ekonomi seseorang mempunyai penilaian tertentu terhadap jenis
demikian ada beberapa aspek yang dapat dinilai yaitu persepsi terhadap cita rasa
Menurut Moehyi (1992), cita rasa makanan mencakup 2 aspek utama yaitu
penampilan makanan sewaktu dihidangkan dan rasa makanan pada saat dimakan
kedua aspek tersebut sama pentingnya untuk diperhatikan agar betul-betul dapat
penerimaan terhadap makanan yaitu rangsangan cita rasa yang ditimbulkan oleh
Menurut Winarno (2002) rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut
menentukan daya terima konsumen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain .
makanan yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Oleh
untuk mempertahankan warna makanan yang alami, baik dalam bentuk tehnik
menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa dipengaruhi oleh
yang disajikan. Jika penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik. Seluruh
upaya yang telah dilakukan guna menampilkan makanan dengan cita rasa tinggi
akan tidak berarti penampilan makanan waktu disajikan akan merangsang indera
membangkitkan selera untuk mencicipi makanan itu, maka pada tahap selanjutnya
rasa makanan itu akan ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan
indera perasa.
Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat
menguap itu dapat sebagai akibat atau reaksi karena pekerjaan enzim atau dapat
penilaian indera atau penilaian sensorik yang merupakan suatu cara penilaian
yang paling primitif atau sudah lama dikenal. Penilaian organoleptik sangat
banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri hasil
yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi
Dalam hal ini prosedur penilaian memerlukan pembakuan yang baik dalam cara
organoleptik dalam penilaian mutu atau sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel
bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri atas orang atau kelompok
yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi. Orang yang menjadi anggota
2.6 Panelis
organoleptik, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak
terlatih, panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan
organoleptik.
1. Panel Perseorangan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang
sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-
latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel
tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria
6. Panel Konsumen
target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
7. Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10
produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim dan sebagainya.
responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka
(RAL) yang terdiri dari es krim rosella dengan dua perlakuan yaitu penambahan
bunga rosella segar sebanyak 10% dan 20% dengan simbol R 1 dan simbol R2
yang diulang sebanyak dua kali pada saat proses pembuatan es krim rosella
dengan maksud memperkecil error atau kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
merupakan tabel rincian perlakuan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Kesehatan Masyarakat USU. Uji kandungan gizi dilakukan di Balai Riset dan
Standardisasi Industri Medan dan Laboratorium Biokimia FMIPA USU. Uji daya
Masyarakat USU.
45
rosella kering sebanyak 10% dan es krim dengan menggunakan campuran bunga
rosella kering sebanyak 20% serta untuk melihat kandungan gizi vitamin C dan
kalsium.
1. Es krim rosella adalah produk olahan pangan yang dibuat dengan cara
pembekuan atau campuran susu cair, krim kental, putih telur, gula, dan bunga
rosella.
2. Uji daya terima adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
daya terima masyarakat dengan menggunakan skala hedonik tiga titik sebagai
acuan.
3. Uji daya terima terhadap warna adalah corak rupa yang dihasilkan oleh es krim
dengan bahan dasr bunga rosella dirasakan secara subyektif oleh indera
penglihatan.
4. Uji daya terima terhadap rasa adalah daya terima panelis terhadap es krim
dengan bahan dasar bunga rosella yang dirasakan secara subyektif oleh indera
pengecap.
5. Uji daya terima terhadap aroma adalah bau khas yang dihasilkan oleh es krim
dengan bahan dasar bunga rosella yang dibedakan oleh indera penciuman.
6. Uji daya terima terhadap tekstur adalah tingkat kekenyalan dari es krim dengan
3.5.1 Alat
timbangan, pisau, telenan, baskom, gunting, mixer, blender, balloon wisk, sendok
Alat yang digunakan untuk melakukan uji daya es krim rosella antara lain :
1. Formulir uji organoleptik, yaitu formulir yang berisi pertanyaan tentang warna,
3.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah susu segar, krim segar, putih telur, air, gula
Jenis dan Ukuran Bahan pada Pembuatan Es Krim Bunga Rosella dapat dilihat
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan pada Pembuatan Es Krim Bunga Rosella
Hasil Modifikasi Resep
Bahan Kelompok Eksperimen
R1 R2
susu cair 270 gr 240 gr
bunga rosella kering 30 gr 60 gr
krim kental 100 gr 100 gr
air panas 200 ml 200 ml
putih telur 1 butir 1 butir
gula pasir 100 gr 100 gr
Keterangan :
Berat total dari bahan utama : 300 gr (susu cair dan bunga rosella kering)
R1 : susu cair 90%, bunga rosella kering 10 %
R2 : susu cair 80%, bunga rosella kering 20 %
diseduh dengan air panas hingga air seduhan berwarna merah lalu diamkan
selama ± 10 menit.
1. Kocok gula dan putih telur dengan balloon wisk hingga mengental dan
3. Masak kembali adonan dengan cara ditim (dimasak di atas air) sambil
4. Masukkan rosella halus sesuai perlakuam dan aduk hingga rata. Angkat
dingin.
lebih lembut.
Dinginkan
Bekukan ke kulkas
Es Krim Rosella
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 2-3 tetes larutan pati
1% lalu dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N hingga terjadi perubahan warna
Keterangan :
fp : faktor pengencer
sampel halus yang kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan 10- 13 ml campuran asam yang terdiri dari HNO3, HClO4, dan HCl
saring whatman. Pada saat penyaringan, labu ukur dan corong dibilas dengan air
bebas ion sebanyak 4 kali. Volume hasil penyaringan ditera hingga 100 ml dan
Kadar kalsium = ( ) * +
Keterangan :
a : bobot sampel
b : hasil konsentrasi kalsium (ppm)
⨍ : faktor pengenceran
suatu produk. Uji hedonik adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
titik sebagai acuan, namun mempermudah penelis dan peneliti skala ini diperkecil
menjadi 3 tingkatan dengan skor yang paling rendah adalah 1 dan skor yang
alat (instrument). Alat yang digunakan terdiri dari orang yang disebut panel, orang
Panelis dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih yaitu Mahasiswa/i
2.Pelaksanaan Penilaian
Alat yang digunakan adalah formulir penilian, alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah es krim dengan bahan dasar bunga rosella dengan variasi
b. Membagikan sampel dengan kode sesuai variasi, formulir penilaian dan alat
tulis.
pengisian formulir.
ini digunakan untuk mengkaji reaksi panelis terhadap suatu bahan yang diujikan.
kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis
dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase
n
%= x 100
N
Keterangan :
% = skor presentase
n = jumlah skor yang diperoleh
N = skor ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)
sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
= 30 x 3 = 90
= 30 x 1 = 30
90
= x 100%
90
= 100%
30
= x 100%
90
= 33,3%
Interval Persentase dan Kriteria Kesukaan Presentase dapat dilihat pada Tabel 3.4.
persentase 34-55,99 panelis tidak menyukai dan tidak tertarik terhadap es krim
rosella berdasarkan aroma, tekstur, warna, dan rasa sehingga termasuk dalam
menyukai dan kurang tertarik terhadap es krim rosella berdasarkan aroma, tekstur,
warna, dan rasa sehingga termasuk dalam kriteria suka. Pada persentase 78-100
panelis menyukai dan tertarik terhadap es krim rosella berdasarkan aroma, tekstur,
warna, dan rasa sehingga termasuk dalam kriteria sangat suka/sangat tertarik.
rosella yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya
rosella yang berbeda. perbedaan kedua es krim yang dihasilkan dapat dilihat pada
R1 R2
56
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui total skor es krim, pada es krim
memiliki skor terendah yaitu 77,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
(0,049) < ttabel (0,05). Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa total skor es krim, pada es
perlakuan R2 memiliki skor terendah yaitu 81,1%. Hal ini menunjukkan bahwa
(0,585) > ttabel (0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan
memiliki skor terendah yaitu 79 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
(0,304) > ttabel (0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa total skor es krim, pada es
krim perlakuan R1 memiliki skor tertinggi yaitu 83,3%, sedangkan pada perlakuan
R2 memiliki skor terendah yaitu 73,4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
(0,035) < ttabel (0,05). Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram Es Krim dengan Modifikasi
Bunga Rosella
Zat Gizi R1 R2
(1)
Vitamin C (%) 63,008 70,4
Kalsium (mg)(2) 498 419
(1)
Laboratorium Biokimia FMIPA USU (2017)
(2)
Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan (2017)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat hasil dari kandungan gizi es krim
terdapat pada es krim dengan modifikasi bunga rosella perlakuan R 2 yaitu 70,4%.
Kandungan Kalsium paling tinggi terdapat pada es krim dengan modifikasi bunga
perlakuan R1 (10%) berwarna merah marun pucat, beraroma sedikit khas rosella,
tekstur yang dihasilkan lembut, dan rasa sedikit asam, es krim dengan modifikasi
bunga rosella pada perlakuan R2 (20%) berwarna merah marun terang, beraroma
khas rosella, teksturnya sedikit kasar dan rasa yang dihasilkan asam.
pada pembuatan es krim rosella, bahan dasar dari es krim dilakukan penambahan
yang terjadi membuat rasa yang dihasilkan menjadi tidak begitu asam dan
peneliti berasumsi perubahan resep yang terjadi membuat warna yang dihasilkan
menjdi lebih bagus dan rasa yang dihasilkan lebih mengarah khasnya rosella yaitu
bersifat asam.
diperoleh hasil bahwa es krim dengan modifikasi bunga rosella pada perlakuan R 1
memiliki total skor seluruhnya yaitu 298 dan pada perlakuan R2 diperoleh total
skor seluruhnya yaitu 291, dilihat dari total skor berdasarkan warna, aroma, rasa
61
Masyarakat (FKM) USU yang berlangsung pada pukul 09.00 sampai 12.00 WIB
es krim dengan modifikasi bunga rosella pada perlakuan R2 (20%) disukai panelis
dengan total skor 70 (77,8%) dengan kriteria kurang suka, es krim dengan
modifikasi bunga rosella pada perlakuan R1 (10%) memiliki total skor 81 (90%)
dari kedua perlakuan es krim dengan thitung (0,011) < ttabel (0,05) menunjukkan
bahwa es krim dengan modifikasi bunga rosella memberi pengaruh yang berbeda
penambahan bunga rosella dan susu cair. Warna es krim pada perlakuan R1 adalah
merah marun pucat, sedangkan pada perlakuan R2 adalah merah marun terang.
menghasilkan warna merag yang lebih terang dibandingkan R1. Perbedaan inilah
yang membuat panelis lebih menyukai warna es krim dengan modifikasi bunga
menyimpang dari warna yang umumnya berlaku, makanan tersebut pastinya tidak
baik kondisinya. Meskipun demikian warna juga tidak selalu identik dengan suatu
Fungsi dari warna pada suatu makanan sangatlah penting, karena dapat
pasaran belum tentu aman, yang tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering karena
adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut sehingga berbahaya bagi
es krim dengan modifikasi bunga rosella pada perlakuan R1 (10%) disukai panelis
dengan total skor 76 (84,4%) dengan kriteria suka, es krim dengan modifikasi
bunga rosella pada perlakuan R2 (20%) memiliki total skor 73 (81,1%) juga
dari kedua perlakuan es krim dengan thitung (0,304) > t tabel (0,05) menunjukkan
bahwa es krim dengan modifikasi bunga rosella tidak memberi pengaruh yang
Tidak adanya perbedaan secara signifikan dari aroma pada dua perlakuan
es krim yang dicium. Hal ini dikarenakan salah satu bahan dasar dalam
pembuatan es krim yaitu susu cair yang jumlahnya tidak berbeda jauh antar
dasar yaitu susu sehingga aroma yang dihasilkan seimbang antara perpaduan susu
dengan rosella.
Aroma atau bau merupakan sifat sensori yang paling sulit untuk
dihasilkan dari interaksi zat-zat dengan jutaan rambut getar pada sel epitelium
es krim dengan modifikasi bunga rosella rosella pada perlakuan R1 (10%) disukai
panelis dengan total skor 77 (85,6%) dengan kriteria suka, es krim dengan
modifikasi bunga rosella rosella pada perlakuan R2 (20%) memiliki total skor 71
dari kedua perlakuan es krim dengan thitung (0,458) > ttabel (0,05) menunjukkan
Tidak adanya perbedaan secara signifikan dari tekstur pada dua perlakuan
es krim. Tekstur dari es krim dengan modifikasi rosella tersebut kental dan
mengandung serat-serat halus dari rosella itu sendiri. Hal ini juga dipengaruhi
oleh pengolahan dengan cara memblender rosella hingga menjadi halus tetapi
ketika dicampurkan dengan bahan es krim lainnya, tekstur menjadi sedikit kasar.
produk dapat memberi gagasan apakah suatu produk tersebut kasar, halus, keras,
atau lembek. Menurut Winarno (2008), tekstur dan konsistensi suatu bahan akan
dan kelenjer air liur. Semakin kental suatu bahan, penerimaan terhadap intensitas
krim dengan modifikasi bunga rosella pada perlakuan R1 (10%) disukai panelis
dengan total skor 75 (83,3%) dengan kriteria suka, es krim dengan modifikasi
bunga rosella pada perlakuan R2 (20%) memiliki total skor 66 (73,4%) memiliki
dari kedua perlakuan es krim dengan t hitung (0,035) < ttabel (0,05) menunjukkan
penggunaan bahan dasar yaitu susu cair dan rosella. Penggunaan rosella sebagai
Rasa lebih banyak melibatkan panca indera yaitu lidah, agar suatu
senyawa dapat dikenali rasanya. Rasa suatu bahan makanan dipengaruhi oleh
Setiap orang mempunyai batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar
masih bisa dirasakan (thresshold). Batas ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan
threshold seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Akibat yang
(Winarno 2004).
Berdasarkan hasil uji beda daya terima, ada perbedaan signifikan antara es
modifikasi bunga rosella R2 (20%), itu artinya es krim dengan modifikasi bunga
masyarakat atas penerimaan es krim dengan modifikasi bunga rosella ini adalah
tersebut. Ada pun gambaran biaya pembuatan es krim dengan modifikasi bunga
10 buah es krim dengan ukuran masing-masing 90 gr (100 ml). Daya terima dan
pertimbangan biaya yang cukup murah dapat menjadikan es krim ini cukup
yaitu sebesar 90 miligram untuk laki-laki dan 75 miligram untuk perempuan yang
berusia 19-29 tahun serta dianjurkan mengkonsumsi Kalsium per harinya yaitu
sebesar 1100 miligram untuk laki-laki dan perempuan yang berusia 19-29 tahun.
bunga rosella perlakuan R2 (20%) yaitu 70,4 miligram dari 100 gram es krim
dengan modifikasi bunga rosella dan yang terendah terdapat pada es krim
dengan modifikasi bunga rosella perlakuan R1 (10%) yaitu 63,008 miligram dari
100 gram es krim dengan modifikasi bunga rosella. Jumlah ini lebih tinggi
gr es krim (DKBM, 2010). Hal ini disebabkan pada bunga rosella banyak
bunga rosella perlakuan R1 (10%) yaitu 498 miligram dan yang terendah pada es
krim dengan modifikasi bunga rosella perlakuan R 2 (20%) yaitu 419 miligram.
perkembangan tulang dan gigi. Pada pertumbuhan tulang dan gigi mencapai
ukuran maksimal sehingga dapat mencegah pengeroposan tulang dan gigi pada
pada proses pencarian bahan utama yaitu rosella. Rosella kering lebih mudah
didapatkan dibandingkan rosella segar, dikarenakan daya simpan dan masa panen
yang panjang sehingga peneliti memakai rosella kering. Harga rosella kering dan
basah juga tidak terlalu jauh berbeda dan harga juga masih relatif murah. Kendala
yang juga dihadapi pada proses pembuatan es krim dengan modifikasi bunga
rosella adalah ada proses penghalusan rosella. Rosella yang diblender tidak secara
langsung bisa halus. Butuh waktu lama untuk membuat rosella menjadi halus.
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
yang berbeda nyata terhadap warna dan rasa es krim, tetapi tidak memberikan
2. Berdasarkan uji daya terima meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa pada es
krim yang disukai panelis adalah es krim dengan modifikasi bunga rosella
perlakuan R1 (10%)
Vitamin C terendah pada perlakuan R1 (10%) yaitu 63, 008 mg. Kandungan
pada perlakuan R1 (10%) yaitu 498 mg dan kandungan gizi es krim dengan
69
1. Berdasarkan organoleptik warna dan rasa dan kandungan gizi maka es krim
dengan komposisi 10% (30 gr) bunga rosella dapat dijadikan sebagai produk
pangan alternatif.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Anggraeni. 2003. Aplikasi Inulin pada Low Fat Es Krim sebagai Diversifikasi
Pangan Prebiotik.http://staff.uny.ac.id
Arbuckle,W.S. 1977. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company, Inc
West Port, Connecticut.
BPOM RI. 2010. Serial data ilmiah terkini tanaman obat rosella (Hibiscus
Sabdariffa L). Jakarta : Badan POM RI Hal. 1-4,10.
Goff, H.D. 2000. Controlling Ice Cream Structure by Examining Fat Protein
Interactions. J. Dairy Technology. Australia.
71
Marshall, R.T. dan W.S. Arbuckle. 1996. Ice Cream, 5th edition. International
Thomson Publishing. New York.
Padaga, M dan Sawitri, M.E. 2005, Es Krim yang Sehat, Trubus Agrisarana,
Surabaya.
Rahmi, S.L., Tafzi, Fitry., dan Anggreini, Silvia. 2012. Pengaruh Penambahan
Gelatin terhdap Pembuatan Permen Jelly dari Bunga Rosella
(Hibiscus Sadbariffa L). Jurnal Penelitian. Universitas Jambi. Volume :
14, Nomor 1, Hal 37-44.
Simbolon, B.H., 2013. Rancang Alat Dan Optimasi Putaran Rpm Pada
Pembuatan Es Krim Ubi Cilembu Dengan Rasa Durian (Tool Design
and Optimization of Round Rpm Cilembu Making Ice Cream with
Sweet Taste of Durian). Tesis. Universitas Diponegoro : Semarang.
Setyaningsih, Dwi., Apriyantono, Anton., dan Sari, Maya Puspita. 2010. Analisis
Sensori untuk Industri Pangan dan Argo. Bogor: IPB Press.
Walstra, P. dan R. James. 1984. Dairy Chemistry and Physics. John Willey and
Sons Inc. New York.
Widyanto, P.S. dan Nelistya, A. 2008. Rosella Aneka Olahan, Khasiat dan
Ramuan. Penebar Swadaya: Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan Kesepuluh. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Winarno, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
FORMULIR
UJI KESUKAAN (HEDONIK)
No. Panelis :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
*Petunjuk Penilaian
1. Cicipilah sampel pertama (R1) terlebih dahulu.
2. Isilah penilaian anda pada kolom kode sampel dengan angka (lihat keterangan
dibawah tabel penilaian berdasarkan tingkat kesukaan).
3. Netralkan lidah atau indera pengecap anda dengan air putih, kemudian cicipi
sampel kedua (R2).
Indikator Kode Sampel
R1 R2
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
Keterangan :
a. Suka =3
b. Kurang Suka = 2
c. Tidak Suka =1
75
Warna (R2)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 2 6.7 6.7 6.7
kurang suka 5 16.7 16.7 23.3
suka 23 76.7 76.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Aroma (R2)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 4 13.3 13.3 13.3
kurang suka 9 30.0 30.0 43.3
suka 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Tekstur (R1)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 3 10.0 10.0 10.0
kurang suka 7 23.3 23.3 33.3
suka 20 66.7 66.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Tekstur (R2)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 6 20.0 20.0 20.0
kurang suka 7 23.3 23.3 43.3
suka 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Rasa (R2)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak suka 6 20.0 20.0 20.0
kurang suka 12 40.0 40.0 60.0
suka 12 40.0 40.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Cases
Kelompok
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
WARNA perlakuan 1 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
perlakuan 2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
AROMA perlakuan 1 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
perlakuan 2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
TEKSTUR perlakuan 1 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
perlakuan 2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
RASA perlakuan 1 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
perlakuan 2 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
WARNA perlakuan 1 .330 30 .000 .740 30 .000
perlakuan 2 .459 30 .000 .558 30 .000
AROMA perlakuan 1 .387 30 .000 .683 30 .000
perlakuan 2 .349 30 .000 .727 30 .000
TEKSTUR perlakuan 1 .405 30 .000 .656 30 .000
perlakuan 2 .350 30 .000 .720 30 .000
RASA perlakuan 1 .423 30 .000 .626 30 .000
perlakuan 2 .253 30 .000 .796 30 .000
a Lilliefors Significance Correction
Std. Error
kelompok N Mean Std. Deviation Mean
WARNA perlakuan 1 30 2.33 .802 .146
perlakuan 2 30 2.70 .596 .109
AROMA perlakuan 1 30 2.53 .681 .124
perlakuan 2 30 2.43 .728 .133
TEKSTUR perlakuan 1 30 2.57 .679 .124
perlakuan 2 30 2.37 .809 .148
RASA perlakuan 1 30 2.60 .675 .123
perlakuan 2 30 2.20 .761 .139