Makalah Mikrobiologi
Makalah Mikrobiologi
Makalah Mikrobiologi
“PROTOZOA”
Disusun Oleh :
Paralel A
1. Hasri Adiyani M 1631010003
2. Lucky Bayu R 1631010005
3. Muhammad Fayrus 1631010017
4. Retno Panggih L 1631010020
5. Ayu Rizka A 1631010026
6. Andree Suryoo A 1631010035
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang Protozoa ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang
lain, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa UPN
“Veteran”Jawa Timur. penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran diperlukan demi
perbaikan penyusunan dimasa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari protozoa?
2. Bagaimanakah morfologi pada protozoa?
3. Bagaimanakah sistem hidup dan habitat pada organisme protozoa?
4. Bagaimana cara perkembangbiakan protozoa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari protozoa
2. Untuk mengetahui morfologi pada protozoa
3. Untuk mengetahui sistem hidup dan habitat pada organisme protozoa
4. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan protozoa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
membentuk sista yang berfungsi sebagai seludang. dengan cara ini bentuk-bentuk
vegetative melindungi dirinya dari alam sekitar.
(Hadioetomo, 1986)
Protozoa hampir tidak dapat disebut disebut sebagai suatu organisme
sederhana. Kebanyakan protozoa terdiri atas 1 unit protoplasma yang berisi sebuah
inti dan dikelilingi oleh selaput sel atau dinding sel. Tetapi ada juga yang
mempunyai banyak inti nucleus, dan yang lain lagi terdiri atas koloni yang tersusun
dari sejumlah individual. Pada protozoa, semua kegiatan seperti bergerak,
menangkap, mengunyah, mencerna makanan, mengedarkan cairan tubuh,
membuang kotoran, membiak, dan sebagainya itu terjadi dalam tetes protoplasma
yang sangat kecil yang menyusun tubuhnya. Beberapa proses ini terjadi dalam
struktur khusus yang disebut organel.
Protozoa dapat dikatakan bersifat kompleks hingga dapat menyesuaikan diri
dengan suatu kisaran lingkungan yang luas. Salah satu contoh dari protozoa adalah
protozoa pembentuk spora. Protozoa mengambil makanan melalui air dan
menyimpan makanan di kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan
ganggang kecil dan bakteri.Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah
terhadap dunia di sekitar itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat
bereaksi terhadap cahaya dan perubahan suhu.Protozoa mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida melalui membran selnya
(Akhmad, 2016)
Menurut (Jasin,1984) ciri-ciri umum yang tergolong pada filum protozoa adalah
sebagai berikut (Jasin,1984):
a. Tubuh hewan ini tersususn atas satu sel, ukuranya beberapa mikron sampai
milimeter.
b. Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni.
c. Pada umunya berkembang biak dengan membelah diri.
d. Makananya berupa bakteri, hewan bersel satu lainya atau sissi organisme.
Stuktur tubuh pada protozoa yang hanya bersel satu ini, bentuknya bermacam-
macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Sedangkan bentuk tetap ini di
sebabkan telah memiliki pciliculas (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang
4
kapur. Sitoplasma sebagaian pada ptotozoa tidak berwarna, tetapai beberapa spesies
yang kecil, misalanya padsa Stentor cocreleus bewarna biru, dan Blepharisma
laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di
bedakan atas bagian pinggiran yang di sebut Ecloplasma dan bagian sentral yang
lebih padat dan bergranula di sebut Endoplasma.
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan menjadi atas (Jasin,1984):
1. Vakuola kontraktil, yang terdapat pada protozoa air tawar.Diman vakuola ini
tidak terdapat pada sebagian besar Protozoa yang parasit dan hidup di dala air
laut
2. Vakuola makanan, Sama halnya dengan vakuola kontraktil.
3. Vakuola stasionari, dimana vakuola ini mengandung cairan yang berisi kristal-
kristal, butiran-bitiran minyak dan materi lainya, yang terdapat pada tubuh
protozoa.
(Wulandari, 2013)
5
kaki semu juga berfungsi untuk mencari makanan.Contoh spesies dalam kelas
Rhizopoda (Filum Sarcodina) adalah Amoeba, Foraminifera dan Radiolaria.
Untuk lebih jelas mengenai ciri-ciri dan bentuk tiga jenis spesies tersebut
1. Amoeba
Amoeba bentuknya tidak tetap (berubah-ubah), bagian luar
tubuhnya diseliputi membran sel/membran plasma sebagai pelindung isi
sel. Membran ini berfungsi untuk membentuk kaki semu (pseudopodia),
pertukaran gas (O2 dan CO2), memasukkan makanan (fagositosit),
ekskresi, serta menanggapi rangsang dari lingkungan sekitarnya.Ada dua
macam Amoeba, yaitu Ektoamoeba dan Entamoeba. Ektoamoeba adalah
amoeba yang hidup bebas diluar tubuh makhluk hidup, misalnya Amoeba
proteus, Chaos carolinese. Entamoeba adalah amoeba yang hidup di
dalam tubuh organisme, misalnya Entamoeba hystolitica, Entamoeba coli
dan Entamoeba ginggivalis.
a. Entamoeba hystolitica hidup di dalam usus halus, parasit, dapat
menyebabkan penyakit disentri amoebawi atau penyakit amoebiasis.
Amoebiasis adalah rusaknya jaringan tubuh terutama pada bagian
eritrosit (sel darah merah) dan getah bening, sehingga faces penderita
bercampur darah dan lendir.
b. Entamoeba coli hidup di dalam colon (usus besar), tidak parasit tetapi
kadang-kadang menyebabkan diare (buang air besar terus menerus).
c. Entamoeba ginggivalis hidup di dalam rongga mulut dan berperan
dalam menguraikan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi sehingga dapat
merusak gigi.
2. Radiolaria
Radiolaria hidup di laut dan seluruh permukaan tubuhnya mengandung
banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stronsium
sulfat. Radiolaria yang telah mati akan mengendap di dasar perairan
membentuk endapan radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok serta bahan peledak.
6
3. Foraminifera
Foraminifera hidup di laut dan kerangka luarnya terdiri dari zat kitin dan
stronsium sulfat. Foraminifera yang terkenal adalah Globigerina yang
endapannya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya tambang minyak
bumi.
II.2.2 Kelas Ciliata
7
2. Stentor
Stentor memiliki bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat.
3. Vorticella
Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan
bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
4. Didinium
Didinium merupakan predator pada ekosistem perairan, yaitu
pemangsa Paramaecium.
5. Stylonichia
Stylonichia memiliki bentuk seperti siput atau bentuk oval dan cilianya
berkelompok yang disebut cirri. Banyak ditemukan pada permukaan daun
yang terendam air.
6. Balantidium coli
Balantidium coli memiliki habitat pada kolon atau usus besar manusia dan
dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut).
II.2.3 Kelas Flagelata
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti “bulu cambuk”. Ciri
khas Filum ini adalah memiliki alat gerak berupa bulu cambuk yang
disebut flagella. Flagella juga berfungsi sebagai alat peraba dan alat penangkap
makanan. Flagellata pada umumnya mempunyai bentuk tubuh oval, panjang
dan bulat. Habitat Flagellata sebagian besar adalah air tawar, air laut, tanah
yang basah, atau dalam tubuh makhluk hidup sebagai parasit. Reproduksi
secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Flagellata dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu fitoflagellata dan zooflagelata.
1. Fitoflagellata
8
a. Euglena viridis hidup di air tawar.
b. Volvox globator hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan
ribuan hewan bersel satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk
koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
c. Noctiluca miliaris hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu
panjang dan yang satu pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak
bercahaya pada waktu malam hari.
2. Zooflagelata
9
c. Tricomonas homini hidup di dalam alat pencernaan, tidak patogen.
d. Tricomonas foetus menyebabkan abortus spontan pada ternak.
e. Leishmania tropica menyebabkan leishmaniasis yaitu menyebabkan
leiso (luka patologis) pada kulit atau organ pencernaan.
f. Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur pada manusia.
10
II.3 Habitat Protozoa
11
Gambar 2.7 Reproduksi aseksual protozoa
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetative)
diantaranya meliputi :
1. Pembelahan mitosis (biner) yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan
2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium Euglena.
Paramaecium membelah diri secara membujur atau memanjang setelah terlebih
dahulu melakukan konjugasu Euglena membelah secara membujur atau
memanjang (longitudinal).
2. Spora merupakan Pperkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa
(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi didalam
tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
12
Gambar 2.8 Reproduksi seksual protozoa
Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa, diantaranya meliputi:
1. Konjugasi, peleburan inti sel pada organism yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur
dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet
jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung didalam tubuh
nyamuk.
Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari
diantaranya harus berlangsung di dalam inang vertebrata sedangkan sebagian lagi
harus terjadi dalam inang-inang lain. Sebagian contoh, banyak spesies tripanosoma
menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam sistem peredaran inang-inang
vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata penghisap darah. Seperti misalnya
serangga.
(Bambang, 2017)
13
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang
menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan,
kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa
lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa
merupakan pemangsa bakteri.Salah satunya : Entamoeba coli sebagai
pembantu pembusukan makanan dan membentuk vit K. Tapi kadang akan
menyebabkan diare saat kondisi tubuh lemah. Esterichia coli (e-
coli) dari bakteri dapat menghasilkan vit B12, vit K, dan pembusukan
makanan. Protozoa digunakan sebagai indikator kualitas air, materi limbah
mentah.
2. Industri
a. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut
membentuktanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya
minyak bumi.
b. Ordo Radiolaria, kerangkanya dari kersik, jika mengendap di dasar laut
menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok
alat-alat rumah tangga dan bahan peledak. Exp : Acanthometron dan
Collosphaera
c. Peranan mikroba dan protozoa dalam penanggulangan limbah cair kertas
secara aerobik. Limbah yang berisikan kotoran mentah yang bersifat semi
solid dilewatkan kedalam tanki aerobik , dalam tanki tsb
dimasukkan mikroba dan protozoa aerob yang berfungsi mendegradasi
limbah mentah yang ada dalam tangki dan menghasilkan produk samping
berupa amoniak, methan, hidrogen sulfida . Dalam tangki aerob terdapat
tiga lapisan, dimana lapisan pertama berisikan hasil samping dari
degradasi limbah cair kertas oleh mikroba aerob dan protozoa, lapisan
kedua berisi cairan yang masih mengandung limbah cair kertas dan lapisan
ketiga berupa sludge yang dapat dipergunakan untuk pupuk. Protozoa
yang digunakan adalah kelas Ciliata. Yaitu Metapus sp, Saprodiniumsp,
Epulxis sp
(Sule, 2016)
14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki
membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100
sampai 300 mikron. yang hidup bebas terdapat dalam semua lingkungan akuatik,
pasir, tanah dan bahan organic yang membusuk. Juga ditemukan di daerah kutub,
daratan tinggi, dan bahkan di perairan hangat (30-560C) sumber air panas. Beberapa
jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa
berkembang biak secara asetsual (vegetatif) dan setsual (generatif). Reprokduksi
asetsual berlangsung dengan pembelahan mitosis (biner) dan spora. Sedangkan
reproduksi setsual berlangsung dengan konjugasi dan peleburan gamet sporozoa
(Apicomplexa).
15
III. 2 Saran
Adapun saran kami sebagai solusi terhadap permasalahan-permasalahan
dalam makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam mengenai protozoa
sehingga materinya dapat di pahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi. 2017. “4 Macam Kelas Protozoa (Protista Mirip Hewan), Gambar dan
Contohnya”. (https://www.biologijk.com/2017/09/4-macam-kelas-protozo
a-berdasarkan-alatgerak. html). Diakses pada tanggal 18 September 2018
pukul 19.47 WIB
Akhmad. 2016. “Morfologi Reproduksi dan Pertumbuhan”. (https://www.akhmad
share.com/2016/12/morfologi-reproduksi-dan-pertumbuhan.html). Diakses
pada tanggal 8 September 2018 pukul 15.00 WIB.
Bambang. 2017. “Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Protozoa”. (https://usaha
321.net/pertumbuhan-dan-perkembangbiakan-protozoa.html). Diakses pada
tanggal 8 September 2018 pukul 16.30 WIB
Hadioetomo. 1986. “Dasar-Dasar Mikrobiologi”. Jakarta: UI Press.
Kevin, J. 2017. “Protozoa Protista Mirip Hewan”. (https://www.biologijk.com/2017
/09/protozoa-protista-mirip-hewan.html). Diakses pada tanggal 8 September
2018 pukul 16.00 WIB.
16
Sule. 2016. “Peranan Protozoa dalam Kehidupan”. (http://sule-gratis.blogspot.com
/2012/12/peranan-protozoa-dalam-kehidupan.html). Diakses pada tanggal 8
September 2018 pukul 17.00 WIB.
Sumarsi, Sri. 2003. “Mikrobiologi Dasar”. Yogyakarta: UPN Yogyakarta.
Wulandary, Ely. 2013. “Morfologi Protozoa”. (http://ellywulandari14.blogspot.
com/p/blog-page_25.html). Diakses pada tanggal 8 September 2018 pukul
15.30 WIB.
17