Tanaman Toga

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 14

Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

Sensor Serat Optik untuk Pengukuran Beban Bergerak


Fitriana Prihati 1, Pujayanto 2
1,2
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami Nomor 36A Surakarta
E-mail : [email protected]

Abstrak

Telah dilakukan kajian pustaka untuk: (1) Menjelaskan prinsip dasar sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak; (2)
Menjelaskan cara membuat sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak; (3) Mengetahui pengaruh variasi beban
terhadap redaman (loss) pada sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak; dan (4) Mengetahui pengaruh kecepatan
massa berjalan terhadap redaman pada sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak. Prinsip dasar sensor serat optik
untuk pengukuran beban bergerak yaitu dengan memanfaatkan lekukan yang tajam (macrobending) pada sebuah kabel serat
optik yang dapat menyebabkan penurunan intensitas atau rugi daya. Sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak
dapat dibuat dengan memanfaatkan rugi-rugi daya yang dihasilkan akibat pemberian tekanan yang mengakibatkan lekukan
pada serat optik yang telah dilewatkan pada alat bending. Semakin besar massa yang melewati sensor, maka kerugian daya
yang dialami serat optik semakin besar. Variasi massa pada berbagai posisi menghasilkan trend grafik yang hampir sama,
sehingga gaya berat total beban berjalan merupakan penjumlahan dari gaya berat pada masing-masing sumbu dan tidak
dipengaruhi oleh variasi posisi beban. Benda yang memiliki kecepatan berbeda, akan menghasilkan puncak rugi-rugi yang
berbeda pula. Semakin besar kecepatan benda, maka semakin kecil nilai rugi-ruginya. Sebaliknya, semakin kecil kecepatan
benda, nilai rugi-rugi yang dihasilkan semakin besar.

Kata kunci : Sensor, serat optik, lekukan

memanfaatkan rugi-rugi tersebut untuk


1. Pendahuluan mengembangkan sensor sebagai alternatif dari
teknologi yang telah ada (Wulandari, 2013: 1).
Sistem sensor ini didasarkan pada rugi-rugi serat
optik sebagai sensor beban. Rugi-rugi serat optik
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat disebabkan adanya pengaruh bengkokan pada serat
dari kaca atau plastik yang digunakan untuk optik (Sururi, 2012: 2). Macrobending atau lekukan
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke makro adalah pelekukan serat optik dengan radius
tempat lain. Bagian-bagian serat optik terdiri dari yang lebih besar dibandingkan dengan radius serat
inti (core), kulit (cladding), dan mantel (coating). - optik. Untuk sepotong kabel optik yang dibungkus
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar oleh lapisan pelindung luar, maka besarnya jari-jari
karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada ‘aman’ adalah sepuluh kali jari-jari kabel. Semakin
indeks bias dari kulitnya (Prasetya, 2009: 6). Jika tajam (dan semakin kecil jari-jari) lengkungan, maka
cahaya dirambatkan dengan sudut datang lebih besar semakin besar rugi-rugi daya yang timbul (Crisp,
dari sudut kritis, maka cahaya akan ditransmisikan 2005: 63-64).
melalui inti serat optik dengan cara pemantulan Salah satu pemanfaatan rugi-rugi pada transmisi
(Crisp, 2005: 18). cahaya serat optik ini dilakukan oleh Malla, dkk.
Kemampuan serat optik sebagai media transmisi (2008: 2552) untuk mengukur beban roda kendaraan
ini dapat membuat gelombang cahaya yang sampai bergerak menggunakan prinsip beban bergerak atau
pada ujung serat optik mengalami pelemahan daya, disebut Weigh in Motion (WIM). WIM merupakan
yang dikenal sebagai rugi – rugi. Gangguan dari luar metode untuk menentukan beban kendaraan yang
maupun dari dalam serat optik itu bisa menjadi bermuatan seperti truk dengan melakukan
penyebab dari rugi – rugi serat optik. Hal inilah yang pengukuran pada beban roda ketika kendaraan
harus dihindari dalam sistem komunikasi yaitu rugi- dalam keadaan bergerak (Wulandari; 2013: 178).
rugi yang besar sehingga tidak banyak data yang Keuntungan saat kendaraan bergerak dibanding
hilang ketika ditransmisikan (Freeman, 1999: 35). saat diam adalah efisiensi waktu bagi pemilik
Namun dengan adanya rugi-rugi pada transmisi kendaraan dan lebih aman bagi operator ketika
cahaya dengan serat optik ini, banyak peneliti yang jalanan dalam waktu-waktu sibuk (Malla, dkk.,

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 15
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

2008: 2552). Sistem WIM meliputi sejumlah


komponen dasar, dengan konsep sensor massa yang
paling pokok dan penting. Terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi kemampuan sistem WIM dalam
pengukuran massa kendaraan ketika bergerak, salah
satunya dalam pemilihan komponen sensor massa
(Slupek, 2000: i).
Prinsip kerja dari sensor serat optik yang dibahas
dalam makalah ini adalah menggunakan perubahan
intensitas akibat macrobending. Macrobending
pada sebuah kabel serat optik dapat menyebabkan
timbulnya rugi daya yang cukup serius dan lebih
jauh kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis
(pecahnya serat optik). Rugi daya karena lekukan Gambar 1. Pembiasan dan Pemantulan Berkas Cahaya pada
serat optik sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk Batas Medium (Keiser, 2000: 33)
banyak hal melalui dua cara: dengan memanfaatkan (1)
peningkatan loss yang terjadi di dalam serat optik di mana,
dan dengan memanfaatkan cahaya yang lolos dari n1 : Indeks bias medium pertama
serat optik. Dengan memanfaatkan rugi-rugi daya n2 : Indeks bias medium kedua
akibat kenaikan atenuasi didalam serat optik yang θ1 : Sudut datang (sudut antara sinar datang dan
dilekukan, salah satunya adalah untuk membuat garis normal)
sensor beban (Crisp, 2005: 64). θ2 : Sudut bias (sudut antara sinar bias dan garis
normal)
2. Pembahasan Gambar 2. merupakan gambar struktur serat
optik yang terdiri dari inti, kulit, dan mantel. Kulit
Sistem kerja serat optik memanfaatkan sifat-sifat mempunyai indeks bias yang lebih rendah
cahaya. Cahaya merupakan gelombang dibandingkan inti. Karena perbedaan indeks bias
elektromagnetik yang dapat merambat tanpa antara inti dan kulit, maka akan terjadi perambatan
medium sebagai tempat perambatannya. Cahaya pantulan cahaya yang terdapat dalam inti (Prasetya,
juga bisa merambat pada suatu medium, namun 2009: 9). Mantel bersifat elastis dan berfungsi
kecepatannya tidak sama dengan kecepatan cahaya melindungi serat optik darikerusakan fisik (Endra,
di ruang hampa. Konsep pembiasan dan pemantulan 2007: 5).
cahaya dapat dijelaskan mengikuti tingkah laku
berkas-berkas cahaya yang merambat di dalam
medium. Ketika berkas cahaya melewati batas dua
medium yang berbeda, maka sebagian berkas cahaya
dipantulkan masuk pada medium pertama dan
sebagian lagi dibiaskan masuk pada medium kedua.
Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1, di mana
indeks bias medium 2 lebih kecil daripada indeks
bias medium 1 (n2 < n1). Pembiasan berkas cahaya
pada permukaan medium yang mempunyai indeks
bias berbeda. Hubungan tersebut dapat dijelaskan
menggunakan hukum Snellius seperti terlihat pada
persamaan (1) (Keiser, 2000: 35).

Gambar 2.2. Struktur Serat Optik (PT Telkom, 2004: 15)


Berdasarkan indeks bias inti, serat optik
dibedakanmenjadi step-index dan graded-index.
Serat optik step-index (SI) memiliki perubahan
patah-patah ketika gelombang cahaya yang
merambat terpantul dari permukaan kulit ke inti. Hal
ini disebabkan indeks bias intinya sama. Sedangkan
graded-index (GI) memiliki perubahan yang halus
dan berlanjut karena indeks bias intinya memiliki
perbedaan nilai di mana indeks bias terbesarnya saat

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 16
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

mendekati pusat inti dan indeks bias terkecilnya saat (Pin) dengan daya keluaran (Pout) (Al-Bazzaz dan
mendekat ke arah kulit (Endra, 2007: 5-6). Saedi, 2008: 300).
Berdasarkan diameter intinya, serat optik
dibedakan menjadi single-mode dan multimode. (4)
Single-mode hanya dapat merambatkan gelombang (5)
cahaya satu mode atau berupa lintasan cahaya lurus. Berdasarkan hukum Ohm
Sedangkan Multi-mode mampu merambatkan V = I.R (6)
gelombang cahaya lebih dari satu atau banyak mode Persamaan (6) disubtitusikan ke dalam
sehingga disebut multi-mode (Wulandari, 2013: 12- persamaan (5), sehingga menjadi:
13)
Serat optik memiliki kemampuan mengkap sinar (7)
yang masuk ke dalam serat optik untuk dapat Hambatan merupakan variabel yang konstan
merambat di dalam inti hingga mencapai ujung sehingga P menjadi V2 sehingga rugi-rugi sebanding
output dengan nilai kisaran sudut tertentu yang dengan keluaran tegangan dinyatakan pada
disebut kerucut penerimaan (Crisp, 2005: 36). persamaan (8).
Besarnya sudut datang yang masuk ke dalam inti
serat dijelaskan melalui persamaan (2). (8)
(2)
di mana,
= sudut datang yang masuk ke inti serat
= sudut kritis
= indeks bias medium pertama (inti serat
optik)
= indeks bias medium kedua (kulit serat
Gambar 4. Rugi-Rugi yang Terjadi pada Serat Optik(PT.
optik) Telkom, 2004: 16)
Faktor-faktor yang menyebabkan rugi-rugi pada
transmisi serat optik ditunjukkan seperti Gambar 4.
Absorpsi terjadi disebabkan oleh zat kotoran yang
masih tersisa di bahan inti yang berasal dari proses
pembuatan serat optik akan menyerap sebagian
cahaya yang merambat di dalamnya sehingga cahaya
yang keluar dari serat optik telah berkurang
dayanya. (Crisp, 2005: 58).
Gambar 3. Kerucut Penerimaan (Rambe, 2003: 5)
Hubungan antara sudut penerimaan dan indeks
bias dinyatakan dengan tingkat numeris atau
Numerical Aperture (NA). NA dari sebuah serat
optik adalah parameter yang mengukur kemampuan
serat optik untuk mengumpulkan atau memerangkap
sinar cahaya (Crisp, 2005: 36). Jika medium di mana Gambar 5. Hamburan Raylegh (Crisp, 2005: 59)
tempat cahaya memasuki serat umumnya adalah Hamburan Rayleigh terjadi karena perubahan
udara maka indeks bias udara adalah 1 sehingga NA kecil pada kerapatan bahan yang hanya ada di
= sin . Nilai NA biasanya sekitar 0,20 sampai 0,29 lokasi-lokasi tertentu saja pada indeks bias bahan
untuk serat gelas, serat plastik memiliki NA yang inti dan bahan kulit, sehingga ketika cahaya
lebih tinggi dapat melebihi 0,5. melewatinya akan membuat cahaya menjadi
terpencar. Hamburan Rayleigh ini disebabkan oleh
(3)
ketidakmerataan komposisi bahan-bahan pembuat
Saat serat optik mentransmisikan cahaya, akan
serat optik dalam jumlah yang sangat kecil dan acak
mengalami redaman atau rugi daya yang disebabkan
sehingga tidak mungkin untuk menghilangkan
beberapa hal. Redaman atau dikenal dengan rugi-
seluruhnya. Selain itu, karena pergeseran-pergeseran
rugi serat optik merupakan pelemahan atau
kecil pada kerapatan bahan yang biasanya terjadi
berkurangnya daya optik yang dihasilkan dari
saat kaca silika memulai membeku dan menjadi
sumber cahaya ketika melewati serat optik. Rugi-
padat. Salah satu lokasi cacat ini dan Hamuran
rugi dinyatakan sebagai perbandingan daya masukan
Rayleigh yang ditimbulkannya ditujukkan dalam

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 17
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

Gambar 5, cahaya terpecah dan terpencar ke segala


arah (Crisp, 2005: 59).

Gambar 5. Pemantulan Fresnell


(Crisp, 2005: 61)
Pemantulan Fresnell terjadi ketika cahaya
menumbuk daerah perubahan indeks bias hingga Gambar 7. Mekanisme Jalannya Cahaya pada Peristiwa
Macrobending
tersebar ke segala arah. Komponen pancaran (Crisp, 2005: 63)
tersebut yang merambat dengan sudut datang Macrobending adalah pembengkokan serat optik
mendekati garis normal sebagian besar akan dimana jari-jari bengkokannya lebih besar dari pada
langsung menembus garis perbatasan pada ujung diameter serat optik. Karena terjadi kelengkungan
serat optik. Tetapi, tidak semua cahaya yang datang pada serat optik, menyebabkan cahaya yang
dengan sudut mendekati garis normal akan melewati serat optik akan mengalami pelemahan
menembus garis perbatasan. Sebagian yang sangat pada bagian inti serat optik, seperti terlihat pada
kecil dari cahaya tersebut akan terpantul balik pada Gambar 7.
garis perbatasan maupun pada sambungan, seperti Berdasarkan Gambar 7 dapat dijelaskan prinsip
Gambar 5 dan Gambar 6. Besarnya daya yang pemantulan dan pembiasan cahaya, sudut sinar
terpantul balik dinyatakan pada persamaan (9) datang yang lebih kecil daripada sudut kritis (θ < θ c),
(Crisp, 2005: 60-61). maka sinar yang masuk tidak dipantulkan secara
sempurna melainkan lebih banyak dibiaskan keluar
(9) dari inti serat optik. Sedangkan untuk sinar yang
membentuk sudut datang lebih besar dari sudut kritis
(θ>θc), maka sebagian besar mode cahaya akan
dipantulkan kembali masuk ke dalam selubung
seperti halnya prinsip pemantulan total. Kondisi ini
mengakibatkan perubahan nilai intensitas. Jumlah
Gambar 6. Pemantulan Fresnel di Setiap Bidang Batas radiasi optik dari kelengkungan serat optik
(Crisp, 2005: 61) tergantung kekuatan medan dan jari-jari
Hilangnya energi cahaya di dalam serat optik kelengkungan.
juga dapat disebabkan oleh lekukan (bending). Rugi-rugi pada serat optik yang melengkung
Bending yaitu pembengkokan serat optik yang akan semakin meningkat jika jari-jari
menyebabkan cahaya yang merambat pada serat kelengkungannya semakin kecil. Hal ini dikarenakan
optik berbelok dari arah transmisi dan hilang. adanya jari-jari kritis (Rc). Jari-jari kritis merupakan
Sebagai contoh, pada serat optik yang mendapat jari-jari lengkungan pada serat optik yang mendekati
tekanan cukup keras dapat menyebabkan ukuran pertambahan nilai loss yang cepat (Hidayat, 2015:
diameter serat optik menjadi berbeda dengan ukuran 20).
diameter semula, sehingga mempengaruhi sifat
transmisi cahaya di dalamnya. Ada dua jenis (10)
pembengkokan yang menyebabkan rugi-rugi dalam Persamaan (10) menjelaskan bahwa besarnya
serat optik, yaitu pembengkokan mikro jari-jari kritis dapat dipengaruhi oleh selisih dari
(microbending) dan pembengkokan makro nilai indeks bias. NA yang besar akan menghasilkan
(macrobending) (Sururi, 2012: 15). nilai jari – jari kritis (Rc ) dan nilai rugi-rugi yang
kecil. Loss cahaya juga akan meningkat ketika serat
optik dililitkan dengan jari-jari tertentu sebanyak N
lilitan (Gambar 8).

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 18
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

sederhana dan tidak banyak memerlukan interface.


Salah satu yang dikembangkan dari sensor serat
optik adalah sensor macrobending. Sistem
macrobending memanfaatkan daya yang hilang
dalam serat optik yang dibengkokkan sebagai sinyal
dimana besarnya dipengaruhi oleh jari-jari
pembengkokan. Ketika loop menyentuh permukaan
uji maka akan terjadi kecacatan serat optik dan
merubah diameter pembengkokan.
Sensor serat optik modulasi panjang gelombang
menggunakan perubahan panjang gelombang cahaya
untuk dideteksi. Contoh sensor ini antara lain sensor
Gambar 8. Loss Karena Lengkungan dengan Variasi Jari-Jari Fluorescens dan bragg grating.
dan Jumlah Lilitan (Zendehnam dkk, 2010: 297) Sensor serat optik modulasi fase menggunakan
Gambar 8 menunjukkan hubungan antara rugi- perubahan modulasi fase untuk dideteksi. Dalam
rugi serat optik dengan penambahan jumlah lilitan. sensor ini digunakan dua buah serat optik, serat
Selain itu dapat diketahui bahwa rugi-rugi pada serat optik yang pertama sebagai referensi sedangkan
optik bertambah karena nilai intensitas cahaya serat optik yang kedua mengalami gangguan
berkurang. Berkurangnnya nilai intensitas (Fidanboylu, 2009: 3)
disebabkan oleh adanya penambahan jumlah lilitan.
Sensor serat optik dapat diklasifikasikan dalam Pengukuran
tiga kategori yaitu lokasi penginderaan, prinsip Serat Optik
operasi dan aplikasi. Berdasarkan lokasi Serat Optik
penginderaan sensor serat optik dapat dibagi
menjadi 2 yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Serat optik
Sumber Proses
sebagai sensor intrinsik terjadi ketika satu atau lebih Cahaya Transducer Detektor Elektronik
sifat fisik dari yang dialami serat berubah. Gangguan
yang terjadi menyebabkan perubahan karakteristik Gambar 9. Struktur Umum Sebuah Sistem Sensor Serat Optik
cahaya yang telah terjadi di dalam serat optik. (Fidanboylu, 2009: 2).
Sedangkan sensor ekstrinsik biasa digunakan untuk Struktur umum sistem serat optik sensor terdiri
membawa cahaya menuju alat optik eksternal dari sumber cahaya atau sinar, contohnya: LED
dimana pengukuran diambil. Dalam hal ini, serat (Light Emiting Dioda) yang dapat memancarkan
optik bekerja jika mendapatkan cahaya pada daerah cahaya pada saat mendapat arus bias maju dan
pengukuran. Sensor serat optik dapat menjadi LASER (Light Amplification by Stimulated Emission
ekstrinsik bila modulasi cahaya dilakukan oleh of Radiation) merupakan alat yang memancarkan
tranduser eksternal atau dapat menjadi sensor radiasi elektromagnetik, umumnya dalam bentuk
intrinsik bila modulasi terjadi dalam serat optik. cahaya dan dapat dilihat menggunakan mata normal
Berdasarkan prinsip operasi atau modulasi dan maupun tidak normal. Serat optik untuk jalan
proses demodulasi, sensor serat optik dapat cahaya. Tranduser merupakan proses perlakuan yang
diklasifikasikan menjadi intensitas, modulasi fase, dikenai pada serat optik, perlakuan dapat berupa
dan modulasi panjang gelombang. Semua parameter tekanan dan modulasi. Penginderaan atau elemen
tersebut dapat menjadi subjek yang menyebabkan modulator yang akan diukur untuk sebuah sinyal
perubahan dikarenakan gangguan eksternal. optik. Sebuah detektor optik dan proses elektronik
Sehingga, dengan mendeteksi parameter tersebut untuk mengolah data biasanya menggunakan
dan perubahan yang terjadi, maka gangguan dari osiloskop, optical spectrum analyzer (Fidanboylu,
luar dapat diukur (Fidanboylu, 2009: 2-3). 2009: 3).
Sensor serat optik modulasi intensitas Prinsip kerja fiber sensor adalah saat fiber sensor
menggunakan perubahan intensitas atau attenuasi diberi tekanan oleh beban kendaraan maka terjadi
(pelemahan) sebagai dasar utama kerja sensor serat deformasi atau perubahan bentuk berupa bengkokan.
optik. Cara untuk melakukan attenuasi yaitu dengan Hal ini menyebabkan perubahan jari-jari
menggunakan bending pada serat optik sehingga kelengkungan serat optik yang mengakibatkan
terjadi rugi daya di dalam serat optik yang terjadinya penurunan intensitas cahaya yang
menyebabkan attenuasi pada sinyal keluaran di ditransmisikan oleh serat optik. Penyebab turunnya
ujung serat optik. Beberapa konsep sensor berbasis nilai transmitansi ini adalah terjadinya bending pada
modulasi intensitas adalah macrobending, transmisi, serat optik sehingga mengakibatkan loss cahaya
dan refleksi. Sensor modulasi intensitas lebih (Yohanes, 2016: 35). Transmitansi merupakan

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 19
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

perbangdingan intensitas cahaya output modulasi Gambar 12 merupakan skema alat bending
dengan intensitas cahaya referensi. dengan pin sejumlah 3. Dengan alat tersebut akan
diperoleh trend grafik yang linier dengan intensitas
tinggi dan memiliki korespondensi satu-satu sebagai
syarat bahwa alat yang dibuat dapat digunakan
sebagai sensor WIM. Serat optik dilewatkan lurus
pada sebuah alat bending kemudian diberi perlakuan
penekanan dari atas. Cahaya dari LED dilewatkan
pada serat optik yang dilewatkan pada alat bending.
Kemudian detektor menangkap sinyal output dari
serat optik yang dilewatkan alat bending.

Gambar 10 . Alur Pembuatan Sensor Serat Optik (Hidayat,


2015: 35)
Secara umum proses pembuatan sensor serat
optik ditunjukkan oleh Gamabr 10. Tahapan
persiapan alat dan bahan dimulai dengan pembuatan
sumber cahaya, detektor cahaya, piranti untuk
menampilkan sinyal output dan menyiapkan piranti
sensor serat ooptik. Sensor serat optik ini dibuat
berdasarkan metode makrobending dengan
memberikan pin pada sistem yang akan
mempengaruhi redaman serat optik akibat Gambar 12. Skema Alat Bending
bengkokan ketika serat optik mengalami penekanan. (Ghozali, 2012: 4)
Gambar 11 merupakan rancangan alat sensor Penggunaan pegas memegang beberapa peranan
serat optik. Cahaya dari LED dipecah menjadi 2. penting. Pertama, saat pemberian beban, pegas
Cahaya yang pertama masuk ke serat optik yang tertekan menyebabkan pin bagian atas terdorong ke
telah dimodulasi, kemudian cahaya keluarannya bawah pada serat optik dan menciptakan lekukan
ditangkap oleh detektor 2. Hasil yang diperoleh pada pada serat optik. Kedua, setelah beban ditiadakan,
detektor 2 adalah intensitas modulasi. Cahaya yang pegas akan kembali ke posisi semula dan membuat
kedua masuk ke serat optik tanpa modulasi. Cahaya serat optik berada pada posisinya. Yang ketiga,
yang ditangkap detektor 1 adalah intensitas dengan memilih pegas dengan konstanta pegas yang
referensi. Fotodetektor melakukan scanning pada tepat, pegas dapat didesain untuk menopang
masing-masing lengan detektor guna mengamati kelebihan beban dan mencegah serat optik dari
perubahan intensitas yang terjadi. Intensitas cahaya kerusakan (Malla, dkk., 2008: 2559).
akan dikonversi menjadi tegangan oleh alat interface Pengujian terhadap serat optik diperoleh keadaan
yang akan ditampilkan pada personal computer. awal ketika fiber optik belum mengalami perlakuan
Software yang dapat digunakan adalah labview bending maka intensitas referensi (garis biru) dan
dengan alat interface Arduino Uno (Hidayat,2015: receiver (garis merah) akan berhimpit, hal tersebut
32). menandakan tidak ada loss bending. Ketika serat
optik diberi penekanan secara vertikal dari atas,
maka terlihat kedua intensitas akan merenggang
dengan intensitas receiver tercatat menurun, hal ini
menandakan adanya loss bending. Grafik kedua
keadaan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 13.

Gambar 11. Rancangan Alat Sensor Serat Optik (Hidayat,


2015: 31)

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 20
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

(a) (a)

(b)
Gambar 13. Intensitas Referensi (Biru) dan Receiver
(b)
(Merah); (a) Sebelum Bending; (b) Setelah Bending (Ghozali, Gambar 14. Grafik Pengaruh Pergeseran terhadap Rugi-rugi
2013: 5) pada Model Tiga Lekukan Menggunakan POF, a. Diameter 0,5
mm, b. Diameter 3 mm (Wulandari, 2015: 48 )
Ghozali (2013) melakukan penelitian terhadap
sensor serat optik dengan tiga lekukan menghasilkan Gambar 15. menunjukkan hasil uji tekan sampel
rugi-rugi seperti pada Gambar 14. Dari model tiga fiber sensor menggunakan MTM (Material Test
lekukan didapatkan hasil semakin kecil diameter Machine). Dari Gambar 15 dapat dilihat penurunan
POF (Plastic Optical Fiber) menghasilkan rugi-rugi transmitansi dimulai dari gaya 23.871 N. Hal ini
yang semakin besar. Semakin besar pergeseran yang menunjukkan fiber sensor mulai dapat mendeteksi
menandakan semakin besar penekanan yang adanya tekanan pada gaya 25.000 N. Semakin besar
diberikan kepada serat POF maka intensitas cahaya gaya yang diberikan pada fiber sensor maka tekanan
yang diterima detektor semakin berkurang yang yang diterima oleh fiber sensor juga semakin besar.
menunjukkan rugi-rugi semakin besar. Hal ini mengakibatkan peristiwa macrobending pada
fiber sensor. Nilai kelinieratitas dari hasil uji tekan
sensor skala lapangan diperoleh 0.96216 artinya data
yang diperoleh hampir mendekati 1 atau dapat
disebut juga data yang diperoleh cukup baik dan
sensor serat optik layak digunakan sebagai sensor
beban bergerak (Yohanes, 2016: 40).

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 21
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

semakin besar pula nilai deformasi dari sensor,


sehingga menimbulkan signal loss keluaran yang
semakin besar pula (Yohanes, 2016: 42).
Gambar 17 menunjukkan signal loss keluaran
dari sensor serat optik. Daerah A-B menunjukkan
sensor serat optik belum mengalami kontak dengan
beban sehingga belum menimbulkan rugi-rugi.
Daerah B-C menunjukkan adanya penurunan
transmitansi. Hal ini muncul karena adanya
deformasi pada serat optic. Lebar puncak pada
daerah B-C menunjukkan waktu beban melakukan
kontak dengan sensor atau sering disebut FWHM
(Full Width Half Maximum). FWHM digunakan
untuk menggambarkan pengukuran dari lebar sebuah
objek yang tidak mempunyai bentuk ujung. Objek
pada penelitian ini adalah ban kendaraan. Sehingga
Gambar 15. Hasil Uji Tekan Sensor Fiber Optik (Yohanes, dapat disimpulkan bahwa lebar puncak ini adalah
2016: 40) analogi dari ban kendaraan melintasi fiber sensor.
Hasil pengujian terhadap variasi posisi beban Sedangkan pada daerah C-D, beban sudah melewati
ditunjukkan oleh Gambar 16 yang merupakan fiber sensor artinya sinyal optic yang diterima
gabungan data antara berbagai variasi posisi detektor sudah kembali menjadi 100 %.
penambahan massa beban beban berjalan
berdasarkan posisi letak beban. Dari hasil pengujian,
menunjukkandiperoleh hasil bahwa variasi massa
pada berbagai posisi menghasilkan trend grafik yang
hampir sama. Hal ini membuktikkan bahwa gaya
berat total beban berjalan adalah penjumlahan dari
gaya berat pada masing-masing sumbu dan tidak
dipengaruhi posisi beban pada beban berjalan
(Hidayat, 2015: 79).

Gambar 17. Sinyal Loss Keluaran Hasil Tekanan Ban


Kendaraan (Yohanes, 2016: 43)
Dari puncak rugi-rugi transmitansi pada signal
loss keluaran sensor fiber optic dapat diperoleh
variabel FWHM (Full Width Half Maximum) yang
menunjukkan waktu beban melakukan kontak
dengan sensor serta luasan dibawah kurva (A) yang
menunjukkan impuls lalu hubungannya terhadap
fungsi kecepatan. Semakin besar kecepatan
kendaraan yang melintasi fiber sensor maka Kurva
FWHM dan luasan di bawah kurva (A) nya akan
semakin kecil sehingga didapatkan grafik pada
Gambar 18. dan Gambar 19.
Gambar 18 menunjukkan grafik hubungan antara
FWHM dengan kecepatan pada massa bervariasi.
Gambar 16. Grafik Gabungan Variasi Beban Depan, Tengah,
Belakang, dan Acak/bebas (Hidayat, 2015: 79)
Dari tiap-tiap grafik terlihat trend grafik menurun.
Kecepatan kendaraan saat melewati fiber sensor Semakin besar kecepatan kendaraan maka nilai
berhubungan dengan waktu sentuh kendaraan FWHM nya semakin kecil. Sedangkan pada Gambar
mengenai fiber sensor. semakin besar kecepatan 19 merupakan grafik hubungan antara luasan di
kendaraan maka nilai waktu sentuhnya semakin bawah kurva dengan kecepatan pada massa. Dari
kecil. Waktu sentuh kendaraan mengenai sensor grafik dapat dibuat kesimpulan bahwa semakin besar
serat optik juga berpengaruh terhadap signal loss kecepatan kendaraan maka nilai luasan di bawah
keluaran yang dihasilkan. Semakin lama waktu kurva nya semakin kecil. Sehingga kecepatan
kontak kendaraan terhadap fiber sensor maka mempengaruhi rugi-rugi serat optik yang dihasilkan.

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 22
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

Gambar 21. Pegas yang Terkena Gaya Akibat Penekanan


Massa (Philbertanto, 2015: 40)
Gambar 18. Grafik Hubungan antara FWHM dengan
Kecepatan pada Massa 3190 kg (Yohanes, 2016: 45) Jika ditinjau dari satu pegas yang homogen
seperti Gambar 21, apabila pegas dikenai gaya
sebesar F maka pegas akan mengalami pergeseran
sejauh x. Besarnya nilai pergeseran tergantung dari
gaya yang bekerja pada pegas dan konstanta pegas
itu sendiri. Proses ini memenuhi persamaan:
𝐹 = 𝑘 Δ𝑥 (11)
Energi yang diterima oleh pegas sebesar :
(12)
Jika sensor serat optik diasumsikan seperti pegas
maka ketika beban melewati sensor, mobil akan
memberikan gaya selama waktu tertentu. Gaya ini
dikaji sebagai gaya impuls yang diberikan kepada
sensor dalam selang waktu t. Gaya impuls sebesar :
𝐼 = w Δ𝑡 (13)

Gambar 19. Grafik Hubungan antara Luasan di Bawah Kurva


Dengan Kecepatan pada Massa 3190 kg (Yohanes, 2016: 45)
Nilai penurunan transmitansi akibat adanya
pengaruh kecepatan dapat dijelaskan dengan
menggunakan prinsip pegas. Penekanan diakibatkan
oleh adanya gaya berat yang mengenai pegas dalam
hal ini pada sensor serat optik. Pegas yang terkena Gambar 22. Ilustrasi Sensor Serat Optik (Pilbertanto, 2015:
perlakuan penekanan akan mengalami pergeseran 41)
sejauh Δx. Selain mengubah pegas sejauh Δx pegas Gambar 22 merupakan ilustrasi keadaan di dalam
akan menerima energi senilai Ek. pada selang waktu serat optik yang dianalogikan seperti barisan pegas.
Δt tepat saat selang waktu mobil menekan sensor Ketika mobil di atas sensor serat optik, energi
serat optik. Pegas menerima gaya seberat F = m.g. kinetik dari mobil akan diterima sensor seperti
Ketika mobil melakukan penekanan dengan pegas. Dan memenuhi persamaan :
kecepatan tertentu melewati sensor maka gaya berat (14)
akan diberikan pada sensor pada waktu sesaat Δt Dikaji lagi dalam kasus ini terdapat momentum
atau lamanya waktu mobil mengenai sensor. Pada antara ban dengan sensor dengan waktu sesaat maka
saat mobil mengenai sensor muncul adanya energi persamaan (12) dapat diubah menjadi:
(Ek), sehingga muncul impuls (I) yang juga bekerja
pada sensor. Sensor terdiri dari pegas yang elastis. (15)
Pada saat terkena mobil, maka pegas tersebut akan Karena nilai implus sama dengan momentum 𝐼 =
mengalami penurunan sejauh Δx. Deretan pegas 𝑃 dan berdasarkan persamaan (14), persamaan (15)
mengalami penurunan sesuai dengan gaya yang menjadi :
diterimanya.
(16)

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 23
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

Pada persamaan (16) nilai w merupakan gaya


berat yang timbul dari massa mobil akibat adanya
gravitasi. Dan w memenuhi persamaan:
w = 𝑚𝑔 (17)
Persamaan (17) menunjukan bahwa m bisa
diubah menjadi sehingga persamaan (16) bisa
diubah menjadi :

(18)
Persamaan (18) juga bisa ditulis menjadi

(19)
Berdasar persamaan (19) proses beban berjalan
diatas menunjukan nilai deformasi dari sensor
bergantung dari lamanya beban tersebut melakukan
Gambar 23. Grafik Hubungan antara Beban Total dengan
kontak dengan sensor. Semakin lama terjadinya Kedalaman Lembah pada Dua Kecepatan Berbeda (Hidayat,
kontak antara beban dengan sensor semakin besar 2015: 84)
pula nilai deformasi (Δx) dari sensor. Proses juga
akan menimbulkan rugi–rugi transmitansi yang 3. Kesimpulan dan Saran
semakin besar pula. Hal tersebut sesuai dengan
persamaan: Prinsip dasar sensor serat optik model untuk
pengukuran beban bergerak yaitu dengan
(20)
memanfaatkan lekukan yang tajam (macrobending)
Nilai Δx dalam hal ini diasumsikan pada
pada sebuah kabel serat optik yang dapat
pergeseran Δd. Kecepatan akan berbanding terbalik
menyebabkan penurunan intensitas atau rugi daya.
terhadap waktu. Sehingga jika kecepatan divariasi
Sensor serat optik untuk pengukuran beban bergerak
maka akan terjadi perubahan waktu sentuh terhadap
dapat dibuat dengan memanfaatkan rugi-rugi daya
sensor serat optik yang terlihat dari perubahan nilai
yang dihasilkan akibat pemberian tekanan dari
transmitansi (Hidayat, 2015: 83).
lekukan pada serat optik yang telah dilewatkan pada
Karena bertujuan untuk menghitung waktu
alat bending, ataupun serat optik yang dililitkan pada
sentuh beban berjalan yang mengenai sensor serat,
rubber. Semakin besar massa yang melewati sensor,
maka Δd dalam persamaan diatas adalah lebar sensor
maka kerugian daya yang dialami serat optik
serat optik dan Δt adalah waktu sentuh atau waktu
semakin besar. Variasi massa pada berbagai posisi
beban berjalan mengenai sensor serat optik. Dari
menghasilkan trend grafik yang hampir sama,
persamaan (20) terlihat bahwa kelajuan beban
sehingga gaya berat total beban berjalan merupakan
berjalan berbanding terbalik dengan waktu sentuh.
penjumlahan dari gaya berat per sumbu dan tidak
Hal ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan
dipengaruhi posisi beban pada beban berjalan namun
penurunan transmitansi cahaya pada serat optik
mempengaruhi presentase berat yang terdistribusi
ketika kelajuanya bervariasi seperti yang
pada masing-masing sumbu kendaraan. Benda yang
ditunjukkan Gambar 23. Kecepatan yang besar akan
memiliki kecepatan berbeda,akan menghasilkan
menyebabkan kedalam yang kecil dan berlaku
puncak rugi-rugi yang berbeda pula. Semakin besar
sebaliknya.
kecepatan benda, maka semakin kesil nilai rugi-
Adanya hasil pengukuran yang berbeda ketika
ruginya, dan semakin kecil kecepatan benda, nilai
beban berjalan mempunyai kelajuan yang berbeda
rugi-rugi yang dihasilkan semakin besar.
dapat menimbulkan error pengukuran. Salah satu
upaya meminimalisir error yaitu dengan membuat
database berdasarkan kecepatan untuk
mengelompokkan beban berdasarkan kecepatan Daftar Pustaka
sehingga pengukuran menjadi lebih akurat (Hidayat,
Al-Bazzaz, Sabah H. S. (2008). Simulation of
2015: 84).
Single Mode Fiber Optics and Optical
Communication Components Using VC++.
IJCSNS International Journal of Computer
Science and Network Security, University of
Science and Technology, Sana’a, YEMEN.

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati


Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 24
Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158

Crisp, John., dan Barry Elliot. (2005). Serat Optik


Sebuah Pengantar (Terjemahan: Soni
Astranto). Jakarta: Erlangga.
Endra. (2007). pengenalan Sistem Komunikasi Serat
Optik.
http://lab.binus.ac.id/pk/download/artikel/16/16
.pdf. Diakses 24 Juli 2016 19.35.
Fidanboylu, K. dan Efendioğlu, H. S.. (2009). Fiber
Optic Sensors and Their Applications. 5th
International Advanced Technologies
Symposium (IATS’09), May 13-15, 2009,
Karabuk, Turkey, Hal 1-6.
Ghozali, E.F., dkk. (2012). Kajian Rugi-Rugi Akibat
Makrobending pada Serat Optik Plastik
Berbasis PC. Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret.
Hidayat, Wahyu. (2015). Analisis Serat Optik
Multimode Inficore 300 Terbengkokkan Untuk
Aplikasi Penimbangan Beban Kendaraan
Berjalan (Weigh In Motion). Tesis Tidak
Diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret.
Keiser, Gred. (2000). Optical Fiber
Communications. McGraw-Hill, Inc.
Singapore.
Malla, R. B., Sen A., and Garrick, N. M. (2008). A
Special Fiber Optic Sensor for Measuring
Wheel Loads of Vehicles on Highways.
Sensors, Vol 8, hal 2551-2568, ISSN 1424-
8220.
Philbertanto, G.C. (2015). Analisis Perubahan
Sinyal pada Sensor Beban Berbasis Serat Optik
dengan Model Beban Bergerak. Skripsi Tidak
Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Matematikan
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret.
Prasetya, D. (2009). Serat Optik. Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Sriwijaya.
PT. Telkom. (2004). Dasar Sistem Komunikasi
Optik, Optical Access Network versi 1.0. PL-
1.1. Bandung: PT Telekeomunikasi Indonesia,
tbk.
Slupek, Rose. (2000). Weigh In Motion Technology:
Austroads Inc. Australia
Wulandari, Deajeng. (2013). Analisis Rugi-rugi
Serat Optik Akibat Makrobending Sebagai
Potensi Aplikasi Sensor Beban Bergerak
(Weigh In Motion). Sekripsi Tidak Diterbitkan.
Surakarta: Fakultas Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Sensor Serat Optik untuk... Fitriana Prihati

Anda mungkin juga menyukai