Pelayanan Terminal Peti Kemas Dalam Bidang Reciving Cargo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS DALAM BIDANG RECIVING

CARGO

PEMBAHASAN

1. MENGENAL TERMINAL PETI KEMAS


 Pengertian Terminal Peti kemas
Berikut ini beberapa Pengertian peti kemas menurut beberapa sumber :

• Tempat penimbunan sementara petikemas ekspor dan impor, dilengkapi dengan peralatan handling
peti kemas sesuai sandar pelayanan internasional, tersedia lapangan penumpukan yang memadai
dan didukung sumber daya manusia yang handal serta dilengkapi dengan teknologi informasi
dalam pengelolaan pelayanan peti kemas.
• Terminal peti kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland
ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti
kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.
 Lay-out Terminal Pelabuhan Peti Kemas

 Unsur- unsur Sebuah Terminal Peti kemas


Dapat kita lihat dari layout diatas yang merupakan sebuah terminal peti kemas pelabuhan
dimana container-container yang ditumbuk yang nantinya akan di muat atau bongkar dalam kapal,
berikut ini adalah unsur-unsur untuk adanya sebuah terminal peti kemas.
• Dermaga
Yaitu adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai
kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
• Lapangan penumpukan
Yaitu sebuah lahan yang luas dimana lapangan ini berguna untuk menempatkan container-
container yang disusun secara berencana baik untuk barang yang akan dimuat setelah dibongkar
dan sebagainya dari dan ke kapal. Dan untuk jenis lapangan itu sendiri dapat dibeda bedakan
sendiri , misal lapangan penumpukan internasional, lapangan penumpukan domestik, lapangan
CFS , lapangan area behandel ( pemeriksaan Bea cukai) dan penumpukan peti kemas reffer atau
dengan kebutuhan khusus.
• Alat bongkar muat
Seperti terlihat pada gambar ilustrasi terminal diatas, banyak sekali peralatan yang digunakan
untuk setiap bagian dan semuanya saling berinteraksi. Pada umumnya, pada terminal petikemas
modern peralatan yang dipergunakan meliputi keran darat (quay crane/gantry crane) – warna biru
, RTG (Rubber tired gantry/) - warna merah, atau sering saya sebut T/C (Transfer Crane) , dan
trailer truck -chassis atau biasa saya sebut hanya chassis. Masing-masing saring berinteraksi dan
oleh karenanya membentuk suatu sistem bongkar muat dan penumpukan petikemas, lebih jelasnya,
cekidot ilustrasi dibawah.

Seperti halnya sebuah gudang, areal penumpukan petikemas berfungsi menyimpan petikemas yang
akan dimuat ke kapal dan petikemas bongkaran dari kapal dan sifat penyimpanannya hanya
sementara. Semakin lama sebuah petikemas disimpan, biaya penyimpanan/storage akan
membengkak. Tentu saja yang dirugikan adalah penerima barang/ consignee atau pengirim
barang/shipper. Berpikir secara sederhana, maka bisa dianggap keuntunguna akan diperoleh pihak
terminal. Tapi jangan salah, kapasitas areal penyimpanan itu terbatas dan bukan hanya
muatan/bongkaran milik satu kapal saja yang berada disana.
Manajemen penyimpanan yang kurang baik justru akan menimbulkan biaya tinggi bagi pihak
terminal. Seperti halnya dijelaskan dalam teori logistik, untuk meminimalkan biaya, maka sebisa
mungkin penyimpanan/storage harus diminimalkan. Barang harus terus bergerak dan jangan
sampai “ngendon” lama di suatu tempat. Maka menarik untuk ditinjau kegiatan apa saja yang
terjadi di area penumpukan petikemas (CY) ini dan kompleksitas apa yang ada didalamnya.
• Terminal operasional system
Yaitu sebuah sistem dimana sistem tersebut berfungsi untuk menjadi pedoman dalam
melakukan aktifitasnya untuk mengatur segala kegitan yang di jalankan dalam area terminal
pelabuhan itu sendiri sebagai contoh dari sistem tersebut yaitu :
Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun 1999, dipasok oleh Realtimes Business Solutionsdari
Sydney, Australia. Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk melayani kegiatan operasional
dan Nota Rampung. TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle), oleh
karena itu, pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi real time; baik oleh Petugas TPS
atau Pemilik Barang. TOPS menyediakan kondisi aktual dari sistem perencanaan dan pengontrolan
sistem petikemas, serta menyediakan Pertukaran Data Elektronik secara modern.

2. PROSEDUR PELAYANAN RECIVING / PENERIMAAN CARGO


 Pengertian Reciving cargo
• Menurut km no 14 tahun 2000 tentang penyelenggaraan dan pengadaan bongkar muat barang ke dan
dari kapal memutuskan : reciving yaitu adalah kegiatan memindahkan barang dari timbunan
/ tempat penumpukan di gudang / lapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun diatas
kendaraan di pintu gudang / lapangan penumpukan atau sebaliknya.
• Reciving merupakan kegiatan awal memasukan barang atau muatan ke gudang expor yang ditunjuk
sebelum barang tersebut dimuat di kapal. “dalam kamus bisnis dan perkapalan disebutkan recive
adalah menerima” Subandi (1998:143).
• “Reciving adalah kegiatan menerima barang atau muatan dari wilayah pelabuhan“. Suyono (2003 :
143 ).
• “Reciving adalah kegiatan penerimaan barang ke dalam gudang atau lapangan penumpukan”.
Arwinas (1999 : 23).
Dari beberapa pengertian tentang reciving cargo maka sebagai kesimpulan reciving yaitu
merupakan kegiatan penerimaan barang atau muatan untuk disimpan sementara di dalam gudang
sebelum atau sesudah di muat atau bongkar dari dan ke kapal. Reviving sangat penting karena
akan mendukung kegiatan yang lainnya di dalam gudang atau terminal . gegiatan reciving ini
membutuhkan ketelitian, karena jika tidak akan menyebabkan beberapa masalah. Misalnya
kekurangan-kekurangan baik dokumen atau barang yang akan menghambat kegiatan baik stufing
maupun striping dan akhirnya menghambat kegiatan pengapalan.
 Prosedur pelayanan reciving / penerimaan cargo

• Langkah pertama
• Langkah kedua

• Langkah ketiga

• Langkah Keempat

 Penjelasan
• Perencanaan pelanggan harus melengkapi dokumen:
 Surat Permohonan Penerimaan Petikemas
 Penyediaan Warkat Dana (Pembayaran di Depan) (masing-masing 4 lembar) untuk diserahkan
kepada Export Service Staff (Petugas Layanan Ekspor), dalam waktu 96 sampai dengan 24 jam
sebelum kedatangan kapal.
• Petugas Layanan Ekspor mencetak Job Order/CEIR (Container Equipment Interchange Receipt =
Tanda Terima Pergerakan Peralatan Petikemas) yang telah disetujui olehExport Superintendent
(Superintenden Ekspor). Lembar ke 1, 2, dan 3 CEIR diserahkan kepada Pelanggan. Pelanggan
menyerahkannya kepada pengemudi Head Truck.
 Pengemudi Head Truck menuju ke In-Gate (Gerbang Masuk), bersama muatan petikemasnya dan
menyerahkan Job Order/CEIR serta salinan CTPS (Catatan Tanda Pengenal Surveyor)/PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada Petugas Gate.
 Petugas Gate memeriksa keadaan fisik petikemas dan mencetak In-Gate Terminal Job Slip (Lembar
Kerja Terminal Gerbang Masuk), berdasarkan Job Order/CEIR, dan mengembalikan lembar ke 3
dan 4 kepada pengemudi Head Truck.
• Pengemudi Head Truck menyerahkan In-Gate Terminal Job dan Job Order/CEIR kepada Petugas
Tally Lapangan.
• Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari chassis
Head Truck ke Lapangan Penumpukan Petikemas di lokasi seperti yang tercantum dalam In-Gate
Terminal Job Slip. Petugas Tally Lapangan mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem
komputer (HHT/Teklogix).
• Pengemudi Head Truck menerima Job Order/CEIR dan In-Gate Terminal Job Slip dari Petugas Tally
Lapangan, bergerak menuju Out-Gate (Gerbang Keluar) dan menyerahkan In-Gate Terminal Job
Slip dan Job Order/CEIR lembar ke 3 kepada Out-Gate Staff (Petugas Gerbang Keluar).
Catatan :
Pelanggan menyerahkan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) kepada TPS setelah petikemas
ditumpuk di Lapangan Penumpukan Petikemas.

KESIMPULAN
Dari data- data diatas maka dapat kami simpulkan bahwa Terminal perti kemas merupakan area
penumpukan peti kemas dimana peti kemas itu diatur dan di kelola dengan menjadi beberapa
bagaian terminal, misal terminal penumpukan barang impor, penumpukan barang expor, terminal
penumpukan cfs, terminal penumpukan dan terminal penumpukan behendle . dalam kegiatannya
diperlukan pengurusan dokumen-dokumen untuk bisa masuk dalam area terminal.
Reciving cargo merupakan kegiatan dimana memasukan barang dari luar area terminal ke
dalam terminal pelabuhan. Dan dalam kegiatan tersebut dibutuhkan prosedur atau cara untuk
memasukan / mengurus barang tersebut untuk masuk ke area terminal, seperti yang sudah
dijelaskan.

Demikian tugas makalah dari kami , semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua
tentang prosedur pelayanan baik untuk reciving cargo maupun prosedur pelayanan behandle cargo.

Anda mungkin juga menyukai