Check List Pemeriksaan Abdomen
Check List Pemeriksaan Abdomen
Check List Pemeriksaan Abdomen
Tahap Orientasi
1. Member salam, panggil klien dengan panggilan yang di senangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja:
A. Inspeksi
1. Atur pencahayaan yang baik.
2. Atur posisi yang tepat, yaitu berbaring telentang dengan tangan
di kedua sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan
diletakkan di bawah lutut untuk menyokong dan melemaskan
otot-otot abdomen.
3. Buka abdomen mulai dari prosesus xifoideus sampai sim[isis
pubis.
4. Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur
permukaan perut, (adanya) retraksi, penjolan, (adanya)
ketidaksimetrisan, jaringan perut, striae, dll.
5. perhatikan posisi, bentuk, warna, dan (adanya) inflamasi atau
pengeluaran umbilikus.
6. Amati gerakan-gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan
ekspirasi.
B. Palpasi
1. Palpasi ringan
- Palpasi ringan abdomen di atas setiap kuadran. Hindari area
yang sebelumnya sebagai titik bermasalah.
- Letakkan tangan secara ringan di atas abdomen dengan jari-jari
ekstensi dan berhimpitan.
- tempatkan tangan klien dengan ringan di atas tangan pemeriksa
untuk mengurangi sensasi geli.
- Jari-jari telapak tangan sedikit menekan perut sedalam 1 cm.
- Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal,
atau adanya massa.
- Selama palpasi, observasi wajah klien untuk mengetahui tanda
ketidaknyamanan.
- Jika ditemukan rasa nyeri, uji adanya nyeri lepas : tekan dalam
kemudian lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri
timbul dengan melepaskan tangan.
- Lakukan palpasi di sekitar umbilicus dan cincin umbilical
2. Palpasi dalam
- Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien
- Letakan tangan kiri pemeriksa pada dinding toraks kanan
posterior klien kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12.
- Tekankan tangan kiri tersebut ke atas sehingga sedikit
mengangkat dinding dada
- Letakan tangan kanan di batas bawah tulang rusuk kanan
- Saat klien ekshalasi, lakukan penekanan sedalam 4-5 cm kea
rah bawah pada batas bawah tulang rusuk
- Jaga posisi tangan pemeriksa dan minta klien untuk inhalasi
dalam
- Ketika klien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang
tangan pemeriksa yang secara normal terasa dengan kontur
regular
- Jika hepar membesar, lakulan palpasi di batas bawah tulang
rusuk kanan. Catat pembesaran tersebut dan nyatakan dalam
cm.
3. Palpasi limpa
- Saat pemeriksa berdiri di sisi klien, pegang secara menyilang
abdomen klien dengan tangan kiri pemeriksa dan letakan
tangan di bawah klien dan di atas sudut kostovertebral. Tekan
ke atas dengan tangan kiri.
- Tempatkan telapak tangan dengan jari-jari di atas abdomen, di
bawah tepi kiri kostal
- Tekan ujung jari ke arah limpa kemudian minta klien menarik
nafas dalam
- Palpasi tepi limpa saat limpabergerak ke bawah ke arah tangan
pemeriksa
4. Palpasi klien asites
- Untuk mengkaji gelombang cairan asites, minta klien atau
perawat lain untuk membantu Karena prosedur ini memerlukan
tiga tangan
- Instruksikan klien untuk berbaring terlentang
- Minta klien atau perawat lain untuk menekan area tepat
sepanjang garis tengah vertical dari abdomen dengan tepi
tangan dan lengan atas
- Letakan tangan pemeriksa pada setiap sisi abdomen dan ketuk
tajam salah satu sisi dengan ujung jari
- Rasakan implus gelombang cairan dengan ujung jari tangan
yang satunya
5. Palpasi ginjal
- Ketika melakukan palpasi ginjal kanan, letakan tangan kiri di
bawah panggul, dan elevasikan ginjal ke arah anterior
- Letakan tangan kanan pada dinding perut anterior pada garis
midklavikula di tepi bawah batas kosta
- Tekan tangan kanan secara langsung ke atas sambil klien
menarik nafas panjang. Pada orang dewasa normal, ginjal tidak
teraba tetapi pada orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal
kanan dapat dirasakan
- Jika ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran dan adanya
nyeri tekan.
- Lakukan palpasi ginjal kiri dengan posisi pemeriksa berada di
sisi sebrang tubuh klien, dan letakan tangan kiri di bawah
panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal
kanan.
C. Perkusi
Perkusi lambung
D. Auskultasi
1. Hangatkan bagian diafragma dan bell stetoskop.
2. Letakkan sisi diafragma stetoskop tasi di atas kuadran kanan
bawah pada area sekum. Berikan tekanan yang sangat ringan.
Minta klien agar tidak berbicara. Mungkin diperlukan 5 menit
secara terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan
menentukkan tidak adanya bising usus.
3. Dengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi dan
karakternya.
4. Jika bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan
sistematis, dengarkan setiap kuadran abdomen.
5. Catat bising usus a[akah terdengar normal, tidak ada, hiperaktif
atau hipoaktif.
6. Letakkan bagian bell/sungkup stetoskop di atas aorta, arteri
renalis, arteri iliaka, dan arteri femoral.
7. Letakkan bagiab bell stetoskop pada daerah
preumbilika/sekeliling pusat untuk mendengarkan bising vena
(jarang terdengar).
Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak dengan tindakan yang selanjutnya
4. Berikan reiforement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/ sempurna
Penguji Praktek
( )