Analisis Kebutuhan Dan Pengelolaan Traktor Tangan Pada Kegiatan Pengolahan Tanah Pertanian Di Desa Sumber Kalong PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 79

Digital Repository Universitas Jember

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR TANGAN


PADA KEGIATAN PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN
DI DESA SUMBER KALONG
KECAMATAN KALISAT

SKRIPSI

Oleh:
Sayyidah Aisyah
NIM 111710201002

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP., M.Eng.
Dosen Pembimbing Anggota : Dr. I.B. Suryaningrat, S.TP., M.M.

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Digital Repository Universitas Jember

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR TANGAN


PADA KEGIATAN PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN
DI DESA SUMBER KALONG
KECAMATAN KALISAT

SKRIPSI

oleh
Sayyidah Aisyah
NIM. 111710201002

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Digital Repository Universitas Jember

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR TANGAN PADA


KEGIATAN PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN
DI DESA SUMBER KALONG
KECAMATAN KALISAT

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Jurusan Teknik Pertanian (S1)
dan mencapai gelar SarjanaTeknologi Pertanian

oleh
Sayyidah Aisyah
NIM. 111710201002

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
Digital Repository Universitas Jember

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Keluarga saya, Bapak Drs. Supriyadi, Ibu Iswati, Kakak Sayyid Anas dan
Sayyidah Annisa, serta Adik Sayyid Akbar dan Sayyidah Lathifa untuk segala
doa, motivasi dan dukungan dalam menyambut masa depan yang lebih baik.
Digital Repository Universitas Jember

MOTO

We shall never surrender.

(Marga Agung Guritno)

Belajarlah cara menyelesaikan masalah yang ada, karena semua hal yang
terjadi akan menjadi sejarah dan pengalaman yang akan membimbing kita
kearah yang lebih baik di waktu-waktu mendatang.

(Nouvah)

Keberhasilan tidak di ukur dari apa yang telah anda raih, namun kegagalan
yang telah anda hadapi, keberhasilan yang membuat anda tetep berjuang
melawan rintangan yang bertubi-tubi.

(Mario Teguh)
Digital Repository Universitas Jember

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sayyidah Aisyah

NIM : 111710201002

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul


“Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada Kegiatan
Pengolahan Tanah Pertanian di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat”
adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan
sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya
jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 02 Juni 2015


Yang menyatakan,

Sayyidah Aisyah
NIM 111710201002
Digital Repository Universitas Jember

SKRIPSI

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGELOLAAN TRAKTOR TANGAN


PADA
KEGIATAN PENGOLAHAN TANAH PERTANIAN
DI DESA SUMBER KALONG
KECAMATAN KALISAT

Oleh

Sayyidah Aisyah

111710201002

Pembimbing:

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP., M.Eng.

Dosen Pembimbing Anggota : Dr. I.B. Suryaningrat, S.TP., M.M.


Digital Repository Universitas Jember

PENGESAHAN

Skipsi berjudul “Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada


Kegiatan Pengolahan Tanah Pertanian di Desa Sumber Kalong Kecamatan
Kalisat” telah diuji dan disahkan pada:

hari : Jumat
tanggal : 26 Juni 2015
tempat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Tim penguji:

Ketua, Anggota I,

Ir. Hamid Ahmad Dr. Bambang Herry Purnomo S.TP., M.Si.


NIP. 195502271984031002 NIP. 197505301999031002

Mengesahkan

Dekan,

Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P.


NIP. 196912121998021001
Digital Repository Universitas Jember

SUMMARY

“Operational Analysis of Power Tiller in Processing Activities of Tillage in


Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat ”; Sayyidah Aisyah, 111710201002;
2015: 59 pages; Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agricultural
Technology, University of Jember.

The agricultural sector has an important role in the development of the


national economy. The era of globalization is a challenge for the agricultural
sector in Indonesia because, growing demand era technology application in all
areas, including in the agricultural sector. The application of technology in the
agricultural sector itself one of which is the use of tools and agricultural
machinery. The use of tools and agricultural machinery developed in order to
work more easily and efficiently. One attempt to improve efficiency in the use of
force to farm is mechanical, such as the use of hand tractors for land preparation.
Hand tractors is one example of the use of technology in agriculture where the use
of such technology can overcome the problems, especially with regard to labor
and time. To optimize the use of a hand tractor can be done by using a system of
Agricultural Mechanization Selective (Selective Agricultural Mechanization) or
basic equivalence of Technology (Technology Appropriatness). Agricultural land
in Sumber Kalong generally already have irrigation network, supported by the
topography of the land is flat, making it suitable to process land with tractor using
hands. To maximize the use of a hand tractor on agricultural land in Sumber
Kalong and to evaluate the performance of hand tractors socially and
economically, it is necessary to do the analysis of usage and needs a hand tractor
on agricultural land in the village.
The study was conducted through three stages namely, surveys,
interviews, and testing directly in the field. Field surveys conducted to obtain data
on the description of the area and the general state of agriculture in Sumber
Kalong. Interviews are conducted interviews to the few farmers who have tractors
hands and some farmers who do not have a hand tractor. Interview to each
respondent performed using pre-prepared list of questions. The determination of
the number of respondents is done randomly at each village. At the stage of direct
testing is expected later can be obtained data on the working capacity of hand
tractor in land preparation activities. Therefore, measurements of the speed of
hand tractor when operated using several parameters, such as no-load speed of
hand tractor, hand tractor speed to the load, and the working capacity of hand
tractor.
Sumber Kalong with an area of 237.276 ha of agricultural land requires 5
units of hand tractors to optimize the processing activities of agricultural land, and
the total number of hand tractors in the village already exceeded the number of
required hand tractors. Equivalence assessment technology in Sumber Kalong for
techonoware value in the fifth village is appropriate, value humanware quite
Digital Repository Universitas Jember

capable in three hamlets, while two other villages can not afford, while the value
infoware and organoware in all hamlets not worth it because the relevant
information and organizing alsintan never existed.
Based on economic analysis, the amount of the excess of tractors in the
village Sumber Kalong very financially viable for rent to farmers who do not have
a hand tractor or leased to a farmer in another village. The hand tractor rental
business is feasible because, owned by a positive NPV value or greater than zero
that is, 77,955,382; IRR is greater than the commercial interest rate (12%) ie,
12.2%; and BC ratio greater than one that is, 1.18.
Digital Repository Universitas Jember

RINGKASAN

“Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada Kegiatan


Pengolahan Tanah Pertanian di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat”;
Sayyidah Aisyah, 111710201002; 2015; 59 halaman; Jurusan Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan


perekonomian nasional. Era globalisasi seperti saat ini merupakan tantangan bagi
sektor pertanian di Indonesia karena, semakin berkembangnya zaman menuntut
penerapan teknologi di segala bidang termasuk di sektor pertanian. Penerapan
teknologi di sektor pertanian itu sendiri salah satunya adalah penggunaan alat dan
mesin pertanian. Penggunaan alat dan mesin pertanian dikembangkan agar
pekerjaan lebih mudah dan efisien. Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi
dalam berusahatani adalah dengan pemakaian tenaga mekanis, seperti pengunaan
traktor tangan untuk pengolahan tanah. Traktor tangan merupakan salah satu
contoh penggunaan teknologi di bidang pertanian dimana dengan penggunaan
teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang berkaitan
dengan tenaga kerja dan waktu. Untuk mengoptimalkan penggunaan traktor
tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem Mekanisasi Pertanian
Selektif (Selective Agricultural Mechanization) atau dasar Kesepadanan
Teknologi (Technology Appropriatness). Lahan pertanian di Desa Sumber Kalong
secara umum sudah mempunyai jaringan irigasi dengan ditunjang oleh topografi
lahan yang datar, sehingga cocok melakukan pengolahan tanah dengan
mengunakan traktor tangan. Untuk memaksimalkan penggunaan traktor tangan
pada lahan pertanian di Desa Sumber Kalong dan untuk mengevaluasi kinerja
traktor tangan secara sosial dan ekonomi, maka perlu dilakukannya analisis
penggunaan dan kebutuhan traktor tangan pada lahan pertanian di desa tersebut.

Penelitian dilakukan melalui tiga tahap yakni, survey, wawancara, dan


pengujian langsung di lapang. Survey lapangan dilaksanakan untuk memperoleh
data tentang deskripsi wilayah dan keadaan umum pertanian di Desa Sumber
Kalong. Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara kepada beberapa petani
yang memiliki traktor tangan dan beberapa petani yang tidak memiliki traktor
tangan. Wawancara kepada setiap responden dilakukan dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Adapun penentuan jumlah responden
dilakukan secara acak pada tiap dusun. Pada tahap pengujian langsung diharapkan
nantinya dapat diperoleh data mengenai kapasitas kerja traktor tangan dalam
kegiatan pengolahan tanah. Maka dari itu, dilakukan pengukuran terhadap
kecepatan traktor tangan pada saat dioperasikan dengan menggunakan beberapa
Digital Repository Universitas Jember

parameter seperti, kecepatan traktor tangan tanpa beban, kecepatan traktor tangan
dengan beban, dan kapasitas kerja traktor tangan.

Desa Sumber Kalong dengan lahan pertanian seluas 237,276 Ha


membutuhkan traktor tangan sebanyak 5 unit untuk mengoptimalkan kegiatan
pengolahan tanah pertanian, dan jumlah keseluruhan traktor tangan yang ada di
desa tersebut sudah melebihi jumlah traktor tangan yang dibutuhkan. Penilaian
kesepadanan teknologi di Desa Sumber Kalong untuk nilai techonoware di kelima
dusun sudah sesuai, nilai humanware cukup mampu di tiga dusun sedangkan 2
dusun lainnya tidak mampu, sedangkan nilai infoware dan organoware di semua
dusun tidak sepadan karena informasi terkait alsintan dan pengorganisasiannya
tidak pernah ada.

Berdasarkan analisis ekonomi, jumlah traktor yang berlebih di desa


Sumber Kalong sangat layak secara finansial untuk disewakan kepada petani yang
tidak memiliki traktor tangan ataupun disewakan kepada petani di desa lain.
Usaha persewaan traktor tangan tersebut dikatakan layak karena, nilai NPV yang
dimiliki positif atau lebih besar dari nol yakni, 77.955.382; nilai IRR yang lebih
besar dari suku bunga komersial (12%) yakni, 12,2%; dan BC Rasio yang lebih
besar dari satu yakni, 1,18.
Digital Repository Universitas Jember

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kebutuhan dan
Pengelolaan Traktor Tangan pada Kegiatan Pengolahan Tanah Pertanian di Desa
Sumber Kalong Kecamatan Kalisat”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Rasul Muhammad SAW sebagai sebaik-baik teladan. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada
Program Studi Teknik Pertanian Fakulas Teknologi Pertanian Universtitas
Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk penyelesaian skripsi
ini;
2. Dr. I.B. Suryaningrat, S.TP., M.M. selaku Dosen Pembimbing Anggota yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk penyelesaian skripsi
ini;
3. Ir. Suhardjo Widodo, M.S. dan Dr. Ir. Tasliman, M.Eng. sebagai Dosen
Pembimbing Akademik;
4. Ir. Muharjo Pudjojono selaku dosen dan Komisi Bimbingan Jurusan Teknik
Pertanian;
5. Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M. Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertanian;
6. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian;
7. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian, terima
kasih atas bantuan dalam mengurus administrasi dan yang lainnya;
8. Ayahanda Drs. Supriyadi dan Ibunda Iswati, kakakku Sayyid Anas, S.E. dan
Sayyidah Annisa, S.Pd., M.Sc., serta adikku Sayyid Akbar Maulana dan
Sayyidah Lathifa yang selalu memberikan doa, dan dukungan setiap waktu;
Digital Repository Universitas Jember

9. Kepala Desa, Perangkat Desa, Petani Desa Sumber Kalong, dan sepupuku
Yulika yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian;
10. Teman-teman seperjuangan TEP 2011 Alen, Esa, Agil, Pujo, Fadol, Amsani,
Panda, Alfan, Vikri, Ubed, Haris, Ardika, Ayin, Vrita, Tiara, Rima, Mika, Eni,
Lastri, Savira, Irma, Clara, Judik, Taufik, Juned, Didi, Ade, Doni, Mbak Be,
Wendy, Tacik, Mama Beta, Dewi, Samsul, Fifi, Tanjung, Hariyadi, Agung,
Dani, Fauqi, Ugis, Gagas, Dian, Inak, Sinta, Dini, Kecap, Didik, Afif, Men,
Anang, Tirta, Teguh, Kukuh, Ajis, dan Farid yang telah membantu dan
memberikan informasi serta dukungan selama ini;
11. Motivator dalam penyusunan skripsi dan segala hal Marga Agung Guritno dan
Rizal Arifin Matondang;
12. Seluruh keluarga besar mahasiswa FTP, terutama teman-teman FTP 2011,
UKM-O SAHARA, dan HMJ IMATEKTA;
13. Teman-teman IMATETANI (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia)
yang telah membantu dengan saling berbagi literatur;
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu baik do’a, tenaga maupun pikiran dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua orang.

Jember, 01 Juni 2015 Penulis


Digital Repository Universitas Jember

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN PEMBIMBING ........................................................................ v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
SUMMARY. ................................................................................................... vii
RINGKASAN ................................................................................................. ix
PRAKATA ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
2.1 Pengolahan Tanah ........................................................................ 3
2.2 Traktor Tangan ............................................................................ 5
2.2.1 Kapasitas KerjaTraktor Tangan dan Efisiensi ................. 6
2.2.2 Penggunaan Traktor Tangan............................................ 9
2.3 Kesepadanan Teknologi ............................................................... 9
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 11
3.2.1 Alat .................................................................................. 11
Digital Repository Universitas Jember

3.2.2 Bahan ............................................................................... 11


3.3 Tahapan Penelitian ...................................................................... 12
3.4 Metode Pengambilan Data .......................................................... 13
3.4.1 Survey .............................................................................. 13
3.4.2 Pengambilan Data melalui Wawancara ........................... 13
3.4.3 Pengujian Langsung ........................................................ 13
3.5 Analisis Data ................................................................................. 14
3.5.1 Analisis Kebutuhan Traktor Tangan ............................... 14
3.5.2 Analisis Kesepadanan Teknologi .................................... 14
3.5.3 Analisis Ekonomi ............................................................ 15
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 18
4.1 Profil Desa Sumber Kalong ......................................................... 18
4.2 Kebutuhan Traktor Tangan ....................................................... 22
4.2.1 Hasil Pengujian Operasional Traktor Tangan ................. 26
4.2.2 Analisis Kebutuhan Traktor Tangan ............................... 29
4.3 Analisis Kesepadanan Teknologi ................................................ 32
4.4 Analisis Ekonomi Operasional Traktor Tangan ....................... 37
4.4.1 Analisis Biaya Traktor Tangan ....................................... 37
4.4.2 Analisis Kelayakan Traktor Tangan ............................... 39
BAB 5. PENUTUP.......................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 40
5.2 Saran ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN .................................................................................................... 43
Digital Repository Universitas Jember

DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Kapasitas Kerja Traktor Tangan ................................................................ 7
3.1 Hasil Pengujian Traktor Tangan ................................................................ 14
3.2 Nilai Kesepadanan Teknologi .................................................................... 15
4.1 Jumlah Penduduk Masing-Masing Dusun ................................................. 19
4.2 Penggunaan Lahan Desa Sumber Kalong .................................................. 20
4.3 Spesifikasi Traktor Tangan ........................................................................ 24
4.4 Spesifikasi Tenaga Penggerak.................................................................... 25
4.5 Hasil Pengujian Traktor Tangan ................................................................ 26
4.6 Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (tanpa Beban) ........................ 27
4.7 Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (dengan Beban) ..................... 27
4.8 Hasil Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif.............................................. 28
4.9 Hasil Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif Pengolahan Tanah II ........... 28
4.10 Jumlah Traktor Tangan Desa Sumber Kalong ......................................... 30
4.11 Nilai Kesepadanan Teknologi terhadap Penggunaan Traktor Tangan ..... 32
4.12 Analisis Biaya Traktor Tangan ................................................................ 38
4.13 Biaya Tetap Traktor Tangan .................................................................... 38
4.14 Biaya Tidak Tetap Traktor Tangan .......................................................... 39
Digital Repository Universitas Jember

DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Traktor Tangan ......................................................................................... 6
3.1 Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 12
4.1 Peta Desa Sumber Kalong ........................................................................ 18
4.2 Kantor Desa Sumber Kalong ................................................................... 19
4.3 Tata Guna Lahan Desa Sumber Kalong ................................................... 20
4.4 Papan Informasi ....................................................................................... 21
4.5 Kegiatan Pengolahan Tanah ..................................................................... 22
4.6 Pengolahan Tanah Pola Tepi .................................................................... 23
4.7 Traktor Tangan Quick G1000 .................................................................. 25
4.8 Pengukuran Kapasitas Kerja .................................................................... 26
4.9 Grafik Perbandingan Kecepatan Traktor Tangan
tanpa Beban dan Traktor Tangan dengan Beban ..................................... 28
4.10 Traktor Tangan ........................................................................................ 30
4.11 Sebaran Traktor Tangan di Desa Sumber Kalong................................... 31
4.12 Pengoperasian Traktor Tangan ............................................................... 33
4.13 Topografi Lahan yang Datar ................................................................... 34
4.14 Traktor Baru dan Bekas .......................................................................... 35
Digital Repository Universitas Jember

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Profil Desa Sumber Kalong ...................................................................... 43


2. Spesifikasi Traktor Tangan ....................................................................... 46
3. Pengukuran Kecepatan Traktor Tangan .................................................... 47
4. KLT, KLE, dan Efisiensi Traktor Tangan ................................................ 48
5. Hasil Kuisioner dan Penilaian Kesepadanan Teknologi ........................... 50
6. Biaya Pokok Traktor Tangan .................................................................... 51
7. Dokumentasi ............................................................................................. 56
Digital Repository Universitas Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan
perekonomian nasional. Potensi sumber daya alam yang melimpah, penyedia
kebutuhan pangan nasional dan peluang terhadap pendapatan nasional yang cukup
besar menjadikan alasan betapa pentingnya pembangunan pertanian di Indonesia.
Era globalisasi seperti saat ini merupakan tantangan bagi sektor pertanian di
Indonesia karena, semakin berkembangnya zaman menuntut penerapan teknologi
di segala bidang termasuk di sektor pertanian. Penerapan teknologi di sektor
pertanian itu sendiri salah satunya adalah penggunaan alat dan mesin pertanian.
Penggunaan alat dan mesin pertanian dikembangkan agar pekerjaan lebih mudah
dan efisien. Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi dalam berusahatani
adalah dengan pemakaian tenaga mekanis, seperti pengunaan traktor tangan untuk
pengolahan tanah.
Menurut Soedjatmiko (1974: 6) penggunaan alat dan mesin pertanian
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dalam berusahatani, seperti
pengunaan traktor untuk pengolahan tanah. Traktor tangan merupakan salah satu
contoh penggunaan teknologi di bidang pertanian dimana dengan penggunaan
teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama yang berkaitan
dengan tenaga kerja dan waktu. Untuk mengoptimalkan penggunaan traktor
tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem Mekanisasi Pertanian
Selektif (Selective Agricultural Mechanization) atau dasar Kesepadanan
Teknologi (Technology Appropriatness). Lahan pertanian di Desa Sumber Kalong
secara umum sudah mempunyai jaringan irigasi dengan ditunjang oleh topografi
lahan yang datar, sehingga cocok melakukan pengolahan tanah dengan
mengunakan traktor tangan. Untuk memaksimalkan penggunaan traktor tangan
pada lahan pertanian di Desa Sumber Kalong dan untuk mengevaluasi kinerja
traktor tangan secara sosial dan ekonomi, maka perlu dilakukannya analisis
penggunaan dan kebutuhan traktor tangan pada lahan pertanian di desa tersebut.
Digital Repository Universitas Jember

1.2 Rumusan Masalah


Penggunaan traktor tangan pada lahan pertanian di Desa Sumber Kalong
sudah banyak dilakukan, namun yang belum diperhatikan adalah kesepadanan
penggunaan teknologi antara luas lahan pertanian dan jumlah traktor tangan yang
ada di desa tersebut. Selama ini, petani yang tidak memiliki traktor tangan
menyewa kepada petani yang memiliki traktor tangan, bahkan ada beberapa petani
yang menyewa traktor tangan ke desa lain. Terjadinya penggunaan traktor tangan
yang disewa dari wilayah lain menunjukkan belum adanya kesepadanan
penggunaan teknologi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui jumlah traktor tangan yang dibutuhkan berdasarkan
luas lahan pertanian yang ada demi mengoptimalkan pengolahan tanah pada lahan
pertanian di desa tersebut.

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. menentukan kebutuhan traktor tangan yang digunakan di Desa Sumber
Kalong, dan
2. melakukan analisis ekonomi tentang penggunaan traktor tangan pada wilayah
kerja yang diamati di desa tersebut.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kebutuhan traktor tangan terhadap luas lahan pertanian yang ada di Desa Sumber
Kalong, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Digital Repository Universitas Jember

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah untuk
keperluan atau tujuan tertentu. Untuk keperluan penanaman, pengolahan tanah
adalah pekerjaan dalam menyiapkan tanah agar baik bagi pertumbuhan tanaman
dengan menciptakan sifat tanah yang baik untuk kehidupan tanaman. Untuk
mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan maka harus diciptakan keadaan
fisik tanah yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik yang baik dapat
diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang efektif, guna
mempertahankan kondisi tanah, yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Kegiatan
pengolahan tanah dibagi kedalam dua tahap, yaitu pengolahan tanah pertama dan
pengolahan tanah kedua. Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong,
kemudian dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaaan terbenam
sehingga menjadi busuk. Sedangkan pengolahan tanah kedua bertujuan untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sia tanaman
yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi lebih halus (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 1982).
Merupakan masalah penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang
optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi
tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat
pertanian. Akhir-akhir ini masalah utama di dalam pembukaan dan pengolahan
tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini
dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal
mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang
optimal dengan biaya yang rendah (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I
(Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage). Kegiatan
pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi
bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari,
guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma
Digital Repository Universitas Jember

dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan
dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses
penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh tanaman yang baik
(Kuipers dan Kowenhopn, 1983: 10).
Kuipers dan Kowenhopn (1983: 11) menyatakan bahwa tujuan
pengolahan tanah sebagai berikut:
1. menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat
tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai gembur, sehingga
mempercepat infiltrasi air, berkemampuan baik menahan hujan, memperbaiki
aerasi dan memudahkan perkembangan akar;
2. meningkatkan kecepatan infitrasi tanah sehingga menurunkan run off dan
mengurangi bahaya erosi;
3. menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu;
4. membenamkan tumbuh-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada di atas
permukaan tanah ke dalam tanah sehingga menambah kesuburan tanah;
5. membunuh serangga, larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat
tinggal dan terik matahari;
6. menyiapkan lahan sebagai media tumbuh tanaman yang baik.
Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah (Kuipers dan
Kowenhopn, 1983: 14):
1. mengurangi kejerihan kerja dan meningkatkan efisiensi tenaga manusia;
2. mengurangi kerusakan produksi pertanian;
3. menurunkan ongkos produksi;
4. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi;
5. meningkatkan taraf hidup petani;
6. memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil (comercial farming).
Proses yang terjadi pada pengolahan tanah dengan bajak dapat
diasumsikan terdiri atas beberapa bagian proses. Untuk alat ini, proses yang
terjadi terdiri atas proses intake, main flow dan output.
Proses intake merupakan proses dimana suatu bagian/lapisan tanah dipisahkan
Digital Repository Universitas Jember

dari bagian utamanya. Proses main flow adalah proses yang terjadi selama tanah
bergerak sepanjang bagian alat (plough-body). Proses output mencakup
perubahan yang terjadi setelah irisan tanah terlepas dari alat (Kuipers dan
Kowenhopn, 1983: 15).
Menurut Gagelonia et al. (2005), pengolahan tanah dalam rangka
persiapan lahan pertanian dapat dilakukan dengan membajak menggukan hewan
seperti sapi dan kerbau, namun hal ini dianggap kurang efektif. Maka dari itu,
penggunaan traktor tangan dalam pengolahan tanah dirasa perlu digunakan.
Protokol pengoperasian traktor tangan juga perlu diperhatikan untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.

2.2 Traktor Tangan


Traktor tangan adalah mesin pertanian yang dapat digunakan untuk
mengolah tanah dan pekerjaan pertanian lainnya dengan alat pengolah tanah yang
dipasang di bagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai efisiensi tinggi, karena
pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu bersamaan.
Mesin ini merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai
tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat processing, trailler,
dan lain-lain (Hardjosentono, 2000: 63). Menurut Sembiring (1998: 28), traktor
adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan dinyatakan sebagai
penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan perlengkapan usaha tani.
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang
digunakan petani untuk mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah traktor
haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti bajak singkal,
garu, ataupun bajak rotari. Untuk mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah,
maka perlu dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan,
serta kegunaannya (Sinar Tani, 2010).
Digital Repository Universitas Jember

Gambar 2.1 Traktor Tangan (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2014)

2.2.1 Kapasitas Kerja Traktor Tangan dan Efisiensi


Kapasitas suatu mesin pertanian adalah laju mesin tersebut untuk
mengerjakan lahan sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat
pekerjaannya. Biasanya kapasitas ini dinyatakan dengan luas dalam akre yang
dapat dikerjakan oleh mesin per jam. Faktor-faktor yang terlibat di dalamya
adalah lebar kerja yang berguna dan kecepatan berjalan dengan memperhatikan
kehilangan waktu dalam pembelokan serta perawatan mesin (Dadhich et al.,
2009).
Kapasitas kerja suatu alat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kerja
suatu alat atau mesin memberikan hasil (hektar, kilogram, liter) per satuan waktu.
Jadi kapasitas kerja pengolahan tanah adalah berapa hektar kemampuan suatu alat
dalam mengolah tanah per satuan waktu, sehingga satuannya adalah hektar per
Digital Repository Universitas Jember

jam atau jam per hektar atau hektar per jam per HP traktor (Suastawa et al., 2000:
10).
Kecepatan dalam pengolahan tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kapasitas kerja efektif yang dapat dicapai dalam pengolahan tanah.
Kapasitas kerja efektif adalah faktor yang menentukan besarnya biaya
penggunaan alat persatuan luas (Yuswar, 2004).
Tabel 2.1 menunjukkan beberapa kapasitas kerja traktor tangan yang ada
di Indonesia.
Tabel 2.1 Kapasitas Kerja Traktor Tangan
Jenis Traktor HP Kemampuan Kerja
Jam kerja rata- Jam/Ha Ha/Jam
rata (jam/hari)
Quick G100 8,5 9,40 9,59 0,10426
DongFeng K75A 7,5 20,00 20,00 0,05000
Yanmar TF85 8,5 10,61 10,61 0,09426
Kubota RD65 6,5 15,00 15,00 0,06667
Mikawa T55 5,5 11,25 11,25 0,08889
Kubota GS300 5,5 10,13 10,13 0,09867
Sumber: Zulnadi (2009).
Kapasitas kerja dapat dibedakan menjadi kapasitas efektif dan kapasitas
teoritis. Kapasitas efektif merupakan waktu nyata yang diperlukan di lapangan
dalam menyelesaikan suatu unit pekerjaan tertentu. Kapasitas teoritis adalah hasil
kerja yang akan dicapai alat dan mesin bila seluruh waktu digunakan pada
spesifikasi operasinya (Suastawa et al., 2000: 12).
Kapasitas lapang teoritis (KLT) dapat dihitung dengan persamaan 2.1
(Suastawa et al., 2000: 12).
KLT = 0.36 (v x lP)…………..………………………..............(2.1)
Keterangan : KLT = Kapasitas lapang teoritis (ha/jam),
v = Kecepatan rata-rata (m/s),
lP = Lebar pembajakan rata-rata (m),
0.36 = Faktor konversi (1 m2/s = 0.36 ha/jam).
Untuk menghitung kapasitas lapang pengolahan efektif (KLE) diperlukan
data waktu kerja keseluruhan dari mulai bekerja hingga selesai (WK) dan luas
tanah hasil pengolahan keseluruhan (L). Persamaan yang digunakan untuk
Digital Repository Universitas Jember

menghitung KLE adalah dengan rumus seperti pada persamaan 2.2 (Suastawa et
al., 2000: 13).
KLE=L/WK……………………………..............…………….(2.2)
Keterangan : KLE = Kapasitas lapang efektif (ha/jam),
L = Luas lahan hasil pengolahan (ha),
WK = Waktu kerja (jam).
Kecepatan maju merupakan salah satu metode untuk meningkatkan
kapasitas kerja alat pertanian yaitu dengan menambah kecepatan maju berarti
meningkatkan kapasitas kerja alat pengolah tanah tanpa harus menambah berat
dan jumlah unit tenaga penggerak yang membebani tanah (Yuswar, 2004).
Menurut Djoyowasito (2002) dalam hasil penelitiannya mengatakan
bahwa semakin dalam kedalaman olah tanah kecepatan kerjanya semakin rendah.
Fenomena ini terjadi karena slip roda sangat tinggi pada waktu alat bekerja dan
juga banyaknya gulma yang terpotong serta bongkahan tanah yang terolah besar,
sehingga waktu untuk menempuh jarak yang ditentukan menjadi lama.
Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu
proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya
dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses
sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat (Harry, 2010).
Efisiensi suatu traktor bergantung dari kapasitas lapang teoritis dan
kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara
kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam
bentuk (%). Rumus yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah
adalah sesuai persamaan 2.3 (Yuswar, 2004).
Efisiensi=KLE/KLT x 100%......................................................(2.3)
Keterangan : KLE = kapasitas lapang efektif,
KLT = kapasitas lapang teoritis.
Pada saat mengolah tanah menggunakan traktor dan alat bajak maka akan
diperoleh tanah terolah dengan luas tertentu dan selesai ditempuh dalam waktu
tertentu, sehingga kemampuan kerja lapang mengolah tanah tersebut, atau yang
dapat dinyatakan dalam satuan luas tanah terolah persatuan waktu. Semakin luas
Digital Repository Universitas Jember

tanah yang diselesaikan dalam waktu yang semakin singkat maka dikatakan
bahwa pekerjaan mengolah tanah tersebut mempunyai efisiensi tanah yang tinggi
(Yuswar, 2004).

2.2.2 Penggunaan Traktor Tangan


Pada dasarnya penggunaan traktor tangan untuk pengolahan lahan tidak
boleh melebihi batas daya dukung tanah (cone index). Disamping pertimbangan
teknis alat dan tanah, juga harus mempertimbangkan kelayakan aspek finansial
dan budaya pengguna. Aspek finansial yang perlu dipertimbangkan adalah
Tingkat Titik Impas atau Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV),
Tingkat Pengembalian Internal atau Internal Rate of Return (IRR), Rasio
Keuntungan dan Biaya atau Benefit Cost Ratio (B/C), dan Periode Pengembalian
Modal atau Pay Back Period (PBP). Sedangkan aspek budaya masyarakat adalah
tingkat penerimaan masyarakat petani dalam menggunakan teknologi mekanisasi
yang menggunakan traktor tersebut (Sutrisno, 1997).

2.3 Kesepadanan Teknologi


Perkembangan pertanian diiringi oleh perkembangan teknologi untuk
membantu kegiatan tersebut, seperti: pengolahan tanah, jentera penaikan air, dan
alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang pada
awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sejalan dengan kehidupan
masyarakat yang bercorak perdagangan secara bertahap berubah menjadi cikal
bakal usaha tani (Rizaldi, 2008). Menurut Rizaldi (2008), penggunaan alat
mekanisasi pertanian merupakan upaya meningkatkan daya kerja manusia dalam
proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut
selalu memerlukan alat dan mesin pertanian. Ilmu mekanisasi pertanian di
Indonesia telah dilaksanakan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan
pertanian, terutama dibidang usaha swasembada pangan. Dengan
mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis,
maka pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui
pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian
Digital Repository Universitas Jember

selektif adalah usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina


pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan
keadaan wilayah setempat.
Seleksi atau pemilihan tingkat teknologi adalah merupakan bagian
penting dalam adopsi atau penerapan suatu teknologi alsintan. Kekurang tepatan
(sepadan) dalam seleksi tingkat teknologi yang akan diterapkan akan berakibat
rendahnya efesiensi, efektifitas, dan ketidaksinambungan yang mengarah pada
gagalnya tujuan penerapan teknologi alsintan tersebut. Seleksi tingkat teknologi
sepadan tersebut bukan hal yang mudah dilakukan. Dalam penerapan teknologi
alsintan, seleksi tingkat teknologi harus didasarkan pada tiga aspek dalam satu
kesatuan system mekanisasi pertanian, yaitu aspek agro-fisik, sosial ekonomi dan
infrastruktur wilayah penerapannya (Agung, 2011).
Usaha tani yang dilaksanakan secara mekanis untuk saat ini belum
dibutuhkan untuk mengganti tenaga kerja. Namun dalam aplikasi selanjutnya
tetap harus berpegang pada mekanisasi pertanian selektif yang sasaran akhirnya
adalah meningkatkan pendapatan dan produksi. Hal ini sejalan dengan sasaran
pemanfaatan alat mesin yaitu untuk mendorong peningkatan kapasitas kerja dan
memperpendek waktu kerja, sehingga beban fisik petani menjadi ringan. Selain
itu, pemanfaatan traktor tangan juga akan meningkatkan efisiensi usaha tani dan
meningkatkan produktivitas usaha tani (Sutrisno, 1997).
Menurut Yanto (2010), komponen teknologi terdiri atas perangkat keras
(hardware/technoware), perangkat manusia (humanware), perangkat informasi
(infoware), dan perangkat organisasi (organoware). Keempat kompenen tersebut
diperlukan pada proses transformasi input menjadi output dalam suatu kegiatan.
Digital Repository Universitas Jember

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilasanakan pada Bulan Desember 2014 sampai dengan Bulan
Januari 2015, bertempat di Desa Sumber Kalong Kecamatan Kalisat.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan demi terlaksananya penelitian
antara lain sebagai berikut.
1. Traktor tangan, sebagai objek yang akan diteliti pengoperasiannya dalam
kegiatan pengolahan tanah pertanian di Desa Sumber Kalong.
2. Bajak digunakan sebagai alat pendukung dalam pengoperasian traktor tangan
dalam kegiatan pengolahan tanah.
3. Lahan pertanian sebagai tempat untuk mengoperasikan traktor tangan, dengan
tujuan untuk mengetahui kinerja dari pengoperasian traktor tangan dalam
kegiatan pengolahan tanah.
4. Stopwatch dibutuhkan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan oleh traktor
dalam kegiatan pengolahan tanah, ataupun untuk menghitung lama waktu
yang dibutuhkan oleh traktor tangan disetiap pengoperasiannya.
5. Roll meter digunakan sebagai alat untuk mengukur luas lahan pertanian yang
sedang diolah menggunakan traktor tangan.
6. Kamera digital sebagai alat bantu dokumentasi selama kegiatan penelitian
berlangsung.
7. Komputer untuk mengolah data dan menyusun hasil penelitian ke dalam hasil
dan pembahasan.
8. Kuisioner dan responden.
9. Alat bantu serta bahan pendukung lainnya yang kemungkinan secara
kondisional dibutuhkan saat penelitian.
Digital Repository Universitas Jember

3.3 Tahapan Penelitian


Adapun tahapan penelitian akan dilakukan seperti pada diagram alir
(flowchart) di bawah ini:

Mulai

Survey
lapangan

Luas lahan Wawancara


pertanian, jumlah (30 petani pengguna traktor tangan
petani, jumlah dan yang memiliki traktor tangan)
traktor tangan, dan
data pendukung
lainnya
Pengujian langsung pengoperasian
traktor tangan
(dengan menggunakan beberapa
parameter)

Analisis Data

Penilaian kesepadanan teknologi


(technoware, humanware, infoware,
organoware)

Menentukan jumlah traktor tangan


yang dibutuhkan

Biaya pokok
Analisis ekonomi terhadap traktor
operasional traktor tangan tangan, B/C
Ratio, NPV,
dan IRR

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


Digital Repository Universitas Jember

3.4 Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data dilakukan melaui tiga tahap yakni, survey,
wawancara, dan pengujian langsung di lapang.
1. Survey
Survey lapangan dilaksanakan untuk memperoleh data tentang deskripsi
wilayah dan keadaan umum pertanian di Desa Sumber Kalong. Survey ini
dilakukan dengan wawancara langsung (interview guide) kepada narasumber yang
merupakan salah satu perangkat desa dan pengamatan langsung ke beberapa
lokasi lahan pertanian yang ada untuk mengetahui keadaan umum pertanian di
desa tersebut, sedangkan sebagai data pendukung (data sekunder) diperoleh dari
instansi terkait.
a. Deskripsi wilayah dari desa tersebut meliputi:
1. letak geografis,
2. luas desa, dan
3. jumlah dusun.
b. Keadaan umum pertanian di desa tersebut meliputi:
1. luas lahan pertanian yang dikelola dengan menggunakan traktor tangan,
2. jumlah petani, dan
3. jumlah petani yang memiliki traktor tangan.
2. Pengambilan data melalui kegiatan wawancara.
Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara kepada beberapa
petani yang memiliki traktor tangan dan beberapa petani yang tidak memiliki
traktor tangan. Wawancara kepada setiap responden dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Adapun penentuan jumlah
responden dilakukan secara acak pada tiap dusun.
3. Pengujian langsung di lapangan
Pada tahap ini diharapkan nantinya dapat diperoleh data mengenai
kapasitas kerja traktor tangan dalam kegiatan pengolahan tanah. Maka dari itu,
dilakukan pengukuran terhadap kecepatan traktor tangan pada saat dioperasikan
dengan menggunakan beberapa parameter seperti, kecepatan traktor tangan tanpa
beban, kecepatan traktor tangan dengan beban, dan kapasitas kerja traktor tangan.
Digital Repository Universitas Jember

3.5 Analisis Data


Data tentang jumlah kebutuhan traktor tangan, data tentang kesepadanan
teknologi, dan data tentang analisis ekonomi penggunaan traktor tangan dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kebutuhan Traktor Tangan
Kebutuhan traktor tangan dapat ditentukan setelah melakukan pengujian
langsung penggunaan traktor tangan. Data dari hasil pengujian langsung
penggunaan traktor tangan nantinya akan disajikan ke dalam tabel 3.1:
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Traktor Tangan
No. Parameter Hasil Pengujian Traktor Tangan
1. Kecepatan tanpa beban ... m/detik
2 Kecepatan dengan beban ... m/detik
3 Kapasitas kerja ... Ha/jam

Setelah mengetahui kapasitas kerja dari traktor tangan yang ada di desa
tersebut, maka tahapan berikutnya adalah:
a. menentukan kebutuhan traktor tangan,
b. menyimpulkan apakah jumlah traktor tangan yang ada di Desa Sumber
Kalong sudah memenuhi kebutuhan traktor tangan, melebihi kebutuhan
traktor tangan, atau bahkan masih belum memenuhi kebutuhan traktor tangan
yang dibutuhkan dalam mengolah lahan pertanian di desa tersebut.
2. Analisis Kesepadanan Teknologi
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung, kesepadanan
teknologi penggunaan traktor tangan di desa tersebut dapat ditentukan melalui
penilaian berikut.
a. Nilai kesepadanan technoware (hardware dan software), dapat diartikan
bahwa alat dan mesin yang digunakan sepadan, ada kesesuain atau kecocokan
pada rancang bangun/kontruksi, pengoperasian dan pemeliharaan. Untuk
mengadopsi suatu teknologi harus mempertimbangkan rancangbangun,
kontruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan. Ketepatan rancangbangun dan
kontruksi pada alat dan mesin yang digunakan akan meningkatkan kapasitas
kerja,kualitas dan efisiensi. Kapasitas kerja dan efisiensi akan dipengaruhi
oleh kondisi tanah, luas, dan bentuk petakan pada pengoperasian traktor.
Digital Repository Universitas Jember

b. Nilai kesepadanan humanware yang merupakan penilaian terhadap


ketrampilan dan pengetahuan yang melekat pada manusia yang terkait dengan
teknologi.
c. Nilai kesepadanan infoware yang melekat pada traktor tangan ini seperti buku
manual, buku pemeliharaan, dan buku petunjuk lainnya dimiliki petani.
d. Nilai kesepadanan organoware yaitu ada tidaknya pengorganisasian pada
penerapan teknologi dalam kegiatan usaha pertanian.
Skor penilaian kesepadanan teknologi diperoleh dari hasil wawancara
yang dilakukan kepada 30 responden, penilaian dilakukan pada setiap dusun, dan
kemudian dianalisis. Hasil analisis kesepadan teknologi akan disajikan pada tabel
3.2.
Tabel 3.2 Nilai Kesepadanan Teknologi terhadap Penggunaan Traktor Tangan
Dusun Nilai Kesepadanan
Technoware Humanware Infoware Organoware
Krajan ... ... ... ...
Krajan Barat Sungai ... ... ... ...
Plalangan ... ... ... ...
Curah Mas ... ... ... ...
Sumber Waru ... ... ... ...

3. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi dilakukan untuk meninjau aspek finansial traktor
tangan dan menentukan kelayakan traktor tangan secara finansial. Penentuan
kelayakan finansial dapat diperoleh melalui perhitungan Tingkat Titik Impas atau
Break Even Point (BEP), Net Present Value, Tingkat Pengembalian Internal atau
Internal Rate of Return (IRR), Rasio Keuntungan dan Biaya atau Benefit Cost
Ratio (B/C), dan Periode Pengembalian Modal atau Pay Back Period (PBP).
Menurut Hamidah (2006), dalam penelitiannya mengenai Analisis Kebutuhan dan
Pengelolaan traktor tangan pada usaha pelayanan jasa alsintan, traktor tangan
dapat dikatakan layak untuk dijadikan bisnis apabila BCR > 1, NPV > 0, dan IRR
> suku bunga komersial.
a. NPV
( ) ( ) ........................(3.1)
Digital Repository Universitas Jember

Keterangan:
I = harga beli (investasi),
A = pendapatan per tahun,
n = umur ekonomis proyek (10 tahun),
i = tingkat suku bunga yang berlaku (12%),
SV = nilai sisa.

b. IRR

.......................(3.2)

IRR menunjukkan kemampuan suatu investasi atau usaha dalam


menghasilkan return atau tingkat keuntungan yang bisa dipakai. Kriteria yang
dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu usaha layak dijalankan adalah jika nilai
IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usahatani tersebut
diusahakan (Gittinger, 1993: 42). Jadi, jika IRR lebih tinggi dari tingkat bunga
bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulkan layak untuk
dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk
dilaksanakan.
IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR  i1 
NPV1
i2  i1 
NPV1  NPV2 ...............(3.3)
keterangan:
NPV1 = NPV yang bernilai positif,
NPV2 = NPV yang bernilai negatif,
i1 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai
positif,
i2 = tingkat suku bunga saat menghasilkan NPV yang bernilai
negatif.
Digital Repository Universitas Jember

c. BC Rasio
BC Rasio digunakan sebagai kriteria keputusan dalam pemilihan
alternatif Public Works dimana di dalam penerapannya, manfaat proyek dinikmati
masyarakat luas, biaya ditanggung pemilik proyek (pemerintah, badan sosial) dan
dinyatakan dalam persamaan (Suryaningrat, 2011: 59):

PW Benefits EUAB
B/C   1 ..................................................(3.4)
PW Costs EUAC

n
Bt  Ct
 1  i 
t 1
t
Net B / C 
Ct  Bt
n

 1  i 
......................................(3.5)
t
t 1

Keterangan:
Bt = Benefit (penerimaan kotor pada tahun ke-t),
Ct = Cost (biaya kotor pada tahun ke-t),
n = umur ekonomis proyek,
i = tingkat suku bunga yang berlaku.
Digital Repository Universitas Jember

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Desa Sumber Kalong


Desa Sumber Kalong merupakan salah satu desa di Kecamatan Kalisat,
Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Berbatasan langsung dengan Desa
Sumber Wringin di sebelah Utara, Sukowiryo di sebelah Barat, Sukoreno di
sebelah Selatan, dan Sumber Waru di sebelah Timur, seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peta Desa Sumber Kalong (Sumber: Arsip Kantor Desa, 2014)

Desa seluas 496,30 Ha ini terdiri atas lima dusun yaitu, Dusun Krajan,
Dusun Plalangan, Dusun Krajan Barat Sungai, Dusun Sumber Waru, dan Dusun
Curah Mas. Kantor Desa Sumber Kalong berada di Dusun Krajan, tepat di jalan
utama desa, seperti pada gambar 4.2. Jumlah penduduk Desa Sumber Kalong
3741 jiwa, dan 30% penduduk Desa Sumber Kalong bermatapencaharian sebagai
Digital Repository Universitas Jember

petani. Jadi, dapat dikatakan jumlah petani di Desa Sumber Kalong sebanyak
1122 jiwa, dan 47,8% dari luas keseluruhan desa merupakan areal sawah, yaitu
seluas 237,26 Ha.

Gambar 4.2 Kantor Desa Sumber Kalong

Berikut tabel 4.1 dan tabel 4.2 adalah tabel jumlah penduduk masing-
masing dusun di Desa Sumber Kalong dan penggunaan lahan dari keseluruhan
luas Desa Sumber Kalong:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Masing-Masing Dusun
Jumlah Jumlah
Jumlah
Penduduk Penduduk Total
Dusun Petani
Laki-Laki Perempuan (jiwa)
(jiwa)
(jiwa) (jiwa)
Krajan 296 297 593 162
Plalangan 459 469 928 368
Barat Sungai 285 290 575 98
Curah Mas 416 423 839 256
Sumber Waru 397 409 806 238
Total 1.853 1.888 3.741 1122
Sumber: Data diolah (2015).
Berdasarkan tabel jumlah penduduk, dapat diketahui kepadatan populasi
penduduk di Desa Sumber Kalong sebesar 753,78 jiwa/km2, dengan rasio jenis
Digital Repository Universitas Jember

kelamin sebesar 98,15%. Angka tersebut menunjukkan populasi jumlah penduduk


perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk laki-
laki. Kepadatan penduduk di Desa Sumber Kalong jika dibandingkan dengan
kepadatan jumlah penduduk Kecamatan Kalisat yang mencapai 1401,68 jiwa/km2,
maka kepadatan jumlah penduduk di Desa Sumber Kalong berada di bawah rata-
rata. Namun, apabila dibandingkan dengan kepadatan jumlah penduduk
Kabupaten Jember yang mencapai 708,32 jiwa/km2, maka kepadatan jumlah
penduduk di Desa Sumber Kalong berada di atas rata-rata. Jumlah penduduk di
Desa Sumber Kalong mencapai 4,99% dari keseluruhan jumlah penduduk yang
ada di Kecamatan Kalisat, dan 0,16% dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada
di Kabupaten Jember.
Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Desa Sumber Kalong
Areal Luas (Ha) Persentase (%)
Pemukiman 75,5 15,213
Sawah 237,276 47,809
Ladang dan perkebunan 77,154 15,546
Kuburan 4,2 0,846
Lain-lain 102,17 20,586
Total 496,3 100,00
Sumber: Data diolah (2015).

Pemukiman
Sawah
Ladang dan perkebunan
Kuburan
Lain-lain

Gambar 4.3 Tata Guna Lahan Desa Sumber Kalong (Sumber: Data diolah, 2015)
Digital Repository Universitas Jember

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.3 dapat diketahui bahwa areal sawah
di desa tersebut cukup luas, karena 47,81% dari keseluruhan luas desa merupakan
areal sawah. Namun, apabila dibandingkan dengan luas areal sawah keseluruhan
di Kabupaten Jember, luas areal sawah di Desa Sumber Kalong hanya mencapai
0,28%. Berdasarkan data yang diperoleh dari evaluasi hasil pelaksanaan RKPD
tahun 2013, areal sawah yang ada di Kabupaten Jember seluas 84.665 Ha
(Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2015, 2014: 8).
Dengan luas areal sawah yang mencapai 237,28 Ha, potensi hasil
pertanian yang dimiliki Desa Sumber Kalong mencapai 2.847,31 ton padi per
tahunnya, karena mayoritas petani menanam padi dengan produktivitas padi
mencapai 12 ton/hektar/tahun. Lebih dari 20% dari keseluruhan Luas Desa
Sumber Kalong, tepatnya seluas 102,17 Ha berupa lokasi tambang batu, tanah
lapang, jalan, daerah berbukit, lahan-lahan yang belum dimanfaatkan dan belum
terjamah sama sekali, karena topografi dan kondisi yang tidak memungkinkan
untuk dihuni, serta jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak sehingga tidak
membutuhkan pembukaan lahan baru untuk tempat tinggal. Gambar 4.4
merupakan papan informasi yang ada di Kantor Desa Sumber Kalong namun,
papan informasi ini tidak diperbaharui lagi sejak tahun 2009.

Gambar 4.4 Papan Informasi (Sumber: Kantor Desa Sumber Kalong, 2014)
Digital Repository Universitas Jember

4.2 Kebutuhan Traktor Tangan


Kebutuhan traktor tangan dapat ditentukan setelah mengetahui kapasitas
kerja traktor tangan melalui pengujian dan pengukuran langsung pengoperasian
traktor tangan dalam kegiatan pengolahan tanah pertanian.

Gambar 4.5 Kegiatan Pengolahan Tanah (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2015)


Gambar 4.5 merupakan kegiatan pengolahan tanah I (Primary tillage)
menggunakan implemen bajak singkal dengan lebar teoritis 27 cm dan
pengolahan tanah pola tepi. Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut
lahan. Berputar ke kiri sejajar sisi lahan, sampai ke tengah lahan. Lemparan
pembajakan ke arah luar lahan. Menurut operator pengolahan tanah pola tepi
dipilih karena pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan
tidak terlalu luas. Pada saat kegiatan pengolahan tanah berlangsung dilakukan
juga pengukuran kapasitas kerja traktor tangan dengan tahapan sebagai berikut:
Digital Repository Universitas Jember

a. mempersiapkan kegiatan pengolahan tanah dan membuat skema petak uji


traktor tangan bajak singkal dengan pola pengolahan tepi pada lahan petani,
(lima kali ulangan untuk menghitung kecepatan maju dan 3 kali ulangan untuk
menghitung lama waktu yang diperlukan dan dalam mengolah 3 petak lahan)
b. mengolah tanah dengan implemen traktor tangan bajak singkal,
c. melakukan pengamatan indikator yang akan diukur:
1. lebar kerja (cm), untuk mengetahui lebar kerja dilakukan pengukuran pada
implemen panjang singkal dan lebar olahan tanah setelah diolah dengan traktor
tangan bajak singkal,
2. kecepatan maju (km/jam), untuk mengetahui kecepatan maju traktor diketahui
dari berapa waktu yang ditempuh oleh traktor dalam jarak tempuh 10 meter
dengan lima kali ulangan,
3. kapasitas kerja (jam/ha), KLT dapat dihitung menggunakan persamaan 2.1, dan
untuk mengetahui perhitungan KLE digunakan persamaan 2.2. Untuk
mengetahui efisiensi pengolahan tanah dapat digunakan persamaan 2.3
d. melakukan analisis dan pengolahan data hasil uji kinerja pengolahan tanah.

Gambar 4.6 Pengolahan Tanah Pola Tepi (Sumber: Yuswar, 2004)


Digital Repository Universitas Jember

Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokkan


traktor, namun pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan
lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal
lahan. Lahan yang tidak terbajak menggunakan mesin, dibajak pada 2 atau 4
pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak oleh mesin, diolah dengan
cara manual (dengan cangkul)
Tabel 4.3 menunjukkan spesifikasi traktor tangan milik Bapak Haji
Marzuki yang digunakan dalam kegiatan pengolahan tanah:
Tabel 4.3 Spesifikasi Traktor Tangan
Spesifikasi Traktor Tangan
Merk/ Model QUICK/ G 1000
Kecepatan 1 maju
Sistim Transmisi Chain – Gear
Sistim Penggerak Kopling Utama,
V Belt 2 buah
Sistim Pembelok Kopling Kemudi Dog cluth
Isi Minyak Pelumas 5,5 liter
Dimensi Traktor 2730 mm x 1140 mm x 1370 mm
Berat 300 Kg
Berat Traktor termasuk Roda Besi dan
Diesel.
Apabila menggunakan roda karet
berat = 250 Kg
Perlengkapan yang disertakan Roda Besi Standard,
Roda Karet,
Bajak Singkal ( Luku),
Garu, dan
Gelebeg
Sumber: Data diolah (2015).
Digital Repository Universitas Jember

Gambar 4.7 Traktor Tangan Quick G1000 (Sumber: Data diolah, 2015)
Tabel 4.4 Spesifikasi Tenaga Penggerak
Spesifikasi Tenaga Penggerak
Merk KUBOTA
Type 4 langkah
Model RD 85 DI-1
Tenaga Rata-rata 7, 5 / 2200 HP / RPM
Tenaga Maxsimum 8, 5 / 2400 HP / RPM
Bahan Bakar Solar Solar
Sistim Starting Engkol
Sistim Pendingin Radiator
Isi Bahan Bakar 9, 5 ltr
Isi Minyak Pelumas 2, 4 ltr
Berat 86 kg
Sistim Lampu IC Regulator
Sumber: Data diolah (2015)
Harga traktor tangan pada saat Bapak Haji Marzuki membeli pada tahun
2009 senilai Rp 16.000.000,00 sedangkan harga terbaru saat ini untuk tipe yang
sama adalah senilai Rp 19.600.000,00.
Digital Repository Universitas Jember

4.2.1 Hasil Pengujian Langsung Operasional Traktor Tangan


Pengukuran kapasitas kerja diperoleh dengan menghitung kapasitas
lapang teoritis (KLT) dan kapasitas lapang efektif (KLE). KLT dihitung
menggunakan persamaan 2.1, untuk mengetahui perhitungan KLE digunakan
persamaan 2.2, dan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah dapat digunakan
persamaan 2.3. Hasil pengujian traktor tangan disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Traktor Tangan
No. Parameter Hasil Pengujian Traktor Tangan
1. Kecepatan tanpa beban 0,742 m/detik
2 Kecepatan dengan beban 0,542 m/detik
3 Kapasitas kerja 0,065 Ha/jam
Sumber: Data diolah (2015).

Gambar 4.8 adalah gambar selama pengukuran kapasitas kerja traktor


tangan berlangsung dan pengujian langsung operasional traktor tangan pada saat
kegiatan pengolahan tanah:

Gambar 4.8 Pengukuran Kapasitas Kerja (Sumber: Data dioalah, 2015)


Digital Repository Universitas Jember

Berdasarakan hasil pengujian langsung operasional traktor tangan di


lapang, diperoleh kapasitas kerja traktor tangan sebesar 0,065 Ha/jam atau dengan
kata lain satu unit traktor tangan mampu mengelola lahan seluas satu hektar dalam
jangka waktu 15,27 jam. Traktor yang digunakan adalah traktor tangan dengan
implemen bajak singkal yang memiliki lebar kerja teoritis sebesar 0,27 m dan
lebar kerja efektif rata-rata 0,248 m. Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian
langsung traktor tangan tanpa beban, dengan beban, masing-masing lima kali
pengulangan dan hasil pengukuran Kapasitas Lapang Efektif yang diukur pada
tiga petak lahan.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (tanpa Beban)
No. Jarak (m) Waktu (s) Kec (m/s) Lebar Kerja (m)
1 10 14,57 0,686 0,27
2 10 14,00 0,714 0,27
3 10 12,89 0,776 0,27
4 10 13,66 0,732 0,27
5 10 12,44 0,804 0,27
Rata-rata 13,512 0,742 0,27
Sumber: Data primer diolah (2015).

Seperti yang telah dijelaskan pada subbab 4.2, kegiatan pengolahan tanah
menggunakan traktor tangan Quick tipe G1000 dengan tenaga penggerak Kubota,
implemen bajak singkal yang memiliki lebar teoritis 27 cm, dan pengolahan tanah
pola tepi. Setelah melakukan pengukuran kecepatan maju traktor tangan sebanyak
lima kali pengulangan diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 0,742 m/s.
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (dengan Beban)
No. Jarak (m) Waktu (s) v (m/s) Lebar Kerja (m)
1 10 19,25 0,519 0,24
2 10 18,82 0,531 0,24
3 10 17,54 0,570 0,25
4 10 17,64 0,567 0,26
5 10 19,23 0,520 0,25
Rata-rata 18,496 0,542 0,248
Sumber: Data primer diolah (2015).
Digital Repository Universitas Jember

Perbandingan antara kecepatan traktor tangan dengan beban lebih kecil


dengan kecepatan traktor tangan tanpa beban, seperti yang digambarkan pada
gambar 4.9.
0,9

0,8

0,7

0,6

0,5 Kecepatan tanpa beban


(m/s)
0,4 Kecepatan dengan
beban (m/s)
0,3

0,2

0,1

0
1 2 3 4 5

Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Kecepatan Traktor Tangan tanpa Beban dan
Traktor Tangan dengan Beban

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif (KLE)


No. Luas Lahan (Ha) Waktu (jam) KLE (Ha/jam)
1 0,010 0,156 0,064
2 0,021 0,330 0,064
3 0,011375 0,161 0,071
Total 0,042375 0,647 0,065
Sumber: Data primer diolah (2015).

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif (KLE)


Pengolahan Tanah II
No. Luas Lahan (Ha) Waktu (jam) KLE (Ha/jam)
1 0,010 0,058 0,172
2 0,021 0,095 0,221
3 0,011375 0,059 0,192
Total 0,042375 0,211 0,201
Sumber: Data primer diolah (2015).
Digital Repository Universitas Jember

Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) diperoleh menggunakan rumus pada


persamaan (2.1), kemudian dikonversikan ke dalam Ha/jam sehingga diperoleh
nilai KLT sebesar 0,072 Ha/jam. Sedangkan, Kapasitas Lapang Efektif (KLE)
diperoleh menggunakan rumus pada persamaan (2.2). Berdasarkan hasil
pengukuran, untuk melakukan pengolahan tanah I menggunakan bajak singkal
pada lahan seluas 423,75 m2 atau 0,042 Ha, traktor tangan membutuhkan waktu
sebesar 0,647 jam atau setara dengan 38 menit 49 detik. Jadi, besarnya Kapasitas
Lapang Efektif berdasarkan hasil pengamatan pada ketiga lahan yang diolah
adalah 0,065 Ha/jam atau kapasitas kerjanya sebesar 15,27 jam/Ha. Berdasarkan
hasil perhitungan Kapasitas Lapang Teoritis dan Kapasitas Lapang Efektif,
diperoleh efisiensi kerja traktor tangan sebesar 90,28%. Efisiensi ini merupakan
perbandingan Kapasitas Lapang Efektif dengan Kapasitas Lapang Teoritis seperti
pada persamaan (2.3). Berbeda dengan pengolahan tanah I, pengolahan tanah II
dengan menggunakan implemen garu yang memiliki lebar teoritis 102 cm,
pengolahan tanah II berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan
tanah I. Pengolahan tanah II membutuhkan waktu 12 menit 40 detik atau 0,21 jam
untuk menggaru 3 petak lahan seluas 423,75 m2.

4.2.2 Analisis Kebutuhan Traktor Tangan


Berdasarkan hasil pengukuran kapasitas kerja lapang secara langsung
terhadap pengoperasian traktor tangan dalam kegiatan pengolahan tanah
pertanian, diperoleh kapasitas kerja traktor tangan sebesar 15,27 jam/Ha dengan
jam kerja traktor tangan per hari rata-rata selama 10 jam, yaitu dari pukul 06.00 –
16.00. Hal ini menunjukkan bahwa satu unit traktor mampu mengolah lahan
pertanian seluas satu hektar dalam waktu 2 hari, dan dalam satu bulan, satu unit
traktor tangan mampu mengolah tanah pertanian seluas 15 Ha. Jadi, apabila
kegiatan pengolahan tanah pertanian berlangsung selama 90 hari, maka jumlah
traktor tangan yang dibutuhkan adalah sebanyak 5 unit traktor tangan agar
kegiatan pengolahan tanah pertanian selesai sesuai dengan jangka waktu yang
diharapkan.
Digital Repository Universitas Jember

Gambar 4.10 Traktor Tangan (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2015)

Jumlah traktor tangan yang ada di Desa Sumber Kalong ternyata sudah
memenuhi kebutuhan traktor tangan yang dibutuhkan, bahkan sudah melebihi
kebutuhan traktor tangan yang dibutuhkan, karena di Desa Sumber Kalong jumlah
traktor tangan yang ada mencapai 12 unit, seperti pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Jumlah Traktor Tangan Desa Sumber Kalong
Jam Kerja
No. Nama Dusun Tahun Beli Baru/Bekas
/hari
1 Marzuki Barat Sungai 2009 Baru 10
2 Abdurrahman Sumber Waru 2010 Bekas 10
3 Safi'i Sumber Waru 2010 Bekas 11
4 Ali Barat Sungai 2009 Baru 11
5 Wawan Plalangan 2011 Baru 8
6 Sizeh Plalangan 2009 Bekas 11
7 Dasuki Plalangan 2007 Bekas 10
8 Salam Curah Mas 2008 Bekas 10
9 Yuda Plalangan 2010 Baru 9
10 Zaman Hudi Barat Sungai 2009 Baru 10
11 Abdullah Krajan 2011 Bekas 10
12 Usman Krajan 2012 Bekas 8
Digital Repository Universitas Jember

Permasalahan yang terjadi di desa Sumber Kalong adalah kurangnya


manajemen dalam pengoperasian traktor tangan, sehingga beberapa petani masih
harus menyewa traktor tangan dari desa lain. Alasan beberapa para petani yang
menyewa traktor tangan dari desa lain terdekat adalah traktor tangan yang ada di
Desa Sumber Kalong telah disewa oleh petani lain baik itu oleh sesama petani di
Desa Sumber Kalong sendiri maupun oleh petani dari desa lain terdekat seperti
Desa Sukoreno, Desa Sumber Waru, dan Desa Sukowiryo sehingga,
mengharuskan petani untuk menyewa traktor tangan dari desa lain yang sedang
tidak beroperasi. Alasan kedua adalah lokasi sawah yang akan dilakukan kegiatan
pengolahan tanah lebih dekat jaraknya dengan desa lain, hal ini terjadi pada
beberapa lokasi yang berada di daerah perbatasan desa, seperti pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Sebaran Traktor Tangan di Desa Sumber Kalong

Alasan lainnya adalah beberapa petani memilih untuk menyewa traktor


tangan milik kerabat atau keluarga mereka yang ada di desa lain terdekat agar
mendapat potongan harga sewa traktor tangan. Permasalahan yang terjadi di Desa
Sumber Kalong menunjukkan belum adanya kesepadanan penggunaan teknologi
karena kurangnya pengorganisasian dalam pengoperasian traktor tangan. Maka
dari itu, yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana mengoptimalkan
Digital Repository Universitas Jember

pengoperasian traktor tangan yang sudah ada tanpa harus menyewa traktor tangan
dari desa lain, agar kegiatan pengolahan tanah pertanian dapat berjalan secara
optimal dan pemillik traktor tangan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih
dengan memaksimalkan persewaan traktor tangan yang dimiliki. Selain itu,
apabila jumlah traktor tangan yang ada di Desa Sumber Kalong dioptimalakan
dengan manajemen pengoperasian yang baik maka kegiatan pengolahan tanah di
desa tersebut bisa selesai lebih cepat dari 90 hari, dengan demikian apabila
kegiatan pengolahan tanah bisa dipercepat, kegiatan penanaman atau musim
tanam juga akan lebih cepat. Jika pengoperasian traktor tangan yang ada di desa
telah dioptimalkan maka, traktor tangan selebihnya dapat disewakan ke desa lain
terdekat agar dapat meningkatkan nilai finansial traktor tangan sehingga pemilik
traktor tangan dapat memperoleh keuntungan yang lebih banyak dari kegiatan
usaha persewaan tarktor tangan.

4.3 Analisis Kesepadanan Teknologi


Nilai kesepadanan teknologi (technoware, humanware, infoware, dan
organoware) terhadap penggunaan traktor tangan pada masing-masing dusun di
Desa Sumber Kalong yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara kepada 30
responden dan pengamatan langsung selama kegiatan pengolahan tanah disajikan
pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Nilai Kesepadanan Teknologi terhadap Penggunaan Traktor Tangan
Dusun Nilai Kesepadanan
Technoware Humanware Infoware Organoware
Krajan Sesuai Cukup Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
Krajan Barat Sungai Sesuai Cukup Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
Plalangan Sesuai Cukup Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
Curah Mas Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
Sumber Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
Sumber: Data primer diolah (2015).

Menurut Yanto (2010), kesepadanan technoware dapat dinilai sepadan


apabila komponen tersebut telah mampu memberdayakan fisik manusia dan
mengontrol kegiatan operasional. Maka dari itu, berdasarkan uraian tabel 4.10,
nilai kesepadanan technoware yang merupakan keterkaitan antara alat dan mesin
Digital Repository Universitas Jember

dapat dikatakan sepadan, karena telah ada kesesuaian rancangbangun atau


kontruksi, dan pengoperasian traktor tangan di kelima dusun yang ada di Desa
Sumber Kalong. Penggunaan traktor tangan dalam kegiatan pengolahan tanah
pertanian di Desa Sumber Kalong sudah sesuai dan cocok dengan kondisi lahan
pertanian yang ada di Desa tersebut, serta mampu memberdayakan manusia
hingga mampu mengontrol kegiatan selama kegiatan pengolah tanah berlangsung.
Seperti pada gambar 4.12 menunjukkan bahwa traktor tangan mampu
memberdayakan sumber daya manusia dalam kegiatan pengolahan tanah hingga
mampu mengontrol kegiatan selama kegiatan pengolah tanah berlangsung dan
gambar 4.13 menunjukkan bahwa sawah di Desa Sumber Kalong memiliki
topografi lahan yang datar sehingga memungkinkan untuk menerapkan teknologi
salah satunya adalah menggunakan traktor tangan dalam kegiatan pengolahan
tanah pertanian.

Gambar 4.12 Pengoperasian Traktor Tangan (Sumber: Data diolah, 2015)


Digital Repository Universitas Jember

Gambar 4.13 Topografi Lahan yang Datar (Sumber: Data Diolah, 2015)

Penilaian kesepadanan humanware diperoleh berdasarkan hasil kuisioner


dari 30 responden dengan jumlah 6 responden di setiap dusun yang dipilih secara
acak. Responden tersebut merupakan para petani yang memiliki traktor tangan
dan petani yang tidak memiliki traktor tangan. Berdasarkan hasil kuisioner,
keterampilan dan pengetahuan yang melekat pada manusia atau operator yang
terkait dengan teknologi (humanware) di tiga dusun yaitu, Dusun Krajan, Krajan
Barat Sungai, dan Dusun Plalangan sudah cukup mampu, sedangkan di tiga dusun
lainnya belum terjadi kesepadanan humanware dalam kegiatan operasional traktor
tangan. Di tiga dusun yaitu, Dusun Krajan, Dusun Krajan Barat Sungai, dan
Dusun Plalangan dikatakakan cukup mampu karena berdasarkan hasil kuisioner di
ketiga dusun tersebut, petani sekaligus pemilik traktor tangan dan beberapa petani
yang tidak memiliki traktor tangan mampu mengoperasikan traktor tangan dan
melakukan pemeliharaan, sedangkan petani lainnya tidak mampu mengoperasikan
dan melakukan pemeliharaan traktor tangan. Secara umum ketidakmampuan
petani ini sangat bergantung pada pendidikan formal yang dimiliki, dalam hal ini
petani mayoritas tidak mengerti tentang pengetahuan teknis alat dan mesin
Digital Repository Universitas Jember

pertanian. Menurut Yanto (2010) perangkat manusia (berwujud kemampuan


manusia), misalnya keterampilan, pengetahuan, keahlian, dan kreativitas dalam
mengelola ketiga komponen teknologi lainnya di bidang agroindustri/agribisnis
dapat dikatakan sepadan apabila komponen tersebut (humanware) memberikan
ide pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi untuk keperluan produksi.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 responden, nilai infoware yang
melekat pada pada traktor tangan seperti buku manual, buku pemeliharaan, dan
buku petunjuk lainnya, tidak dimiliki oleh para petani. Buku petunjuk penggunaan
traktor tangan tidak dimiliki oleh para pemilik traktor tangan dikarenakan
beberapa alasan seperti, buku petunjuk sudah hilang dan traktor yang dibeli
mayoritas adalah traktor bekas sehingga buku petunjuk tidak didapatkan oleh
petani. Sedangkan, informasi formal yang berhubungan dengan penerapan dan
kemajuan teknologi alsintan yang seharusnya informasi ini diperoleh dari
Pemerintah Daerah, tidak pernah didapat oleh para petani. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan teknologi traktor tangan di Desa Sumber Kalong tidak
sepadan dalam hal pengenalan, penjelasan fungsi, dan pengkajian dari teknologi
alsintan yang diterapkan.

(a) (b)
Gambar 4.14 (a) Traktor Baru dan (b) Traktor Bekas (Sumber: Data Diolah, 2015)
Digital Repository Universitas Jember

Berdasarkan hasil wawancara, mayoritas petani di masing-masing dusun


tidak merasa ada keterkaitan sistem pada tingkat petani, tingkat kelompok tani,
dan hubungan dengan pemerintah daerah, karena selama ini belum ada
pengorganisasian di kalangan petani, walaupun terkadang para petani yang petak
sawahnya berdekatan dengan petak sawah petani lain hingga jika diakumulasi
mecapai satu hektar, mereka menyewa traktor tangan yang sama agar lebih
menghemat biaya. Para petani juga menyatakan bahwa selama ini belum pernah
ada Unit Pelayanan Jasa Alsintan di Desa Sumber Kalong, tidak ada lembaga
yang mengorganisir operasional traktor tangan sehingga para petani berusaha
sendiri dalam mencari persewaan traktor tangan untuk mengolah lahan pertanian
mereka. Maka dari itu, dengan tidak adanya pengorganisasian (organoware)
dalam menerapkan teknologi dapat dikatakan bahwa nilai kesepadanannya tidak
sepadan. Padahal, menurut Zulnadi (2009) dengan adanya pengorganisasian
dalam menerapkan teknologi dapat membantu membawa petani ke arah yang
lebih maju.
Salah satu contoh pengorganisasian dalam menerapkan teknologi adalah
adanya Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang sudah dimulai sejak tahun
1996/1997. Dalam rangka optimalisasi pendayagunaan alsintan melalui
penumbuhan dan pengembangan UPJA sebagai lembaga perekonomian di
pedesaan untuk mendukung pengembangan usaha tani, telah dikeluarkan
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 25/Permentan/PL 130/5/2008 tanggal 22
Mei 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan
Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA). Adapun fungsi utama kelembagaan UPJA
yaitu melakukan kegiatan ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan dalam
penanganan budidaya seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan tanah,
pemberian air irigasi, penanaman, pemeliharaan, perlindungan tanaman termasuk
pengendalian kebakaran, maupun kegiatan panen, pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian seperti jasa pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan
padi, termasuk mendorong pengembangan produk dalam rangka peningkatan nilai
tambah, perluasan pasar, daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani (Sinar
Tani, 2014).
Digital Repository Universitas Jember

Di Indonesia sendiri sudah banyak UPJA yang didirikan, salah satu


contoh UPJA di tingkat desa adalah UPJA Teratai Indah yang berada di Desa
Bungo Pasang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Unit ini di dirikan pada
tahun 2009 untuk menyelesaikan permasalahan terkait kegiatan pengolahan tanah
yang selalu terkendala oleh kurang tersedianya alat. Hingga akhirnya UPJA
tersebut dibentuk dan mendapatkan bantuan alsintan untuk menyelesaikan
permasalahan akan kebutuhan traktor tangan (Dinas Pertanian Provinsi Sumatera
Barat, 2014).
Manfaat didirikannya UPJA bagi para petani dapat menekan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mengolah sawah, sebagai salah satu contoh kelompok
tani Cangkudu yang menggunakan jasa UPJA Panca Tani di Desa Sindang Asih,
Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis. Sebelum ada UPJA, anggota kelompok
tani Cangkudu mengeluarkan biaya pengolahan lahan sebesar Rp 910.000 per
hektar, tetapi setelah ada UPJA biaya pengolahan lahan menjadi Rp 665.000 per
hektar. Dengan demikian, keberadaan UPJA Panca Tani dapat menghemat biaya
pengolahan lahan anggota kelompok tani Cangkudu sebesar 27% (Rachmat,
2012).

4.4 Analisis Ekonomi pada Operasional Traktor Tangan


Analisis ekonomi pada operasional traktor tangan dilakukan untuk
mengetahui kelayakan traktor tangan dari aspek finansial. Menurut beberapa hasil
penelitian yang telah dijelaskan pada tinajuan pustaka, traktor tangan dapat
dikatakan layak secara finansial apabila NPV>0, IRR>suku bunga komersial atau
suku bunga yang berlaku, dan BCR>1. Untuk itu, sebelum menghitung NPV,
IRR, dan BCR pada suatu unit traktor tangan, terlebih dahulu perlu dilakukan
analisis biaya. Analisis biaya yang dilakukan antara lain adalah menghitung biaya
tetap, biaya tidak tetap, biaya total, dan biaya pokok traktor tangan.

4.4.1 Analisis Biaya Traktor Tangan


Analisis biaya traktor tangan di bawah ini berdasarkan pada traktor
tangan milik Bapak Haji Marzuki yang dibeli pada tahun 2009. Analisis biaya
Digital Repository Universitas Jember

yang dilakukan adalah dengan menghitung biaya tetap dan biaya tidak tetap
pengoperasian traktor tangan. Biaya tetap meliputi: biaya penyusutan, biaya
bunga modal, pajak, dan biaya garasi. Biaya tidak tetap meliputi: biaya bahan
bakar, pelumas, suku cadang, operator, dan ban.
Tabel 4.12 Analisis Biaya Traktor Tangan
No. Parameter Nilai Satuan
1 Harga awal 16.000.000 Rp
2 Nilai akhir 1.600.000 Rp
3 Umur ekonomis 10 Tahun
4 Jam kerja per tahun 1800 Jam/tahun
5 Kapasitas kerja 0,065 Ha/jam
6 Tingkat suku bunga 12 %
7 Persentase asuransi - %
8 Persentase pajak 2 %
9 Konsumsi bahan bakar 0,55 l/Hp/jam
10 Daya motor 8 Hp
11 Harga bahan bakar 6400 Rp/l
12 Konsumsi pelumas 0,00444 l/Hp/jam
13 Harga pelumas 29.000 Rp/l
14 Upah operator 18.000 Rp/jam
15 Harga ban 1.200.000 Rp
16 Umur pakai ban 10 Tahun
17 Biaya sewa pengolahan tanah 1.000.000 Rp/Ha
Sumber: Data diolah (2015).

Tabel 4.13 Biaya Tetap Traktor Tangan


No. Biaya Tetap Niai Satuan
1 Biaya Penyusutan 1.440.000 Rp/tahun
2 Biaya Bunga Modal 1.056.000 Rp/tahun
3 Pajak 320.000 Rp/tahun
4 Biaya Garasi - Rp/tahun
Sumber: Data diolah (2015).

Biaya tetap adalah jenis biaya yang selama satu periode kerja jumlahnya
tetap, tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan (jumlah jam kerja
suatu mesin), biaya ini tetap ada dan harus diperhitungkan meskipun alat atau
mesin bekerja dalam waktu yang berbeda, dan besarnya besarnya biaya tetap
relatif tetap. Biaya penyusutan diperoleh dengan menggunakan metode garis lurus
(straight line method) karena metode paling mudah sehingga paling banyak
digunakan. Metode ini mengasumsikan depresiasi yang tetap tiap tahunnya.
Digital Repository Universitas Jember

Tebel 4.14 Biaya Tidak Tetap Traktor Tangan


No. Biaya Tidak Tetap Nilai Satuan
1 Bahan Bakar 50.688.000 Rp/tahun
2 Pelumas 1.854.144 Rp/tahun
3 Grease 1.112.486 Rp/tahun
4 Perbaikan dan Pemeliharaan 5.184.000 Rp/tahun
5 Suku Cadang 1.440.000 Rp/tahun
6 Operator 32.440.000 Rp/tahun
7 Ban 6.667 Rp/tahun
Sumber: Data diolah (2015).

Biaya tidak tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat alat atau
mesin sedang beroperasi dan besarnya bergantung pada jumlah jam kerja
pemakaian. Berdasarkan perhitungan biaya tetap dan biaya tidak tetap traktor
tangan, maka biaya total traktor tangan adalah sebesar Rp 95.501.297,00 per
tahun, dan biaya pokok sebesar Rp 816.250,00 per hektar jadi, biaya pokok traktor
tangan dalam mengolah lahan seluas 90 Ha tiap tahunnya mencapai Rp
73.462.500,00. Sedangkan untuk tiap tahunnya traktor tangan memiliki
pendapatan sebesar Rp 90.000.000,00 jadi, dalam satu tahun traktor tangan
memiliki laba sebesar Rp 16.537.500,00, dan dalam jangka waktu 1 tahun traktor
tangan sudah mampu mengembalikan modal awal.

4.4.2 Analisis Kelayakan Traktor Tangan


Analisis kelayakan traktor tangan diperlukan untuk mengetahui
kelayakan traktor tangan dari aspek finansial. Analisis yang dilakukan yaitu
dengan menghitung NPV menggunakan persamaan 3.1, menghitung IRR
menggunakan persamaan 3.3, dan menghitung BC Rasio menggunakan
persamaan 3.4. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh NPV sebesar
77.955.382; IRR sebesar 12,215%; dan BC Rasio sebesar 1,18. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa traktor tangan di Desa Sumber Kalong dapat dinyatakan layak
secara finansial untuk dikembangkan menjadi usaha pelayanan jasa alsintan dalam
kegiatan pengolahan tanah pertanian karena, memiliki nilai NPV bernilai positif
atau lebih besar dari nol, IRR lebih besar dari suku bunga komersial, dan BC
Rasio lebih besar dari 1.
Digital Repository Universitas Jember

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Desa Sumber Kalong dengan lahan pertanian seluas 237,276 Ha membutuhkan
traktor tangan sebanyak 5 unit untuk mengoptimalkan kegiatan pengolahan
tanah pertanian, dan jumlah keseluruhan traktor tangan yang ada di desa
tersebut sudah melebihi jumlah traktor tangan yang dibutuhkan. Penilaian
kesepadanan teknologi di Desa Sumber Kalong untuk nilai techonoware di
kelima dusun sudah sesuai, nilai humanware cukup mampu di tiga dusun
sedangkan 2 dusun lainnya tidak mampu, sedangkan nilai infoware dan
organoware di semua dusun tidak sepadan karena informasi terkait alsintan
dan pengorganisasiannya tidak pernah ada.
2. Berdasarkan analisis ekonomi, jumlah traktor yang berlebih di desa Sumber
Kalong sangat layak secara finansial untuk disewakan kepada petani yang tidak
memiliki traktor tangan ataupun disewakan kepada petani di desa lain. Usaha
persewaan traktor tangan tersebut dikatakan layak karena, nilai NPV yang
dimiliki positif atau lebih besar dari nol yakni, 77.955.382; nilai IRR yang
lebih besar dari suku bunga komersial (12%) yakni, 12,215%; dan BC Rasio
yang lebih besar dari satu yakni, 1,18.

5.2 Saran
Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan yang belum bisa
disempurnakan oleh penulis, maka dari itu disarankan untuk penelitian ke
depannya dapat memberikan gagasan mengenai pembentukan Unit Usaha
Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang nantinya dapat mengorganisir sistem
persewaan alat dan mesin pertanian, khususnya persewaan traktor tangan demi
mengoptimalkan kegiatan pengolahan tanah pertanian di desa yang belum
memiliki organisasi dalam bidang pelayanan jasa alsintan.
Digital Repository Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Agung, H. 2011. Penelitian Keteknikan Pertanian untuk Kesepadanan Mekanisasi


pada Berbagai Ekosistem. Tangerang: Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian.

Dadhich, H., Poudel, K.R., dan Baral, T. 2009. Economics of Custom Hiring of
Tractor and Tractor Driven Farm Implements in the Sunsari District of
Nepal. Thailand: International Agricultural Engineering Conference 7-10
December 2009.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat. 2014. Unit Pelayanan Jasa Alsintan.
Sumatera Barat: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1982. Pengolahan Tanah. Jakarta: Direktorat


Jenderal Perkebunan.

Djoyowasito, G. 2002. Pengaruh Kecepatan Maju Bajak Terhadap Beberapa Sifat


Dinamik Tanah Dalam Pengolahan Tanah. Jurnal Pertanian Vol. 12 (3):
17-22.

Gagelonia, E.C., Cordero, J.C., dan Tadeo, B.D. 2005. Engineering the Crop
Establishment System for Paddy Wet Seeding. Tokyo: Farm Machinery
Industrial Research Corp. Agricultural Mechanization in Asia, Africa,
and Latin America 2005 Vol.36 (2).

Gittinger, J.P. 1993. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian, Edisi Kedua.


Jakarta: Universitas Indonesia.

Hamidah. 2006. Analisis Kebutuhan dan Pengelolaan Traktor Tangan pada Usaha
Pelayanan Jasa Alsintan Pola Kerjasama Operasional di Kabupaten
Gresik. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi Vol.6 (2) September 2006: 76-85.

Hardjosentono, M. 2000. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Harry, T. 2010. Uji Kinerja Traktor Tangan Yanmar Tipe TF580 pada Lahan
Basah dan Lahan Kering di Desa Dolok Hataran Kabupaten Simalungun.
Jurnal Teknologi Pertanian USU Vol. 28 (4): 23-29.

Kuipers, H . dan Kowenhopn, L. 1983. Pengolahan Tanah: Aplikasi Pengukuran


Lapangan. Wageningen: Agricultural University Wageningen Press.

Rachmat. 2012. Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA): Sebuah Peluang Bisnis di
Pedesaan. www.wordpress.com/harapanrakyat-independent/upja/sebuah-
peluang-bisnis-di-pedesaan/. [diakses 30 Maret 2015]
Digital Repository Universitas Jember

Rizaldi, T. 2008. Pengembangan dan Pengelolaan Traktor dalam Pengolahan


Tanah di Kecamatan Perbaungan. Jurnal Teknologi Pertanaian USU Vol.
24 (10): 51-58.

Pemerintah Kabupaten Jember. 2014. Rencana Kerja Pembangunan Daerah


Kabupaten Jember Tahun 2015: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD
tahun 2013 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan.
Jember: Pemerintah Kabupaten Jember.

Sembiring, N. 1988. Terminologi Traktor dan Peralatan Keteknikan Pertanian.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sinar Tani. 2010. Mendalami Traktor Tangan. www.sinartani.com/dinas-


pertanian-tanaman-pangan-jawabarat-artikel/. [diakses 08 November
2014].

Sinar Tani. 2014. Optimalisasi Unit Pelayanan Jasa Alsintan.


www.sinartani.com/tabloidsinartani-optimalisasi-upja/. [diakses 30 Maret
2015].

Soedjatmiko. 1974. Masalah Penggunaan Traktor Dalam Budidaya Pertanian di


Indonesia. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Sutrisno, W. 1997. Studi Pemilihan Traktor Tangan untuk Pengolahan Lahan pada
Pengembangan Lahan Gambut Satu Juta Hektar. Sharing Jurnal
Pertanian IPB Vol. 8 (6): 28-33.

Suastawa, I. N., Hermawan, W., dan Sembiring, E.N. 2000. Konstruksi dan
Pengukuran Kinerja Traktor Pertanian. Teknik Pertanian. Bogor: Fateta
IPB.

Suryaningrat, I.B., 2011. Ekonomi Teknik. Jember: Jember University Press.

Yanto, T. 2010. Teknologi Pertanian dan Manajemen Agroindustri.


www.wordpress.com/ilmu-teknologi-dan-teknologi-pertanian/. [diakses
21 Januari 2015].

Yuswar, Y. 2004. Perubahan Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Kapasitas Kerja
Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal pada Berbagai Kadar Air Tanah.
www.unsyiah.ac.id/unsyiah-integrated-library-information-system/thesis.
[diakses 04 Desember 2014].

Zulnadi. 2009. Evaluation of the use of Hand Tractor and Needs in Kecamatan
Harau Kabupaten Limapuluh Kota. Jurnal Teknologi Pertanian USU
Vol. 25 (6): 30-36.
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 1. Profil Desa Sumber Kalong


a. Peta Batas Wilayah Desa Sumber Kalong

Batas Wilayah:
Utara : Desa Sumber Wringin
Timur : Desa Sumber Baru
Selatan : Desa Sukoreno
Barat : Desa Sukowiryo
Digital Repository Universitas Jember

b. Peta Batas Wilayah Kecamatan Kalisat


Digital Repository Universitas Jember

0 0,5 1
Digital Repository Universitas Jember

c. Jumlah Penduduk
Jumlah Jumlah
Jumlah
Penduduk Penduduk Total
Dusun Petani
Laki-Laki Perempuan (jiwa)
(jiwa)
(jiwa) (jiwa)
Krajan 296 297 593 162
Plalangan 459 469 928 368
Barat Sungai 285 290 575 98
Curah Mas 416 423 839 256
Sumber Waru 397 409 806 238
Total 1.853 1.888 3.741 1122

d. Tata Guna Lahan


Areal Luas (Ha) Persentase (%)
Pemukiman 75,5 15,213
Sawah 237,276 47,809
Ladang dan perkebunan 77,154 15,546
Kuburan 4,2 0,846
Lain-lain 102,17 20,586
Total 496,3 100,00

Pemukiman
Sawah
Ladang dan perkebunan
Kuburan
Lain-lain
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 2. Spesifikasi Traktor Tangan Quick G1000


Spesifikasi Traktor Tangan
Merk/ Model QUICK/ G 1000
Kecepatan 1 maju
Sistim Transmisi Chain – Gear
Sistim Penggerak Kopling Utama,
V Belt 2 buah
Sistim Pembelok Kopling Kemudi Dog cluth
Isi Minyak Pelumas 5,5 liter
Dimensi Traktor 2730 mm x 1140 mm x 1370 mm
Berat 300 Kg
Berat Traktor termasuk Roda Besi dan
Diesel.
Apabila menggunakan roda karet
berat = 250 Kg
Perlengkapan yang disertakan Roda Besi Standard,
Roda Karet,
Bajak Singkal ( Luku),
Garu, dan Gelebeg

Spesifikasi Tenaga Penggerak


Merk KUBOTA
Type 4 langkah
Model RD 85 DI-1
Tenaga Rata-rata 7, 5 / 2200 HP / RPM
Tenaga Maxsimum 8, 5 / 2400 HP / RPM
Bahan Bakar Solar Solar
Sistim Starting Engkol
Sistim Pendingin Radiator
Isi Bahan Bakar 9, 5 ltr
Isi Minyak Pelumas 2, 4 ltr
Berat 86 kg
Sistim Lampu IC Regulator
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 3. Pengukuran Kecepatan Traktor Tangan


Tabel Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (tanpa beban)
No. Jarak (m) Waktu (s) Kec (m/s) Lebar Kerja (m)
1 10 14,57 0,686 0,27
2 10 14,00 0,714 0,27
3 10 12,89 0,776 0,27
4 10 13,66 0,732 0,27
5 10 12,44 0,804 0,27
Rata-rata 13,512 0,742 0,27

Tabel Hasil Pengujian Langsung Traktor Tangan (dengan beban)


No. Jarak (m) Waktu (s) Kec (m/s) Lebar Kerja (m)
1 10 19,25 0,519 0,24
2 10 18,82 0,531 0,24
3 10 17,54 0,570 0,25
4 10 17,64 0,567 0,26
5 10 19,23 0,520 0,25
Rata-rata 18,496 0,542 0,248
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 4. Perhitungan KLT, KLE, dan Efisiensi Traktor Tangan


a. KLT
( )

( )

Jadi, KLT yang diperoleh sebesar 0,072 Ha/Jam

b. KLE
( )
( )
Denah Lahan yang diolah:

20 m

5m
1

10m
2
2m

5m
3

4,5m
Luas lahan 1= 20m x 5m
= 100m2
Luas lahan 2= ( )

= ( )

= 210m2
Luas Lahan 3= ( )

= ( ) = 113,75m2

Luas Total = 423,75 m2


Total Waktu = 0,156 jam + 0,330 jam + 0,161 jam = 0,647 jam
Digital Repository Universitas Jember

Tabel Hasil Pengukuran Kapasitas Lapang Efektif


No. L Lahan (m2) Konversi (Ha) Waktu (menit) Konversi (jam) KLE (Ha/jam)
1 100 0,010 9,33 0,156 0,064
2 210 0,021 19,82 0,330 0,064
3 113,75 0,011375 9,68 0,161 0,071

Jadi, KLE yang diperoleh sebesar 0,065 Ha/Jam


c. Efisiensi

Jadi, efisiensi traktor tangan sebesar 90,28%


Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 5. Hasil Kuisioner dan Penilaian Kesepadanan Teknologi


No. Nama Dusun Technoware Humanware Infoware Organoware
1 Sugeng Krajan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
2 Abdullah Krajan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
3 Rozak Krajan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
4 Usman Krajan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
5 Basyofi Krajan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
6 Is Krajan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
7 Marzuki B. Sungai Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
8 Ali B. Sungai Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
9 Sizeh B. Sungai Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
10 Rom B. Sungai Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
11 Shiddiq B. Sungai Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
12 Suhar B. Sungai Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
13 Wawan Plalangan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
14 Aziz Plalangan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
15 Yuda Plalangan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
16 Dasuki Plalangan Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
17 Qoyyim Plalangan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
18 Rizqon Plalangan Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
19 Salam Curah M Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
20 Sugiono Curah M Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
21 Sucik Curah M Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
22 Joko Curah M Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
23 Sutejo Curah M Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
24 Nejo Curah M Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
25 Abdurrahman S Waru Sesuai Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
26 Safi'i S Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
27 Dafir S Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
28 Su S Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
29 Eko S Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah
30 Tikno S Waru Sesuai Tidak Mampu Tidak Pernah Tidak Pernah

Dusun Technoware Humanware BukuInformasi Pengorganisasian


Krajan 6 2 0 0
Krajan Barat Sungai 6 4 0 0
Plalangan 6 4 0 0
Curah Mas 6 1 0 0
Sember Waru 6 1 0 0
Total 30 12 0 0
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 6. Perhitungan Biaya Pokok Traktor Tangan


No. Parameter Nilai Satuan
1 Harga awal 16.000.000 Rp
2 Nilai akhir 1.600.000 Rp
3 Umur ekonomis 10 Tahun
4 Jam kerja per tahun 1800 Jam/tahun
5 Kapasitas kerja 0,061 Ha/jam
6 Tingkat suku bunga 12 %
7 Persentase asuransi - %
8 Persentase pajak 2 %
9 Konsumsi bahan bakar 0,55 l/Hp/jam
10 Daya motor 8 Hp
11 Harga bahan bakar 6400 Rp/l
12 Konsumsi pelumas 0,00444 l/Hp/jam
13 Harga pelumas 29.000 Rp/l
14 Upah operator 18.000 Rp/jam
15 Harga ban 1.200.000 Rp
16 Umur pakai ban 10 Tahun
17 Biaya sewa pengolahan tanah 1.000.000 Rp/Ha

Biaya Tetap (Rp/Thn)


1 D Rp 1.440.000
2 I Rp 1.056.000
3 Pj Rp 320.000
4 Garasi Rp -
Total Rp 2.816.000

Biaya Tidak Tetap


(Rp/Thn)
1 BB Rp 50.688.000
2 BP Rp 1.854.144
3 BG Rp 1.112.486
4 PPm Rp 5.184.000
5 SCm Rp 1.440.000
6 BO Rp 32.400.000
7 Bban Rp 6.667
Total Rp 92.685.297
Digital Repository Universitas Jember

Biaya Total (TC) Rp 95.501297 per tahun


Biaya Pokok Rp 816.250 per hektar

- Biaya Pokok per Tahun


iaya okok per hn iaya okok per ektar ahan diolah per hn
iaya okok per hn
iaya okok per hn
Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 7. Perhitungan NPV, IRR, dan BC Rasio Traktor Tangan


- Nilai Sisa (SV)
( )
( )

- NPV
( ) ( )
( ) ( )

- IRR
( )

NPV2 menggunakan i 14%


( ) ( )
( ) ( )

( )

- B/C Rasio
( )
( )
Ppendapatan = 508.518.000
( )
( )
P biaya = 431.077.818
Digital Repository Universitas Jember

B/C Rasio = 1,18


Digital Repository Universitas Jember

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Kantor Desa Sumber Kalong

Gambar 2. Papan Informasi Desa Sumber Kalong


Digital Repository Universitas Jember

Gambar 3. Peta Desa Sumber Kalong

(a) (b)

Gambar 4. (a) Pengukuran Luas Sawah, dan (b) Pengukuran Kapasitas Kerja
Digital Repository Universitas Jember

Gambar 5. Topografi Lahan yang Datar

(a) (b)

Gambar 6. Pengoperasian Traktor Tangan


Digital Repository Universitas Jember

Gambar 7. Wawancara dengan Petani Pemilik Traktor Tangan

(a) (b)

(c)

Gambar 8. Beberapa Traktor Tangan yang ada di Desa Sumber Kalong


Digital Repository Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai