Sap Dermatitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PADA PASIEN DERMATITIS

Pokok Bahasan : Dermatitis

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Dermatitis.
2. Penyebab Dermatitis.
3. Tanda dan gejala Dermatitis.
4. Perawatan Dermatitis.

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/tanggal :

Waktu : 09.00 s.d 09.45 WITA

Ruangan : Ruang Kamboja RSUP Sanglah Denpasar

I. Latar Belakang
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada kulit) yang disertai
dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik. Jadi dermatitis adalah
peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal. Kata dermatitis berarti adanya
inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentuk khusus dari dermatitis.
Beberapa ahli menggunakan kata ekzema untuk menjelaskan inflamasi yang
dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema
adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%,
dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari
penduduk.
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang
mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana
saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim
yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik.

1
Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka
berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan
bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur
hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan
dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan. Peradangan ini dapat
dilihat dengan adanya ruam, kulit memerah yang dapat menimbulkan rasa
gatal. Kulit yang menderita dermatitis apabila mengalami lecet dan terinfeksi
akan mengeluarkan cairan yang dapat menimbulkan kerak dan dapat
mengelupas.

II. Tujuan Umum


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, diharapkan
keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami penyakit dermatitis.

III. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 10-15 menit pasien dan keluarga
pasien dapat menyebutkan atau menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta perawatan atau penanganan dermatitis.

IV. Metode
Ceramah, diskusi/ tanya jawab.

V. Media
Leaflet.

VI. Isi Materi (Materi Lengkap Terlampir)


1. Definisi (Pengertian) Dermatitis
2. Penyebab Dermatitis
3. Tanda dan gejala Dermatitis
4. Penatalaksanaan medis dan keperawatan Dermatitis

2
VII. Proses Pelaksanaan
No Kegiatan Respon Waktu
Pasien/Keluarga
1 Pendahuluan 3 menit
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Menyampaikan pokok Menyimak
bahasan
c. Menyampaikan tujuan Menyimak
d. Melakukan apersepsi menyimak
2 Isi 27 menit
Penyampaian materi tentang:
a. Definisi (pengertian)
Dermatitis Memperhatikan
b. Penyebab Dermatitis Memperhatikan
c. Tanda dan gejala
Dermatitis Memperhatikan
d. Penatalaksanaan
Dermatitis Memperhatikan
3 Penutup 15 menit
a. Diskusi Aktif bertanya
b. Kesimpulan Memperhatikan
c. Evaluasi Menjawab pertanyaan
d. Memberikan salam Menjawab salam
penutup

VIII. Setting tempat

IX. Evaluasi

3
X. Referensi

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Volume 1. Editor Suzanne C. Smeltzer & Brenda, G. Bare. Jakarta: EGC.

4
Lampiran Materi Penyuluhan

Dermatitis

A. Definisi (Pengertian) Dermatitis


Dermatitis adalah peradanagan kulit (Epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap factor eksogen dan atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi
kronis. (Djuanda Adhil, 2010)

B. Penyebab Dermatitis
Penyebab dermatitis dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Dari luar (eksogen):
- Bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen, dll)
- Fisik (sinar, suhu)
- Mikroorganisme (bakteri, jamur)
2. Dari dalam (endogen):
- Dermatitis atopic

C. Tanda dan Gejala Dermatitis


Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut
terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia
eksterna.
1. Stadium akut: kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
dan eksudasi sehingga tampak basah.
2. Stadium subakut: eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
3. Stadium kronis: lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.

5
D. Penatalaksanaan Dermatitis
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan kontaktan merupakan
tindakan penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium permulaan,
sebab tidak ada pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya terjadi
pembebasan histamin secara pasif. Kortikosteroid diberikan bila penyakit
berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal diberikan sesuai petunjuk
umum.
1. Kompres
Cara kompres:
- Rendam kain putih halus ke air
- Letakkan di lesi, 10-20 menit
-Ganti dengan kain dan air yang bersih
2. Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder disebabkan oleh Gram positif. Diobati dengan
penicillin/ampicillin untuk penderita yang tidak alergi, buctrim, supristol,
septrin (efek aplasticanemia).
3. Antihistamin
4. Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka mudah pula diobati maka obat obat
topical dapat sering digunakan,beberapa obat dengan konsentrasi yang
tinggi dapat dioleskan langsung pada kulit yang sakit dengan sedikit
absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga sedikit. Adapun
obat topikalnya antara lain:
a. Lotion, lotion memiliki dua tipe: suspensi yang terdiri atas serbuk
dan dalam air yang perlu di kocok sebelum di gunakan ,dan larutan
jernih yang mengandung unsur - unsur aktif yang bisa di larutkan
seluruhnya.
b. Bedak, bedak biasanya memiliki bahan dasar talk, zinkoksida, bentonit
atau pati jagung dan ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok atau
spons katun. Meski kerja medisnya singkat ,bedak merupakan preparat
higroskopis yang menyerap serta menahan kelembaban kulit dan
seprei.

6
c. Krim, krim dapat berupa suspensi minyak dalam air atau emulsi
air dalam minyak dengan unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun
jamur.
d. Jel, jel merupakan emulsi semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan
pada kulit, bentuk preparat topikal ini secara kosmetik dapat
diterima oleh pasien karena tidak terlihat setelah dioleskan dan juga
tidak terasa berminyak serta tidak meninggalkan noda.
e. Pasta, pasta merupakan campuran bedak dengan salep dan
digunakan pada keadaan inflamasi,pasta melekat pada kulit tetapi sulit
dihilangkan tanpa menggunakan minyak seperti minyak zaitun atau
minyak mineral.
f. Salep, salep bersifat menahan kehilangan air dan melumasi serta
melindungi kulit, bentuk preparat topikal ini lebih disukai untuk
kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi.
g. Preparat spray dan aerosol, dapat di gunakan untuk lesi yang
luas,bentuk ini akan mengisat ketika mengenai kulit sehinga harus
digunakan dengan sering.
h. Kortikosteroid, banyak dipakai dalam pengobatan kelainan
dermatologik untuk memberikan efek anti inflamasi, anti priritus dan
vasokontriksi.

Anda mungkin juga menyukai