Laporan Kimdas 2
Laporan Kimdas 2
Laporan Kimdas 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum yang
berbentuk larutan. Untuk membuat larutan pada umumnya digunakan
pelarut air, dan ada pula beberapa larutan yang menggunakan pelarut lain.
Dalam praktikum sering digunakan larutan dan pereaksi. Dan
biasanya akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan dimana
mahasiswa diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang
konsentrasi suatu larutan yang ada atau yang akan dibuat.
Dengan demikian mahasiswa harus memiliki pengetahuan tentang
larutan dan pereaksi. Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan
sangat penting karena sebagian besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk
cairan atau larutan. Pengetahuan bukan saja mengenai jenisnya, tetapi juga
pengetahuan tentang pembuatan dan penanganannya.
B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pembuatan larutan sampel dan reagen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan
encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative
terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang
mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan
solvent adalah pelarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air
(H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak,
kloroform, benzena, minyak, asam asetat (Gunawan, 2004).
B. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap
satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut (Baroroh, 2014).
Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.
Larutan yang mengandung sebagian besar solute relatif terhadap pelarut,
berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila
mengandung sejumlah kecil solute, maka konsentrasinya rendah atau encer
(Puspita, 2013).
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain
molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
1. Molaritas, adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan dan
biasanya dinyatakan dengan huruf besar M.
2. Molalitas, adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu kilogram pelarut
dan biasanya dinyatakan dengan huruf kecil m.
3. Normalitas, adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut dalam satu liter
larutan dan biasanya dinyatakan dengan huruf besar N (Anshary,
1999).
C. Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Contohnya pengenceran asam
sulfat pekat. Agar panas dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat yang
harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya (Anshary, 1999).
D. Reagen
Pereaksi atau sering disebut juga reagensia adalah suatu zat yang
berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analitis.
Reagen memiliki banyak kegunaan dan sebagian besar melibatkan
menyelamatkan nyawa aplikasi. Zat atau dua zat membuat, mengukur atau
membangun keberadaan reaksi kimia dengan bantuan reagen (Hurint,
2015).
Reagen digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Reagen padat, yaitu reagen yang berbentuk padatan atau serbuk.
Contohnya kalsium karbonat.
2. Reagen cair, yaitu reagen yang berbentuk cairan, baik encer maupun
kental. Contohnya asam klorida.
Menurut tingkat kemurniannya, reagen dibagi menjadi :
1. Reagen tingkat analitis (Analytical Reagent)
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia
yang mempunyai kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut
dianalisis dan dicantumkan pada botol atau wadahnya.
2. Reagen tingkat lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda,
yaitu :
a) Tingkat kemurnian kimiawi (chemical pure grade)
Yang digunakan dalam tingkat ini yaitu beberapa bahan kimia
organik, tetapi penggunaannya sebagai reagen laboratorium
kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum
dipakai.
b) Tingkat praktis (pratical grade)
c) Tingkat komersial (commercial grade)
Merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjual belikan di pasaran
misalnya alkohol 70%.
d) Tingkat teknis (tehnical grade)
Umumnya zat kimia dalam tingkat ini digunakan di industri-
industri kimia (Anggraini, 2016).
BAB III
METODE PERCOBAAN
B. Cara Kerja
1. Pembuatan Pb(NO3)2 0,25 M sebanyak 5 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak Pb(NO3)2 yang akan ditimbang
3) Ditimbang Pb(NO3)2 sebanyak 0,41375 gram menggunakan
timbangan analitik
4) Dimasukkan Pb(NO3)2 ke dalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 2,5 ml ke dalam Erlenmeyer
6) Digoyangkan leher Erlenmeyer perlahan-lahan agar homogen
7) Dipanaskan dengan hot plate hinga Pb(NO3)2 larut
8) Dipindahkan larutan Pb(NO3)2 ke dalam gelas ukur 25 ml
9) Ditambahkan aquadest sampai 5 ml
10) Dipindahkan ke botol reagen dan diberi label (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
2. Pembuatan HCl 2 M sebanyak 10 ml dari larutan HCl pekat 6 M
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak HCl yang akan diambil
3) Diambil HCl sebanyak 3,3 ml menggunakan pipet volum 2 ml dan
pipet ukur 1 ml
4) Dimasukkan HCl ke dalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 5 ml ke dalam Erlenmeyer
6) Digoyangkan leher Erlenmeyer perlahan-lahan agar homogen
7) Dipindahkan larutan HCl ke dalam gelas ukur 25 ml
8) Ditambahkan aquadest sampai 10 ml
9) Dipindahkan ke botol reagen dan diberi label (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
3. Pembuatan AgNO3 0,1 M sebanyak 5 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak AgNO3 yang akan ditimbang
3) Ditimbang AgNO3 sebanyak 0,0845 gram menggunakan timbangan
analitik
4) Dimasukkan AgNO3 ke dalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 2,5 ml ke dalam Erlenmeyer
6) Digoyangkan leher Erlenmeyer perlahan-lahan agar homogen
7) Dipindahkan larutan AgNO3 ke dalam gelas ukur 25 ml
8) Ditambahkan aquadest sampai 5 ml
9) Dipindahkan ke botol reagen dan diberi label (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
4. Pembuatan HNO3 2 M sebanyak 10 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak HNO3 yang akan diambil
3) Diambil HNO3 sebanyak 1,3 ml menggunakan pipet ukur 1 ml
4) Dimasukkan HNO3 ke dalam Erlenmeyer
5) Ditambahakan aquadest sekitar 5 ml ke dalam Erlenmeyer
6) Digoyangkan leher Erlenmeyer perlahan-lahan agar homogen
7) Dipindahkan larutan HNO3 ke dalam gelas ukur 25 ml
8) Ditambahkan aquadest sampai 10 ml
9) Dipindahkan ke botol reagen dan diberi label (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
5. Pembuatan HgCl2 0,25 M sebanyak 5 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak HgCl2 yang akan ditimbang
3) Ditimbang HgCl2 sebanyak 0,338 gr menggunakan timbangan
analitik
4) Dimasukkan HgCl2 kedalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 2,5 ml kedalam Erlenmeyer,
kemudian digoyangkan agar HgCl2 larut
6) Diaduk dengan batang pengaduk karna belum larut setelah
digoyangkan
7) Dipanaskan dengan hot plate hingga HgCl2 larut
8) Dipindahkan HgCl2 kedalam gelas ukur 25 ml
9) Ditambahkan aquadest sampai 5 ml
10) Dipindahkan kedalam botol reagen dan diberi etiket (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
6. Pembuatan NaOH 1 M sebanyak 50 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak NaOH yang akan ditimbang
3) Ditimbang NaOH sebanyak 2 gr menggunakan timbangan analitik
4) Dimasukkan NaOH kedalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 5 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian
digoyangkan agar NaOH larut
6) Dipindahkan HgCl2 kedalam gelas ukur 25 ml
7) Ditambahkan aquadest sampai 5 ml
8) Dipindahkan kedalam botol reagen dan diberi etiket (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
7. Pembuatan KI 2 M sebanyak 10 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak KI yang akan ditimbang
3) Ditimbang KI sebanyak 3,32 gr menggunakan timbangan analitik
4) Dimasukkan KI kedalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 5 ml kedalam Erlenmeyer, kemudian
digoyangkan agar KI larut
6) Dipindahkan KI kedalam gelas ukur 25 ml
7) Ditambahkan aquadest sampai 10 ml
8) Dipindahkan kedalam botol reagen dan diberi etiket (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
8. Pembuatan CuSO4 0,55 M sebanyak 5 ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dihitung berapa banyak CuSO4 yang akan ditimbang
3) Ditimbang CuSO4 sebanyak 0,442 gr menggunakan timbangan
analitik
4) Dimasukkan CuSO4 kedalam Erlenmeyer
5) Ditambahkan aquadest sekitar 2,5 ml kedalam Erlenmeyer,
kemudian digoyangkan agar CuSO4 larut
6) Dipindahkan CuSO4 kedalam gelas ukur 25 ml
7) Ditambahkan aquadest sampai 10 ml
8) Dipindahkan kedalam botol reagen dan diberi etiket (nama larutan,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan nama kelompok)
9. Pembuatan NaCl 0,2 M sebanyak 2ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang NaCl sebanyak 0,058 gram menggunakan timbangan
analitik
3) Dimasukkan kedalam erlemeyer
4) Diteteskan Aquadest sebanyak 2 mL kedalam erlemeyer yang
berisi NaCl, kemudian dicukupkaan Aquadest hingga 5 mL
5) Dihomogenkan Aquadest dan NaCl dengan cara menggoyangkan
erlemeyer
6) Ditutup larutan NaCl menggunakan kapas yang telah dibungkus
Alumunium foil.
7) Diberi label sesuai larutan tersebut
10. Pembuatan KBr 0,36 M sebanyak 5ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang KBr sebanyak 0,2083 gram menggunakan timbangan
analitik
3) Dimasukkan kedalam erlemeyer
4) Diteteskan Aquadest sebanyak 2 mL kedalam erlemeyer yang
berisi KBr, kemudian dicukupkaan Aquadest hingga 5 mL
5) Dihomogenkan Aquadest dan KBr dengan cara menggoyangkan
erlemeyer
6) Ditutup larutan KBr menggunakan kapas yang telah dibungkus
Alumunium foil.
7) Diberi label sesuai larutan tersebut
11. Pembuatan H2SO4 5N sebanyak 5ml
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Diambil H2SO4 sebanyak 0,7 mL menggunakan pipet volum
3) Dimasukkan kedalam beaker gelas dengan meneteskan perlahan-
lahan kedinding beaker gelas
4) Diteteskan Aquadest sebanyak 2mL kedalam beaker gelas yang
terisi KBr, kemudian dicukupkan Aquadest hingga 5mL dengan
meneteskan kedinding beaker gelas
5) Dimasukkan H2SO4 kedalam botol coklat, ditutup rapat botol
tersebut
6) Diberi label sesuai larutan tersebut
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Dik : Mr Pb(NO3)2 = 331
M Pb(NO3)2 = 0,25 M
V Larutan = 5 ml = 0,005 liter
Dit : gram Pb(NO3)2 ?
Penye : M = mol
Liter
Mol = M x liter
= 0,25 x 0,005
= 0,00125 mol
Mol = gram
Mr
Gram = mol x Mr
= 0,00125 x 331
= 0,41375 gram
Jadi, berat Pb(NO3)2 yang akan ditimbang adalah 0,41375 gram
2. Dik : Konsentrasi HCl (M1) = 6 M
Konsentrasi HCl (M2) = 2 M
Volume larutan (V2) = 10 ml
Dit : Volume larutan HCl pekat (V1) ?
Penye : V1M1 = V2M2
V1 = V2M2
V1
= 10 x 2
6
= 20
6
= 3,3 ml
Jadi, banyaknya HCl pekat yang akan diambil adalah 3,3 ml
3. Dik : Mr AgNO3 = 169
M AgNO3 = 0,1 M
V Larutan = 5 ml = 0,005 liter
Dit : gram AgNO3 ?
Penye : M = mol
Liter
Mol = M x liter
= 0,1 x 0,005
= 5 mol
Gram = M x mol x Mr
1000
= 0,1 x 5 x 169
1000
= 0,0845 gram
Jadi, berat AgNO3 yang akan ditimbang adalah 0,0845 gram
4. Dik : Mr HNO3 = 63
Konsentrasi HNO3 (M1) = 2 M
V Larutan (V1) = 10 ml
BJ HNO3 = 1,51 gr/ml
BM HNO3 = 63/mol
Dit : Volume larutan HNO3 (V2) ?
Penye : M2 = 1000 x % x BJ
BM
= 1000 x 63/100 x 1,51
63
= 10 x 63 x 1,51
63
= 951, 3
63
= 15,1 M
M1V1 = M2V2
V2 = M1V1
M2
= 2 x 10
15,1
= 1, 3 ml
Jadi, banyaknya HNO3 yang akan diambil adalah 1,3 ml
5. Dik : M HgCl2 = 0,25 M
V Larutan = 5 ml = 0,005 L
Mr HgCl2 = 271
Dit : gr HgCl2 ?
Penye : M = mol/L
0,25 = (gr⁄271)/(o,oo5 )
0,25 × 0,005 = gr/271
0,00125 = gr/271
0,00125 × 271 = 0,338 gr
Jadi, berat HgCl2 yang akan ditimbang adalah 0,338 gr
6. Dik : M NaOH = 1 M
V Larutan = 50 ml = 0,05 L
Mr HgCl2 = 40
Dit : gr NaOH ?
Penye :
M = mol/L
1 = (gr⁄40)/(o,o5 )
1 × 0,05 = gr/40
0,05 = gr/40
0,05 × 40 = 2 gr
Jadi, berat NaOH yang akan ditimbang adalah 2 gr.
7. Dik : M KI = 2 M
V Larutan = 10 ml = 0,01 L
Mr HgCl2 = 166
Dit : gr KI ?
Penye :
M = mol/L
2 = (gr⁄166)/(o,o1 )
2 × 0,01 = gr/166
0,02 = gr/166
0,02 × 166 = 3,32 gr
Jadi, berat KI yang akan ditimbang adalah 3,32 gr.
8. Dik : M CuSO4 = 0,55 M
V Larutan = 5 ml = 0,005 L
Mr CuSO4 = 161
Dit : gr CuSO4 ?
Penye :
M = mol/L
0,55 = (gr⁄161)/(o,oo5 )
0,55 × 0,005 = gr/161
0,00275 = gr/161
0,00275 × 161 = 0,442 gr
Jadi, berat CuSO4 yang akan ditimbang adalah 0,442 gr.
9 . Dik : Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl
= 23 + 35
= 58
M NaCl = 0,2 M
V larutan= 5 ml = 0,005 L
Dit : gram?
Peny : M = mol
L
0,2 M = mol
0, 005 L
mol = 0,005 L × 0,2 M
= 0,001 mol
mol = gr
Mr
0,001 mol = gr
58
gr = 58 × 0,001 mol
= 0,058 gr.
Jadi, berat NaCl yang akan ditimbang adalah 0,058 gram
10. Dik : Mr KBr = Ar K + Ar Br
= 39 + 80
= 119
M KBr = 0,35 M
V larutan = 5 ml = 0,005 L
Dit : gram?
Peny : M = mol
L
0,35 M = mol
0, 005 L
mol = 0,005 L × 0,35 M
= 0,00175 mol
mol = gr
Mr
0,00175 mol = gr
119
= 0,20825 gr.
Jadi, berat KBr yang akan ditimbang adalah 0,20825 gran.
11. Dik : N1 = 5 N
V1 = 5 ml
Konsenttrasi H2SO4 pekat 96%
Bm = 98,08 g/mol
Bj = 1,84 g/ml
H2SO4 = 2H+ + SO4
Be = 2
Dit : V2?
Peny : ( 1000 × % × Bj ) × Bj
Bm
(1000 × 96 × 1,84) × 2
= 100
98,08
= 3.532,8
98,08
= 36 N
V1.N1 = V2.N2
5 × 5 = V2 × 36
25 = V2
36
0,7 = V2
V2 = 0,7 ml
Jadi, H2SO4 yang akan diambil sebanyak 0,7 ml.
12. Dik : M MgSO4 = 0,2 M
𝑚𝑜𝑙
0,2 =
0.005
0,2 𝑋 0,005 = 𝑚𝑜𝑙
0,001 = 𝑚𝑜𝑙
Mr MgSO4 = Ar Mg + Ar S + Ar O(4)
= 24 + 32 + 16x(4)
= 120
Gr = mol x Mr
= 0,001 x 120
= 0,12 g
Jadi, berat MgSO4 yang akan ditimbang adalah 0,12 gram
mol
2,5 = 0,005
Mr = Ar Na + Ar C + Ar H + Ar O(3)
= 23 + 1 + 12 + 16(3)
= 84
Gr = mol x Mr
= 0,0125 x 84
= 1,05 g
Jadi, berat NaCO3 yang akan ditimbang adalah 1,05 gram.
Dit : gr?
Peny : 𝑀= 𝑚𝑜𝑙
𝐿
𝑚𝑜𝑙
= 1 = 0,005
1 X 0,0005 = mol
0,005 = mol
Mr NH4Cl = Ar N + Ar H + Ar Cl
= 14 + 1(4) + 35
= 53
Gr = mol x Mr
= 0,005 x 53
= 0,625 g
Mol = 0,0010
𝑔𝑟
0,0010 = 𝑚𝑟
gr = 0,0010 × 135
= 0,135 gr
Jadi, berat ZnCl2 yang akan ditimbang adalah 0,135 gram.
16. Dik : M K.ferro = 0,5 M 10 Ml
V K.Ferro = 10 Ml => 0,0,1 L
Mr K.ferro = 368
Dit : gr K.Ferro...?
Penye :
𝑚𝑜𝑙
M = 𝑉
𝑚𝑜𝑙
0,5 = 0,01
Mol = 0,005
𝑔𝑟
Mol = 𝑚𝑟
gr = 0,005 × 368
= 1,84 gr
Jadi, berat K.Ferro yang akan ditimbang adalah 1,84 gram.
17. Dik : M K.ferri = 0,5 M
V K.Ferri = 10 Ml => 0,01 L
Mr K.Ferri = 329
Dit : gr K. Ferri...?
Penye :
𝑚𝑜𝑙
M= 𝑉
𝑚𝑜𝑙
0,5 = 0,01
Mol = 0,005
𝑔𝑟
Mol = 𝑚𝑟
gr = 0,005 × 329
= 1,645 gr
Jadi, berat K.ferri yang akan ditimbang adalah 1,645 gram.
18. Dik : M Am oxalat = 1,5 M
V Larutan =5 ml = 0,005 L
Mr Am oxalate = 124
Dit : gr?
Peny : M = mol/L
1,5 = mol/(0,005 L)
mol = 1,5 M × 0,005 L
= 0,0075 mol
mol = gr/Mr
0,0075 mol = gr/124
gr = 0,0075 mol × 124
= 0,93 gr
Jadi, berat Am oxalat yang akan ditimbang adalah 0,93 gram.
19. Dik : M CaCl2 = 0,3 M
V Larutan = 5 ml = 0,005 L
Mr CaCl2 = 110
Dit : gr?
𝑚𝑜𝑙
Peny : M = 𝐿
𝑚𝑜𝑙
0,3 = 0,005 𝐿
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum pembuatan larutan, mahasiswa dapat
mengetahui pembuatan larutan dengan benar. Pelarut yang digunakan
untuk praktikum ini adalah aquadest atau air suling. Setelah penambahan
aquadest atau pelarut dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah
dinamakan larutan.
B. Saran
Saran dari kami para mahasiswa yaitu, peralatan di dalam
laboratorium perlu dilengkapi. Ada beberapa alat yang tidak lengkap dan
masih kurang contohnya seperti pipet tetesyang tidak cukup untuk
beberapa kelompok. Dan fasilitas yang ada di dalam laboratorium juga
masih kurang, seperti tidak tersedianya pendingin udara atau blower.
DAFTAR PUSTAKA