Kurva Q-Z Dan T-Z
Kurva Q-Z Dan T-Z
Kurva Q-Z Dan T-Z
php/jsn/index
Vol. 5, No. 2, Juli 2017, Hal. 192 – 198
e-ISSN: 2302-2590
1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan empat macam tiang, yaitu pondasi tiang bor, continuous flight auger (CFA),
full displacement pile (FDP), dan full displacement pile dengan expander body dengan panjang tiang 9.5 m.
Tiang bor, CFA, FDP dan FDP dengan expander body masing-masing berdiameter 62 cm, 45 cm, 45 cm, dan 22
cm. Setiap tiang ini yang berbeda metode konstruksinya kemudian dilakukan uji pembebanan tiang skala penuh,
kecuali untuk tiang FDP dengan expander body menggunakan Osterberg-Cell. Penelitian bertujuan untuk
membandingkan beberapa metode analisis penentuan daya dukung untuk empat jenis tiang yang berbeda dari
metode konstruksinya. Hasil analisis daya dukung secara konvensional menggunakan metode kurva t-z dan q-z
memberikan nilai daya dukung relatif lebih tinggi sebesar 13%-15% dibandingkan dengan hasil uji pembebanan
tiang. Analisis dengan Plaxis pada FDP dengan expander body menghasilkan nilai daya dukung yang lebih
rendah daripada hasil uji Osterberg Cell.
Kata kunci: Continuous flight auger, full displacement pile, kurva t-z, kurva q-z
ABSTRACT
This research uses 4 types of piles as the objects, a bored pile, a continuous flight auger (CFA) pile, a full
displacement pile (FDP), and a full displacement pile with an expander body, the depth for all piles is 9.5 m. The
bored pile, CFA, FDP, and FPD with expander body have the following diameter: 62 cm, 45 cm, 45 cm, and 22
cm. Each pile, which has different construction method, is tested by full-scale static loading, excluding the FDP
with expander body, it uses Osterberg-Cell. The research aims to know which analysis method best suits a
particular kind of foundation and to compare each pile capacity. The pile capacity analysis conventionally using
t-z and q-z curve gives 13%-15% higher estimation than the static loading test result. Analysis using Plaxis for
FDP with expander body gives lower estimation than the Osterberg Cell test result.
Keywords: Continuous flight auger, full displacement pile, t-z curve, q-z curve
1. PENDAHULUAN
Dalam perkembangannya, ilmu geoteknik dalam perancangan pondasi terus mengalami kemajuan. Metode-
metode konstruksi pondasi semakin mengalami peningkatan demi mencapai rancangan terbaik. Untuk evaluasi
daya dukung pondasi, besar daya dukung pondasi sebaiknya mampu diprediksi dengan lebih baik terhadap hasil
uji pembebanan tiang.
Demi mencapai hal ini, penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa metode analisis penentuan
daya dukung konvensional dan penggunaan metode transfer beban (kurva t-z dan kurva q-z) untuk pondasi
dalam (deep foundation). Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan hasil uji pembebanan
tiang sehingga dapat diketahui metode mana yang paling mendekati kondisi lapangan.
Gambar 1. Proses konstuksi pondasi tiang bor dengan slurry (Das, 2011)
Pondasi Full Displacement Pile (FDP) termasuk jenis tiang pancang yang diinstalasi menggunakan auger
khusus yang mendesak tanah secara lateral selama pelaksanaan konstruksinya. Proses konstruksi pondasi FDP
ditunjukkan pada Gambar 3. Beberapa keuntungan penggunaan pondasi FDP adalah kapasitas beban yang dapat
dipikul relatif lebih besar karena adanya displacement yang diberikan oleh auger pada tanah di sekeliling tiang,
lahan konstruksi relatif lebih bersih, biaya ekonomis jika ditempatkan pada kondisi tanah yang tepat, dan getaran
dan tingkat kebisingan yang dihasilkan rendah.
Meskipun banyak keuntungan yang diberikan oleh beberapa jenis pondasi tersebut, ternyata keahlian
operator juga sangat berpengaruh terhadap kualitas pengeboran. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan
ilmu pondasi menjadi sangat penting untuk diberikan kepada para teknisi.
3. METODE
Penelitian ini berlokasi di Santa Cruz, Bolivia. Kondisi geoteknik diinvestigasi secara konvensional in-situ,
dengan pengujian Standard Penetration Test (SPT) dan Cone Penetrometer Test dengan penukuran tekanan air
pori (CPTu). Objek penelitian berupa empat tiang yang dikonstruksi dengan metode pemboran biasa, CFA, FDP,
dan FDP dengan expander body pada dasar tiang. Keempat tiang tersebut memiliki panjang tiang yang sama
yaitu 9.5 m.
3.4 Full Displacement Piles (FDP) Diameter 22 cm dengan Expander Body Diameter 30 cm
Analisis daya dukung yang dilakukan untuk tiang FDP ini juga menggunakan metode Eslami dan Fellenius
(1997). Kemudian dilakukan pengujian Osterberg-Cell yang dianalisis menggunakan software Plaxis 2D.
620-mm
9.5 m
450-mm
9.5 m
Dari hasil yang ditunjukkan oleh beberapa metode untuk beberapa jenis tiang, diketahui bahwa prediksi
daya dukung pondasi dalam cenderung berada pada rentang yang masih dapat diterima jika dibandingkan dengan
daya dukung dari hasil uji pembebanan tiang. Pemilihan parameter tanah, metode analisis, dan metode
konstruksi di lapangan kemungkinan menyebabkan variasi daya dukung yang berbeda-beda. Dalam hal ini,
prediksi yang digunakan dalam pemilihan parameter tanah, menggunakan beberapa korelasi empirik.
220-mm
9.5 m
6
5
4
3
MOVEMENT (mm)
2
1
0
220-mm
-1
Garis nol
-2
-3 Hasil uji upward 9.5 m
-4 Prediksi upward
-5
300-mm
-6
0 200 400 600
LOAD IN BIDIRECTIONAL CELL (kN)
Gambar 7. Kurva load-movement dua arah tiang pondasi FDP dengan perbesaran (tiang E1)
5. KESIMPULAN
Hasil prediksi menggunakan metode konvensional dan metode transfer beban menunjukkan bahwa untuk
hampir semua tiang memberikan prediksi yang relatif cukup bervariasi terhadap hasil pembebanan tiang. Hal ini
dapat diakibatkan salah satunya adalah parameter tanah dari korelasi empirik yang digunakan tidak bersesuaian
dengan kenyataan di lapangan. Untuk itu, dapat dilakukan back analysis dari hasil loading test untuk
memperoleh parameter tanah yang lebih baik.
Selain itu, pilihan metode konvensional yang ada tidak dapat diterapkan untuk variasi tiang yang ada.
Metode transfer beban memberikan keuntungan berupa kemampuan untuk memberikan informasi hubungan
beban terhadap penurunan kepala tiang.
Terlihat bahwa masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam memprediksi daya dukung
pondasi dalam ini. Metode konstruksi di lapangan dan kualitas pengerjaan juga menjadi catatan penting untuk
diperhatikan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kami berikan secara khusus Dr. Bengt H. Fellenius atas kesempatan mengikuti kegiatan
prediksi daya dukung di Bolivia sebagai salah satu perwakilan negara Indonesia (Widjaja et al., 2017). Selain itu,
kami ucapkan terima kasih juga kepada Albert Johan dan Finna Setiani Kristanto yang telah membantu dalam
pengerjaan sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini..
DAFTAR PUSTAKA