Ringkasan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

.

Pengaruh Osmoconditioning dengan PEG (Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap


Viabilitas Benih Kenaf (Hibiscus cannabinus L.).

Evi Susanti*

*Jurusan Biologi-Fakultas Sains dan Teknologi- Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang-Jalan Gajayana No.50-Malang

ABSTRAK

Osmoconditioning merupakan suatu metode yang mengimbibisikan benih dalam suatu larutan
osmotik pada konsentrasi tertentu untuk memperbaiki sifat fisik, fisiologis dan biokimia benih yang
berhubungan dengan kecepatan dan keserempakan perkecambahan serta perbaikan dan peningkatan potensial
perkecambahan. PEG 6000 adalah salah satu senyawa yang digunakan dalam osmoconditioning. PEG 6000
mempunyai peran dalam membantu imbibisi air oleh benih. Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang
dapat ditunjukkan oleh proses pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya. Kenaf merupakan tanaman
penghasil serat yang berasal dari kulit batangnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
konsentrasi dan lama perendaman dalam PEG (Polyethylene Glycol) 6000 tertentu terhadap viabilitas benih
kenaf (Hibiscus cannabinus L.), meliputi daya berkecambah, keserempakan tumbuh, panjang kecambah dan
kadar air kecambah.
Penelitian ini menggunakan PEG 6000 dan benih kenaf yang diambil dari Balai Penelitian Tanaman
Pemanis dan Serat (BALITTAS) Karang ploso, Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2 faktor. Faktor 1 adalah konsentrasi PEG 6000 yaitu K0 (0%), K1
(3%), K2 (6%), K3 (9%) dan K4 (12%). Faktor 2 adalah lama perendaman yaitu L1 (2 jam), L2 (4 jam) dan
L3 (6 jam), sehingga didapat 15 kombinasi perlakuan dengan masing-masing perlakuan 3 ulangan. Parameter
yang diamati adalah daya berkecambah, keserempakan tumbuh, panjang kecambah dan kadar air kecambah.
Data dianalisis dengan analisis variansi (ANAVA) dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji DMRT (
Duncan Multiple Range Test) 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PEG 6000 yang efektif untuk meningkatkan
persentase daya berkecambah, persentase keserempakan tumbuh dan kadar air kecambah yaitu konsentrasi
3%. Sedangkan lama perendaman dalam PEG 6000 yang efektif untuk meningkatkan panjang kecambah yaitu
lama perendaman 2 jam. Terdapat interaksi konsentrasi 3% dan lama perendaman 2 jam terhadap panjang
kecambah.

Kata Kunci: Osmoconditioning, PEG 6000, Viabilitas Benih, Kenaf

ABSTRACT

Osmoconditioning is a method that imbibe seed in an aqueous solution of osmotic at certain


concentration to improve physical properties, physiological and for biochemical seeds that related to the
speed and simultaneity of germination, and the potential improvement of germination. PEG 6000 is one of a
compound used in osmoconditioning. Peg 6000 have a role in helping the imbibition of water by the seed.
Viability of seed is the potential of living seed that can be shown by growth process of the seed or symptoms
at its metabolic. Kenaf is plant that producing fiber derived from the bark of its stock. The porpose of this
research is to find out the concentration and long immersion in certain PEG (Polyethylene Glycol) 6000)
against kenaf seed (Hibiscus cannabinus L.) viability, covers germination, growing simultaneity, length of
sprouts and sprouts water content.
This research used PEG 6000 and kenaf seed taken from balai research plant sweetener and fibers (
balittas ) karangploso, Malang. The design of research that used was Completely Randomized Design (RAL)
factorial 2 factors. Factor 1 is concentration of PEG 6000 namely K0, K1 (0%) (3%), K2 (6%), K3 (9%) and
K4 (12%). The factor 2 is a soaking time, L1 (2 hours), L2 (4 hours) and L3 (6 hours), so obtained 15
combinations of treatment with each treatment 3 replicates. The observed parameter are germination, growing
simultaneity, length of sprouts and sprouts water content. Data were analyzed by analysis of variance
(ANAVA) and when significantly different, followed by Test DMRT (Duncan Multiple Range Test) 5%.
The results of research showed that the effective concentration of PEG 6000 to increase the
percentage of germination, percentage of growing simultaneity and sprouts water content is 3%. While the
effective time soaking in PEG 6000 to increase the length of the sprouts is 2 hours. There are interaction of
concentration and long soaking on the length of sprouts, that is 3% concentration and soaking time is 2 hours.

Keyword :Osmoconditioning, PEG 6000, Seed of Viability, Kenaf


A. PENDAHULUAN oleh lingkungan penyimpanan. Suhu dan
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) kelembaban adalah faktor utama dalam
merupakan tanaman penghasil serat yang penyimpanan benih, karena suhu dan
berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai kelembaban lingkungan simpan harus diatur
tanaman penghasil serat banyak digunakan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat
sebagai bahan baku karung goni untuk berhubungan dengan kandungan air benih
mengemas hasil-hasil pertanian seperti gula, pada keadaan yang menguntungkan untuk
kopi, kakao, dan lain-lain yang mudah jangka waktu simpan yang panjang.
busuk. Saat ini serat kenaf dapat digunakan Kadar air benih merupakan salah satu
sebagai bahan baku pembuatan fibre board faktor yang sangat mempengaruhi benih
(door-trim, interior mobil), particle board, dalam penyimpanan. Kadar air benih yang
fibre drain,geo-textile, dan kertas berkualitas terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya
tinggi (Sudjindro, 2004). penurunan viabilitas, karena benih menjadi
Kenaf adalah salah satu komoditas banyak mengandung air sehingga kulit luar
perkebunan yang diperbanyak dengan benih, benih akan menjadi lembab dan menyebab
oleh sebab itu benih yang digunakan harus kan mikroorganisme tumbuh. Kadar air
bermutu tinggi. Mutu benih yang memiliki benih terlalu rendah 3%-5% dapat menyebab
viabilitas tinggi merupakan dasar bagi kan penurunan laju perkecambahan benih,
produktivitas pertanian yang baik pula. benih menjadi keras, sehingga pada waktu
Walaupun mutu benih yang dihasilkan baik, dikecambahkan benih tidak dapat ber-
akan tetapi penanganan yang kurang baik imbibisi dan dapat menyebabkan kematian
seperti kesalahan ketika panen, benih yang embrio (Kuswanto, 1996). Untuk mengatasi
disimpan masih belum terlalu kering atau permasalahan kemunduran mutu benih baik
memiliki kadar air yang cukup tinggi akan yang diakibatkan oleh faktor penyimpanan
menyebabkan mutu benih menurun maupun oleh faktor kesalahan dalam
(Hasanah2002). penanganan benih, perlu dilakukan dengan
Permasalahan yang umum dalam metode priming (Basu dan Rudrapal, 1982).
pengembangan tanaman kenaf (Hibiscus Priming merupakan metode mem-
cannabinus L.) adalah produksi tanaman percepat dan menyeragamkan perkecambah-
yang masih rendah,karena tanaman kenaf an,melalui pengontrolan penyerapan air
masih belum banyak dibudidayakan oleh sehingga perkecambahan dapat terjadi.
masyarakat luas,tanaman kenaf masih Selama priming keragaman dalam tingkat
dikelola oleh BALITTAS dan petani yang penyerapan awal dapat dikontrol. Jenis
bekerja sama dengan BALITTAS. Faktor priming yang sangat umum adalah
yang menyebabkan rendahnya produksi osmoconditioning dalam hal ini adalah benih
kenaf salah satunya adalah banyaknya benih direndam dalam larutan dengan tekanan
dipasaran yang mengalami kemunduran osmosik tinggi biasanya PEG (Polyethylene
benih, sehingga benih tersebut sulit untuk Glycol) 6000. (Utomo, 2006).
tumbuh. Benih yang telah mengalami deteri-
Kemunduran benih yang diakibatkan orasi dapat ditingkatkan perkecambah-
oleh kondisi penyimpanan dan kesalahan annya, salah satunya dengan menggunakan
dalam penanganan benih ketika panen, perlakuan benih sebelum tanam yang disebut
merupakan masalah yang cukup utama dengan osmoconditioning. Khan (1992)
dalam pengembangan tanaman budidaya. menyatakan bahwa,osmoconditioning adalah
Kemunduran benih merupakan suatu proses peningkatan proses fisiologis dan biokimia
mundurnya mutu fisiologis benih yang dapat dalam benih dengan penambahan air secara
ditimbulkan dengan perubahan menyeluruh terkontrol pada media imbibisi dengan
dalam benih baik secara fisik seperti benih potensial osmotik rendah, dapat dilakukan
rusak dan berjamur, fisiologis seperti kurang dengan menggunakan sifat larutan osmotik,
masaknya benih saat panen, maupun biasanya PEG.
biokimia dimana enzim menjadi aktif yang Sa’diyah (2009) menyatakan bahwa,
mengakibatkan menurunnya viabilitas benih ada pengaruh konsentrasi dan lama peren-
(Rusmin, 2007). daman PEG 6000 terhadap viabilitas benih
Schmidt (2002) menyatakan bahwa rosella (Hibiscus sabdariffa var. altissima)
penurunan viabilitas benih selama penyimpa dengan meningkatkan variabel persentase
-nan dapat disebabkan oleh serangga, jamur daya berkecambah, persentase keserempak-
atau oleh kerusakan alami yang berkembang an tumbuh, panjang kecambah, dan berat
dalam penyimpanan. Hal ini dipengaruhi kering kecambah. Konsentrasi dan lama
perendaman PEG 6000 yang efektif adalah melindungi benih dan berfungsi sebagai
5% dengan perendaman 6 jam.Ada pengaruh penyangga kadar air benih dan keluar
interaksi konsentrasi dan lama perendaman masuknya oksigen (Rahardjo, 1986).
PEG 6000 terhadap viabilitas benih rosella Perlakuan pada penelitian ini adalah
(Hibiscus sabdariffa var. altissima), akan konsentrasi PEG (Polyethylene Glycol) 6000
tetapi interaksi yang terjadi hanya pada yang dikombinasikan dengan lama
variabel persentase daya berkecambah, dan perendaman yang berbeda-beda. Hal ini
panjang kecambah. Interaksi yang efektif dilakukan karena lama perendaman akan
adalah konsentrasi PEG 6000 5% dengan mempengaruhi banyaknya larutan PEG 6000
lama perendaman 6 jam. yang terserap kedalam benih sehingga benih
Sofinoris (2009) menyatakan bahwa dapat berimbibisi. Konsentrasi PEG yang
Konsentrasi dan lama perendaman dalam terlalu tinggi akan membuat enzim dan
PEG 6000 berpengaruh terhadap viabilitas substrat yang bereaksi menjadi encer
benih Kapas (Gossypium hirsutum L), yaitu sehingga metabolisme menjadi lambat
meningkatkan variabel persentase daya (Azhari, 1995). Menurut Utomo (2006), air
berkecambah, panjang hipokotil,berat kering mutlak diperlukan untuk perkecambahan,
kecambah, dan waktu berkecambah. meskipun demikian perendaman yang terlalu
Konsentrasi PEG 6000 yang efektif adalah 3 lama dapat menyebabkan anoksia
ppm dengan lama perendaman 3 jam. (kehilangan oksigen), sehingga membatasi
Interaksi konsentrasi dan lama perendaman proses respirasi.
PEG 6000 terhadap viabilitas benih Kapas Pengujian mutu benih di laborato-
(Gossypium hirsutum L),yaitu meningkatkan rium BALITTAS Karang Ploso Malang
variabel persentase daya berkecambah, menggunakan kertas merang sebagai media
panjang hipokotil, dan waktu berkecambah. perkecambahan benih. Kertas merang
Perlakuan dengan perendaman PEG 3 ppm digunakan sebagai media perkecambahan
selama 3 jam memberikan nilai viabilitas karena kertas merang ini memiliki daya
yang tinggi. absorbsi air yang tinggi seperti lazimnya
Rouhi dan Surki (2011), menyatakan kertas saring dan harganya murah. Substrat
bahwa dengan penggunaan PEG pada benih kertas merang dapat digunakan untuk
kedelai (Glycine max) menunjukkan bahwa berbagai media uji viabiltas benih seperti Uji
osmoconditioning berpengaruh terhadap Antar Kertas (UAK) Uji Kertas dalam
daya berkecambah, laju perkecambahan, Plastik (UKdP) dan Uji Kertas Digulung
panjang kecambah dan vigor kecambah. dalam Plastik (UKDdp) (Tambunan, 2010).
Perlakuan osmoconditioning terbaik adalah Upaya meningkatkan viabilitas benih
perendaman selama 12 jam dalam larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
dengan potensial osmotik -12 bar. satunya yaitu teknik osmoconditioning
Larutan yang digunakan untuk dengan menggunakan PEG 6000. Dengan
osmoconditioning pada penelitian ini adalah adanya penelitian ini, diharapkan dapat
senyawa PEG, karena sifatnya yang tidak meningkatkan viabilitas benih kenaf
meracuni benih karena berat molekul yang (Hibiscus cannabinus L.), sehingga benih
besar, sehingga tidak meresap ke dalam yang sudah mengalami kemunduran benih
jaringan benih. Larutan ini juga dapat masih dapat ditanam dan tumbuh seperti
membentuk lapisan yang membatasi jumlah benih kenaf yang memiliki viabilitas yang
air yang diabsorbsi oleh benih (innert water tinggi.
layer) sehingga tidak memungkinkan benih Tujuan dalam penelitian ini adalah
berkecambah selama osmoconditioning untuk mengetahui konsentrasi dan lama
(Kuswanto, 1996). perendaman dalam PEG (Polyethylene
Berdasarkan sifat fisik dan berat Glycol) 6000 tertentu terhadap viabilitas
molekulnya PEG tersedia dalam berbagai benih kenaf (Hibiscus cannabinus L.),
formulasi tetapi yang paling umum meliputi daya berkecambah, keserempakan
digunakan dalam penelitian fisiologi tumbuh, panjang kecambah dan kadar air
tanaman ialah PEG 6000. PEG bersifat kecambah.
mempertahankan potensi osmotik sel yang
dapat digunakan untuk membatasi perubah- B. MATERI DAN METODE
an kadar air dan O2 pada medium Penelitian ini dilaksanakan pada
perkecambahan atau penyimpanan sehingga bulan Juni-Agustus 2014di Laboratorium
molekul PEG yang berada di luar membran Struktur Perkembangan Tumbuhan Jurusan
sel benih akan membentuk lapisan tipis yang Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Hasil uji DMRT persentase daya
Ibrahim Malang. berkecambah benih kenaf (Hibiscus
Alat yang digunakan dalam peneliti- cannabinus L.) dapat dilihat pada Tabel 3.1:
an ini meliputi : Bak perkecambahan, Oven, Tabel 3.1. Pengaruh Konsentrasi PEG
Pinset, Beaker Glass 100 ml, Pipet, (Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap
Penggaris, Pengaduk Kaca, Gunting, Kertas Daya Berkecambah Benih Kenaf
Merang, Timbangan Analitik, botol selai (Hibiscus cannabinus L.)
(kultur). Sedangakan bahan yang digunakan Perlakuan Rata-rata Notasi
dalam penelitian ini meliputi : benih kenaf konsentrasi Daya UJD
(Hibiscus cannabinus L.), Polyethylene Berkecambah 5%
Glycol (PEG) 6000, aquades, amplop, air, (%)
tisu, karet dan kertas label. K0 (0%) 70.7 a
Rancangan penelitian yang diguna- K1 (3%) 93.8 b
kan dalam penelitian ini adalah Rancangan K4 (12%) 94.7 b
Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial dengan 3 K2 (6%) 95.1 b
ulangan. Faktor I konsentrasi PEG 6000 K3 (9%) 96 b
yaitu 0%,3%,6%,9% DAN 12%. Faktor II Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
lama pemeraman yaitu 2 jam,4 jam, dan 6 pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
jam. uji DMRT 5%
Penelitian ini meliputi pembuatan Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT
larutan PEG 6000 Dalam larutan PEG, 5% pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
terlebih dahulu menghitung berapa gram antara kontrol (tidak ada perlakuan) dan
PEG yang dibutuhkan dalam perlakuan. perlakuan berbeda nyata, yaitu K0 (0%)
Kemudian membuat larutan PEG dengan memberikan nilai terendah yaitu 70,7%,
konsentrasi 0%, 3%, 6 %, 9%, dan 12%. sedangkan K3 (9%) memberikan nilai
Menurut Mulyono (2006), dalam penentuan tertinggi yaitu 96%. Dari tabel di atas dapat
pengenceran larutan PEG 6000 mengikuti diketahui bahwa antara konsentrasi K0 (0%)
rumus sebagai berikut: berbeda nyata dengan K1 (3%), K4 (12%),
V1.M1 = V2 .M2 K2 (6%) dan K3 (9%).
Perendaman benih dan perlakuan dengan 120
PEG 6000, pengujian daya berkecambah 93.8 94.7 95.1 96
100
Persentase (%)

menurut ISTA (2006), pengujian daya 80


70.7
kecambah kenaf dilakukan pada substrat 60
kertas merang yaitu metode UKDdp (uji 40
kertas digulung dalam plastik) atau substrat 20
pasir, kemudian menghitung persentase 0
kecambah normal dari 25 benih murni pada K0 K1 K4 K2 K3
metode UKDdp. (0%) (3%) (12%) (6%) (9%)
Variabel pengamatan meliputi, Konsentrasi
Persentase daya berkecambah (DB),
Kesrempakan tumbuh, Panjang kecambah, Gambar 3.1 Pengaruh konsentrasi terhadap persentase
Kadar air kecambah. Untuk mengetahui daya berkecambah
pengaruh perlakuan dilakukan analisis Gambar di atas dapat dilihat bahwa
variansi (ANAVA) ganda.Apabila perlakuan tanpa adanya perlakuan konsentrasi PEG
berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan 6000 daya berkecambah benih kenaf rendah,
uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) sedangkan dengan adanya perlakuan
dengan taraf 5%. konsentrasi PEG 6000 daya berkecambah
benih kenaf tinggi. Pada konsentrasi K0
(0%) berada dibatas bawah yaitu 70,7%,
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian meningkat pada konsentrasi K1
Analisis Persentase Daya Berkecambah (3%), K4 (12%), K2 (6%) dan K3 (9%)
Hasil analisis ANAVA yaitu F hitung yaitu 93,8%, 94,7%, 95,1%, dan 96%.
> F tabel, hal ini menunjukkan bahwa Konsentrasi yang optimum untuk meningkat
konsentrasi PEG 6000 ber pengaruh nyata kan daya berkecambah benih kenaf yaitu
terhadap persentase daya berkecambah pada konsentrasi K1 (3%), dimana pada
benih kenaf (Hibiscus cannabinus L.), maka konsentrasi K1 (3%) daya berkecambah
benih kenaf meningkat dibandingkan dengan
dilakukan uji lanjut dengan DMRT (Duncan
kontrol, kemudian pada konsentrasi K4
Multiple Range Test).
(12%), K2 (6%) dan K3 (9%) mengalami (Hibiscus cannabinus L.) dapat dilihat pada
peningkatan yang tidak terlalu banyak, oleh Tabel 3.2:
karena itu jika tingkat konsentrasi melebihi Tabel 3.2 Pengaruh Konsentrasi PEG
konsentrasi optimum, maka pertumbuhan (Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap
dapat terganggu. Hal ini menunjukkan Keserempakan Tumbuh Benih Kenaf
bahwa PEG 6000 mampu meningkatkan (Hibiscus cannabinus L.)
daya berkecambah benih kenaf yang Perlakuan Rata-rata Notasi
ditunjukkan dengan tingginya persentase Konsentrasi Keserempakan UJD
daya berkecambah pada semua konsentrasi Tumbuh (%) 5%
dibandingkan dengan perlakuan yang tidak K0 (0%) 64 a
menggunakan PEG 6000, tetapi untuk K3 (9%) 88.4 b
meningkatkan persentase daya berkecambah K1 (3%) 89.3 b
benih kenaf tidak membutuhkan konsentrasi K2 (6%) 91.1 b
PEG 6000 yang tinggi, karena konsentrasi K4 (12%) 92 b
PEG 6000 yang terlalu tinggi akan membuat Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
enzim dan substrat yang bereaksi menjadi pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
encer sehingga metabolisme menjadi lambat uji DMRT 5%
(Azhari, 1995). Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT
Berdasarkan pada tabel 3.1 daya 5% pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa
berkecambah tertinggi pada konsentrasi antara kontrol (tidak ada perlakuan) dan
PEG 6000 9%, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata, yaitu K0 (0%)
perlakuan osmoconditioning dengan PEG memberikan nilai terendah yaitu 64%,
mampu meningkatkan daya berkecambah sedangkan K4 (12%) memberikan nilai
benih kenaf, dimana daya berkecambah tertinggi yaitu 92%. Dari tabel di atas dapat
benih sebelum osmoconditioning adalah diketahui bahwa antara konsentrasi K0 (0%)
68% dan setelah osmoconditioning mampu berbeda nyata dengan K3 (9%), K1 (12%),
meningkatkan daya berkecambah benih K2 (6%) dan K4 (12%).
hingga 93,8%, berarti daya berkecambah 100 88.4 89.3 91.1 92
Persentase (%)

benih meningkat sebesar 25,8%. Setelah 80 64


diberi perlakuan osmoconditioning terjadi 60
pemasukan air secara perlahan-lahan. Air 40
yang masuk pada saat osmoconditioning 20
mampu mengorganisir membran sel yang 0
ada, mengaktifkan enzim dan organel- K0 K3 K1 K2 K4
organel terutama mitokondria. (0%) (9%) (3%) (6%) (12%)
Bustamam (1989) menyatakan bahwa Konsentrasi
dengan aktifnya mitokondria,proses respirasi
akan segera berlangsung dan dipercepat oleh Gambar 3.2 Pengaruh konsentrasi terhadap persentase
keserempakan tumbuh
enzim-enzim yang akan merombak
Gambar di atas dapat dilihat bahwa
cadangan makanan yang ada dalam benih
tanpa adanya perlakuan konsentrasi PEG
menjadi senyawa bermolekul sederhana
6000 keserempakan tumbuh benih kenaf
yang akan ditranslokasikan ke embryonic
rendah, sedangkan dengan adanya perlakuan
axis, sehingga benih yang mengalami
konsentrasi PEG 6000 keserempakan
penurunan permeabilitas membran mampu
tumbuh benih kenaf tinggi. Pada konsentrasi
berkecambah dengan baik.
K0 (0%) berada dibatas bawah yaitu 64%,
kemudian mengalami peningkatan pada
Analisis Keserempakan Tumbuh
konsentrasi K3 (9%), K1 (3%), K2 (6%) dan
Hasil analisis ANAVA yaitu F hitung
K4 (12%) yaitu 88.4%, 89.3%, 91%, dan
> F tabel, hal ini menunjukkan bahwa 92%. Konsentrasi yang optimum untuk
konsentrasi PEG 6000 ber pengaruh nyata meningkatkan persentase keserempakan
terhadap persentase keserempakan tumbuh tumbuh benih kenaf yaitu pada konsentrasi
benih kenaf (Hibiscus cannabinus L.), maka K3 (9%), dimana pada konsentrasi K3 (9%)
dilakukan uji lanjut dengan DMRT (Duncan keserempakan tumbuh benih kenaf
meningkat dibandingkan dengan kontrol,
Multiple Range Test).
kemudian pada konsentrasi K1 (3%), K2
Hasil uji DMRT persentase (6%) dan K4 (12%) mengalami peningkatan
keserempakan tumbuh benih kenaf yang tidak terlalu banyak,
Diduga perbedaan yang nyata pada Lama Panjang UJD
variabel keserempakan tumbuh antara benih Perendaman Kecambah 5%
yang diberikan perlakuan osmoconditioning (cm)
dengan kontrol, karena benih yang diberikan L3 (6 jam) 14.7 a
perlakuan osmoconditioning mengalami L2 (4 jam) 15.4 ab
imbibisi air yang terkontrol sehingga air L1 (2 jam) 16 b
masuk kedalam benih secara perlahan-lahan Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
sampai terjadi keseimbangan. Proses pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
imbibisi dengan perlakuan osmoconditioning uji DMRT 5%
ini memungkinkan benih mengoptimalkan Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT
faktor internalnya untuk memulai proses 5% pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa
perkecambahan seperti pemulihan integritas perlakuan perendaman 6 jam dalam larutan
membran, karena benih yang mengalami PEG menghasilkan nilai terendah yaitu 14.7
deteriorasi terjadi perubahan permeabilitas cm, sedangkan nilai tertinggi pada panjang
membran yang mengakibatkan kerusakan kecambah adalah lama perendaman 2 jam
dinding sel sehingga terjadi kebocoran sel yaitu 16 cm. Dari tabel di atas dapat
jika benih berimbibisi (Ruliansyah, 2001). diketahui bahwa antara lama perendaman L3
Semakin tinggi konsentrasi PEG (6 jam) berbeda nyata dengan lama
6000 maka kemungkinan benih akan perendaman L1 (2 jam) dan tidak berbeda
mengimbibisi air lebih cepat, karena air nyata dengan lama perendaman L2 (4 jam).
merupakan syarat utama dalam proses Hal ini disebabkan karena perendaman
perkecambahan. Proses awal perkecambah dengan waktu yang lama akan menyebabkan
an adalah proses imbibisi yaitu masuknya air semakin banyak masuknya materi PEG 6000
ke dalam benih melalui proses difusi dan ke dalam benih, sehingga benih akan
osmosis sehingga kadar air dalam benih menyerap air lebih banyak sehingga
mencapai persentase tertentu.Proses imbibisi menyebabkan enzim dan substrat lebih encer
dapat memacu hormon untuk aktif. Hormon sehingga reaksi metabolisme menjadi
tersebut terdapat pada lapisan aleuron, yaitu lambat. Dengan demikian untuk bisa
lapisan antara kotiledon dan endosperma memasukkan molekul PEG 6000 ke dalam
yang dikenal adalah hormon giberelin. benih dalam jumlah yang sesuai, tidak
Akibat serapan air tersebut maka hormon memerlukan perendaman yang lama dalam
giberelin terangsang, dan selanjutnya membantu proses perkecambahan benih
mendorong aktivitas enzim yang berfungsi kenaf.
merombak zat cadangan makanan yang 16.5 16
Panjang (cm)

terdapat pada kotiledon ataupun endosperm. 16 15.4


15.5 14.7
(Azhari, 1995). 15
14.5
14
Analisis Panjang Kecambah L3 (6 L2 (4 L1 (2
Hasil analisis ANAVA yaitu F hitung jam) jam) jam)
> F tabel, hal ini menunjukkan bahwa Lama perendaman
konsentrasi PEG 6000 ber pengaruh nyata
terhadap panjang kecambah benih kenaf Gambar 3.3 Pengaruh lama perendaman terhadap
panjang kecambah
(Hibiscus cannabinus L.), maka dilakukan Gambar di atas, dapat diketahui
uji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple bahwa lama perendaman dalam PEG 6000
Range Test). selama 2 jam memberikan nilai tertinggi
Hasil uji DMRT panjang kecambah pada variabel panjang kecambah. Perlakuan
benih kenaf (Hibiscus cannabinus L.) dapat yang lebih efektif untuk meningkatkan
dilihat pada Tabel 3.3: panjang kecambah benih kenaf adalah lama
Tabel 3.3 Pengaruh Konsentrasi PEG perendaman dalam larutan PEG 6000 selama
(Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap 2 jam. Perendaman selama 2 jam ini sudah
Panjang Kecambah Benih Kenaf memberikan pemenuhan kebutuhan air yang
(Hibiscus cannabinus L.) optimum pada benih kenaf, sehingga reaksi
metabolisme pada benih akan semakin cepat
dan memberikan pengaruh terhadap aktifitas
enzim dan pembelahan sel. Lama perendam-
an dalam PEG 6000 selama 2 jam dapat
Perlakuan Rata-rata Notasi digunakan sebagai acuan rekomendasi lama
perendaman dalam larutan PEG 6000 yang perendaman dalam PEG 6000 yang
optimal dalam perlakuan osmoconditioning mempengaruhi panjang kecambah benih
benih kenaf sebelum tanam. Karena lama kenaf (Hibiscus cannabinus L.) yang paling
perendaman 2 jam memberikan pemenuhan rendah dihasilkan oleh perlakuan K3L3
kebutuhan air yang optimal pada benih yaitu 13.9 cm. Perlakuan interaksi antara
kenaf, sehingga reaksi metabolisme pada konsentrasi dan lama perendaman yang
benih akan semakin cepat dan memberikan sesuai akan mempercepat proses imbibisi
pengaruh terhadap aktivitas enzim, dengan dalam benih, sehingga akan memacu
mengaktifkan enzim maka terjadilah aktivitas enzim dalam proses metabolisme
pembelahan sel. didalam benih sehingga proses penguraian
Menurut Utomo (2006), air mutlak bahan-bahan makanan yang dari endosperm
diperlukan untuk perkecambahan, meskipun menjadi lebih tersedia dan semakin aktif
demikian perendaman yang terlalu lama sehingga pembesaran sel dan perpanjangan
dapat menyebabkan anoksia (kehilangan sel berjalan lebih cepat.
oksigen), sehingga membatasi proses 20
respirasi. Respirasi merupakan suatu tahapan
proses perkecambahan yang terjadi setelah 15

Panjang (cm)
proses penyerapan air. Apabila proses
respirasi terbatas maka proses perkecambah 10
an juga akan berjalan lambat.
Tabel 3.4 Pengaruh Interaksi Konsentrasi 5
dan Lama Perendaman dalam PEG
(Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap 0

K0L3
K3L3
K1L3
K0L2
K4L1
K4L2
K1L2
K2L3
K0L1
K3L2
K3L1
K2L2
K2L1
K4L3
K1L1
Panjang Kecambah Benih Kenaf
(Hibiscus cannabinus L.)
Perlakuan
Perlakuan Rata-rata Notasi
Panjang UJD
Gambar 3.4 Pengaruh interaksi antara konsentrasi dan
Kecambah (cm) (5%) lama perendaman terhadap panjang kecambah
K0L3 13.2 a Gambar di atas, dapat diketahui
K3L3 13.9 ab bahwa perlakuan kombinasi konsentrasi dan
K1L3 14.6 abc lama perendaman 9% dan 6 jam (K3L3)
K0L2 15. abc memberikan nilai terendah untuk panjang
K4L1 15.1 bc kecambah dibandingkan dengan semua
K4L2 15.2 bc perlakuan yang menggunakan PEG 6000.
K1L2 15.4 bc Hal ini diduga karena dengan perendaman
K2L3 15.4 bcd yang lama dan konsentrasi yang tinggi akan
K0L1 15.7 bcd membuat materi PEG 6000 banyak masuk
K3L2 15.7 bcd kedalam benih, sehingga benih akan
K3L1 15.8 bcd mengimbibisi air secara berlebih yang
K2L2 15.9 cd mengakibatkan berkurangnya konsentrasi
K2L1 16. cd enzim dan substrat, sehingga metabolisme
K4L3 16.4 cd benih berjalan lambat.
Sedangkan kombinasi perlakuan
K1L1 17.4 d
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tanpa PEG 6000 dan lama perendaman 6
pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan jam (K0L3) memberikan nilai terendah
uji DMRT 5% untuk semua variabel pengamatan, karena
Pada tabel 3.4 terlihat bahwa tidak ada materi PEG 6000 yang masuk ke
perlakuan berturut-turut mulai dari panjang dalam benih untuk membantu mempercepat
kecambah terendah sampai yang tertinggi proses imbibisi benih, sehingga proses
adalah K0L3, K3L3, K1L3, K0L2, K4L1, imbibisi benih berjalan lambat yang
K4L2, K1L2, K2L3, K0L1, K3L2, K3L1, mengakibatkan metabolisme benih juga
K2L2, K2L1, K4L3, dan K1L1. Pada tabel berjalan lambat. Untuk mendapatkan hasil
4.7 terlihat bahwa perlakuan interaksi yang yang baik, maka diperlukan kombinasi
paling efektif dihasilkan oleh perlakuan perlakuan yang tepat. Konsentrasi dan lama
K1L1 (konsentrasi 3% dengan lama perendaman dalam PEG 6000 optimum yang
perendaman 2 jam) yaitu 17.4 cm dapat meningkatkan panjang kecambah
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. benih kenaf yaitu pada konsentrasi K1L1
Sedangkan interaksi konsentrasi dan lama (Konsentrasi 3 % dan lama perendaman 2
jam), jika tingkat konsentrasi dan lama Perlakuan Rata-rata Notasi
perendaman dalam PEG 6000 melebihi batas Konsentrasi Kadar Air UJD
optimum, maka proses pertumbuhan dapat Kecambah (%) 5%
terganggu. Perlakuan interaksi antara K0 (0%) 6.1 a
konsentrasi dan lama perendaman dalam K3 (9%) 8.9 b
PEG 6000 yang sesuai akan mempercepat K2 (6%) 9.1 b
proses imbibisi dalam benih, sehingga akan K1 (3%) 9.2 b
memacu aktivitas enzim dalam proses K4 (12%) 9.3 b
metabolisme di dalam benih. Proses Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
penguraian bahan-bahan makanan yang dari pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan
endosperm menjadi lebih aktif, pembesaran uji DMRT 5%
sel dan perpanjangan sel berjalan lebih Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT
cepat. 5% pada tabel 3.5 menunjukkan bahwa
Lakitan (1993) menyatakan bahwa antara kontrol (tidak ada perlakuan) dan
proses perkecambahan diawali dengan perlakuan berbeda nyata, yaitu K0 (0%)
kegiatan enzim-enzim untuk menguraikan memberikan nilai terendah yaitu 6.1%,
cadangan makanan seperti karbohidrat, sedangkan K4 (12%) memberikan nilai
protein dan lemak. Metabolisme sel-sel tertinggi yaitu 9.3%. Dari tabel di atas dapat
embrio dimulai setelah menyerap air yang diketahui bahwa antara konsentrasi K0 (0%)
terdiri dari reaksi-reaksi perombakan dan berbeda nyata dengan K3 (9%), K2 (6%),
sintesa komponen-komponen sel untuk K1 (3%) dan K4 (12%).
pertumbuhan yaitu menguraikan cadangan 10 8.9 9.1 9.2 9.3
makanan seperti lemak, pati dan protein
8
yang terkandung dalam kotiledon menjadi Persentase (%) 6.1
bahan-bahan terlarut. Proses penguraian 6
cadangan makanan ini dipengaruhi oleh
4
aktifitas enzim sebagai katalisator. Enzim-
enzim yang berperan dalam proses 2
metabolism menjadi lebih aktif dengan cara 0
merombak bahan cadangan makanan dalam K0 K3 K2 K1 K4
biji, sehingga terjadi perubahan-perubahan (0%) (9%) (6%) (3%) (12%)
biokimia, fisiologi dan morfologi dari biji. Konsentrasi
Proses ini akan berlangsung terus-menerus
dan merupakan pendukung pertumbuhan Gambar 3.5 Pengaruh konsentrasi terhadap persentase
kecambah. kadar air kecambah
Gambar di atas dapat dilihat bahwa
Analisis Kadar Air Kecambah tanpa adanya perlakuan konsentrasi PEG
Hasil analisis ANAVA yaitu F hitung 6000 kadar air benih kenaf rendah,
> F tabel, hal ini menunjukkan bahwa sedangkan dengan adanya perlakuan
konsentrasi PEG 6000 kadar air kecambah
konsentrasi PEG 6000 ber pengaruh nyata
benih kenaf tinggi. Pada konsentrasi K0
terhadap panjang kecambah benih kenaf (0%) berada dibatas bawah yaitu 6.0944%,
(Hibiscus cannabinus L.), maka dilakukan kemudian mengalami peningkatan pada
uji lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple konsentrasi K3 (9%), K2 (6%), K1 (3%) dan
Range Test). K4 (12%) yaitu 8.9%, 9.1%, 9.2%, dan
Hasil uji DMRT panjang kecambah 9.3%. Konsentrasi optimum yang dapat
benih kenaf (Hibiscus cannabinus L.) dapat meningkatkan keserempakan tumbuh benih
dilihat pada Tabel 3.5: kenaf yaitu pada konsentrasi K3 (9%), jika
Tabel 3.5 Pengaruh Konsentrasi PEG tingkat konsentrasi melebihi konsentrasi
(Polyethylene Glycol) 6000 Terhadap optimum, maka proses pertumbuhan dapat
Kadar Air Kecambah Benih Kenaf terganggu. Hal ini menunjukkan bahwa PEG
(Hibiscus cannabinus L.) 6000 mampu meningkatkan kadar air benih
kenaf yang ditunjukkan dengan tingginya
nilai persentase kadar air kecambah pada
semua konsentrasi dibandingkan dengan
perlakuan yang tidak menggunakan PEG
6000. Hal ini disebabkan karena semakin
tinggi konsentrasi PEG 6000, semakin tinggi
pula imbibisi yang terjadi, sehingga kadar Menurut Shihab dalam Tafsir Al-
air kecambah meningkat dibandingkan Mishbah (2002) menjelaskan kata khazinah
dengan konsentrasi rendah ataupun tanpa pada mulanya berarti tempat menyimpan
perlakuan. sesuatu guna memeliharanya (lemari). Kata
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui khazinah artinya segala sesuatu itu
terjadi peningkatan kadar air setelah bersumber dari Allah. Ayat diatas
osmoconditioning dari kadar air awal. Kadar mengibaratkan kekuasaan Allah SWT yang
air benih meningkat daripada sebelum telah menciptakan dan mengatur segala
perlakuan, yaitu 6,5% menjadi 9,3%, sesuatu seperti keadaan seseorang yang
peningkatan kadar air benih sebesar 2,8%. menguasai segala yang berada dalam lemari.
Hal ini disebabkan karena imbibisi dan Dia pemilik kuncinya, yang kuasa
osmosis berlangsung dari medium ke benih membukanya dan sekaligus berwenang
secara perlahan-lahan dan terkontrol, mengeluarkan apa yang terdapat dalam
disebabkan karena potensial osmotik larutan lemari itu dan membaginya utuk siapa yang
PEG 6000 yang lebih tinggi daripada dia kehendaki.
potensial air benih dalam keadaan kering. Makna kata dari Biqadarimma’lum
Ternyata kadar air yang diperoleh tersebut yang artinya “ dengan ukuran tertentu”
belum mencapai titik kritis perkecambahan, adalah bahwasanya Allah menurunkan
karena selama imbibisi berlangsung dan juga segala sesuatu itu sesuai dengan ukuran
setelah pengeringan kembali mendekati tertentu atau ilmiah. Misalnya pada
berat semula (Putih, 2009) penelitian ini, tentang pengaruh PEG 6000
Perkembangbiakan tanaman kenaf terhadap viabilitias benih kenaf. Artinya,
dapat dilakukan dengan benih, benih kenaf suatu cara yang dapat digunakan untuk
dapat disimpan dalam jangka waktu yang meningkatkan viabilitas benih kenaf, salah
cukup lama, namun benih kenaf juga rentan satunya yaitu dengan menggunakan teknik
mengalami kemunduran benih yang osmoconditioning dimana pada teknik ini
disebabkan oleh banyak hal, salah satunya benih diberi perlakuan sebelum ditanam,
yaitu penyimpanan benih yang terlalu lama yaitu dengan menggunakan larutan PEG
dan pemanenan yang tidak tepat. Dari hasil 6000. Untuk penggunaan larutan PEG 6000
penelitian tentang pengaruh konsentrasi dan bergantung pada ukuran-ukuran tertentu
lama perendaman dalam larutan PEG yang telah diketahui pada penelitian-
(Polyethylenr Glycol) 6000 terhadap penelitian sebelumnya. Apabila larutan PEG
perkecambahan benih kenaf, dapat diketahui 6000 yang digunakan tidak sesuai ukuran,
bahwa PEG 6000 dapat membantu maka akan menyebabkan viabilitas benih
mempercepat proses perkecambahan biji kenaf semakin menurun, namun apabila
kenaf, karena dengan konsentrasi yang larutan yang digunakan sesuai dengan
cukup akan membantu benih untuk ukurannya, maka dapat meningkatkan
mengimbibisi air secara optimum sehingga viabilitas benih kenaf. Hal ini menunjukkan
dapat memulai proses perkecambahan. bahwa segala sesuatu itu bersumber dari
Pentingnya penggunaan PEG 6000 Allah
untuk meningkatkan viabilitas benih kenaf
(Hibiscus cannabinus L.) harus sesuai D. Kesimpulan
dengan ukurannya. Sebagaimana dijelaskan
di dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 21, Berdasarkan penelitian yang telah
Allah berfirman : dilakukan dan didukung dengan literature
           yang ada, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa :

1. Konsentrasi PEG 6000 yang efektif
untuk meningkatkan persentase daya
Artinya :“dan tidak ada sesuatupun berkecambah, persentase keserempakan
melainkan pada sisi Kami-lah tumbuh dan kadar air kecambah adalah
khazanahnya; dan Kami tidak 3% (K1).
menurunkannya melainkan dengan 2. Lama perendaman yang efektif untuk
ukuran yang tertentu “. (Q.S Al- meningkatkan panjang kecambah adalah
Hijr/15:21) 2 jam (L1).
3. Interaksi konsentrasi dan lama
perendaman dalam PEG (Polyethylene
Glycol) 6000 yang efektif untuk
meningkatkan panjang kecambah adalah Rouhi, H.R., and Surki, A.A. 2011. Study of
konsentrasi 3% (K1) dan lama Different Priming Treatments on
perendaman 2 jam (L1). Germination Traith of Soybean Lots
.Biol Sci .3(1). 101 – 108
E. DAFTAR PUSTAKA
Ruliansyah, Agus. 2011. Peningkatan
Azhari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Performansi Benih Kacangan Dengan
Jakarta: UI Press. Perlakuan Invigorasi. J. Tek. Perkebunan
& PSDL. Vol. 1, hal 13-18. Universitas
Basu, R.N. and A.B. Rudrapal, 1982. Post Tanjungpura. Pontianak
harvest seed physiology and seed
invigoration treatments. Proccedings of Rusmin, D. 2007. Peningkatan viabilitas
the Indian Statistical Institute Golden benih jambu mete (Anacardium
Jubilee International Conference on occidentale L.) melalui invigorasi.
Frontiers of Research in Agriculture. http://www.google.com
Calcuta.India.
Sa’diyah, Halimatus. 2009. Pengaruh
Bustamam, T. 1989. Dasar-Dasar Ilmu Invigorasi Menggunakan Polietilena
Benih. Fakultas Pertanian Padang : Glikol (PEG) 6000 Terhadap Viabilitas
Universitas Andalas Benih Rosela (Hibiscus sabdariffa var.
altissima). Skripsi diterbitkan. Malang :
Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik UIN Maliki Malang
benih dan pengembangan industri benih
tanaman industri. Jurnal Litbang Schmidt, L. 2002. Pedoman penanganan
Pertanian 21(3):84–91. benih tanaman hutan tropis dan subtropis
2000. Jakarta. Direktorat jendral
ISTA. 2006. International rules for seed rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial,
testing. Edition 2006. Switzerland.. Departemen kehutanan. Jakarta.

Khan et al., 1992. Matriconditioning of Shihab, Quraish. 2002. Tafsir AlMisbah.


vegetable seeds to improve stand Jakarta : Lentera Hati.
establisment in early field plantings. J.
Amer. Soc. Hort. Sci. 117 (1): 41-47. Sofinoris. 2009. Peningkatan Viabilitas
(Priming) Benih Kapas (Gossypium
Kuswanto H. 1996. Dasar-dasar Teknologi, hirsutum L.) Dengan Polyethylene
Produksi dan Sertifikasi Benih, Glycol (PEG) 6000. Skripsi diterbitkan.
Yogyakarta : Andi Offset, Malang : UIN Maliki Malang

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Sudjindro, R.D. Purwati, Marjani dan R.S.
Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Hartati. 2005. Status plasma nutfah
persada tanaman serat karung. Buku Pedoman
Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman
Putih, Rida, Aswaldi Anwar, dan Yona Perkebunan. Puslitbangbun. Bogor. Hal.
Marleni.2009.PengaruhOsmoconditionig 239–258.
dengan PEG (Polyethylene Glycol)
Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Tambunan, Erjanita. 2010. Respon
Padi Lokal Ladang Merah. Jerami Pertumbuhan Radikula Benih Kakao
Volume 2. No. 2. Padang : Universitas Pada 3 Jenis Media Perkecambahan Di
Andalas Laboratorium. Jurnal ilmu benih. Jakarta

Rahardjo. P. 1986. Penggunaan Polyethylene Utomo, Budi. 2006. Karya Ilmiah Ekologi
Glycol (PEG) Sebagai Medium Benih. Universitas Sumatera Utara
Penyimpanan Benih Kakao (Theobroma Medan.
cacao L.). Pelita Perkeb., 2 (3):103–108.

Anda mungkin juga menyukai