Daftar Pustaka

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasien

1 . Pengertian Pasien

Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya

menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti

pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan yang dikemukakan oleh

Prabowo (dalam Wilhamda, 2011) . Sedangkan (Aditama, 2002) berpendapat

bahwa pasien adalah mereka yang diobati dirumah sakit. Menurut (Soejadi, 1996)

pasien adalah individu terpenting dirumah sakit.

Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan

pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti pengobatan yang

ditetapkan oleh tenaga kesehatan atau para medis yang di obati dirumah sakit.

2. Kewajiban Pasien

Menurut (UU no.44 Tahun 2009: UU tentang Rumah Sakit dengan

kewajiban pasien yakni setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah

Sakit atas pelayanan yang diterimanya selain itu ketentuan lebih lanjut mengenai

kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Mentri.

Menurut (UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran),

pasien dalam menerima pelayanan mempunyai kewajiban :

a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya.

8
UNIVERSITAS MEDAN AREA
9

b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi.

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku sarana pelayanan kesehatan.

d. Memberikan imbalan atas pelayanan yang diterima.

Menurut UU RI No.38 Tahun 2014 dalam praktik keperawatan, pasien

berkewajiban:

a. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang masalah

kesehatannya.

b. Memetuhi nasehat dan petunjuk perawat.

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki

kewajiban menerima pelayanan pada praktik kedokteran yaitu memberikan

informasi, mematuhi nasihat, mematuhi ketentuan, dan memberikan imbalan atas

pelayanan yang diterima, memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur

tentang masalah kesehatannya, mematuhi nasehat dan petunjuk perawat,

mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, memberikan

imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3. Hak Pasien

Menurut (UU no.44 Tahun 2009: UU tentang Rumah Sakit pasal 31 dan

32 ) . Setiap pasien mempunyai hak :

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di

Rumah Sakit.

b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


10

c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.

d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standart

profesi dan standart prosedur operasional.

e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar

dari kerugian fisik dan materi.

f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan

peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain

yang mempunyai Surat Izin Praktik ( SIP) baik di dalam maupun di luar

Rumah Sakit.

i. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data

– data medisnya.

j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan

medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi

yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

serta perkiraan biaya pengobatan.

k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan

oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaannya yang dianutnya

selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


11

n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan

Rumah Sakit.

o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap

dirinya.

p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya.

q. Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara

perdata ataupun pidana, dan

r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar

pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang – undangan.

Menurut UU RI No.38 Tahun 2014 dalam praktik keperawatan, pasien

berhak :

a. Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur tentang tindakan

Keperawatan yang akan dilakukan.

b. Meminta pendapat Perawat lain atau tenaga kesehatan lainnya.

c. Mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar

Pelayanan Keperawatan, standar profesi, dtandar prosedur operasional,

dan ketentuan Peraturan Perundang – undangan.

d. Memeberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperwatan yang akan

diterimanya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


12

e. Memperoleh keterjagaan kerahasiaan kondisi kesehatannya.

Pengungkapan rahasia kesehatan klien dilakukan atas dasar : Kepentingan

kesehatan klien, pemenuhan permintaan aparatur penegak hukum dalam

rangka penegak hukum, persetujuan klien sendiri , kepentingan pendidikan

dan penelitian, dan ketentuan Peraturan Perundang – undangan.

B. Kepuasan Pasien

1. Pengertian Kepuasan Pasien

Memahami kebutuhan dan kepuasan pasien adalah hal yang paling penting

mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas adalah aset yang sangat

berharga karena apabila pasien merasa puas mereka akan terus melakukan

pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka

akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman

buruknya. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis

dan menajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005). Kepuasan pelanggan atau

kepuasan pasien telah menjadi topik yang hangat dibicarakan secara global,

karena sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

menjadikan semakin tinggi tuntutan para pelanggan atau pasien terhadap semua

produk jasa, khususnya kualitas pelayanan perawat oleh rumah sakit kepada

pasien.

Pengertian kepuasan pelanggan atau pasien telah banyak dikemukan oleh

para ahli, di antaranya adalah (Indarjati, 2001) yang menyebutkan ada tiga macam

kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan

perbandingan antara harapan dengan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


13

sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika

layanan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan

konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan ini berkaitan dengan

faktor kebutuhan seseorang. Dalam arti bahwa kebutuhan itu telah terpenuhi,

(Wijaya, 1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan evaluasi terhadap

alternatif yang dipilih yang konsisten dengan keyakinan sebelumnya mengenai

alternatif sebelumnya. Selain itu, kepuasan pelanggan atau pasien tidak bersifat

satu dimensi dan dapat dilihat aspek – aspek kognitif, aspek afektif, aspek

perilaku.

Pengertian kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya

kebutuhan (Barnes, 2003). Ini merupakan penilaian terhadap tingkat kenyamanan

yang diberikan terkait dengan pemenuhan kebutuhan, baik dalam pemenuhan

kebutuhan dibawah harapan maupun melebihi harapan pelanggan. Menurut

(Tjiptono, 2006) mendefenisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara

sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau

jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau

pemakaiannya. Kepuasan merupakan suatu bentuk dari kegiatan yang dirasakan

oleh seseorang terhadap sesuatu yang diperolehnya, untuk mendapatkan kepuasan

tertentu seseorang akan melakukan penilaian terhadap sistem yang dijalankan

orang lain dalam usaha memberikan kepuasan kepada orang lain. Dengan

demikian pengukuran kepuasannya hanya dapat dirasakan pribadi seseorang

dengan menggunakan fasiltas/ jasa yang digunakannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


14

Menurut (Tribowo dan Aritejo, 2006) mengatakan pelanggan adalah fokus

dari aktifitas bisnis perusahaan apapun. Pelanggan menjadi nomor satu

diperusahaan, sebagai penentu katifitas dalam sebuah perusahaan. Pelanggan juga

merupakan sumber keuntungan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien

merupakan keadaan dimana pasien mendapat pelayanan, perhatian dan kesehatan

sebagaimana yang mereka harapkan. Semakin baik pelayanan yang diberikan

maka tingkat kepuasan pasien semaki tinggi dan sebaliknya. Berbicara mengenai

kepuasan pasien maka membicarakan juga kualitas pelayanan perawat.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Inap

Faktor-faktor pendorong kepuasan pasien rawat inap menurut (Budiastuti,

2002) dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima yaitu:

a. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas

produk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas produk atau

jasa yang sesungguhnya dan komunikasi perusahaan terutama iklan

mempromosikan rumah sakitnya.

b. Kualitas pelayanan

Memegang peran penting dalam industri jasa.Pelanggan dalam hal ini

pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau

sesuai dengan yang diharapkannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


15

c. Faktor Emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap

konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai

pandangan “rumah sakit mahal”cenderung memiliki tingkat kepuasan yang tinggi.

d. Harga

Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan

kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini

mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal

perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah

sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah, memberi nilai yang lebih

tinggi pada pasien.

e. Biaya

Mendapat produk atau jasa, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa

pelayanan,cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

Tjiptono (2011) mengemukakan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh

beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

a. Kinerja (performance)

Pendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang

telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari

kinerja ini misalnya: kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat

dalam memberikan jasa pengobatan terutama keperawatan pada waktu

penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien

UNIVERSITAS MEDAN AREA


16

dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan,

keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features)

Merupakan karakteristik sekunder atau karakteristik pelengkap yang

dimiliki oleh jasa pelayanan, misalnya kelengkapan interior dan eksterior,

seperti televisi, air conditioner (AC), sound system, dan sebagainya.

c. Keandalan (reliability)

Sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau

ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini

dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan

jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik

terhadap memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification)

Sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang

telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya: standar keamanan terpenuhi seperti

peralatan pengobatan.

e. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan. Dimensi ini

mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan

rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


17

f. Service ability

Meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang

memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan

penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien

sewaktu-waktu.

g. Estetika

Merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca

indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan

modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang

tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.

h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit.

Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap

prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung

jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai

pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.

Handi Irawan (2003) bahwa pendorong utama kepuasan konsumen atau

pasien yaitu :

a. Kualitas Produk

Konsumen merasa puas bila membeli dan menggunakan suatu produk dan

konsumen merasa tidak mengeluh ataupun komplain atas produk yang

ditawarkan, karena kualitas dari produk tersebut sudah dapat memenuhi

kebutuhannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


18

b. Harga

Harga yang seimbang dengan produk yang dibeli akan menimbulkan

kepuasan bagi konsumen yang sensitif dan dengan cara ini juga perusahaan dapat

meniggalkan jumlah konsumen sesuai target perusahaan.

c. Service Quality

Konsumen umumnya senang mendapatkan service / pelayanan yang lebih

dari perusahaan tersebut, sehingga dapat tercipta kepuasaan konsumen dan pada

umumnya konsumen memberikan kesan ataupun pandangan yang baik terhadap

perusahaan tersebut.

d. Emotional Factor

Emotional factor adalah sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup

seseorang. Konsumen memperoleh kepuasan melalui gaya hidup seperti ini :

mobil, pakaian, kosmetik, dan lainnya yang memiliki brand image yang baik.

e. Kemudahaan

Mendapatkan kemudahan dalam memperoleh produk ataupun jasa

layanan. Konsumen akan menjadi puas apabila pelayanannya relatif mudah dalam

memperolehnya, nyaman, dan sangat efisien dalam mendapatkan produk atau

layanannya.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien

adalah : kualitas pelayanan, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik

produk, pelayanan, lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana, desain visual, kualitas

produk, harga, service quality, emotional factor, kemudahaan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


19

3. Aspek – Aspek yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Inap

Menurut( Lopez,1994) bahwa aspek yang sering dipergunakan untuk

mengukur atau indikator dari kepuasan pasien adalah terdiri dari aspek berikut ini:

a. Avaliability, yaitu merupakan bentuk pelayanan kepada pelanggan dimana

keberadaan para pembeli pelayanan selalu mudah dan gampang ditemui bila

saat diperlukan.

b. Responsiveness yakni bentuk pelayanan dimana para pemberi pelayanan

selalu tanggap atau memberi respon kepada kebutuhan atau keperluan para

pelanggan.

c. Pleasness yakni bentuk pelayanan dimana para pemberi pelayanan selalu

memberi pelayanan dengan cara yang menyenangkan kepada para

pelanggan.

d. Timeliness of Support yakni pekerjaan yang selalu tepat waktu

dalam bekerja.

e. Complereness of Support yakni dukungan dari semua pihak agar pekerjaan

selalu tuntas.

f. Professionalism yakni tingkat kemampuan atau kemahiran sesuai dengan

keahlian untuk melayani pelanggan.

Aspek – aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap menurut

(Mosion Walter dan White, 1987, dalam Supardi, 2000) terdiri dari :

a. Karakteristik produk : merupakan bangunan fisik rumah sakit seperti tipe

kamar yang tersedia, penampilan, bangunan rumah sakit.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


20

b. Harga : harga menjadi tolak ukur dalam kepuasan pasien seperti biaya

yang dikeluarkan pasien selama dirawat, dimana pada umumnya semakin

meningkat atau mahalnya biaya rumah sakit maka semakin meningkat

harapan pasien terhadap pelayanan yang berkualitas.

c. Pelayanan : pelayanan dalam rumah sakit juga hal yang penting seperti

keramahan perawat, kecepatan dan ketetapan dalam melakukan tindakan

keperawatan, memperhatikan kebutuhan pasien selama di rawat di rumah

sakit, termasuk pelayanan jaminan kesehatan bagi pasien yang tidak

mampu.

d. Lokasi : lokasi pasien merupakan hal yang penting untuk diperhatikan

karena letak rumah sakit, letak kamar mempengaruhi kepuasan pasien.

e. Fasilitas : kelengkapan rumah sakit menjadi penilaian akan kepuasan

pasien, karena fasilitas dapat dirasakan oleh individu secara subjektif.

f. Image : image yang dimaksud adalah citra reputasi, keperdulian rumah

sakit terhadap lingkungan menjadi penilaian kepuasan bagi pasien.

g. Desain visual : desain visual termasuk diantaranya adalah dekorasi

ruangan, tata ruang, bangunan dan desain jalanan yang tidak rumit.

h. Suasana : suasana dalam rumah sakit juga mendukung kepuasan pasien

keakraban, keamanan, tata lampu.

i. Komunikasi : komunikasi merupakan salah satu bagian yang penting bagi

kepuasan pasien, dimana dalam memberikan pelayanan perawat perlu

berkomunikasi serta menanggapi keluhan – keluhan pasien untuk dapat

menyelesaikan masalah yang sedang dialami pasien.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


21

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek yang sering

dipergunakan untuk mengukur atau indikator dari kepuasan pasien adalah

avaliability, responsiveness, pleasness, timeliness of support, complereness of

support, professionalism, karakteristik produk, harga, pelayanan, lokasi, fasilitas,

image, desai visual, suasana dan komunikasi.

C. Kualitas Pelayanan Perawat

1. Pengertian Kualitas Pelayanan Perawat

Kualitas pelayanan keperawatan adalah kualitas yang berkaitan dengan

pemberian perawatan yang harus tersedia, dapat diterima, menyeluruh,

berkelanjutan dan di dokumentasikan (Heather, 1962 dalam Budiastuti, 2002).

Kualitas perawatan adalah aplikasi pengetahuan medis yang tepat bagi

perawatan pasien sambil menyeimbangkan risiko-risiko yang melekat pada

intervensi keperawatan dan keuntungan yang diharapkan dari intervensi

keperawatan (Gillies, 1989).

Pelayanan keperawatan dikatakan berkualitas apabila pelayanan

keperawatan yang diberikan sesuai dengan standar yang ditetapkan, untuk

mengukur seberapa baik kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan

diperlukan suatu indicator klinik kualitas pelayanan keperawatan (Depkes, 2008).

Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah pelayanan

keperawatan yang dilakukan perawat sesuai dengan standar profesi yang

ditetapkan berdasarkan indikator pelayanan keperawatan yang menunjukkan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


22

tingkat kemampuan pelayanan keperawatan dalam menimbulkan rasa

puas pada diri setiap pasien.

Kualitas pelayanan keperawatan yang baik berarti pasien

mendapat layanan yang cepat, diagnosis dan terapi yang tepat,

keramah tamahan yang cukup, pelayanan administrasi yang cepat

dan biaya yang terjangkau. Dengan demikian pelayanan yang diberikan adalah

untuk memenuhi keinginan pelanggan (Sedarmayanti, 2000).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Perawat

Menurut Nursalam (2002) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kualitas pelayanan perawat :

a. Standart asuhan keperawatan

Salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

pelayanan keperawatan adalah dipergunakannya standart asuhan keperawatan,

khususnya yang terjadi di institusi pelayanan kesehatan, dalam hal ini rumah

sakit. Standart ini dipergunakan sebagai pedoman dan tolak ukur kualitas

pelayanan rumah sakit. Di dalamnya berisi tentang tahapan yang harus dilakukan

oleh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.

b. Keuntungan (pendapat) institusi

Rumah sakit merupakan institusi padat modal karya, rumah sakit harus

mampu memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah kebutuhan untuk

membiayai gaji karyawan (perawat dan lainnya). Selain itu juga rumah sakit juga

harus memenuhi kebutuhan obat – obatan dan fasilitas – fasilitas lainnya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


23

c. Eksistensi institusi

Mutu tenaga kerja diorganisasi pelayanan kesehatan sangat menetukan

berjalan atau tidaknya kegiatan pemasaran yang rasional, tingkat efesiensi dapat

mendukung organisasi pelayanan kesehatan agar dapat terus survive. Dalam

pengelolaan tenaga kerja perlu dipertimbangkan : (1) usaha mendayagunakan

tenaga kerja melalui penarikan, seleksi, latihan, pendidikan, dan pengembangan,

(2) memberikan reward dan punishment yang sesuai, bertanggungjawab dan

mempertimbangkan prestasi, (3)usaha menciptakan suasana kerja yang

mendorong tenaga kerja berniat untuk mengembangkan diri dengan prestasi,

profesionalisme, dan berkompetensi tanpa meninggalkan sifat koperatif.

d. Kepuasan kerja perawat

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan

prestasi kerja. Perawat yang memiliki kepusan kerja akan berusaha meningkatkan

kepuasan dan kesetiaan pasien terhadap organisasi karena dalam organisasi –

organisasi jasa, kesetian dan ketidaksetiaan pelanggan sangat tergantung pada cara

perawat berhubungan dengan pasien. Perawat yang puas kemungkinan lebih besar

untuk ramah, ceria, responsif yang dihargai pelanggan karena pasien yang puas

berkemungkinan lebih besar menjumpai wajah-wajah akrab dan menerima

layanan yang berpengalaman. Ciri-ciri tersebut membangun kepuasan dan

kesetian pelanggan/pasien.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


24

e. Kepercayaan konsumen/ pelanggan

Pelanggan akan tetap setia menggunakan jasa suatu organisasi, hal ini

menunjukkan adanya kepercayaan pelanggan terhadap organisasi tersebut.

Dengan adanya kepercayaan pelanggan hal ini akan meningkatkan kualitas

pelayanan.

f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan / standart

Standart keperawatan merupakan norma atau penegasan tentang kualitas

pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, yang dirumuskan

sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta merupakan tolak ukur

dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.

Menurut Azwar (dalam Kodim 2015) Faktor yang mempengaruhi kualitas

pelayanan perawat adalah :

a. Komunikasi

Yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-

keluhan dari pasien. Bagaimana keluhan – keluhan pasien dengan cepat diterima

oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan

pasien. Misalnya, ada tombol panggilan di dalam ruang rawat inap, adanya ruang

informasi yang memadai terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa

rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang berkunjung di rumah

sakit.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


25

b. Meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, sehingga dapat mempengaruhi

kualitas pelayanan.

Yang dimaksud mempengaruhi kualitas pelayanan adalah dengan biaya,

maka fasilitas pelayanan kesehatan dapat lebih lengkap seperti, peralatan medis,

dan ruang pelayanan.

c. Dukungan dari lingkungan sekitar

Masyarakat, pemerintah, penunjang pelayanan kesehatan lainnya. Dalam

memberikan pelayanan kesehatan tidak lengkap apabila kita tidak didukung oleh

suatu lembaga yang menaungi perawat dan apabila terjadi suatu hal yang tidak

diinginkan. Untuk memotivasi seorang perawat, selain kesadaran dari orang itu

sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran orang

lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat.

d. Menyadarkan bahwa masyarakat berhak mendapatkan kualitas pelayanan

kesehatan dengan baik tanpa memandang starata sosial.

Walaupun orang itu kaya, miskin, kita sebagai perawat tidak boleh

membeda – bedakan, yang membuat pelayanan berbeda adalah seberapa parah

penyakit yang diderita pasien, dalam hal ini kita sebagai perawat harus mampu

mengutamakan mana yang lebih harus diutamakan.

e. Semakin meningkatnya standar pelayanan kesehatan.

Dunia kesehatan semakin hari semakin meningkat, tidak dipungkiri

pelayanan kesehatan pun harus dituntut untuk lebih memberikan pelayanan yang

semakin bermutu. Misalnya : hak – hak pasien dalam mendapatkan pelayanan,

cepat dan tanggap.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


26

f. Pelayanan keperawatan adalah kebutuhan konsumen.

Misalnya, pasien datang ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan mereka

datang sebagai konsumen maka kita harus melayani mereka dengan baik.

g. Semakin hari zaman semakin dihadapkan dengan pengaruh budaya

globalisasi yang mempengaruhi cuaca, iklim dan kondisi sekitar yang

tidak menentu dan hal tersebut semakin menambah kebutuhan konsumen

akan kualitas pelayanan perawat.

h. Keperawatan sebagai profesi :

1. Suatu profesi memiliki cabang pengetahuan yang termasuk

keterampilan, kemampuan dan norma – norma.

2. Profesi sebagai keseluruhan memiliki kode etik dalam praktiknya.

3. Profesi harus mampu menciptakan perawat profesional yang

berpendidikan.

i. Adanya standart praktik

Untuk menilai kualitas pelayanan perawat diperlukan standar praktik

keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari

pengkajian sampai evaluasi serta pendokumentasian asuhan keperawatan.

j. Asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar.

Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapakan bisa

menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar. Namun

seringkali perawat belum maksimal dalam melaksanakan dokumentasi.

Kelancaran pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatn ditentukan oleh

UNIVERSITAS MEDAN AREA


27

kepatuhan perawat dikarenakan asuhan keperawatan merupakan tugas perawat

sebagai tenaga profesional yang bekerja di rumah sakit selama 24 jam secara

terus-menerus yang dibagi menjadi 3 (tiga) shift, yaitu pagi, sore dan malam.

Porsi waktu yang cukup lama kontak dengan klien, maka perawat mampunyai

andil yang cukup besar dalam melakukan asuhan keperawatn dengan pendekatan

proses keperawatan.

k. Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai orang yang

profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus

dilakukan atau ditaati.

Kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan

diartikan sebagai ketaatan untuk melaksanakan pendokumentasian sesuai prosedur

tetap (protap) yang telah ditetapkan karena kesalahan sekecil apapun yang

dilakukan seorang perawat akan berdampak terhadap citra keperawatan secara

keseluruhan dan akan dimintai pertanggungjawaban dan tanggung gugat oleh

konsumen.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor – faktor

yang mempengaruhi kualitas pelayanan perawat adalah standart asuhan

keperawatan, keuntungan institusi, eksistensi institusi, kepuasan kerja perawat,

kepercayaan konsumen, dan menjalankan kegiatan sesuai dengan standart,

komunikasi, meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, dukungan dari lingkungan

sekitar, menyadarkan bahwa masyarakat berhak mendapatkan kualitas pelayanan,

meningkatkan standar pelayanan kesehatan, pelayanan perawat adalah kebutuhan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


28

konsumen, keperawatan sebagai profesi, adanya standar praktik, asuhan

keperawatan dengan pendokumentasian yang benar, kepatuhan perawat.

3. Aspek – Aspek Kualitas Pelayanan Perawat

Pada penelitian yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml, Berry dan

Leonard (1988) dari 10 dimensi service quality yang dihasilkan dari penelitian

sebelumnya, ditemukan intisari dari kualitas layanan yang dilebur menjadi lima

dimensi dari service quality yang dikenal sebagai SERVQUAL yaitu:

a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan

oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik (gedung, ruangan, dan

lainnya), teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan),

b. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Harus sesuai dengan harapan pelanggan berarti kinerja yang

tepat waktu, pelayanan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan dengan

akurasi tinggi.

c. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan perusahaan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat

kepada pelanggan, dan dengan penyampaian informasi yang jelas.

Joewono (2003) mengatakan salah satu aspek kualitas pelayanan adalah

UNIVERSITAS MEDAN AREA


29

cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam

menanggapi kebutuhan konsumen.

d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan

santunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari komponen:

komunikasi (Communication), kredibilitas (Credibility), keamanan

(Security), kompetensi (Competence), dan sopan santun (Courtesy).

Menurut Depkes RI (2002) menyebutkan bahwa aspek dasar kualitas

pelayanan keperawatan meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung

jawab, komuniksi dan kerjasama dan Joewono (2003) menyampaikan

bahwa dalam kualitas pelayanan adanya aspek kemudahan bertransaksi,

memperoleh informasi dan mudah menghubungi/mengakses petugas/staf.

e. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Menurut Kuswadji (dalam Antis, 2004) menambahkan bahwa aspek –

aspek kualitas pelayanan perawat terdiri dari :

a. Pelayanan yang kompleks

Pelayanan yang diberikan harus meliputi pelayanan promosi kesehatan,

pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitative).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


30

b. Pelayanan terpadu

Pelayanan terpadu yaitu pelayanan yang dilakukan dengan

mempertimbangkan kebutuhan pasien yang sesuai dengan standart profesi yang

diterapkan.

c. Penjamin kualitas

Dimana ada proses kegiatan yang terencana yang didasarkan pada

pengamatan penyempurnaan pelayanan dengan tujuan untuk memperbaiki

standart pelayanan pasien secara berlanjut.

d. Adanya kesesuaian

Pelayanan dianggap berkualitas apabila sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masyarakat.

e. Pemahaman

Pemahaman pasien juga menetukan bagaiman pasien menilai mutu suatu

pelayanan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek kualitas

pelayanan perawat yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance,

Empathy, Pelayanan yang kompleks, Pelayanan terpadu, Penjamin kualitas,

Adanya kesesuaian, dan Pemahaman.

4. Ciri – Ciri Kualitas Pelayanan Perawat

Menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry dan Leonard (1988) ciri – ciri dari

kualitas pelayanan perawat adalah :

a. Kualitas jasa sangat sulit untuk dilakukan evaluasi dibandingkan

dengan kualitas barang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


31

b. Kualitas jasa merupakan perbandingan hasil dari pandangan konsumen

atau harapan dan kenyataan.

c. Kriteria untuk menentukan jasa akhirnya dikembalikan kepada

konsumen sendiri. Pandangan pada suatu kualitas pelayanan dimulai

bagaimana penyedia jasa dapat memenuhi harapan konsumen .

Berdasarakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri – ciri kualitas

pelayanan perawat yaitu kualitas jasa sangat sulit untuk dilakukan evaluasi,

kualitas jasa merupakan perbandingan hasil dari pandangan konsumen, kriteria

untuk menentukan jasa akhirnya dikembalikan kepada konsumen sendiri.

D. Sistem Kerja Bpjs

BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang

diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim

diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan

berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan

di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh

Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak ada kesepakatan atas besaran pembayaran,

Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang

diberikan.

Asosiasi Fasilitas Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam

JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat yang bersifat non

medis berupa akomodasi. Misalnya: Peserta yang menginginkan kelas perawatan

yang lebih tinggi daripada haknya, dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti

asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


32

dijamin oleh BPJS Kesehatan dan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan

kelas perawatan, yang disebut dengan iur biaya (additional charge).

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, BPJS

Kesehatan wajib menyampaikan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan

pengelolaan program dan laporan keuangan tahunan (periode 1 Januari sampai

dengan 31 Desember). Laporan yang telah diaudit oleh akuntan publik dikirimkan

kepada Presiden dengan tembusan paling lambat tanggal 30 Juni tahun

berikutnya. Laporan tersebut dipublikasikan dalam bentuk ringkasan eksekutif

melalui media massa elektronik dan melalui paling sedikit 2 (dua) media massa

cetak yang memiliki peredaran luas secara nasional, paling lambat tanggal 31 Juli

tahun berikutnya.

E. Hubungan Kualitas Pelayanan Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat

Inap yang Menggunakan BPJS

Tingkat kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut

pandang rumah sakit saja tetapi harus dipandang dari sudut pandang pasien.

Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan

pasien, karena kualitas memberikan dorongan kepada pasien untuk menjalin

ikatan hubungan yang lebih kuat dengan rumah sakit dan pada akhirnya kepuasan

pasien dapat meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit. Agar

pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan pada pasien maka perlu

diperhatikan aspek yang berperan menciptakan dan meningkatkan kualitas

pelayanan yaitu Tangibles (bukti fisik), Reliability (keandalan), Responsiveness

UNIVERSITAS MEDAN AREA


33

(Ketanggapan), Assurance ( Jaminan), Empathy, menurut Parasuraman, Zeithaml,

Berry dan Leonard (1988).

Selain itu, berbicara mengenai kualitas pelayanan berarti kita juga

membicarakan kepuasan pasien. kepuasan pelanggan atau pasien telah banyak

dikemukan oleh para ahli, di antaranya adalah (Indarjati, 2001) yang menyebutkan

ada tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan

dengan perbandingan antara harapan dengan kenyataan, yaitu jika harapan atau

kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa

puas. Jika layanan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan

atau harapan konsumen maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan ini

berkaitan dengan faktor kebutuhan seseorang. Dalam arti bahwa kebutuhan itu

telah terpenuhi, (Wijaya, 1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan evaluasi

terhadap alternatif yang dipilih yang konsisten dengan keyakinan sebelumnya

mengenai alternatif sebelumnya. Selain itu, kepuasan pelanggan atau pasien tidak

bersifat satu dimensi dan dapat dilihat aspek – aspek kognitif, aspek afektif, aspek

perilaku. Dalam pelayanan perawat terhadap kepuasan pasien yang menggunakan

BPJS ini dapat tingkat rasa puas yang dirasakan oleh pasien atau dari hasil

pelayanan perawat yang diberikan.

Oleh karena itu, maka dapat di nyatakan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan antara kepuasan pasien dengan pelayanan perawat, maka dapatlah

dikatakan bahwa distribusi yang dirasakan oleh pasien terutama dalam membantu

kemudahan, kelancaran konsumen untuk memperoleh produk/jasa akan

memberikan satu penilaian tersendiri bagi pasien. Kualitas pelayanan keperawatan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


34

yang baik berarti pasien mendapat layanan yang cepat, diagnosis dan terapi yang

tepat, keramah tamahan yang cukup, pelayanan administrasi yang cepat dan biaya

yang terjangkau. Pelayanan yang diberikan adalah untuk memenuhi keinginan

pelanggan (Sedarmayanti, 2000).

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kualitas

pelayanan perawat dengan kepuasan pasien rawat inap yang menggunakan BPJS

F. Kerangka Konseptual

Pasien Rawat inap

Aspek – aspek kualitas pelayanan Aspek – aspek kepuasan pasien


perawat(Parasuraman, Zeithaml, menurut Lopez (1994)
Berry dan Leonard (1988)
a. Aviability(
a. Tangibles (bukti fisik) b. Responsiveness
b. Reliability (keandalan) c. Pleasness
c. Responsiveness d. Timeliness
(Ketanggapan) e. Complereness
d. Assurance ( Jaminan) f. Professionalisme
e. empathy

UNIVERSITAS MEDAN AREA


35

G. Hipotesis

Bedasarkan tinjauan pustaka diatas, maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan kualitas pelayanan

perawat dengan kepuasan pasien rawat inap yang menggunakan BPJS,

dengan asumsi semakin tinggi kualitas pelayanan perawat maka kepuasan

pasien rawat inap yang menggunakan BPJS semakin tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah kualitas pelayanan perawat maka kepuasan pasien

rawat inap yang menggunakan BPJS semakin rendah.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Anda mungkin juga menyukai