Bab 8 Job Mix Design
Bab 8 Job Mix Design
Bab 8 Job Mix Design
BAB 8
JOB MIX DESIGN
8.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan job mix design adalah:
1. Satu set saringan dengan ukuran ¾", ½”, #4, #8, #30, #50, #100, #200, PAN
2. Mesin penggetar
3. Timbangan (triple beam) dengan ketelitian 0,5 gram
4. Oven dengan pengatur suhu
5. Kompor gas
6. Spatula
7. Compactor
8. Dongkrak Hidrolik
9. Wajan
10. Termometer
11. Mould
49
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 50
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
Keterangan :
1. Compactor 6. Kompor gas
2. Tabung gas 7. Mould
3. Timbangan 8. Dongkrak hidrolik
4. Pengaduk 9. Wajan
5. Pengukur suhu
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 51
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
Mulai
Agregat CA, MA, FA, NS, dioven selama 3 jam pada suhu 1500C
A
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 54
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
Menuangkan dalam mould pada suhu 1500 C dengan metode sepertiga tinggi
Selesai
Perhitungan untuk kadar aspal yang lain disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Berat 1 mould = 1100 gram
Kadar aspal = 5,5 % berat
Berat agregat = 1039,5 gram
Tabel 8.1 Kebutuhan agregat tiap mould untuk kadar aspal 5,5%
100,00
Aspal dalam % berat: 5,5 60,5 1100
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 58
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
100,00
Aspal dalam % berat: 6 66 1100
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 59
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
Tabel 8.3 Kebutuhan agregat tiap mould untuk kadar aspal 6,5%
100,00
Aspal dalam % berat: 6,5 71,5 1100
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 60
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
100,00
Aspal dalam % berat: 7 77 1100
Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Raya 61
Bab 8 Job Mix Design
Kelompok 17
8.9. Pembahasan
1. Pekerjaan job mix design tidak dapat dilepaskan dari percobaan analisis
saringan karena dari analisis saringan diperoleh komposisi agregat yang
diperlukan untuk membuat campuran.
2. Kadar aspal tertentu akan diperoleh berat aspal yang tertentu pula seperti
yang tercantum dalam tabel. Dengan demikian akan diperoleh berat aspal
yang berbeda apabila kadar aspalnya berbeda.
3. Agregat yang beratnya sama dan kadar aspalnya semakin besar akan
diperoleh berat campuran yang semakin besar pula.
4. Kadar aspal yang semakin besar, maka campuran akan semakin encer.
5. Adanya selisih berat agregat antara kadar aspal yang satu dengan yang lain
disebabkan antara lain oleh penyusutan karena oven. Oleh karena itu, bila
dikehendaki hasil yang baik, maka agregat ditimbang setelah benar-benar
kering oven.
8.10. Kesimpulan
Dari percobaan job mix design diperoleh berat aspal untuk masing-masing kadar
aspal adalah sebagai berikut:
8.11. Saran
1. Pada waktu mencampur aspal dengan agregat diusahakan mengenai agregat
kasar dulu karena jika mengenai filler terlebih dahulu akan sulit mencampur
dengan agregat kasar.
2. Pada waktu memanaskan dan mencampur aspal jangan terlalu panas atau suhu
terlalu tinggi karena kandungan aspal dapat berkurang sehingga dapat
berpengaruh pada kelekatan agregatnya.
3. Pada waktu penumbukkan sebaiknya menurunkan suhu campuran aspal
setelah dipanaskan agar saat menumbuk campuran dapat saling mengikat atau
mempermudah dalam proses pemadatan.
4. Suhu jangan terlalu dingin sebelum penumbukkan karena kekakuan bitumen
menjadi besar sehingga sulit untuk dipadatkan atau sulit menyatu.