Kelompok 5 MSB Deret Fourier

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MSB Kelompok 5

DERET FOURIER

Deret Fourier ditemukan oleh ilmuan Prancis, Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-
1830) yang menyatakan bahwa semua bentuk fungsi periodik dapat dipresentasikan ke dalam
Deret Fourier yang merupakan deret Sinusoidal ( Sinus & Cosinus ).
Gelombang = Getaran = Sinyal = Fungsi (model matematiknya) mengakibatkan
tekanan molekul udara di suatu daerah menjadi tinggi & daerah lain rendah. Jika tekanan diukur
sebagai fungsi dari t, maka akan diperoleh fungsi periodik f(t).

Catatan :
1. Jika suatu bentuk sinyal/fungsi tertentu akan berulang dengan bentuk yang sama dalam
setiap periode, maka sinyal tersebut dikatakan sebagai sinyal periodik.
2. Gelombang suara merupakan gelombang sinus murni dengan frekwensi tertentu.
3. Frekwensi resultan gelombang suara merupakan sejumlah nada dengan frekwensi 2, 3,
4, ... kali frekwensi dasar.
4. Frekwensi lebih tinggi berarti periode lebih pendek.
5. Jika 𝐬𝐢𝐧 𝛚𝒕 dan 𝐜𝐨𝐬 𝛚𝒕 = ferkwensi dasar, maka 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝛚𝒕 dan 𝐬𝐢𝐧 𝒏𝛚𝒕 = nada
harmonik yang lebih tinggi.
6. Kombinasi antara frekwensi dasar & harmoniknya membentuk fungsi periodik dengan
periode dasar.
7. Setiap sinyal periodik dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari sinyal-sinyal
harmonik.
8. Penjumlahan sinyal-sinyal harmonik dari suatu sinyal periodik dinyatakan dalam Deret
Fourier.

 Fungsi Periodik
Fungsi f(x) dikatakan periodik jika nilai-nilai fungsinya berulang secara berkala
pada suatu interval tertentu. Nilai interval tertentu disebut periode f(x). f(x) dengan
periode T dituliskan sebagai;
𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥 + 𝑇)
T = periode f(x), dengan nilai konstanta positif.

 Fungsi Sinusoida
a. f(x) = sin x
Salah satu contoh sinyal periodik adalah f(x) = sin x seperti tampak pada Gambar
2. Nilai fungsi ini akan selalu berulang setelah interval 360° atau 2π. Periode sin x
(satu siklus penuh) = 2π dan amplitudo sin x = 1.
Fungsi sin x mempunyai periode 2π, sin x juga dapat mempunyai periode 4π, 6π,
… Karena sin (x+2π), sin (x+4π), sin (x+6π), … sama dengan sin x maka 2π adalah
periode terkecil atau periode sin x.
b. f(x) = 5sin2x
Seperti tampak pada gambar, fungsi ini mempunyai 2 siklus penuh pada 0° − 360°,
jadi periode = 180° atau 2π/2. Amplitudo = 5.

c. f(x) = Asin nx
Dari dua contoh sebelumnya dapat disimpulkan bentuk umum fungsi A sin nx
mempunyai periode 2π/n dan Amplitudo = A. Bentuk Acos nx juga berlaku sama.

 Fungsi Periodik Non-Sinusoida


Fungsi periodic dapat berupa non-sinusoida. Beberapa gambar berikut adalah
contoh fungsi periodic non-sinusoida.
 Analisa Grafik Fungsi Periodik
Analisa grafik fungsi periodik adalah pembentukan rumus matematik yang
dianalisa dari grafik periodik. Beberapa contoh analisa pada grafik fungsi periodic
dijelaskan sbb.
Contoh 1 :

a. Rentang antara x=0 dan x=4, y=3 maka ditulis sebagai f(x) = 3 0<x<4
b. Rentang antara x=4 dan x=6, y=0 maka ditulis sebagai f(x) = 0 4<x<6
c. Periode = 6 maka ditulis sebagai f(x+6) = f(x)

Jadi analisa grafik periodik di atas berupa fungsi, yaitu :


3 0<𝑥<4
𝑓(𝑥) = {
0 4<𝑥<6
𝑓(𝑥 + 6) = 𝑓(𝑥)
Rumus terakhir menunjukkan f(x) mempunyai periode 6.
 Integral Beberapa Fungsi Periodik Khusus
Integral beberapa fungsi periodic khusus adalah intIntegral beberapa fungsi
periodic khusus adalah integral fungsi yang akan banyegral fungsi yang akan banyak
ditemukan pada pembahasan deret fourier. Integrasi dilakukan pada fungsi sinusoida
dan cosinusoida pada rentang satu periode mulai –π – π (periode 2π).
𝜋 𝜋
1. ∫−𝜋 𝑑𝑥 = 𝑥| −𝜋 = 𝜋 − (−𝜋) = 2𝜋
𝜋 sin 𝑛𝑥 𝜋 1
2. ∫−𝜋 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = | −𝜋 = 𝑛 (sin 𝑛𝜋 − (sin(−𝑛𝜋))
𝑛
1
= 𝑛 (sin 𝑛𝜋 + sin 𝑛𝜋) = 0
Karena sin nπ = 0 untuk n = 1,2,3,…
𝜋 − cos 𝑛𝑥 𝜋 1
3. ∫−𝜋 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑛 | −𝜋 = 𝑛 (− cos 𝑛𝜋 − (− cos(−𝑛𝜋))
1
= 𝑛 (− cos 𝑛𝜋 + cos 𝑛𝜋) = 0
Karena cos(-nπ) = cos nπ
𝜋 1 𝜋 sin 2𝑛𝑥 𝜋 1−cos 2𝑛𝑥
4. ∫−𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 2 𝑥 |−𝜋 − | −𝜋 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑖𝑛2 𝑛𝑥 =
4𝑛 2
1 𝜋
= 𝑥| =𝜋
2 −𝜋
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 sin 2𝑛𝜋 𝑑𝑎𝑛 sin −2𝑛𝜋 = 0

 Fungsi Harmonik
Fungsi f(x) periodic sembarang dapat dinyatakan sebagai jumlah fungsi
sinusoida. Jumlah fungsi sinusoida yang dimaksud adalah jumlah fungsi sinusoida dan
harmonisanya (kelipatan periode T).
Contoh :
f(x) = A1 sinx adalah fungsi sin x harmonisa ke-1 atau fundamental
f(x) = A2 sin2x adalah fungsi sin x harmonisa ke-2
f(x) = A3 sin3x adalah fungsi sin x harmonisa ke-3, dst
Secara umum fungsi f(x) = sinx dan harmonisanya dapat dituliskan sebagai
𝑓(𝑥) = 𝐴𝑛 sin 𝑛𝑥
Dengan An = amplitudo dan 2π/n = periode
Fungsi sinusoida dan cosinusoida adalah fungsi periodik yang sederhana. Jika
sebarang fungsi periodik dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi ini maka permasalahan
sulit sebarang fungsi periodik dapat disederhanakan.

 Fungsi Orthogonal
Jika terdapat dua fungsi yaitu f(x) dan g(x) pada interval 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏 dimana:
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
𝑎

Maka f(x) saling tegak lurus (orthogonal) terhadap g(x) pada interval 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏
Beberapa contoh fungsi orthogonal sebagai berikut :
𝜋
∫−𝜋 cos 𝑚𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 0 untuk 𝑚 ≠ 𝑛
𝜋
∫−𝜋 sin 𝑚𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 0 untuk 𝑚 ≠ 𝑛
𝜋
∫ cos 𝑚𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 0
−𝜋

Deret Fourier

Jika suatu fungsi f(x) terdefinisi pada interval (-π,π) dan f(x+2πn), n = bilangan
bulat positif. Maka f(x) dapat dinyatakan dalam deret fourier sebagai

𝑎0
𝑓(𝑥) = + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)
2
𝑛=1

a0, an, dan bn disebut koefisien fourier yang dinyatakan sebagai


1 𝜋
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

1 𝜋
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

1 𝜋
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

a0, an, dan bn di atas dapat dibuktikan dengan penjelasan berikut.

Untuk mendapatkan a0 maka kedua ruas diintegralkan pada rentang (-π,π).

𝜋 𝜋 ∞
𝑎0
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ [ + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥]𝑑𝑥
−𝜋 −𝜋 2 𝑛=1

𝜋 𝜋 𝜋 ∞
𝑎0
∫ 𝑓(𝑥) = ∫ 𝑑𝑥 + ∑ ∫ (𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)𝑑𝑥
−𝜋 −𝜋 2 −𝜋 𝑛=1

𝜋
Karena ∫−𝜋(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)𝑑𝑥 = 0, maka

𝜋 𝜋
𝑎0 𝑎0 𝑎0
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 = 𝜋 − (− 𝜋)
−𝜋 −𝜋 2 2 2

= 𝑎0 𝜋

Jadi,

1 𝜋
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

Untuk mendapatkan an maka kedua ruas dikalikan cos mx, dengan m = sembarang
bilangan bulat positif dan diintegralkan pada rentang (-π,π), sehingga

𝜋 𝜋 ∞
𝑎0
∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ [ + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)] cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥
−𝜋 −𝜋 2 𝑛=1

Setelah mengintegralkan ruas kanan suku demi suku, ruas kanannya didapatkan

𝑎0 𝜋 𝜋
∫ cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 + ∑ ∫ (𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 cos 𝑚𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥 cos 𝑚𝑥)𝑑𝑥
2 −𝜋 −𝜋 𝑛=1

𝜋
Suku pertama = nol, karena ∫−𝜋 cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = 0

Diketahui bahwa
𝜋
1 𝜋 1 𝜋
∫ cos 𝑛𝑥 cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ cos(𝑛 + 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 + ∫ cos(𝑛 − 𝑚)𝑥 𝑑𝑥
−𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋
𝜋
1 𝜋 1 𝜋
∫ sin 𝑛𝑥 cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ sin(𝑛 + 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 + ∫ sin(𝑛 − 𝑚)𝑥𝑑𝑥
−𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋

Pengintegralan keempat suku di atas menghasilkan nol kecuali untuk m = n

1 𝜋 1 𝜋 1 𝜋
∫ cos(𝑛 − 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 = ∫ cos(0𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 1𝑑𝑥
2 −𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋

1 𝜋 1
= 𝑥| = (𝜋 − (−𝜋)) = 𝜋
2 −𝜋 2

Jadi
𝜋
∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎𝑛 𝜋
−𝜋

1 𝜋
𝑎𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) cos 𝑚𝑥𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

Untuk mendapatkan bn maka kedua ruas dikalikan sin mx , dengan m = sembarang


bilangan bulat positiif dan diintegralkan pada rentang (-π,π), sehingga

𝜋 𝜋 ∞
𝑎0
∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ [ + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)] sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥
−𝜋 −𝜋 2 𝑛=1

Setelah mengintegralkan ruas kanan suku demi suku, ruas kanannya didapatkan

𝑎0 𝜋 𝜋
∫ sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 + ∑ ∫ (𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 sin 𝑚𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥 sin 𝑚𝑥)𝑑𝑥
2 −𝜋 −𝜋
𝑛=1

𝜋
Suku pertama = nol, karena ∫−𝜋 sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = 0

Diketahui bahwa
𝜋
1 𝜋 1 𝜋
∫ cos 𝑛𝑥 sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ sin(𝑛 + 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 + ∫ sin(𝑛 − 𝑚)𝑥 𝑑𝑥
−𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋
𝜋
1 𝜋 1 𝜋
∫ sin 𝑛𝑥 sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = ∫ cos(𝑛 − 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 − ∫ cos(𝑛 + 𝑚)𝑥 𝑑𝑥
−𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋

Penintegralkan keempat suku di atas menghasilkan nol kecuali untuk m = n

1 𝜋 1 𝜋 1 𝜋
∫ cos(𝑛 − 𝑚)𝑥 𝑑𝑥 = ∫ cos(0𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 1𝑑𝑥 = 𝜋
2 −𝜋 2 −𝜋 2 −𝜋
Jadi jika ditulis kembali menjadi
𝜋
∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥 = 𝑏𝑛 𝜋
−𝜋

1 𝜋
𝑏𝑛 = ∫ 𝑓(𝑥) sin 𝑚𝑥 𝑑𝑥
𝜋 −𝜋

Contoh :

Tentukan deret Fourier grafik fungsi periodic berikut :

Jawab :

Analisa grafik fungsi periodic:

Persamaan grafik fungsi pada rentang 0<x<2π adalah

𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1 𝑦−0 𝑥−0
= → =
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1 𝜋 − 0 2𝜋 − 0
𝑥
𝑦=
2

Jadi analisa grafik fungsi periodic adalah


𝑥
𝑓(𝑥) = 0<𝑥
2
< 2𝜋

𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥 + 2𝜋)

Dari rumus deret Fourier didapat



𝑎0
𝑓(𝑥) = + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)
2
𝑛=1

1 2𝜋
𝑎0 = 𝜋 ∫0 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥

1 2𝜋 𝑥 1
= 𝜋 ∫0 𝑑𝑥 = 4𝜋 [𝑥 2 ] 2𝜋
0
2


1 2𝜋
𝑎𝑛 = 𝜋 ∫0 𝑓(𝑥) cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥

1 2𝜋
= 2𝜋 ∫0 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥

Dengan menerapkan integral bagian demi bagian yaitu

∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢. 𝑣 − ∫ 𝑣𝑑𝑢

∫ 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 → 𝑢 = 𝑥; 𝑑𝑣 = cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥

𝑥 1 𝑥 1
∫ 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑛𝑥 − ∫ sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑛𝑥 − 2 [− cos 𝑛𝑥]
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

Sehingga
1 2𝜋 1 𝑥 2𝜋 1
∫ 𝑥 cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 2𝜋 [𝑛 sin 𝑛𝑥 − 𝑛2 [− cos 𝑛𝑥]] 0
2𝜋 0

1 2𝜋 1
= 2𝜋 [( 𝑛 sin 2𝑛𝜋 − 0) − 𝑛2 [− cos 2𝑛𝜋 − (− cos 0)]]

1 1
= 2𝜋 [(0 − 0) − 𝑛2 [−1 − (−1)]] = 0

1 2𝜋
𝑏𝑛 = ∫0 𝑓(𝑥) sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥
𝑛

1 2𝜋
= 2𝜋 ∫0 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥

Dengan menerapkan integral bagian demi bagian yaitu

∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢. 𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢

∫ 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 → 𝑢 = 𝑥 ; 𝑑𝑣 = sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥

𝑥 1 𝑥 1
∫ 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑛𝑥 + ∫ cos 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑛𝑥 + 2 [sin 𝑛𝑥]
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

Sehingga
1 2𝜋 1 𝑥 1
∫ 𝑥 sin 𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 2𝜋 [− 𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑛2 [sin 𝑛𝑥]] 2𝜋
0
2𝜋 0

1 2𝜋 1
= 2𝜋 [(− cos 2𝑛𝜋 − 0) + 𝑛2 [sin 2𝑛𝜋 − (sin 0)]]
𝑛

1 2𝜋 1 1
= 2𝜋 [(− − 0) − 𝑛2 [0 − 0]] = − 𝑛
𝑛
1
Jadi koefisien Fourier a0 = π, an = 0, bn = − 𝑛

Sehingga deret Fourier f(x) adalah



𝑎0
𝑓(𝑥) = + ∑(𝑎𝑛 cos 𝑛𝑥 + 𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥)
2
𝑛=1


𝑎0
= + ∑(𝑏𝑛 sin 𝑛𝑥) ; 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑎𝑛 = 0
2
𝑛=1

𝜋 sin 𝑥 sin 2𝑥 sin 3𝑥


= −{ + + +⋯}
2 1 2 3

Anda mungkin juga menyukai