APLIKASI INTEGRAL LIPAT 2, Muhamad Haris Fadillah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI INTEGRAL LIPAT 2

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


kalkulus2

Oleh :
Muhamad Haris Fadillah
19416226201217

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2020/2021
PENGERTIAN INTEGRAL LIPAT 2
Usaha pemecahan tentang luas telah menuju ke pendefinisian integral tentu. Dalam
berbagai cara yang sama, sekarang kita mencoba mencari volume benda pejal dan
dalam prosesnya kita sampai pada definisi integral lipat dua.Telaah kembali tentang
materi dasar yang berkenaan dengan integral tentu dari fungsi peubah tunggal. Jika f(x)
didefinisikan sebagai a ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, artinya kita membagi selang [𝑎, 𝑏] menjadi menjadi
n selang bagian [𝑥𝑖−1 𝑥1 ] berlebar sama ∆x = (b - a)/n dan kita pilih titik-titik sampel
x, dalam selang bagian ini. Kemudian kita bentuk jumlah Riemann:

∑ 𝑓(𝑥∗1 ) ∆𝑥
𝑖=1

Dan mengambil limit jumlah tersebut seraya n→ ∞ untuk mendapatkan integral tentu
f dari a ke b

𝑛
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∑ 𝑓(𝑥∗1 ) ∆𝑥
𝑎 𝑖=1

Dalam kasus khusus dengan 𝑓(𝑥) ≥ 0, jumlah Riemann dapat ditafsirkan


sebagai jumlah luas segiempat penghampir dalam gambar di bawah dan
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 menyatakan luas daerah di bawah kurva y = f(x) dari a ke b.

Dalam cara yang serupa, kita tinjau fungsi dua peubah f yang didefinisikan pada
segiempat tertutup. Untuk integral lipat dua dari fungsi dengan dua peubah
pembatasannya adalah bahwa fungsi dua peubah tersebut terdefinisi pada suatu
daerah tertutup di R2. Yang dimaksud daerah tertutup disini adalah daerah
beserta dengan batas-batasnya. Apabila dikatakan daerah, maka yang dimaksud
adalah daerah tertutup.

Kita tinjau fungsi dua peubah f yang didefinisikan pada segiempat tertutup.
Misalkan fungsi z = f(x,y) didefinisikan pada suatu daerah tertutup R di bidang
xoy.

𝑅 = [𝑎, 𝑏] x [𝑐, 𝑑 ] = {(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅2 |𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏, 𝑐 ≤ 𝑦 ≤ 𝑑 }


Dan mula-mula kita misalkan f(x, y) ≥ 0. Grafik f adalah permukaan dengan
persamaan 𝑧 = 𝑓(𝑥, 𝑦). Misalkan S adalah benda pejal yang terletak di atas R
dan di bawah grafik f, yakni:
𝑆 = {(𝑥, 𝑦, 𝑧) ∈ 𝑅3 |0 ≤ 𝑧 ≤ 𝑓 (𝑥, 𝑦), (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅}

(Lihat gambar di samping) tujuan kita adalah mencari volume S. Langkah pertama
adalah membagi segiempat R
menjadi beberapa bagian. Kita
lakukan ini dengan membagi
selang [𝑎, 𝑏] menjadi m selang
bagian [𝑥𝑖−1 𝑥𝑖 ] berlebar sama ∆𝑥 =
𝑏−𝑎
dan dengan membagi [𝑐, 𝑑 ]
𝑚
menjadi n selang bagian [𝑦𝑖−1 𝑦𝑖 ]
𝑑−𝑐
berlebar sama ∆𝑦 = 𝑛 .

Dengan menarik garis-garis sejajar terhadap sumbu koordinat melalui titik


ujung selang bagian dalam bentuk segiempat bagian.

𝑅 = [𝑥𝑖−1 𝑥𝑖 ] x [𝑦𝑖−1 𝑦𝑖 ] = {(𝑥, 𝑦)|𝑥𝑖−1 ≤ 𝑥 ≤ 𝑥𝑖 𝑦𝑖−1 ≤ 𝑦𝑖 }

masing- masing dengan luas ∆𝐴 = ∆𝑥 ∆𝑦


∗ ∗
Jika kita pilih salah satu titik sampel (𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 ) dalam masing- masing 𝑅𝑖𝑗, maka kita
dapat menghampiri bagian S yang terletak di atas masing- masing 𝑅𝑖𝑗 menggunakan
∗ ∗
kotak segiempat tipis (atau kolom) dengan alas 𝑅𝑖𝑗 dan tinggi 𝑓(𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 ).
Maka voleme kotak adalah tinggi kotak kali luas segiempat alas :

∗ ∗ ∗ ∗
𝑓(𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 ) x ∆𝐴 = 𝑓(𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 ) x ∆𝑥 ∆𝑦

Dapat dilihat maka untuk semua segiempat jika ditambahkan volume kotak
yang berkaitan , maka volume total S hampir diperoleh.

𝑚 𝑛
∗ ∗
𝑉 ≈ ∑ ∑ 𝑓(𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 )∆𝐴
𝑖=1 𝑗=1
Intuisi kita memberitahu bahwa hampiran yang diberikan menjadi lebih baik begitu m
dan n menjadi lebih besar, sehingga diharapkan menjadi :

𝑚 𝑛
∗ ∗
𝑉= lim ∑ ∑ 𝑓(𝑥𝑖𝑗 𝑦𝑖𝑗 )∆𝐴
𝑚,𝑛→∞
𝑖=1 𝑗=1

Jika 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 ≥ 0 maka volume V dari benda pejal yang terletak di atas segiempat R
dan di bawah permukaan 𝑧 = 𝑓 (𝑥, 𝑦) adalah

∬ 𝑓(𝑥, 𝑦 ) 𝑑𝐴
𝑅

Sifat-sifat Integral Lipat Dua :


1. ∬ [𝑓(𝑥, 𝑦) + 𝑔(𝑥, 𝑦)]𝑑𝐴 = ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 + ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑅 𝑅 𝑅

2. ∬ 𝑐𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 = 𝑐 ∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 , dengan 𝑐 konstanta.


𝑅 𝑅
3. Jika 𝑓(𝑥, 𝑦) ≥ 𝑔(𝑥, 𝑦) untuk ∀(𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅, maka

∬ 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴 ≥ ∬ 𝑔(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴


𝑅 𝑅

 Sifat - sifat Integral Lipat Dua :


1.   f ( x, y )  g ( x, y )dA   f ( x, y ) dA   g ( x, y ) dA
R R R

2.  cf ( x, y ) dA  c  f ( x, y ) dA , dengan c konstanta.
R R

3. Jika f ( x, y )  g ( x, y ) untuk ( x, y )  R, maka

 f ( x,y)dA   g ( x, y )dA
R R

Untuk menghitung integral lipat dua dapat digunakan integral berulang yang
ditulis dalam bentuk :
 y  f 2 ( y) 
 f ( x, y)dA   f ( x, y)dxdy  
b
 
  f ( x, y )dxdy
a.

a  y  f1 ( y )

R R 
dimana integral yang ada dalam kurung harus dihitung terlebih dahulu dengan
menganggap variable y konstanta, kemudian hasilnya diintegral kembali
terhadap y.
b  y  f 2 ( y) 
b.  f ( x, y )dA 
f ( x, y )dydx  

 

f ( x, y ) dydx
a  y  f1 ( y )

R R 
dimana integral yang ada dalam kurung harus dihitung terlebih dahulu dengan
menganggap variable x konstanta, kemudian hasilnya diintegral kembali
terhadap x.
Jika integral lipat dua di atas ada, maka (a) dan (b) secara umum akan
memberikan hasil yang sama.

APLIKASI PENERAPAN INTEGRAL LIPAT 2


Ada beberapa bagai penerapan integral lipat 2 ini di antaranya sebagai berikut:

1. PADA MOMEN INERSIA


Besaran pada gerak rotasi yang analog dengan massa pada gerak translasi dikenal
dengan momen inersia(I). Perbedaan nilai antara massa dan momen inersia adalah
besar massa suatu benda hanya bergantung pada kandungan zat dalam benda tersebut,
sedangkan besar momen inersia tidak hanya bergantung pada jumlah zat tetapi juga
dipengaruhi oleh bagaimana zat tersebut terdistribusi pada benda tersebut. Materi
tentang energi kinetik (kinetic energy), dari sebuah partikel dengan massa m dan
kecepatan v yang bergerak dalam sebuah garis lurus dirumuskan dengan :
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2
2
Momen inersia (moment of inertia) dari partikel bermassa m terhadap sumbu
didefinisikan sebagai mr2 , dengan r adalah jarak deri partikel ke sumbu. Dari
persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa momen inersia dari benda dalam gerak
berputar memiliki peranan yang serupa dengan massa benda dalam gerak linear
Untuk suatu sistem n partikel pada suatu bidang yangbermassa m 1, m2,…..,mn
dan yang berjarak r1, r2,….,rn dari garis L, makamomen inersia sistem itu terhadap L
didefinisikan sebagai:
𝑛

𝐼= 𝑚1 𝑟12 +𝑚2 𝑟12 + ⋯+ 𝑚𝑛 𝑟𝑛2 = ∑ 𝑚𝑘 𝑟𝑘2


𝑘=1

Rumus

𝐼𝑥 = ∬ 𝑦 2 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑆

𝐼𝑦 = ∬ 𝑥 2 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
𝑆

𝐼𝑧 = ∬(𝑥 2 + 𝑦 2 ) 𝛿(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴


𝑆
= 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
2. Penerapan Pada Pusat Massa
Jika 𝑚1 , 𝑚2 , … , 𝑚𝑛 berturut-turut adalah kumpulan titik-titik massa yang masing-
masing terletak di (𝑥1 , 𝑦1 ), (𝑥2 , 𝑦2 ), … , (𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), maka momen total terhadap sumbu y
dan sumbu x dapat dinyatakan dengan
𝑛 𝑛

𝑀𝑦 = ∑ 𝑥𝑘 𝑚𝑘 𝑀𝑥 = ∑ 𝑦𝑘 𝑚𝑘
𝑘=1 𝑘=1

Lebih lanjut, koordinat (𝑥̅ , 𝑦̅) dari pusat massa (titik keseimbangan) adalah
𝑀𝑦 ∑𝑛𝑘=1 𝑥𝑘 𝑚𝑘 𝑀𝑥 ∑𝑛𝑘=1 𝑦𝑘 𝑚𝑘
𝑥̅ = = 𝑦̅ = =
𝑚 ∑𝑛𝑘=1 𝑚𝑘 𝑚 ∑𝑛𝑘=1 𝑚𝑘
Sekarang perhatikan sebuah lamina dengan kerapatan berupa peubah 𝛿(𝑥, 𝑦) yang
melingkupi daerah S pada bidang xy. Buat partisi seperti pada gambar dan asumsikan
sebagai sebuah hampiran bahwa suatu massa dari setiap 𝑅𝑘 terpusat di (𝑥̅𝑘 , 𝑦̅𝑘 ), 𝑘 =
1, 2, … , 𝑛. Gunakan limitnya sebagai suatu aturan pembagian partisi yang mendekati
nol. Cara menghasilkan rumus umum:

𝑀𝑦 ∬𝑆 𝑥𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 𝑀𝑥 ∬𝑆 𝑦𝛿 (𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
𝑥̅ = = 𝑦̅ = =
𝑚 ∬𝑆 𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 𝑚 ∬𝑆 𝛿 (𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴

Contoh soal

1. Tentukan pusat massa dari lamina yang memiliki kerapatan 𝛿(𝑥, 𝑦) = 𝑥𝑦 dibatasi
2
oleh sumbu-x, garis x = 8, dan kurva 𝑦 = 𝑥 ⁄3 .
Penjabaran :
Diket : 𝑚 = 153,6

𝑀𝑦 = ∬ 𝑥𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
𝑆
8 𝑥2⁄3
𝑀𝑦 = ∫ ∫ 𝑥2𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 0
1 8
𝑀𝑦 = ∫ 𝑥10⁄3 𝑑𝑥
2 0
12288
𝑀𝑦 =
13
𝑀𝑦 = 945,23

𝑀𝑥 = ∬ 𝑦𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴
𝑆
8 𝑥2⁄3
𝑀𝑥 = ∫ ∫ 𝑦2𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑥
0 0
1 8
𝑀𝑥 = ∫ 𝑥3 𝑑𝑥
3 0
1024
𝑀𝑥 =
3
𝑀𝑥 = 341,33
𝑀𝑦 945.23 𝑀𝑥 341.33
𝑥̅ = = = 6,15 𝑦̅ = = = 2,22
𝑚 153.6 𝑚 153.6
2. Tentukan momen inersia terhadap sumbu x, sumbu y, dan sumbu z untuk lamina yang
2⁄
memiliki kerapatan 𝛿(𝑥, 𝑦) = 𝑥, 𝑦 dibatasi oleh sumbu-x, garis x = 8, dan kurva 𝑦 = 𝑥 3.

Penyelesaian:
8 𝑥 2⁄3
1 8 11⁄3 6144
𝐼𝑥 = ∬ 𝑦 2 𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 = ∫ ∫ 𝑥𝑦 3 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 = ≈ 877,71
0 0 4 0 7
𝑆

8 𝑥 2⁄3
1 8 13⁄3
𝐼𝑦 = ∬ 𝑥 2 𝛿(𝑥, 𝑦) 𝑑𝐴 = ∫ ∫ 𝑦𝑥 3 𝑑𝑦 𝑑𝑥 = ∫ 𝑥 = 6144
0 0 2 0
𝑆

49.152
𝐼𝑧 = 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦 = ≈ 7021,71
7
3. Tentukan volume V suatu benda padat di bawah permukaan 𝑧 = 4 − 𝑥 2 − 𝑦 dan di
atas persegi panjang {𝑅 = (𝑥, 𝑦): 0 ≤ 𝑥 ≤ 1, 0 ≤ 𝑦 ≤ 2}

Penyelesaian :

2 1

𝑉 = ∬(4 − 𝑥2 − 𝑦 )𝑑𝐴 = ∫ ∫(4 − 𝑥 2 − 𝑦 ) 𝑑𝑥 𝑑𝑦


𝑅 0 0
2 1 2
𝑥3 1
= ∫ [4𝑥 – + 𝑦𝑥] = ∫ [4 – + 𝑦] 𝑑𝑦
3 3
0 0 0

1 1 2 2 2 16
= [4𝑦 – 𝑦 − 𝑦 ] = 8 − − 2 =
3 2 0 3 3

4. Hitunglah volume benda yang berada di antara fungsi 𝑧 = 𝑥2 + 𝑦2 dan bidang


𝑧 = 16.

Jawab : 𝑉 = ∬ 16 𝑑𝐴 − ∬ 𝑥2 + 𝑦2𝑑𝐴 = ∬ 16 − (𝑥2 + 𝑦2)𝑑𝐴


𝑉 = ∬ 16 − (𝑥2 + 𝑦2)𝑑𝐴
= ∫ ∫(16 − 𝑟2) 𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝜃
DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/penerapan-integral-lipat-dua-atina-ahdika-ssi-m-
integral-lipat-dua-momen-inersia.html
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm/article/view/1046
http://dindaainfarhana.blogspot.com/2014/12/makalah-penerapan-integral-lipat-
ganda.html

KESIMPULAN
Integral lipat-dua (double integrals) merupakan bentuk integral biasa/tunggal yang
hasil pengintegralan pertama harus diintegralkan kembali. Jika terdapat nilai batas
atas dan batas bawah, maka integral tersebut dikatakan sebagai integral lipat-dua
tertentu (difinite double integrals).Integral lipat-dua juga memiliki beberapa
penerapan. Penerapan yang paling jelas adalah dalam perhitungan volume benda pejal.
Namun, bukan hanya dalam perhitungan volume benda pejal sja. Akan tetapi, integral
lipat-dua juga memiliki penerapan-penerapan lain khususnya dibidang Fisika yang
meliputi massa, pusat massa, momen inersia dan jejari garis.

Anda mungkin juga menyukai