4 - Bab4 - Peralatan Pengukuran Perawatan Dan Perbaikan - Ok

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

PERALATAN UKUR
PERAWATAN DAN
PERBAIKAN

47 | P a g e
4.1. Kegiatan Pembelajaran : Peralatan Ukur Mekanis

Amati peralatan ukur mekanis yang ada dibengkel sekolah, kemudian diskusikan
nama alat dan fungsinya.

4.1.1. Tujuan Pembelajaran


Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat mengenal, memahami
peralatan ukur mekanis dan penggunaannya dalam melakukan perawatan dan
perbaikan di bengkel kerja otomotif.

4.1.2. Uraian Materi

Ketika melakukan perawatan dan perbaikan, pekerja sering dituntut untuk


melakukan pengukuran-pengukuran sebelum menyetel, mengeset, memperbaiki
atau mengganti bagian/sistem pada objek kerja.

Hal-hal yang harus menjadi perhatian terhadap alat ukur:


 Hindari dari benturan atau terjatuh.
 Gunakan dengan hati-hati.
 Hindarkan dari temperatur tinggi.
 Disimpan ditempat kering dengan pelindungnya.
 Penyimpanan di sendirikan dengan peralatan umum.
 Ketika menyimpan pengunci harus dalam keadaan terbebas
 Ketika penyimpanan posisi skala tidak terlalu rapat (untuk micrometer,
karena jika penggunaan selanjutnya salah memutar arah dengan selubung
dapat merusakkan ulir nonius).

Peralatan ukur yang digunakan di bengkel kerja dapat digolongkan menjadi : alat
ukur mekanis dan alat ukur elektronis.

1. Alat ukur mekanis:

a. Mistar/Peggaris
Mistar merupakan alat ukur mekanis untuk mengetahui besaran jarak,
panjang, lebar dan tinggi suatu benda. Tingkat ketelitian mistar masih
relatif kasar, biasanya dalam mili meter [mm] atau 0,5 [mm].
Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang
berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga
siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam,

48 | P a g e
berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat
dilipat.

Macam-macam penggaris :

Gambar macam penggaris

Gambar Penggaris tukang kayu 2 meter

49 | P a g e
Gambar Penggaris pita gulung

b. Mistar sorong/Jangka Sorong (Fernier Caliper)


Ketelitian pengukuran sangat diperlukan dalam mendesain sebuah alat.
Kekurangtelitian sering kali membuat alat tersebut tidak berfungsi
optimal atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Contoh sekrup yang
akan dipakai memiliki diameter tidak sama dengan pasangannya,
walaupun selisih 0,01 mm maka keduanya tidak dapat dirangkai dengan
baik. Kalau komponen sekrup ini dipasang pada mobil, tentunya mobil
tidak akan berfungsi dengan normal, bahkan bisa menimbulkan
kecelakaan. Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengukur panjang sebuah benda dengan
ketelitian yang sangat bagus.

Jangka sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan


pengukuran alat ini bisa sampai 0,1 mm terdekat.
Mistar sorong juga dapat digunakan untuk mengukur jarak. Ada tiga hal
yang dapat diukur oleh mistar sorong, yaitu : ketebalan (jarak bagian
luar benda), diameter (jarak bagian dalam lubang benda) dan
kedalaman (suatu lubang).

Bagian-bagian:

50 | P a g e
[1]. Rahang pengukur bagian luar

Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan


cara diapit.

[2]. Rahang pengukur bagian dalam

Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda


dengan cara diulur (misalnya : lubang pipa)

[3]. Pengukur kedalaman

Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu


benda dengan cara menancapkan bagian pengukur. Bagian ini
terletak didalam pemegang.

[4]. Skala utama metrik [mm]

Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam


satuan mm.

[5]. Skala ukuran Imperial [inch]

Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam


satuan inch.

[6]. Skala nonius/vernier metrik.

Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan ketelitian


0,1mm atau 0,02mm atau 0,05mm

[7]. Skala nonius imperial (inch)

Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan ketelitian


1/128inch.

51 | P a g e
Untuk pengukuran dengan satuan imperial dianalogkan caranya
dengan penentuan ketelitian metrik.

[8]. Untuk mengunci dan membebaskan penggeseran saat penepatan


pengukuran atau akan membaca hasil ukur.

Sebagai alat ukur yang relatif cukup teliti, untuk menjaga akurasi
pengukuran sangat penting dilakukan pemeriksaan terjadinya
pergeseran skala pada mistar sorong secara periodik, atau setiap akan
digunakan.

Macam-macam ketelitian mistar sorong (dalam metrik)

Gambar skala mistar sorong dengan ketelitian 0,02mm

Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala
Utama, dimana 0,98 adalah sedikit kurang dari 1 kekurangannya adalah
nilai ketelitian mistar sorong tersebut.
Sehingga ketelitian dari Mistar sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02
mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama dibagi
jumlah skala nonius = 1/50 = 0,02 mm.

52 | P a g e
Gambar skala mistar sorong dengan ketelitian 0,05mm

Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala
Utama, dimana 1,95 adalah sedikit kurang dari 2 kekurangannya adalah
nilai ketelitian mistar sorong tersebut.
Sehingga ketelitian dari Mistar sorong tersebut adalah = 2 – 1,95 = 0,05
mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama dibagi
jumlah skala nonius = 1/20 = 0,05 mm.

Gambar skala mistar sorong dengan ketelitian 0,1mm

Pada gambar diatas terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/10 x 9 Skala Utama = 0,9 Skala

53 | P a g e
Utama, dimana 0,9 adalah sedikit kurang dari 1 kekurangannya adalah
nilai ketelitian mistar sorong tersebut.

Sehingga ketelitian dari Mistar sorong tersebut adalah = 1 – 0,9 =


0,1mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama dibagi
jumlah skala nonius = 1/10 = 0,1mm.

Penggunaan Mistar Sorong:

a. Mengukur Diameter Luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda :

Gambar Mengukur Diameter Luar Benda

Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang


bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda,
putar pengunci ke kanan.

b. Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung.

54 | P a g e
Gambar Mengukur Diameter Dalam

Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda,


geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

c. Mengukur Kedalaman Benda


Cara mengukur kedalaman benda

Gambar Mengukur Kedalaman Benda

55 | P a g e
Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip
menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Cara membaca:

 Jepitlah benda yang akan diukur.


 Cari angka pada skala utama yang telah dilewati oleh angka 0
dari skala nonius, Jika 0 nonius tepat digaris skala utama berarti
hasilnya tepat dalam mm tanpa pecahan. Jika 0 skala tidak tepat
dengan skala utama lanjutkan langkah berikutnya.

 Cari garis dari skala nonius yang lurus dengan skala utama,
kalikan jumlah strip nonius dengan nilai ketelitiannya sebagai
pecahan dari skala utama.

Contoh 1:

Angka 0 nonius melewati 24mm  24mm lebih

Slaka nonius yang lurus dengan skala utama adalah 7  14


strip

 14 x 1/20 = 14 x 0,05 = 0,7mm

Hasil ukur = 24,7mm = 2,47cm.

Contoh 2:

56 | P a g e
Dari pengukuran kedalaman ditemukan hasil pada skala
berikut ini, berapakah ketelitian mistar sorong yang
digunakan? Berapakah hasil ukurnya ?

Jawab :

Ketelitian mistar sorong yang digunakan adalah : 1/20mm =


0,05

Hasil ukurnya adalah :

Angka 0 nonius melewati 29mm  29mm lebih

Slaka nonius yang lurus dengan skala utama adalah antara 6


 12 strip  12 x 1/20 = 12 x 0,05 = 0,6mm

Hasil ukur = 29,6mm = 2,96cm.

c. Micrometer
Dari namanya bisa diketahui nilai ketelitian dari alat ini yaitu dalam
satuan mikron = 0,01mm. Sehingga jika dibandingkan dengan mistar
sorong mikrometer memilliki ketelitian dua kali lipat dibandingkan
mistar sorong dengan ketelitian 0,02mm, dan memilliki ketelitian
sepuluh kali lipat dibandingkan mistar sorong dengan ketelitian
0,1mm.
Sehingga untuk pengukuran bagian-bagian yang presisi dituntut
menggunakan mikrometer.

57 | P a g e
Sebelum digunakan mikrometer harus di kalibrasi untuk menjamin
pengukuran dilakukan dengan tepat.

Langkah kalibrasi mikrometer luar sebagai berikut:

 dengan mengoperasikan rechet sampai landasan diam dan


landasan gerak merapat (untuk mikrometer 0-25 mm) untuk
ukuran yang lebih besar masukkan batang pengkalibrasi didalam
ruang baca dan memutar rachet sampai batang benar-benar posisi
lurus segaris dengan batang gerak dan landasan.

 Kunci batang gerak dengan pengunci,

 Tepatkan garis horisontal dengan angka Nol (0) dari skala


nonius/vernier menggunakan tuas pengkalibrasi.

 Bebaskan pengunci batang gerak.

Terdapat 3 jenis mikrometer secara umum dalam pengelompokannya


yang berdasar pada aplikasi pengukurannya, yaitu :

1) Mikrometer Luar

Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,


lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

Bagian-bagian mikrometer luar:

58 | P a g e
a. Landasan diam

b. Area pengukuran (rentang berbatas)

c. Pengunci

d. Ulir nonius

e. Skala gerak /Skala nonius

f. Selubung pengoperasian

g. Rechet pengoperasian

2) Mikrometer dalam

Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari


lubang suatu benda.

Ada beberapa macam bentuk mikrometer dalam, namun


penggunaan dan pembacaannya kurang lebih sama.

Gambar Mikrometer Dalam untuk pengukuran 5 – 30 mm.

59 | P a g e
Gambar Mikrometer Dalam untuk pengukuran 5 – 30 mm

60 | P a g e
Gambar Mikrometer Dalam untuk pengukuran 1-6,5 inch.

Terdapat juga Mikrometer dalam yang pembacaannya


dikmbinasikan dengan dial gauge di otomotif sering disebut
dengan cylinder bore gauge atau dial bore gauge.

Gambar Cylinder Bore


Gauge

61 | P a g e
Gambar Bagian Cylinder Bore
Gauge

Cylinder Bore Gauge sebelum digunakan harus dikalibrasi


terlebih dahulu menggunakan Mikrometer Luar.

Aplikasi Cylinder Bore gauge

Aplikasi bore gauge tidak seluas aplikasi inside micrometer,


karena bore gauge memiliki tangkai pemegang tools yang
panjang dan sebuah dial gauge untuk membaca hasil ukur,
sehingga pada tempat-tempat yang sempit tidak bisa
menggunakan bore gauge, contohnya adalah bore untuk bushing
camshaft.

Cylinder Bore gauge lebih banyak digunakan untuk mengukur


diameter dalam silinder liner, diameter dalam Main bearing hole,

62 | P a g e
diameter dalam housing hydraulic cylinder atau diameter dalam
lain yang tempatnya tidak sempit atau bebas.

Contoh pembacaan Cylinder Bore gauge


Misalnya kita akan mangukur diameter silinder. Pertama kali kita
mengukur diameter tersebut dengan vernier caliper untuk
mengetahui diameter secara kasar guna memilih rod end yang
tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau lihat ukuran
standarnya pada maintenance standard).
Misalnya didapat ukuran vernier caliper 75 mm, maka kita
memilih harga rod end yang bertanda 75 pada tengah-tengah
standard dari bore gauge. Karena kita mendapatkan hasil
pengukuran pertama 75 mm maka kita pergunakan micrometer
yang 75-100 mm. Kemudian set harga micrometer dengan
standar ukuran untuk menentukan posisi nolnya. Pasangkan
micrometer pada micrometer stand. Pasangkan dial gauge
dengan mengendorkan mur pengikat posisi dial gauge (dial
gauge securing position) hingga jarum kecil bergerak sampai
pada angka satu dan kencangkan mur pengikatnya. Pasangkan
bore gauge pada micrometer dengan rod end dan ujung jarum
pada anvil dan spindle micrometer sampai gerak jarum besar
maksimum searah jarum jam kemudian pada posisi tersebut
putar outer rim hingga angka nol pada posisi jarum tersebut.
Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum
besar pada strip yang ke-22 setelah bergerak dari nol searah
jarum jam, jadi hasil pengukuran :
 Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm
 Jarum besar = 22 x 0,01 mm = 0,22 mm

 Hasil pembacaan = 75 - 0.22 = 74.78 mm

Apabila jarum kecil menunjukkan pada angka satu dan jarum


besar pada strip yang ke-25 setelah bergerak dari nol
berlawanan jarum jam, jadi hasil pengukuran :
 Jarum kecil = 1 pada pengetesan = 75 mm

63 | P a g e
 Jarum besar = 25 x 0,01 mm = 0,25 mm +

 Hasil pembacaan = 75 + 0.25 = 75.25 mm

Untuk mempermudah pembacaan hasil pengukuran:


 Bila jarum dial gauge bergerak searah jarum jam maka hasil
pengukuran dikurangi atau dengan kata lain diameter yang
diukur lebih kecil dari harga standarnya.
 Bila jarum dial gauge bergerak berlawanan arah jarum jam
maka hasil pengukuran ditambahkan atau dengan kata lain
diameter yang diukur lebih besar dari harga standarnya.

Untuk pengukuran diameter cylinder yang tidak ada pada ukuran


rod end perlu ditambahkan dengan spacer (shim). Pada setiap
bore gauge terdapat spacer setebal: 1 mm; 2 mm; 3 mm.
Misalnya ukuran diameter 78 atau 83 mm dengan vernier caliper.
Untuk pemilihan rod end pada bore gauge ambil ukuran 75 mm
atau 80 mm kemudian tambahkan spacer setebal 3 mm dan
kemudian set bergantian pada micrometer dengan ukuran 78
atau 83 mm baru dipergunakan untuk melakukan pengukuran.

3) Mikrometer kedalaman

Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan


dari langkah-langkah dan slot-slot.

64 | P a g e
Gambar Mikrometer Kedalaman.

Gambar Mikrometer Kedalaman dengan batang berbagai


rentang ukur

Sebelum digunakan mikrometer harus dikalibrasi terlebih dahulu.

65 | P a g e
d. Spring scale/Spring Balance

Gambar Spring Scale

Didunia teknik spring scale biasa digunakan untuk menimbang


berat, dan juga sering digunaan untuk mengukur moment puntir
yang kecil, seperti pre load pada bearing.

Cara menggunakan:

Alat di catokkan pada sisi diameter luar benda yang bisa


berputar, kemudian ditarik pelan-pelan sampai ditemukan berapa
moment (pre load) benda tersebut mulai berputar.

Gambar mengukur pre load dengan spring balance jarum.

Sumber : http://catatan-piper-comex.blogspot.com/2011/10/apa-
itu-preload-bearing.html

66 | P a g e
Pre load diartikan sebagai beban awal, sehingga preload
bearing dapat diartikan sebagai beban awal yang sengaja
diberikan kepada bearing (taper roller) agar roller mendapat
beban yang sesuai, dengan cara disetel celah/clearance-nya
sehingga tidak memiliki internal axial clearance.

4.1.3. Tugas

Buatlah rangkuman tentang peralatan ukur mekanis

4.1.4. Tes Formatif

1. Sebutkan penggolongan peralatan ukur perawatan dan perbaikan.


2. Sebutkan pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan Verier
Caliper.
3. Berapakah ketelitian Verier Caliper dan Micrometer.
4. Untuk mengukur komponen utama mesin seperti poros dan
bantalannya alat apakah yang tepat digunakan ?
5. Berapa hasil ukur berikut ini :

a.

b.

4.1.5. Lembar Jawaban Tes Formatif


1. Penggolongan peralatan ukur perawatan dan perbaikan:
Alat ukur mekanik dan alat ukur elektrik.
2. Pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan Verier Caliper
adalah pengukuran ketebalan atau diameter luar, pengukuran
diameter dalam dan pengukuran kedalaman.

67 | P a g e
3. Ketelitian Verier Caliper ada beberapa macam : 0.02mm, 0.05mm
dan 0,1mm. Ketelitian Micrometer adalah 0,01mm.
4. Untuk mengukur komponen utama mesin seperti poros dan
bantalannya alat yang tepat digunakan adalah mikrometer.
5. Hasil ukur:
a. 43,5mm
b. 5,88mm

4.1.6. Lembar Kerja siswa


1. Mengidentifikasi peralatan ukur mekanis yang ada di bengkel sekolah

No Nama alat dan fungsinya Ukuran tersedia

2. Meminta tugas pengukuran jarak/diameter luar menggunakan mistar


sorong
3. Meminta tugas pengukuran jarak/diameter dalam menggunakan mistar
sorong
4. Meminta tugas pengukuran kedalaman lubang/alur menggunakan mistar
sorong
5. Meminta tugas mengukur ketebalan menggunakan mikrometer
6. Meminta tugas pengukuran diameter dalam menggunakan mikrometer
atau silinder bore gauge
7. Meminta tugas pengukuran kedalaman menggunakan mokrometer
8. Meminta tugas pengukuran preload menggunakan spring scale.

68 | P a g e
4.2. Kegiatan Pembelajaran : Peralatan Ukur Listrik

Amati peralatan ukur listrik yang ada dibengkel kerja, kemudian diskusikan nama
alat dan fungsinya.

4.2.1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat mengenal, memahami


peralatan ukur listrik (electric measuring tools) dan penggunaannya dalam
melakukan perawatan dan perbaikan di bengkel kerja otomotif.

4.2.2. Uraian Materi

2. Alat ukur elektris


Alat ukur elektris sangat diperlukan dalam perawatan dan perbaikan
dibidang otomotif elektronik. Alat-alat ukur tersebut antara lain:
a. Volt Meter
b. Ampere Meter
c. Ohm meter
d. Tacho Meter
e. Dwell tester
f. Oscilloscope
g. Multi Meter
h. Flux meter
i. Capasi Meter

a. Volt Meter

Volt meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
atau tegangan pada suatu rangkaian listrik

69 | P a g e
Gambar DC Volt meter analog

Untuk volt meter seperti diatas bersimbul maksudnya hanya untuk


DCV, terminal + dan – tidak boleh terbalik penempatannya, karena akan
terbakar, karena jarum akan cenderung bergerak kekiri dan tertahan oleh
stoper. Batas ukurnya sampai dengan 30 DC Volt.
Jika tegangan spesifikasinya tidak diketahui harus hati-hati untuk
pengukurannya, karena jika melebihi rentang kemampuan ukur alat, alat
akan terbakar/rusak.

Untuk AC Colt simbulnya

Gambar AC Volt meter analog

Untuk volt meter seperti diatas bersimbul maksudnya hanya untuk


ACV, terminal + dan –boleh terbalik penempatannya, tidak akan terbakar.
Batas ukurnya maksimalnya sampai dengan 150 atau 300 AC Volt,
biasanya ada pilihan terminal yang berbeda.
Jika tegangan spesifikasinya tidak diketahui harus hati-hati untuk
pengukurannya, karena jika melebihi rentang kemampuan ukur alat, alat
akan terbakar/rusak.

b. Amper Meter

70 | P a g e
Gambar Amper Meter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik


yang mengalir pada suatu rangkaian, atau pada pengukuran arus kecil.

Alat-alat ukur khusus Volt meter dan Amper Meter seperti yang
ditunjukkan diatas lazim digunakan untuk pengukuran/pantauan kerja
sistem dan dipasang pada panel instrumen.

c. Ohm meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tahanan/beban
listrik yang ada pada suatu rangkaian.
Tahanan hanya aman diukur jika tidak terdapat arus yang mengalir
padanya. Sehingga untuk mengukur tahanan suatu benda/rangkaian
harus diputuskan dari sumber tegangan.
Jarang ditemui ohm meter yang terpisah di bengkel kerja. Adapun contoh
ohm meter sebagai berikut:

Gambar Ohm Meter

71 | P a g e
d. Tacho Meter/ Rpm Meter
Tacho meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran.
Secara elektrik tachometer mengukur frekwensi sinyal dari yang
dihasilkan dari sebuah benda berputar dan didisplaikan sebagai gerakan
jarum atau angka digital..

Gambar Tacho meter analog

Gambar Tacho meter digital

e. Dwell tester
Dwell tester biasa daijadikan satu set dengan Tachometer. Dwell tester
mengukur sudut Dwell dari sinyal sinyal pengapian.

Pengertian sudut dwell adalah prosentase sudut lamanya arus mengalir


pada rangkaian primer sistem pengapian. Pada pengapian konvensional
sudut dwell ditunjukkan sebagai berikut :

72 | P a g e
Gambar sudut Pengapian dan sudut dwell

Sudut putar kam distributor :


A – C = Sudut Pengapian
A – B = Sudut buka Kontak poin
B – C = Sudut tutup Kontak poin
Sudut tutup kontak pemutus dinamakan sudut dwel
Spesifikasi sudut dwell = 60% x sudut pengapian  pada putaran
rendah, pada putaran tinggi boleh lebih besar.

Gambar dwell tester analog

f. Multi Meter/AVO Meter


AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara
umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur
arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah
(DC) dan hambatan listrik.

Beberapa kemampuan lain yang bisa dilakukan dengan Multimeter adalah


: Capasitansi meter pengukur kapasitas kondensator (farad), Pengukur

73 | P a g e
Frekwensi (Hertz) dan Pengukur Inductance (henry) Pengetes dioda dan
transistor.

Ada dua macam AVO Meter yang dapat ditemui, yaitu AVO Analog dan
Avo Digital.

Gambar AVO Analog dan Digital.

Bagian-bagian Multi Meter / AVO Meter

74 | P a g e
Gambar Bagian-bagian AVO Meter

Dari gambar AVO meter dapat dijelaskan bagian-bagian dan


fungsinya :

1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),


berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan
obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm
Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi
nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi Ω (Ohm), test lead
+ (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 Ω diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 Ω.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. AVO meter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi Ω (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai
ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K
Ω.
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai
voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai
voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas
ukur : 0,25; 25; dan 500.

Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu
dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.

4. Lubang kutub + (V A Ω Terminal), berfungsi sebagai tempat


masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat
masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.

75 | P a g e
6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk
memilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen-
komponen AVO meter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9. Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

Penggunaan AVO Meter:

1. AVO Meter Pengukur Arus DC

PENTING UNTUK DI PERHATIKAN

Pengukuran arus dapat dilakukan hanya pada rangkaian berbeban.


Pengukuran arus TIDAK BOLEH dilakukan tanpa rangkaian berbeban
(langsung antara positif dan negatif sumber tegangan)

Cara mengukur arus DC dari suatu rankaian dengansumber arus DC:

a. Saklar pemilih pada AVO meter diputar ke posisi DCmA dengan


batas ukurm 500 mA.
b. Putuskan rangkaian terlebih dahulu dengan melepas sambungan di
satu tempat, kemudian kedua test lead AVO meter dihubungkan
secara seri pada rangkaian sumber DC.
c. Ketelitian paling tinggi didapatkan bila jarum penunjuk AVO
meter pada kedudukan maksimum.
d. Untuk mendapatkan kedudukan maksimum, saklar pilih diputar
setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari 500
mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Apabila jarum sudah didapatkan
kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil
lagi, karena dapat merusakkan AVO meter.

76 | P a g e
Gambar AVOMeter Pengukur Arus DC

2. AVO Meter Pengukur Tegangan DC

Pengukuran tegangan DC (misal dari baterai atau power supply


DC) sebagai berikut:

e. AVO meter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur


yang lebih besar dari spesifikasi tegangan yang akan diukur.
f. Test lead merah pada kutub (+) AVO meter dihubungkan ke kutub
positip sumber tegangan DC yang akan diukur, dan test lead
hitam pada kutub (-) AVO meter dihubungkan ke kutub
negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan
semacam ini disebut hubungan paralel.

Gambar mengukur tegangan baterai kering

77 | P a g e
Jika tidak diketahui spesifikasisumber tegangan, untuk keamanan
dan mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum
penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum,
caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari
1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan
maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat
merusakkan AVO meter.

Gambar mengukur tegangan DC (DCV) pada rangkaian

Sumber gambar :
http://ahmadfahrudintkr3.blogspot.com/2013/04/cara-membaca-
multimeter-avometer-analog.html

Cara membaca :

Cari skala baca DCV sesuai yang ditunjuk pada selektor (50 DCV)

Baca skala dengan memperhatikan nilai dari setrip pembagi antara


angka sebelum (10) dan sesudah (20) penunjukkan, dimana dibagi
sejumlah 10 strip, maka nilai satu stripnya=20-10/jimlah strip =
10/10=1 Volt.

78 | P a g e
Jadi hasil ukurnya adalah lima strip setelah 10V = 15 Volt.

Dengan AVO digital pengukuran dilakukan dengan cara:

a. menempatkan selektor pada DCV yang skalanya diatas


spesifikasi tegangan sumber sistem yang akan diukur.
b. Hubungkan paralel pada sumber tegangan atau beban yang
akan diukur tegangannya.
c. Baca hasil ukur pada displai digital.

Gambar Mengukur Tegangan DC (DCV)

3. AVO Meter Pengukur Tegangan AC


g. Dengan AVO Digital
Pengukuran tegangan AC dari suatu sumber listrik AC,
saklar pemilih AVO meter diputar pada kedudukan ACV dengan
batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead
AVO meter dihubungkan ke kedua kutub sumber listrik AC
tanpa memandang kutub positif atau negatif.

79 | P a g e
Gambar Mengukur ACV dengan AVO Digital

h. Dengan AVO Analog

1) Masukkan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam


pada terminal com (-).

Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya


2) Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN
secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada
bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas
Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur).

80 | P a g e
Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas

Ukur 250
3) Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa
bolak-balik.

4) Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang


PLN (karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau
terbalik).

Mengukur VAC PLN dengan BU = 250

81 | P a g e
5) Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.

Cara Membaca Jarum Penunjuk


Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada
gambar multimeter di bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala
Maksimum) yaitu : 10, 50, 250

Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala


yang dipakai adalah :

Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di


atas mari kita cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti
digambarkan di bawah ini :

82 | P a g e
Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat
10 strip, sehingga besar setiap strip (kita anggap simbol bobot

setiap strip = S):


Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum
penunjukan di atas dapat digambarkan kembali :

83 | P a g e
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum
Penunjukan) =220. Sekarang kita tinggal memasukkan dalam
rumus.

sumber : http://musyafak.blog.unissula.ac.id/2012/04/16/alat-
ukur-listrik/

4. AVO Meter Pengukur Resistansi

Cara pengukuran resistansi:

d. Diawali dengan pemilihan posisi saklar pemilih AVO meter pada


kedudukan Ω dengan batas ukur x 1.
e. Kalibrasi alat ukur dengan cara test lead merah dan test lead
hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan
kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi
nol pada skala Ω. Jika jarum penunjuk meter tidak dapat
diatur pada posisi nol, berarti baterainya sudah lemah dan
harus diganti dengan baterai yang baru.
f. Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada
ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya.
g. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa
sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak
terlihat garis bayangan jarum meter.
h. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada
pada bagian tengah daerah tahanan. Jika jarum penunjuk
meter berada pada bagian kiri (mendekati maksimum), maka
batas ukurnya di ubah dengan memutar saklar pemilih pada
posisi x10. Selanjutnya kalibrasi ulang penunjuk meter pada
kedudukan nol,
i. Lakukan lagi pengukuran terhadap resistor tersebut dan
hasil pengukurannya adalah penunjukan jarum meter dikalikan

84 | P a g e
10Ω.
j. Apabila dengan batas ukur x 10 jarum penunjuk meter masih
berada di bagian kiri daerah tahanan, maka batas ukurnya
diubah lagi menjadi KΩ dan dilakukan proses kalibrasi yang
sama seperti waktu mengganti batas ukur x 10. Pembacaan
hasilnya pada skala KΩ, yaitu angka penunjukan jarum meter
dikalikan dengan 1 K Ω.

Gambar AVOMeter Pengukur Tahanan dengan AVO Analog

Dengan AVO digital tahanan juga dapat diukur, atur selektor pada
posisi ukur Ohm dan pilih skala sampai diperoleh hasil ukur yang
akurat. Pembacaan lansung tertera sebagai berikut:

85 | P a g e
Gambar mengukur tahanan dengan AVO digital

PERHATIAN !!!

Mengukur tahanan harus dipastikan terbebas dari sumber


teganagan

Komponen dilepas dari rangkaian.

Gambar Mungukur tahanan Lampu/Globe

86 | P a g e
g. Osiloskop
Oscilloscope adalah alat ukur yang mana dapat menunjukkan kepada kita
'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan
terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan
fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu.
Sebuah graticule setiap 1cm grid membuat anda dapat melakukan
pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (sreen).

Sebuah grafik, biasa disebut trace/jejak, tergambar oleh pancaran


electron menumbuk lapisan phosphor dari layar menimbulkan pancaran
cahaya, biasanya berwarna hijau atau biru. Ini sama dengan
pengambaran pada layar televisi.

Gambar Simbol Osiloskop dalam rangkaian

Gambar Osiloskop

87 | P a g e
Kabel Osiloskop

Sebuah pemandu masukan Y oscilloscope selalu terdiri dari pemandu co-


axial dan susunannya ditunjukkan oleh diagram. Bagian tengah kabel
mengalirkan sinyal dan bagian selubung (pelindung) terhubung ketanah
(0V) untuk melindungi sinyal dari gangguan listrik (biasa disebut dengan
noise /derau).

Gambar Susunan kabel Coaksial

Sebagian besar oscilloscopes mempunyai socket BNC untuk masukan y


dan pemandu bagian ujung dengan susunan tekan putar, untuk melepas
adalah putar dan tarik. Oscilloscopes yang digunakan disekolahan
menggunakan sockets 4mm merah dan hitam 4mm nyatanya, tidak
tercadar, ujung tancapan 4mm dapat digunakan jika diperlukan.

Dalam pemakaian profesional sebuah ujung rancangan khusus kit jarum


penduga hasil terbaik saat sinyal frekuensi tinggi dan saat menguji
rangkaian dengan resistansi tinggi, tetapi tidak diperlukan untuk pekerjaan
pengukuran sederhana semisal untuk audio (sampai 20kHz).

Sebuah oscilloscope dihubungkan layaknya sebuah voltmeter tetapi perlu


disadari bahwa screen/cadar (hitam) cadar ujung masukan terhubung
pada pentanahan utama pada oscilloscope! Ini berarti harus terhubung
pada 0V rangkaian yang diukur

88 | P a g e
Gambar Kabel Kit Osiloskop

Penggunaan Osciloscope

Mengukur Tegangan dan Periode

Jejak pada layar osciloskope adalah grafik tegangan terhadap waktu.


Bentuk grafik mengejawantahkan gambaran sinyal asli masukan.
Penandaan batasan grafik, adalah frekuensi atau jumlah getar
perdetik.

Diagram menampilkan sebuah gelombang sinus tetapi batasan


dikenakan pada bentuk sinyal yang tetap.

Gambar Diagram Sinus

89 | P a g e
Amplitude adalah tegangan maksimum yang dapat dicapai sinyal,
diukur dalam volts, V.

Teganagn Puncak merupakan nama lain untuk amplitudo .

Tegangan puncak ke puncak (peak to peak voltage) adalah dua kali


tegangan puncak (amplitudo). Biasanya pembacaan pada
osciloskope saat pengukuran adalah tegangan puncak ke puncak.

Perioda adalah waktu yang diperlukan untuk membentuk satu sinyal


penuh.

diukur dalam detik (s), tetapi perioda dapat sependek millidetik (ms)
dan microdetik (µs) biasa digunakan juga. 1ms = 0.001s dan 1µs =
0.000001s.

Frekuensi adalah banyaknya putaran/getar per detik. diukur dalam


hertz (Hz), tapi frekuensi dapat setinggi kilohertz (kHz) dan
megahertz (MHz) maka digunakan. 1kHz = 1000Hz dan 1MHz =
1000000Hz.

Pengaturan Osiloskop

- Volts/Div : Untuk mengatur perbandingan antara besar tegangan


dalam satu kotak pada sumbu vertikal. Misal kita atur Volts/Div = 2 V,
artinya : dalam 1 kotak sumbu vertikal = 2 volt.

- Time/Div : Untuk mengatur perbandingan antara besar waktu dalam


satu kotak pada sumbu horizontal. Misal kita atur Times/Div = 3 ms,
artinya : dalam 1 kotak sumbu vertikal = 3 mili detik.

90 | P a g e
- Trigger : Berfungsi untuk menghentikan sinyal pada level tegangan
pada pengaturan trigernya

Contoh sinyal listrik dari sensor induktif

Gambar Bentuk Sinyal Induktif

h. Flux meter

Flux meter digunakan untuk mengukur kekuatan kemagnetan dalam


satuan henry.

Gambar flux meter

i. Capasitance Meter
Capacitancy Meter digunakan untuk mengukur kapasitas kondensator.
Sebelum diukur kondensator harus dikosongkan terlebuh dahulu

91 | P a g e
muatannya dengan cara menghubung singkatkan kedua kaki
kondensator.

Gambar Capasitance Meter

4.2.3. Tugas
Buatlah rangkuman tentang peralatan ukur elektris

4.2.4. Tes Formatif


1. Sebutkan alat-alat ukur elektrik.
2. Sebutkan pengukuran utama yang dapat dilakukan menggunakan
AVO meter.
3. Jika ingin mengukur tegangan sumber pada mobil menggunakan
AVO analog, selektor AVO diposisikan pada posisi manakah?
4. Jelaskan cara mengukur arus pada sebuah rangkaian lampu.
5. Berapa hasil ukur jika jarum menunjuk seperti dibawah ini:

a. Mengukur tahanan posisi X 1K


b. Mengukur tegangan dibawah 50 Volt

92 | P a g e
4.2.5. Lembar Jawaban Tes Formatif
1. Alat-alat ukur elektrik: Volt meter DC, Volt meter AC, Ampere meter,
Ohm meter, AVO meter, Flux meter, Capacitancy meter.
2. Pengukuran utama yang dapat dilakukan menggunakan AVO meter
adalah mengukur Arus, Tegangan dan Tahanan.
3. Jika ingin mengukur tegangan sumber pada mobil menggunakan
AVO analog, selektor AVO diposisikan pada posisi DCV diatas 12
Volt.
4. Cara mengukur arus pada sebuah rangkaian lampu :
a. Posisikan selektor AVO meter pada pengukuran 10 A.
b. Pasang kabel hitam pada common dan kabel merah pada 10 A.
c. Putus rangkaian terlebih dahulu
d. Pasangkan kabel positif AVO meter pada sisi yang mengarah
pada terminal + baterai dan kabel negatif AVO meter pada sisi
yang mengarah pada terminal - baterai.
e. Baca hasil pengukuran, jika terukur kecil (mA) lepas pengukuran,
selektor bisa diganti ke posisi DCmA dan kabel merah dirubah ke
terminal DCmA.
f. Hubungkan kabel pengukur pada sisi menuju terminal + baterai
kembali.
g. Baca hasil ukur.
5. Hasil ukur:
a. 26 Kohm
b. 22 Volt

4.2.6. Lembar Kerja Siswa


1. Mengidentifikasi peralatan ukur elektris yang ada di bengkel sekolah,
dan memeriksa kodisinya.

No Nama alat dan fungsinya Kondisi

2. Melakukan praktek pengukuran tegangan PLN, tegangan baterai,


tegangan pada rangkaian seri, paralel dan campuran.

93 | P a g e
3. Melakukan praktek pengukuran arus pada rangkaian seri, paralel dan
campuran.
4. Mengukur tahanan berbagai macam resistor, kumparan ignition coil
konvensional, komparan dinamo dan lain-lain.
5. Mengukur sudut dwell pengapian konvensional
6. Mengukur timing pengapian
7. Mengukur sinyal DC dengan oscilloscope
8. Mengukur sinyal AC dengan oscilloscope
9. Mengukur kapasitas kondensator
10. Mengukur kekuatan medan magnet kumparan yang dialiri listrik.

94 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai