Makalah Perpetaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI PENGUKURAN DALAM PEMETAAN

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah


Perpetaan

OLEH :
FUAD M. ZULQARNAIN
09320150114
C4

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagi-Nya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Klasifikasi Pengukuran
dalam Pemetaan dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar 18 Oktober 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah ............................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah...................................................................................... 1
1.3. Tujuan penulisan masalah ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Survei Pemetaan ...................................................................... 3
2.2. Klasifikasi Pengukuran dalam pemetaan .................................................. 4
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ................................................................................................ 13
3.2. Saran .......................................................................................................... 13
Daftar pustaka

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Waterpass .................................................................................................. ii
2.2. Theodolite ................................................................................................. iii

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya alam khususnya sumber daya mineral tersebar tidak merata
dipermukaan lapisan kulit bumi yang dikenal dengan istilah Lithosfer. Sumber daya
mineral yang juga dikenal sebagai bahan tambang atau bahan galian, dapat berupa
mineral logam, mineral non logam, batubara, minyak dan gas bum, panas bumi, serta
air tanah. Semuanya itu merupakan bahan tambang yang tidak terbarui, artinya yang
pada suatu saat akan habis bila dilakukan eksploitasi, kecuali yang tersebut terakhir,
yaitu air tanah. Dalam kehidupan modern saat ini semua orang perlu menyadarkan
diri, bahwa manusia menggantungkan hidupnya pada dunia tambang, termasuk
didalam permukaan tanah yang merupakan lahan pertanian dan lahan pemukiman.
Oleh sebab itu, penyelenggara negara wajib melindungi kekayaan alam tersebut, dari
eksploitasi yang tidak mengikuti kaidah yang benar, yang berujung pada kerusakan
lingkungan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Oleh sebab itu, negara wajib
mengetahui dan memanfaatkan potensi bahan tambang yang dimiliki dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat dalam menuju kehidupan yang sejahtera.
Keberadaan bahan tambang, termasuk kuantitas dan kualitasnya perlu diketahui dan
diinventarisasi. Melaui tahapan penyelidikan umum dan eksplorasi, serta eksploitasi
negara dapat mengetahhui potensi kekayaan alam, dan memanfaatkannya secara
terencana, dengan tujuan agar tercapai kesejahteraan masyarakat bersama. Untuk
menuju ke cita cita yang mulia itu, keberadaan bahan tambang yang diinventarisasi,
yang kemudian disuguhkan dalam suatu peta yang dikenal dengan nama peta
geologi. Peta tersebut merupakan hasil kerja Geologis. Geologis, sebagai pionir
pelaksana tugas mulia tersebut, selau berhadapan dengan medan atau bentang alam,
yang kerap kali kurang bersahabat, penuh dengan tantangan dan resiko, bila tidak
menguasai dan melaksanakan kaidah-kaidah kerja yang baku.
Dalamm makalah, penulis ingin menyampaikan bagaimana survei pemetaan
dan tahapan survei pemetaan hingga jenis survei dan alat yang biasa digunakan dan
pembahasan yang berkaitan dengan masalah yang sering dihadapkan pada seorang
geologist dalam melakukan survei lapangan.

1
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan penulis sebagai berikut:


a. Apa yang dimaksud survei pemetaan?
b. Apa saja metode pengukuran yang dapat kita pakai saat melakukan pengerjaan
survei?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan masalah yang ingin disampaikan penulis sebagai berikut;


a. Menjelaskan pengertian dan berbagai pengerjaan survei pemetaan.
b. Mengetahui metode pengukuran yang dapat kita pakai saat melakukan pengerjaan
survei.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Survey Pemetaan

Survey atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang


berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan digambarkan melalui peta
atau digital. Sedangkan pengukuran didefinisakan peralatan dan metode yang
berhubungan dengan kelangsungan survey tersebut. jadi, surveying adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengumpulan data. Mulai dari pengukuran
permukaan bumi hingga penggambaran bentuk bumi. Sedangkan pengukuran adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan alat mulai dari pita ukur
hingga pengukuran jarak dengan metode elektro magnetik.
Survey umumnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak
memperhitungkan kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying, kelengkungan
buminya kecil, jadi pengaruhnya dapat diabaikan, dengan menggunakan perhitungan
yang rumusnya disederhanakan. Sedangkan pada proyek yang memiliki jarak jauh,
kelengkungan bumi tidak dapat diabaikan, karena keadaan ini termasuk surveying
geodesi.

2.2. Klasifikasi Pengukuran dalam pemetaan

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu perpetaan yang mempelajari cara-
cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan
seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif sempit
sehingga unsur kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan. Melakukan
pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak dan sudut) titik yang ada di suatu
daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan
skala tertentu.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, teknik-teknik dalam mengukur
tanahpun berkembang. Peralatan untuk mengukur tanah juga semakin berkembang.
Mulai dari peralatan manual menjadi peralatan elektris sehingga pengukuran menjadi
lebih cepat, tepat dan mudah. Bantuan komputer dalam perhitungan juga
memudahkan manusia mendapatkan hasil yang cukup akurat.

3
Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di lapangan, yaitu:
jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan istilah pengukuran
secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setelah selesai pengukuran.
Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level.

2.2.1. Pengukuran Secara Langsung

Pengukuran secara langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat


ukur langsung. Hasil pengukuran langsung terbaca.Merupakan hal yang lebih dipilih
seandainya memungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan. Alat ukur
langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah dan pemakaiannya dibatasi,
adapun hal yang membatasinya adalah sebagai berikut:
1. Karena daerah toleransi
2. kecermatan alat ukur,
3. Karena kondisi fisik objek ukur yang tidak memungkinkan digunakannya
alat ukur langsung
4. Karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi (tidak sesuai
dengan jenistoleransi yang diberikan pada objek ukur misalnya toleransi
bentuk dan posisi sehinggamemerlukan proses pengukuran khusus
Pengukuran jarak dua titik dapat dilakukan dengan menggunakan kayu meter,
rantai meter, pita meter. Untuk permukaan tanah yang miring, pengukuran dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pita/kayu ukur yang diatur horizontal
dengan bantuan nineau serta mengukur langsung tanah yang miring.

2.2.2. Pengukuran secara tidak langsung

Pengukuran jarak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan


seperti pita ukur, pita baja, dan pegas ukur. Pengukuran dengan alat-alat ini biasanya
digunakan untuk mengukur daerah yang tidak begitu luas. Terbatasnya skala alat
ukur seperti pita ukur menjadikan alat ini digunakan untuk pengukuran langsung di
daerah yang luas. Pengukuran tidak langsung dapat menggunakan peralatan seperti
theodolith dan waterpass.
Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk
pengukuran dilapangan yang dikenal dengan Tacheometer. Tacheometer merupakan

4
alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga
dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey,
waterpass dan theodolit.
1. Waterpass

Gambar 2.2. Waterpass


Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan ketinggian atau
beda tinggi antara dua titik. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk
pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang
didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Waterpas merupakan alat ukur menyipat datar dengan teropong yang
dilengkapi dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar

5
ke arah horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau Tripod Level,
karena bila digunakan alat ini harus dipasang di atas kaki tiga atau statif.
2. Theodolite

Gambar 2.1. Theodolite


Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang
paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat
ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat
(piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan

6
luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki
relief atau perbedaan ketinggian yang besar.Dengan menggunakan alat ini,
keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien.
Beberapa fungsi theodolite diantaranya:
1. Mengukur sudut ketinggian tanah
2. Menentukan sudut siku-siku pada pekerjaan pondasi rumah
3. Mengukur ketinggian suatu bangunan gedung bertingkat
4. Mengamati sudut arah lintas matahari
5. Mengukur polygon pada penghitungan rumus bangunan
6. Membuat pemetaan situasi yang mendetail

7
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Survey atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang
berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan digambarkan melalui
peta atau digital. Sedangkan pengukuran didefinisakan peralatan dan metode
yang berhubungan dengan kelangsungan survey tersebut
2. Pengukuran secara langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat
ukur langsung. Hasil pengukuran langsung terbaca.Merupakan hal yang lebih
dipilih seandainya memungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat
diselesaikan. Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah
dan pemakaiannya dibatasi. Pengukuran jarak dua titik dapat dilakukan dengan
menggunakan kayu meter, rantai meter, pita meter. Untuk permukaan tanah
yang miring, pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
pita/kayu ukur yang
3. Pengukuran tidak langsung yaitu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat optis dikarenakan terbatasnya kemampuan alat ukur
sederhana. Selain alat ukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk
pengukuran dilapangan yang dikenal dengan Tacheometer. Tacheometer
merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh peralatan optis,
misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara optis. Sebagai
contoh adalah compass survey, waterpass dan theodolit.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, “Jenis-Jenis Survey dan Klasifikasi Pengukuran Tanah”,


http://jasasurveyindo.blogspot.com/2016/07/jenis-jenis-survey-dan-
klasifikasi.html diakses 19 oktober 2018
Anonim, 2016, “Waterpass,Fungsi dan cara penggunaannya”,
http://teknikpermesinann.blogspot.com/2016/01/waterpass-fungsi-dan-cara-
penggunaannya.html diakses 19 oktober 2018
Arif, Ario, 2012, “Alat ukur waterpas dalam Ilmu Ukur Tanah”,
http://aryadhani.blogspot.com/2012/03/alat-ukur-waterpas-dalam-ilmu-ukur.html
diakses 19 oktober 2018
Azmi, 2014, “Alat ukur Tanah (Theodolite),
http://azmichober.blogspot.com/2014/02/alat-ukur-tanah-theodolit.html, diakses
19 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai