Makalah KKL Kel1
Makalah KKL Kel1
Makalah KKL Kel1
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak.Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
membimbing kami membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dari segi penulisan banyak sekali kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan,bimbingan dan arahan yang diberikan
mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Tuhan yang maha esa
Penulis
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1Latar Belakang...................................................................................4
1.2Rumusan masalah..............................................................................5
1.3Tujuan ...............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap
(Belanda) atau landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti
pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu
lingkungan tertentu ( Z o n n e v e l d , 1979 dalam Tim Fakultas
Geografi UGM,1996.
U n t u k mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis
yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut. maka dapat
dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu,
untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan selalu berdasarkan kerangka kerja
bentuk lahan.
Berdasarkan pengertian bentanglahan seperti di atas, maka
d a p a t diketahui, bahwa ada delapan anasir bentang lahan. Kedelapan anasir bentang
lahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia (2012).
Bentang lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang
m e m i l i k i b e n t u k topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam
dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis
tertentu. Bentang lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik,
Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan
penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bentang lahan adalah istilah yang diambil dari kata landscape(Inggris), landscap
(Belanda) dan landschaft(Jerman), yang secara umum berarti pemandangan atau kenampakan
permukaan bumi.Pemandangan yang dimaksud memiliki dua aspek penting yaitu aspek
visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan (Zonneveld, 1979 /Widiyanto dkk, 2006).
Berikut merupakan pengertian mengenai bentang lahan menurut beberapa penulis:
2.Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang
dibentuk oleh interaksi dan interpendensi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan
batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan
segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
Dikaitkan pengertiannya, maka bentang lahan mencakup 2 (dua) aspek kajian penting, yaitu:
(a) Bentang alami dengan inti kajian bentuk lahan
(b) Bentang budaya dengan inti kajian manusia dengan segala perilakunya terhadap tanah.
Bentang lahan sebagai inti kajian bentang alami. Menurut Tuttle (1975), bentang
lahan atau landscape merupakan kombinasi atau gabungan dari bentuk lahan. Mengacu pada
definisi bentang lahantersebut, maka dapat dimengerti bahwa unit analisis yang sesuai adalah
unit bentuk lahan.
Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bentang lahan selalu
mendasarkan pada kerangka kerja bentuk lahan (landform).Untuk mengenal dan memahami
bentang lahan maka dapat digunakan melalui pendekatan komponen dan kenampakan dalam
lingkungan. Komponen ini berisi komponen ekosistem lingkungan alami (abiotic dan biotic)
yang terwujud dalam kenampakan bentang alam (natural landscape) dan komponen system
5
sosial atau lingkungan sosial yang mencerminkan terbentuknya bentang budaya (cultural
landscape).
Yang dimaksud dengan bentang alam (natural landscape) yakni bagian yang tampak
dari lingkungan alami seperti:
1.Bentuk permukaan bumi (morfologi daratan) dan perairan yang merupakan perwujudan
komponen geosfer berupa atmosfer, lithosfer, pedhosfer, hidrosfer dan biosfer.
Dimana pada bentang alam ini pengaruh manusia masih sangat sedikit.
Sementara yang dimaksud dengan bentang budaya (cultural landscape) adalah
kenampakan konkrit dari hasil adaptasi atau penyesuaian manusia terhadap lingkungannya.
Bentang budaya mengandung unsur cipta, rasa, dan karya manusia yang bersifat sangat
dinamis dan mengisi ruang dari bentang alam(Santosa 2014).
Proses terbentuknya bentang lahan baik bentang alam maupun bentang budaya terdiri
dari 3 komponen yakni:
1.Komponen lingkungan alam (abiotic maupun biotik),
2.Lingkungan sosial(culture), dan
3.Suprastruktur yang merupakan entitas di luar komponen lingkungan.
Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Komponen alam merupakan dasar, tempat manusia dan makhluk hidup
melakukan kegiatan. Komponen biotik berupa permukaan bumi dan seluruh isinya, sementara
komponen biotik terdiri dari flora dan fauna.
Sebagai contohnya lingkungan pegunungan akan memberikan pengaruh pola interaksi
yang tentunya berbeda dengan lingkungan pantai. Hal ini berpengaruh terhadap kenampakan
bentang alam dan bentang budaya di atasnya yang tentunya akan berbeda.
Komponen sosial memiliki sifat yang dinamis dan sering pula disebut sebagai faktor
perubah atau modifier. Aktivitas manusia dapat memodifikasi lingkungan alam, yang dapat
diamati melalui kenampakan bentang budayanya. Komponen Suprastruktural merupakan
faktor kunci yang paling tinggi yang mempengaruhi aktivitas manusia dalam lingkungan
alam. Komponen ini berada pada tingkatan norma, nilai-nilai, kepercayaan, sistem religi yang
akan berpengaruh terhadap unsur budaya berupa cipta, rasa, dan karsa manusia yang
mempengaruhi prilaku manusia dalam berhubungan dengan lingkungan alam. Analisis dapat
dilakukan dengan melihat unsur norma, budaya, religi, ideologi, kepercayaan, tradisi,
pengetahuan, teknologi.
6
Untuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan,
maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit
bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan
berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu:
1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut
gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera.
2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan
patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural.
7
Gbr.Sesar
3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam
merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini.
4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan
dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan
contoh-contoh bentuklahan ini.
8
Gbr.Karst Tower diChina
ciri : Mempunyai lereng yang curam-terjal dan mempunyai bentukan seperti tower/menara
yang curam sampai tegak dan terpisah satu dengan yang lainnya, materi penyusunnya batu
gamping, merupakan bentukan sisa pelarutan batuan CaCO3
5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini
antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi
berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi,
gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau.
Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi
menyebabkan kenaikan permukaan bumi.
9
6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan,
parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan
bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik
(beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali
terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine.
Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
10
Gbr.Tombolo
8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah
menggantung dan morine.
11
Gbr.Bentuk Lahan Glasial
9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini
adalah mangrove dan terumbu karang.
10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang
terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh
satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.
12
Gbr.Waduk Sermo Kulon Progo Jogja
13
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap (Belanda)
dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan
mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu
lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang
memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain:
1. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan merupakan
kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan
tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun
ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975).
2. Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang
dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan
batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan
segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).
3. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang
mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh
aktivitas manusia (Vink, 1983)
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai Bentanglahan dan
Semoga kedepannya dapat dilakukan perbaikan kedepannya apabila terdapat kesalahan.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/14307494/Makalah_bentang_lahan_dan_vegetasi
https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%20I/General
%20View/MODUL_PKL%20Bentang%20Lahan%20-westi.pdf
15