Dasar Teori Embrio Aves
Dasar Teori Embrio Aves
Dasar Teori Embrio Aves
Tujuan
Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio
Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ
B. Dasar Teori
Telur merupakan suatu tempat penimbunan zat gizi yang diperlukan
untuk perkembangan suatu embrio hingga menetas. Embriologi dari ayam
adalah perkembangan ayam di dalam telur. Dalam proses perkembangannya
terjadi di dalam alat tubuh embrio yang disebut organogenesis.
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induk. Pembuahan terjadi
di dalam tubuh induk dan telur dikeluarkan dari tubuh dalam kondisi
terbungkus oleh cangkang yang sangat kuat untuk melindungi embrio di
dalamnya. Telur terdiri dari yolk, albumen, dan kerabang telur. Telur
merupakan suatu tempat penimbunan zat gizi yang diperlukan untuk
perkembangan suatu embrio hingga menetas (Adnan, 2010).
Pada dasarnya perkembangan embrio aves terdiri dari tahap pembelahan,
blastula, gastrula, neurula dan organogenesis. Setelah fertilisasi, sel telur
burung mengalami pembelahan meroblastik di mana pembelahan sel hanya
terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur. Pembelahan
awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodisc yang berada
diatas kuning telur. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu
epiblas dan hipoblas. Rongga diantara kedua lapisan ini adalah blastosoel.
Gastrulasi aves melibatkan perpindahan sel dari permukaan embrio ke bagian
yang lebih dalam. Pergerakan ke tengah pada permukaan dan pergerakan sel-
sel ke arah dalam pada garis tengah blastodics menghasilkan lekukan yang
disebut sebagai primitif streak (Campbell, 2008).
Tingkat perkembangan dari telur menjadi bentuk yang terdefinisi,
meliputi:
1. Blastulasi
Blastula di blastodiscus terdapat 2 bagian, yaitu area pellucida (bagian
tengah) diatas blastocoels; area opaca (bagian yang dibawahnya terdapat
yolk); epiblas (bagian luar) selaput ekstraembrional untuk melindungi
dan memberikan makan embrio adalah penebalan yang mula-mula
terlihat dibagian tengah posterior dan area pellucid, terjadi karena
imigrasi sel-sel dari bagian lateral dari epiblast posterior menuju
ketengah (Adnan, 2010).
2. Gastrulasi
Pada saat gastrulasi embrio dilapisi oleh 3 lapisan benih masing-masing:
ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada saat inkubasi terbentuk:
Ektoderm akan menghasilkan jaringan epitel sebelah luar tubuh,
kulit epidermis dan derivatnya yang terdiri dari bahan tanduk, kuku,
dll (Juncquera, 1980).
Mesoderm menghasilkan banyak jaringan dan otot-otot lurik, otot
polos dan otot jantung. Jaringan penunjang dan jaringan pengikat
juga merupakan derivate dari mesoderm. Bagian atas mesoderm
membentuk otot daging tubuh columa vertebralis dan menggantikan
notochord, sel rusuk, tulang tengkorak dan tulang muka. Bagian
tengah menghasilkan ginjal, gonad, dan saluran. Menghasilkan
bagian dermis kulit, otot subsitis (Juncquera, 1980).
Endoderm menjadi lapisan terdalam dan saluran pencernaan beserta
kelenjar-kelenjar misalnya hati penkreas tumbuh dan pipa endoderm
paru-paru berasal dari penonjolan ventral endoderm di daerah faring
(Juncquera, 1980).
Syaraf menjadi otak di anterior (caput) dan medulla spinalis ditengah
dan di posterior. Saluran dengan pipa dan mempunyai cara centralis
pada batang saraf pada otak. Notochord berkembang menjadi batang
belakang (Juncquera, 1980).
3. Diferensiasi
Penebalan menyempit membentuk garis primitive dari posterior dan
anterior area pellucid sumbu anterior dari embrio nantinya membentuk
lekukan primitive, terjadi modulasi dari sel kedalam blastocoels ujung
anterior garis primitive ditemukan tonjolan yang disebut nodus Hensen
yang sama dengan bibir blastophorus (Juncquera, 1980).
Setelah telur dibuahi sampai menjelang menetas terdapat perubahan
dalam perkembangan embrio. Adapun beberapa tahap perkembangan embrio
ayam yang dapat diamati dengan jelas adalah sebagai berikut:
1. Embrio umur 16 jam
Adanya pertumbuhan yang cepat akan terlihat suatu daerah lekukan yang
pinggirnya bertanggul pada daerah blastodiscus. Daerah ini disebut
daerah primitive embrio (Tenzer dkk,. 2001).
2. Embrio umur 19-21 jam
Pada stadium ini, anterior dari nodus Hensen telah berkembang dari
sistem saraf yang masih berupa lekuk neural dan terbentuk lekukan
kepala. Anterior dari lipatan kepala terlihat bening (Tenzer dkk,. 2001).
3. Embrio umur 24 jam
Terbentuk lipatan neural dan parit neural. Porta usus depan mulai
terbentuk. Terdapat bakal pembuluh darah yaitu pulau-pulau darah yang
merupakan penebalan dari mesoderm splanknik di area opaka (Tenzer
dkk,. 2001).
4. Embrio umur 33 jam
Jantung sudah mulai membelok kekanan dan sudah terbentuk 1 pasang
aorta dan vena vitelina dari anastomosis pulau darah. Sistem-sistem saraf
mulai berdiferensiasi. Bumbung neural terbagi menjadi 3 wilayah yaitu
prosensefalon, mesensefalon dan rhombensefalon. Pada bagian anterior
masih terdapat neuroporus, sedangkan di daerah posterior terdapat
wilayah terbuka disebut sinus rhomboidales. Di daerah prosensefalon
terdapat penonjolan ke arah lateral disebut vesikula optik (Tenzer dkk,.
2001).
5. Embrio umur 48 jam
Wilayah otak terbagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon,
metensefalon dan mielensefalon. Vesikula optik berinvaginasi
membentuk cawan optik yang berdinding rangkap. Plakoda telinga
berinvaginasi membentuk vesikula otik. Vena vitelin bergabung menjadi
vena omfalomesenterika yang lebih besar. Jantung berputar seperti huruf
S dan sudah terbagi menjadi atrium, ventrikel, sinus venosus dan trunkus
arteriosus (Tenzer dkk,. 2001).
6. Embrio umur 72 jam
Bakal hidung terbentuk berupa lekuk hidung, yaitu hasil invaginasi
plakoda hidung. Tunas sayap terbentuk berupa tonjolan dari permukaan
tubuh lateral dekat porta usus depan (Tenzer dkk,. 2001).
Pada perkembangan embrio ayam, embrio dibantu kantung oleh kuning
telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat
menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah
diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat asam dari
embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan
menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu
mencerna albumen (Yatim, 1990).
Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra
embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan
induk, merupakan tempat pertukaran antara emrio dan lingkungan
disekitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung
ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian
ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini
sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ
pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun
kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang
terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung
amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari
somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi
cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap
kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi
(Adnan, 2010).
DAFTAR RUJUKAN
Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi 1 Ed. 8. Jakarta: Erlangga.