Laporan Ilmu Tanah Hutan2
Laporan Ilmu Tanah Hutan2
Laporan Ilmu Tanah Hutan2
BIOMASSA
Disusun oleh :
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Ilmu Tanah Hutan” yakni membuat laporan
Laporan ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Ilmu Tanah Hutan ini dapat
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yang jatuh, mati dan diuraikan oleh organisme. Daun, ranting, cabang maupun
unsur yang siap digunakan oleh tanaman. Faktor fisik kemikal lingkungan yang
faktor,salah satunya adalah bagian-bagian tanaman yang jatuh ke tanah, mati, dan
1988).
1
1.2 Tujuan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan contoh tanah yang tepat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biomassa
Estimasi biomassa di atas permukaan tanah dapat dilakukan dengan dua
hutan dengan kanopi yang tertutup(rapat) dan tidak dapat digunakan untuk
pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas
(Brown 1997). Biomassa vegetasi merupakan berat bahan vegetasi hidup yang
terdiri dari bagian atas dan bagian bawah permukaan tanah pada suatu waktu
tertentu. Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga potensi serapan karbon
yang tersimpan dalam vegetasi hutan karena 50% biomassa tersusun oleh karbon
(Darussalam, 2011).
Serasah merupakan salah satu komponen di dalam hutan yang juga dapat
menyimpan karbon. Serasah didefinisikan sebagai bahan organik mati yang berada
terutama yang berasal dari daun yang gugur untuk mengasumsikan kecepatan
diremas dan kelenturannya. Warna daun kering coklat, daun tetap lemas bila
3
diremas, bila dikibaskan daun tetap lentur berarti daun tersebut cepat lapuk. Apabila
warna daun kering kehitaman, bila diremas pecah dengan sisi-sisi yang tajam dan
bila dikibaskan kaku maka daun tersebut lambat lapuk. Kualitas serasah yang
Semakin lambat lapuk maka keberadaan serasah di permukaan tanah menjadi lebih
ranting, cabang, buah, bunga, batang maupun fauna yang jatuh di lantai hutan.
lantai hutan terbagi dalam tiga lapisan, yaitu: litter, fermentasi/ forna, dan humus.
Berdasarkan pengamatan horizon tanah yang dibuat pada lantai hutan mangrove di
Rachman, 2008).
terutama jenis tanaman dan kualitas lahan. Alih fungsi lahan hutan menjadi
berkurangnya tutupan lahan hutan, akan tetapi alih fungsi lahan hutan seperti
lahan dan pada akhirnya akan menurunkan kemampuan tanaman dalam menyerap
4
Biomassa merupakan bahan yang potensial untuk menghasilkan berbagai
produk yang bermanfaat melalui suatu proses konversi baik secara fisik, kimiawi,
biologis, ataupun enzimatis. Selain digunakan untuk tujuan primer seperti serat,
bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya,
biomassa juga digunakan sebagai bahan energi (bahan bakar). Umumnya yang
digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah
perlindungan tata air. digunakan untuk menyediakan berbagai vector energi, baik
yang berada di atas tanah mineral. Kualitas serasah ditentukan dengan melihat
ditentukan oleh warna, sifatnya ketika diremas dan kelenturannya. Warna daun
kering coklat, daun tetap lemas bila diremas, bila dikibaskan daun tetap lentur
berarti daun tersebut cepat lapuk. Apabila warna daun kering kehitaman, bila
diremas pecah dengan sisi-sisi yang tajam dan bila dikibaskan kaku maka
daun tersebut lambat lapuk. Kualitas serasah yang beragam akan menentukan
5
dengan kecepatan pelapukan serasah (dekomposisi). Semakin lambat lapuk maka
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4. Alat tulis
gunting.
3. Mengambil lapisan L (liter) pada bagian atas lantai hutan tanpa merusak
jatuh, kandungan air masih tinggi, bentuk masih utuh, warna kehijauan dan
7
mungkin) antara daun, tangkai/dahan, bunga/buah dan lain-lain dalam
daun, dan tangkai/dahan, serta bunga/ buah dan lain-lain dalam kantong
basah.
8. Memasukan lapisan L, F1, F2 dan H ke oven 80ºC selama 2x24 jam sampai
mencapai berat kering mutlak (tidak ada lagi penurunan kadar air).
8
9. Menghitung kadar air, dan biomassa tertentu serta biomassa total dalam
kg/ha.
𝑩𝑩𝒄 − 𝑩𝑲𝒄
𝑲𝑨 (%) = 𝒙 𝟏𝟎𝟎
𝑩𝑲𝒄
Keterangan:
b. Perhitungan Biomassa
Adapun cara untuk menghitung Biomassa adalah dengan menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh (Haygreen dan Bowyer 1989), yaitu dengan rumus
sebagai berikut:
𝑩𝒃
𝐁=
%𝑲𝑨
𝟏 + 𝟏𝟎𝟎
Keterangan:
Bb : Berat basah
9
BAB IV
4.1. Hasil
a) Kadar Air:
𝐵𝐵𝑐−𝐵𝐾𝑐
𝐾𝐴 (%) = 𝑥 100%
𝐵𝐾𝑐
11,63−10,73
L daun = 𝑥 100% = 8,38 %
10,73
62,51−56,96
F1 Daun = 𝑥 100% = 9,74%
56,96
28,88−26,11
F1 Batang = 𝑥 100% = 10,60%
26,11
41,63−37,6
F1 Buah = 𝑥 100% = 10,71%
37,6
82,74−64,04
F2 Daun = 𝑥 100% = 29,20%
64,04
24,41−7,44
F2 Batang = 𝑥 100% = 228,09%
7,44
42,49−33,96
F2 Buah = 𝑥 100% = 25,11%
33,96
184,15−132,96
Humus = 𝑥 100% = 38,50%
132,96
b) Biomassa:
𝐵𝑏
B=
%𝐾𝐴
1 + 100
11,63
L daun = 8,38% = 10,71
1+
100
62,51
F1 Daun = 9,74% = 62,60
1+
100
28,88
F1 Batang = 10,60% = 28,98
1+
100
10
41,63
F1 Buah = 10,71% = 41,73
1+
100
82,74
F2 Daun = 29,20% = 83,03
1+
100
24,41
F2 Batang = 228,09% = 26,69
1+
100
42,49
F2 Buah = 25,11% = 42,74
1+
100
184,15
Humus = 38,50% = 184,55
1+
100
Ranting - - - - -
Bunga/buah - - - - -
11
4.2. Pembahasan
kumpulan bahan organik seperti daun, ranting pohon, biji , buah serta fauna yang
telah gugur dan jatuh ke permukaan lantai hutan. Hal ini disimpulkan berdasarkan
hasil yang menunjukkan pada tanggal 2 November 2018 atau 1 minggu setelah
Lambung Mangkurat. Hal ini sesuai dengan literatur Siregar (2006) biomassa lantai
hutan merupakan bahan-bahan organik berupa daun, ranting, cabang, buah, bunga,
batang maupun fauna yang jatuh dilantai hutan. Bahan-bahan tersebut apabila
yang siap digunakan oleh tanaman. Biomassa lantai hutan dibagi menjadi tiga
mangium), serasah yang paling banyak terdapat pada petakan adalah daun, ranting,
dan buah. Hal ini disebabkan karena mahoni dan akasia merupakan organisme
lebih banyak dibanding organisme lainnya dan siklus hidup mahoni dan akasia
lebih panjang, yang menyebabkan biomassa pada setiap waktu selalu lebih besar.
Didukung pula oleh luasnya tajuk tanaman mahoni dan akasia yang mampu
tanaman lain. Hal ini sesuai dengan literatur Anhari (2015) yang menyatakan bahwa
dibandingkan dengan jumlah organisme konsumen pada tiap tingkat trofik, dan
12
siklus hidup organisme produsen pada umumnya lebih panjang, maka biomassa
semua produsen setiap waktu lebih besar, sedangkan biomassa konsumen makin
memiliki berat basah yang tinggi dan berkurang pada berat kering setelah
diovenkan. Dimana berdasarkan hasil disimpulkan bahwa berat basah L daun 11,68
g, F1 daun adalah 68,26 gr, F1 batang sebesar 28,88 Serasah yang ada pada lantai
hutan Tri Dharma memiliki banyak manfaat seperti terjadinya siklus hara tertutup,
dan memperbaiki kesuburan tanah arboretum. Hal ini sesuai dengan literatur Anhari
(2015) yang menyatakan bahwa serasah dedaunan yang berasal dari tanaman yang
mulsa atau dicampur langsung dengan tanah lapisan olah. Pupuk serasah
merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak
terpakai. Pupuk ini sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya
dapat secara langsung yaitu ditutpkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman
(mulsa).
Serasah yang ada pada lantai arboretum memiliki banyak manfaat seperti
terjadinya siklus hara tertutup, dan memperbaiki kesuburan tanah arboretum. Hal
ini sesuai dengan literatur Anhari (2015) yang menyatakan bahwa serasah dedaunan
yang berasal dari tanaman yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya keseimbangan
hara apabila digunakan sebagai mulsa atau dicampur langsung dengan tanah lapisan
olah. Pupuk serasah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai. Pupuk ini sering disebut pupuk penutup tanah karena
13
pemanfaatannya dapat secara langsung yaitu ditutpkan pada permukaan tanah di
Serasah yang ada pada lantai arboretum memiliki banyak manfaat seperti
terjadinya siklus hara tertutup, dan memperbaiki kesuburan tanah arboretum. Hal
ini sesuai dengan literatur Anhari (2015) yang menyatakan bahwa serasah dedaunan
yang berasal dari tanaman yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya keseimbangan
hara apabila digunakan sebagai mulsa atau dicampur langsung dengan tanah lapisan
olah. Pupuk serasah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai. Pupuk ini sering disebut pupuk penutup tanah karena
memiliki berat basah yang tinggi dan berkurang pada berat kering setelah
diovenkan. Dimana berdasarkan hasil disimpulkan bahwa berat basah pada L daun
adalah 11,63 gr, F1 daun sebesar 62,51 gr, F1 batang 28,88 gr, F1 buah sebesar
41,63 gr, F2 daun sebesar 82,74 gr, F2 batang sebesar 24,41 gr, F2 buah sebesar
42,49 gr, dan H sebesar 184,15 gr sedangkan setelah dikeringkan beratnya menjadi
10,73 gr pada L, F1 daun sebesar 56,96 gr, F1 batang sebesar 26,11 gr, F1 buah
sebesar 37,6 gr, F2 daun sebesar 64,04 gr, F2 batang sebesar 7,44 gr, F2 buah 33,96
gr, dal H sebesar 132,96 gr. Hal ini karena kadar air pada serasah hilang dan sudah
berat kering ini dapat dinyatakan sebagai berat konstan dari biomassa yang
didapatkan. Hal ini sesuai dengan literature Hardjanah dan Fadjar (2014) yang
didasarkan pada hubungan berat kering biomassa per pohon. Pengeringan sampel
14
biomassa tanaman dalam oven pada suhu 800 C selama 48 jam atau sampai
mencapai berat kering konstan. Perbandingan antara berat kering dan berat basah
Serasah yang ada pada lantai arboretum memiliki banyak manfaat seperti
terjadinya siklus hara tertutup, dan memperbaiki kesuburan tanah arboretum. Hal
ini sesuai dengan literatur Anhari (2015) yang menyatakan bahwa serasah dedaunan
yang berasal dari tanaman yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya keseimbangan
hara apabila digunakan sebagai mulsa atau dicampur langsung dengan tanah lapisan
olah. Pupuk serasah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman
yang sudah tidak terpakai. Pupuk ini sering disebut pupuk penutup tanah karena
15
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan
luas .
2) lapisan tanah hutan dibagi menjadi tiga yaitu litter, fragmentasi (fermentasi
bahan induk.
4) Pengambilan contoh tanah paling baik dilakukan dengan cara tidak terusik,
hal inidikarenakan agar tekstur tanah yang kita amati tidak rusak.
5.2. Saran
penimbangan berat kering dan berat basah dilakukan dengan teliti agar data yang
diperoleh akurat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Serasah Dan Tanah pada Basal Area Tegakan Meranti Merah (Shorea
Fiqa, P dan Sofiah. 2011. Pendugaan Laju Dekomposisi Dan Produksi Biomassa
17
Hassbullah. 2015. Energi Biomassa Biogas DAN Biofuell. Fakultas Teknik Itb:
Bandung.
Jakarta
dan Rehabilitas
(c) akibat alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian. Diakses dari
http://google.com/biomasa/pdf
18
Oktavianto, B. 2015. Pendugaan Biomassa Dan Karbon Atas Tanah Pada Tegakan
Bogor.
Paat, F, J. 2011. Simulasi Biomassa Akar, Batang, Daun Dan Biji Jagung
ub/PDF%20FILES/BSS_199_1.pdf.
Indonesia. Bandung
Siarudin, M dan Rachman, E. 2008. Biomassa Lantai Hutan dan jatuhan serasah di
Siregar, A. Z. 2016. Jenis-Jenis Kopi dan Hama Utamanya. Jurusan Hama Penyakit
19
Soemartono, S., Nasution, A.H., Soegiri. 1978. Biologi Umum I. Penerbit
Programme. Bogor
Bogor.
Windusari, Y., Nur, A. S., Indra, Y dan Hindia, Z. 2008. Pendugaan Karbon
Palembang.
20
Yustian dan donhi. 2010. Prediction of carbon stock in Palembang Pulokerto
Sriwijaya. Palembang
21
LAMPIRAN
22
Gambar 1. Pengumpulan Bahan Biomassa
23
Gambar 2.Lapisan L ( Liter)
24
Gambar 3 . Bagian Batang F1 ( Fermentasi Tahap 1)
25
Gambar 4. Bagian Daun F1 ( Fermentasi Tahap 1)
26
Gambar 5. Bagian Buah F1 ( Fermentasi Tahap 1)
27
Gambar 6. Bagian Daun F2 ( Fermentasi Tahap 2)
28
Gambar 7. Bagian Batang F2 ( Fermentasi Tahap 2)
29
Gambar 8. Bagian Buah F2 ( Fermentasi Tahap 2)
30
Gambar 9. Bagian Humus
31