Pergub Kalteng No 31 THN 2015 Pengelolaan Tugas Belajar & Izin Belajar PNS Pemprov Kalteng
Pergub Kalteng No 31 THN 2015 Pengelolaan Tugas Belajar & Izin Belajar PNS Pemprov Kalteng
Pergub Kalteng No 31 THN 2015 Pengelolaan Tugas Belajar & Izin Belajar PNS Pemprov Kalteng
TENTANG
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 2
(1) Tugas belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan serta pembentukan sikap profesional dalam
rangka peningkatan kualitas kinerja dan pelayanan kepada
masyarakat.
(2) Sasaran tugas belajar adalah untuk mewujudkan Pegawai
yang memiliki kompetensi diantaranya sikap professional,
berpengetahuan dan berketerampilan sehingga mampu
melaksanakan amanat tugas belajar dengan baik.
BAB III
PROGRAM DAN JANGKA WAKTU PENDIDIKAN
Bagian Kesatu
Perencanaan Kebutuhan
Pasal 3
(1) Rencana kebutuhan Pegawai tugas belajar ditetapkan
berdasarkan hasil analisis kajian kebutuhan pengembangan
kompetensi Pegawai sesuai situasi dan kondisi saat ini serta
tantangan tugas di masa yang akan datang.
(2) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah berdasarkan:
a. pemetaan kebutuhan program pendidikan;
b. jumlah formasi kebutuhan Pegawai tugas belajar untuk
setiap program pendidikan yang mendukung prioritas
pembangunan daerah;
c. kualifikasi dan persyaratan peserta program Pegawai
tugas belajar;
d. kurikulum program pendidikan; dan
e. kebutuhan anggaran;
(3) Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disusun oleh BKD yang berisi rencana kebutuhan tugas
belajar dan izin belajar Pegawai berdasarkan usulan SKPD
terkait pada setiap tahun anggaran, kecuali pelaksanaan
tugas belajar yang dibiayai pihak lain.
(4) Rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
bersumber pada kebutuhan organisasi SKPD/UKPD masing-
masing yang hanya dapat diusulkan 1 (satu) kali setiap awal
tahun anggaran, kecuali khusus untuk rencana kebutuhan
tugas belajar yang bersumber dari dana Non-APBD dapat
dipertimbangkan untuk direvisi setiap awal Bulan Juni
selambat-lambatnya minggu pertama Bulan Juni.
(5) Penetapan rencana kebutuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
6
Bagian Kedua
Program Pendidikan
Pasal 4
Program pendidikan tugas belajar meliputi :
a. Diploma I,II,III dan IV;
b. Sarjana Strata Satu (S1)
c. Spesialis bidang profesi
d. Magister (S2); dan
e. Doktor (S3)
Bagian Ketiga
Jangka waktu Pendidikan
Pasal 5
Jangka waktu penyelesaian program pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 adalah sebagai berikut :
a. program Pendidikan Diploma I, diselesaikan paling lama
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;
b. Program Pendidikan Diploma II, diselesaikan paling lama
dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun;
c. Program Pendidikan Diploma III, dari DIII/DIV ke S1,
diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat)
tahun;
d. Program Pendidikan Diploma IV dan Strata 1, diselesaikan
paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;
e. Program Pendidikan Strata 2 Reguler, diselesaikan paling
lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, dan Strata 2 Paket
diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat)
tahun;
f. Program Pendidikan Spesialis 1, diselesaikan paling lama
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dan Spesialis 2
diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun;
g. Program Strata 3 Reguler, diselesaikan paling lama dalam
jangka waktu 6 (enam) tahun, dan Strata 2 Paket
diselesaikan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Pasal 6
(1) Pegawai tugas belajar yang belum dapat menyelesaikan
program pendidikan sampai dengan jangka waktu
penyelesaian tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, dapat diberikan perpanjangan jangka waktu
pendidikan.
(2) Perpanjangan jangka waktu pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. mendapatkan surat dari perguruan tinggi yang
menerangkan bahwa yang bersangkutan belum dapat
menyelesaikan pendidikannya;
b. permohonan perpanjangan jangka waktu tugas belajar
diajukan kepada BKD paling lama 6 (enam) bulan
sebelum masa tugas belajar berakhir; dan
c. perpanjangan tugas belajar ditetapkan paling lama 1
(satu) tahun untuk seluruh program pendidikan.
7
BAB IV
REKRUITMEN DAN SELEKSI
Bagian Kesatu
Rekrutmen
Pasal 7
(1) Rekrutmen calon peserta tugas belajar diselenggarakan oleh
BKD berdasarkan usulan tertulis dari seluruh SKPD/UKPD.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum tanggal
pendaftaran ke perguruan tinggi.
Bagian Kedua
Seleksi
Pasal 8
(1) BKD melakukan seleksi administrasi terhadap calon peserta
tugas belajar yang diusulkan oleh SKPD.
(2) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas
pembangunan daerah dan ketersediaan pembiayaan dana
yang bersumber pada APBD.
(3) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah seleksi administrasi berdasarkan pada Peraturan
Daerah tentang Tata Cara Pemberian Tugas Belajar dan Izin
Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah.
(4) Calon peserta tugas belajar yang telah lulus seleksi
administrasi akan diusulkan untuk mengikuti seleksi
akademis pada Perguruan Tinggi masing-masing sesuai
prosedur yang telah ditetapkan oleh Perguruan Tinggi yang
bersangkutan.
(5) Usul mengikuti seleksi akademis sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan melalui surat Kepala BKD atas
nama Gubernur.
8
Pasal 9
Calon peserta tugas belajar yang dinyatakan lulus seleksi oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Negara Asing dan/atau Lembaga
Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai jalur
pendanaan untuk beasiswa, dinyatakan tetap berlaku
sepanjang memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 6,
Pasal 7 dan Pasal 8 Peraturan Gubernur ini.
BAB V
PENETAPAN
Pasal 10
(1) BKD melaporkan sekaligus mengajukan penetapan calon
peserta tugas belajar yang telah lulus seleksi administrasi
dan seleksi akademis pada Gubernur melalui Sekda.
(2) Penetapan Pegawai tugas belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
Pasal 11
BKD menyampaikan Keputusan Gubernur tentang penetapan
Pegawai tugas belajar kepada Pegawai, Kepala SKPD/UKPD, dan
Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
BAB VI
PERGURUAN TINGGI DAN DISIPLIN ILMU
Bagian Kesatu
Perguruan Tinggi
Pasal 12
(1) Perguruan tinggi yang menjadi tempat Pegawai tugas belajar
harus yang ditunjuk oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah.
(2) Penunjukan Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.
(3) Penunjukan Perguruan Tinggi baik Negeri maupun Swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan program
studi yang telah terakreditasi B oleh BAN-PT dan
pertimbangan obyektif lainnya dari BKD.
(4) Pertimbangan Obyektif sebagaimana dimaksud ayat (3)
adalah berupa pertimbangan ketersediaan jumlah alumni
dengan latar belakang pendidikan tertentu yang dibutuhkan
oleh pemerintah daerah, ketersediaan program studi
tertentu yang belum ada tersedia di universitas/ institusi
disekitar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, dan
pertimbangan relevan lainnya sesuai dengan perkembangan
kebutuhan daerah.
9
Bagian Kedua
Disiplin Ilmu
Pasal 13
(1) Disiplin ilmu yang dapat diikuti Pegawai tugas belajar
ditetapkan sesuai kebutuhan penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
(2) Penentuan disiplin ilmu sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
(3) Penetapan disiplin ilmu dilakukan bersamaan dengan
penetapan penunjukan Perguruan Tinggi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12.
BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Monitoring
Pasal 14
(1) Monitoring penyelenggaran tugas belajar terdiri dari :
a. monitoring pelaksanaan kebijakan tugas belajar ;
b. monitoring Pegawai yang mengikuti pendikan pada
Perguruan Tinggi yang menjadi tempat tugas belajar.
(2) Monitoring pelaksanaan kebijakan tugas belajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan
oleh BKD dengan aspek pengalaman terhadap seluruh
tahapan perencanaan, rekrutmen, seleksi, penetapan
perguruan tinggi, disiplin ilmu, dan pendayagunaan alumni.
(3) Monitoring Pegawai yang sedang mengikuti tugas belajar
pada Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b adalah pemantauan terhadap hal-hal yang telah
disampaikan pada saat pembekalan, aktivitas kegiatan
belajar mengajar, pelaksanaan kewajiban dan tanggung
jawab, pemberian hak, pembiayaan serta kegiatan akademis
dan non akademis yang berhubungan dengan Pegawai tugas
belajar dilakukan oleh BKD.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 15
(1) Evaluasi penyelenggaran tugas belajar terdiri dari :
a. evaluasi kebijakan ;
b. evaluasi Pegawai.
(2) Evaluasi adalah evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a terhadap efisiensi, efektivitas dan obyektivitas
pelaksanaan setiap tahapan dan aspek kebijakan tugas
belajar .
10
Bagian Ketiga
Pelaporan
Pasal 16
(1) BKD menyampaikan laporan hasil seleksi, pemilihan
Perguruan Tinggi, pemilihan disiplin ilmu, evaluasi
kebijakan dan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan
tugas belajar dalam lingkup tugas dan fungsinya kepada
Gubernur melalui Sekda.
(2) Perguruan Tinggi dimana Pegawai tugas belajar mengikuti
pendidikan tinggi menyampaikan hasil studi/prestasi
dan/atau segala aspek kegiatan belajar mengajar Pegawai
kepada Gubernur melalui kepala BKD.
(3) Pegawai tugas belajar wajib melaporkan hasil studi
dan/atau segala bentuk prestasi dan kendala yang dialami
dalam menjalankan tugas belajar di Perguruan Tinggi secara
berkala paling sedikit setiap 1 (satu) semester yang
disampaikan kepada BKD dan SKPD/UKPD yang
bersangkutan.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 17
(1) Pembiayaan tugas belajar meliputi :
a. kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, penetapan,
monitoring dan evaluasi kebijakan serta pendayagunaan;
b. kegiatan pembekalan, monitoring dan evaluasi Pegawai
serta konseling;
c. hak kepegawaian Pegawai tugas belajar; dan
d. biaya pendidikan tugas belajar
(2) Pembiayaan tugas belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibebankan pada APBD Tahun Anggaran berjalan kecuali
perpanjangan tugas belajar dengan alokasi anggaran sebagai
berikut:
a. pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, huruf b dan huruf d masuk DPA BKD;
b. pembiayaan hak kepegawaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c seperti gaji, dan tunjangan lain-lain
masuk DPA SKPD/UKPD asal Pegawai.
c. Pembiayaan berupa komponen biaya tugas belajar
sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) huruf d
tercantum pada Lampiran Peraturan Gubernur ini.
11
Pasal 18
Alokasi pembiayaan dan tugas belajar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 harus disusun secara cermat melalui koordinasi
antara BKD dengan SKPD terkait sehingga tidak terjadi
penganggaran yang tumpah tindih.
Pasal 19
(1) Alokasi biaya pendidikan Pegawai tugas belajar sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17 dapat bersumber dari APBD,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing yang mempunyai
jalur pendanaan untuk beasiswa.
(2) Pembiayan Pegawai tugas belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan biaya yang ditanggung oleh,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing, baik secara
penuh dan/atau dengan biaya cost sharing.
(3) Pembiayaan cost sharing sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dikecualikan untuk pembiayaan yang bersumber dari
APBD.
BAB IX
BATAS USIA
Pasal 20
Batas usia pegawai tugas belajar yang secara khusus
diperuntukkan bagi program pendidikan dengan sumber
pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) dan/atau Lembaga Swasta Nasional dan/atau Asing
yang mempunyai jalur pendanaan untuk beasiswa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 adalah sebagai berikut :
a. Sekolah Menengah Umum/Sekolah Menengah
Kejuruan/sederajat yang melanjutkan pendidikan alih
jenjang pada Diploma Empat (D.IV)/Sarjana (S.1) atau
sederajat, usia setinggi-tingginya 31 (tiga puluh satu) tahun;
b. Sarjana Muda/Akademi/Diploma Tiga (D.III)/sederajat yang
melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Diploma Empat
(D.IV)/Sarjana (S.1) atau sederajat, usia setinggi-tingginya
36 (tiga puluh enam) tahun;
c. Sarjana (S.1)/Diploma Empat (D.IV)/sederajat yang
melanjutkan pendidikan alih jenjang pada Strata Dua (S.2)
atau sederajat, usia setinggi-tingginya 41 (empat puluh satu)
tahun;
d. Pascasarjana (S.2)/sederajat yang melanjutkan pendidikan
alih jenjang pada Strata Tiga (S.3) atau sederajat, usia
setinggi-tingginya 45 (empat puluh lima) tahun.
12
BAB X
IZIN BELAJAR
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
(1) Penyelenggaraan Penunjukan Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta untuk Pegawai izin belajar didasarkan program studi
yang serendah-rendahnya untuk program studi baru telah
terakreditasi C oleh BAN-PT selanjutnya dalam 1 (satu)
periode akreditasi harus ditingkatkan menjadi B dibuktikan
dengan adanya Surat Keterangan Jaminan diatas materai
oleh Program Studi Baru untuk menjamin ketika Pegawai
Izin Belajar dinyatakan lulus akreditasi Program Sudi
Minimal B oleh BAN-PT.
(2) Apabila program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sedang dalam proses perpanjangan atau penerbitan yang
selambat-lambatnya memiliki tempo 6 (enam) bulan dalam
prosesnya untuk sementara dapat diberikan kesempatan
untuk diterbitkan Surat Izin Belajar dengan melampirkan
akreditasi fakultas dengan predikat paling rendah B dan
Surat Keterangan Telah Mengajukan Perpanjangan
Akreditasi oleh Program Studi.
(3) Surat Izin Belajar hanya bagi PNS yang melanjutkan
pendidikan tanpa memiliki Surat Izin Belajar terlebih dahulu
dan/atau baru mengurus Surat Izin Belajar ketika yang
bersangkutan berada pada masa pertengahan pembelajaran
atau perkuliahan, tetapi mengenai persyaratan kepangkatan
dan masa kerja tetap mengacu pada Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Tengah tentang Tata Cara Pemberian
Tugas Dan Izin Belajar Pegawai Negeri Sipil Pemerintah
Provinsi Provinsi Kalimantan Tengah
(4) Surat Izin Belajar semester akhir harus mendahului
daripada tanggal ijazah sekurang-kurangnya memiliki jeda 1
(satu) tahun akademik.
(5) Pendidikan yang akan diikuti harus relevan dengan tugas
pokok dan fungsi PNS yang bersangkutan sesuai dengan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) serta memiliki keluaran
berupa nilai guna bagi SKPD dimana PNS tersebut bekerja.
(6) Bagi PNS yang baru satu kali mendapatkan Surat Izin
Belajar, maka untuk mengikuti proses Yudisium paling
cepat 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal Surat Izin
Belajar dikeluarkan.
Bagian Kedua
Pemberian Surat Izin Belajar
Pasal 22
Surat Izin Belajar hanya diberikan bagi PNS yang telah
memenuhi persyaratan pangkat serta masa kerja sebagaimana
yang diatur pada Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas
Belajar dan Izin Belajar dan tidak dapat diberikan bagi Pegawai
dengan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
13
Pasal 23
Penerbitan Surat Izin Belajar bagi Pegawai yang melaksanakan
Izin Belajar tidak dapat diberikan berlaku mundur/ surut
terhadap waktu diterbitkannya Surat Izin Belajar.
Pasal 24
(1) PNS yang memiliki pangkat serta masa kerja yang belum
memenuhi syarat kepangkatan sebagaimana yang diatur
pada Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar
dan Izin Belajar akan diberikan Surat Penolakan dari Kepala
BKD, untuk selanjutnya dapat mengajukan kembali untuk
diberikan Surat Izin Belajar apabila syarat kepangkatan dan
masa kerja sudah terpenuhi dengan melampirkan syarat
tambahan berupa Asli Surat Keterangan Pemberhentian
Kuliah Sementara/Surat Terminal dari Lembaga Pendidikan
dan/atau Surat Penolakan dari Kepala Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
(2) PNS yang telah memiliki pangkat serta masa kerja sesuai
dengan Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar
dan Izin Belajar, dan sudah terlanjur mengikuti pendidikan
dapat diberikan Surat Izin Belajar dengan melampirkan
tambahan persyaratan berupa Asli Surat Keterangan
Mengikuti Pendidikan dari semester awal sampai semester
dimana yang bersangkutan mengajukan Surat Izin Belajar
yang ditandatangani Kepala SKPD yang didasarkan pada
Kartu Hasil Studi (KHS) yang bersangkutan dengan
ketentuan pada saat pertama kali surat keterangan
dikeluarkan syarat kepangkatan harus tetap mengacu pada
Peraturan Daerah tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin
Belajar.
Pasal 25
(1) Pelaksanaan Izin Belajar diluar Provinsi Kalimantan Tengah
yaitu pada provinsi di dalam Pulau Kalimantan yang dapat
ditempuh dengan jarak tempuh maksimal 3,5 Jam dapat
diberikan dengan syarat Program Studi yang dituji tidak/
belum tersedia di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dan
tidak mengganggui jam kerja dibuktikan dengan jadwal
kuliah.
(2) Pemberian Izin Belajar yang dimaksud pada ayat 1 dengan
memperhatikan ketentuan yang dikeluarkan oleh
Kementerian/ Lembaga yang bertanggung jawab di Bidang
Manajemen Kepegawaian Nasional.
Bagian Ketiga
Mengakhiri Izin Belajar dan Pengakuan Gelar
Pasal 26
(1) PNS yang telah menyelesaikan pendidikan dapat
mengusulkan Surat Mengakhiri Izin Belajar dan Pengakuan
Gelar dari Gubernur Kalimantan Tengah sesuai dengan
persyaratan yang telah diatur oleh Peraturan Daerah tentang
Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar.
14
BAB XI
PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
ttd
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH,
ttd
SIUN JARIAS
ttd
AGUS RESKINOF
NIP. 19601103 199303 1 003
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG
TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KOMPONEN BIAYA SELAMA (X) SEMESTER ATAU (Y) TAHUN UNTUK MAHASISWA TUGAS BELAJAR
UTUSAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MULAI TA. (______/______)
PROGRAM SARJANA/PASCASARJANA/DOKTOR
BIAYA JUMLAH
NO. KOMPONEN SATUAN VOL BIAYA
SATUAN (Dalam Ribuan Rupiah)
(At Cost menyesuaikan
dengan besarnya biaya
A BIAYA PENDIDIKAN
pendidikan masing-
masing universitas)
B BIAYA YANG DITERIMA LANGSUNG OLEH PNS TUGAS BELAJAR UTUSAN PEMERINTAH
PROVINSI KALTENG sebesar : Rp. 32.300.000,-
C BIAYA YANG DITERIMA LANGSUNG OLEH PNS TUGAS BELAJAR UTUSAN PEMERINTAH
PROVINSI KALTENG SAAT MELAKSANAKAN PENELITIAN sebesar : Rp. 10.000.000,-
(volume pada huruf B angka 2 (dua) s/d 6 (enam) disesuaikan dengan lamanya masa studi normal)
NAMA LENGKAP
PANGKAT
NIP. ______________________
ttd