MAKALAH KEPERAWATAN Onkologi
MAKALAH KEPERAWATAN Onkologi
MAKALAH KEPERAWATAN Onkologi
Dosen Pembimbing:
Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes.
Disusun Oleh:
Kelompok 4 / A1-A2016
1. Chusnul Hotimah 131611133004
2. Sarah Maulida Rahmah 131611133006
3. Cucu Eka Pertiwi 131611133007
4. Alfera Novitasari 131611133029
5. Erva Yulinda M 131611133033
6. Yenni Nistyasari 131611133035
7. Elin Nur Annisa 131611133037
8. Novalia PusPitasary 131611133044
Puji syukur hadirat Allah SWT. atas limpahan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN ONKOLOGI
PADA KANKER PARU” ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa
disampaikan terima kasih atas bantuan Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas Ibu Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes. yang telah
memberikan bimbingan dengan baik secara materi ataupun lisan.
Harapan untuk kedepannya, semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi, pengalaman, dan ilmu yang lebih bagi pembaca tentang “Asuhan
Keperawatan Onkologi pada Kanker Paru”.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan mampu
mengevaluasi lebih lanjut demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
meningkatkan usaha dalam mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Definisi......................................................................................................4
2.2 Etiologi .....................................................................................................4
2.3 Patofisiologi ..............................................................................................6
2.4 WOC..........................................................................................................8
2.5 Manifestasi klinis.......................................................................................9
2.6 Klasifikasi Kanker paru.............................................................................10
2.7 komplikasi.................................................................................................11
2.8 penatalaksanaan.........................................................................................12
BAB 3 KASUS......................................................................................................14
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................15
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................23
5.1 Kesimpulan................................................................................................23
5.2 Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk
membantu menghilangkan nyeri dan efek yang membahayakan. Peran
pemberi perawatan primer adalah untuk mengidentifikasi dan mengobati
penyebab nyeri dan meresepkan obat – obatan untuk menghilangkan nyeri
(Suzanne C. smeltzer, 2013).
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
2
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan informasi kepada institusi tentang asuhan
keperawatan kanker paru di masyarakat sebagai bahan kajian dan
pertimbangan dalam penerapanasuhan keperawatan kanker paru.
2. Bagi mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan mahasiswa sehingga dapat
menerapkan asuhan keperawatan kanker paru.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik
yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma).
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) dan
metastasis tumor di paru (Suryo, 2010). Metastasis tumor di paru adalah
tumor yang tumbuh sebagai akibat penyebaran (metastasis) dari tumor
primer organ lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor
ganas yang berasal dari epitel bronkus. Kanker paru-paru adalah
pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru-paru
dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap
rokok.( Suryo, 2010).
2.2 Etiologi
1. Merokok
Sebanyak 90% dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai
akibat dari penggunaan tembakau (Jusuf, 2005). Menghisap pipa dan
cerutu dapat juga menyebabkan kanker paru, meskipun risikonya tidak
setinggi menghisap rokok. Dimana seorang yang merokok satu bungkus
rokok per hari mempunyai suatu risiko mengembangkan kanker paru
yang 25 kali lebih tinggi daripada seorang yang tidak merokok,
perokok-perokok pipa dan cerutu mempunyai suatu risiko kanker paru
yang kira-kira 5 kali daripada seseorang yang tidak merokok. Asap
tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia,
banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogen
(Jusuf, 2005). Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap
tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan
polycyclic aromatic hydrocarbons.
4
2. Paparan asbes
Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate
fibers) yang dapat menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru
seiring dengan paparan pada asbes-asbes (Dodi, 2011). Kanker paru dan
mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura atau dari lapisan rongga
perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada asbes-
asbes. Menghisap rokok secara dramatis meningkatkan kemungkinan
mengembangkan suatu kanker paru yang berhubungan dengan asbes
pada pekerja-pekerja yang terpapar. Pekerja-pekerja asbes yang tidak
merokok mempunyai suatu risiko sebesar lima kali mengembangkan
kanker paru daripada bukan perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang
merokok mempunyai suatu risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar
daripada bukan perokok.
3. Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang
adalah suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif)
(Harryanto, 2005). Ia pecah atau hancur membentuk produk-produk
yang mengemisi suatu tipe radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah
suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12%
dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau
15,000 sampai 22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan
kanker paru setiap tahun di Amerika, membuat radon penyebab utama
kedua dari kanker paru di Amerika. Radon gas dapat bergerak melalui
tanah dan masuk kedalam rumah melalui celah-celah diantara fondasi-
fondasi, pipa-pipa, saluransaluran, atau tempat-tempat terbuka lainnya.
Radon gas tidak terlihat dan tidak berbau, namun ia dapat terdeteksi
dengan kotak-kotak tes yang sederhana.
4. Kecenderungan Keluarga (genetik)
Ketika mayoritas dari kanker-kanker paru dikaitkan dengan
menghisap tembakau, fakta bahwa tidak semua perokok akhirnya
mengembangkan kanker paru menyarankan bahwa faktor-faktor lain,
seperti kepekaan genetik individu, mungkin memainkan suatu peran
dalam menyebabkan kanker paru. Pada faktor genetik terdapat mutasi/
perubahan beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni: a.
5
Proto onkogen adalah gen yang mengkode dan mengatur pembentukan
protein untuk pertumbuhan. b. Tumor supressor gene adalah gen yang
mengurangi kemungkinan bahwa sebuah sel dalam organisme multisel
akan berubah menjadi sel tumor. c. Gene encoding enzyme adalah
enzim yang mengkode gen yang mengalami mutasi.
5. Polusi Udara
Sebanyak 1 % kematian karena kanker paru disebabkan oleh
pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan
yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi sangat tinggi dapat
membawa suatu risiko serupa dengan yang dari merokok pasif untuk
mengembangkan kanker paru (Harryanto, 2005).
6. Kekurangan Vitamin A dan C
Kandungan betakaroten dari vitamin A bersama dengan vitamin
E dan C berperan aktif sebagai antioksidan yang mampu melawan
radikal bebas yang mampu mencegah terjadinya kanker (Dodi, 2011).
Fakta menunjukkan bahwa vitamin C dosis tinggi telah terbukti menjadi
toksik (racun) bagi sel kanker.
7. Konsumsi Zat Karsinogen
Zat kimia ini umumnya berasal dari pewarna, pengawet,
maupun bahan tambahan makanan atau inuman yang berbahaya bagi
tubuh.
2.3 Patofisiologi
6
biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker
paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar
limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. Karakteristik
dari kanker ini adalah sel-sel kanker mampu menginvasi jaringan yang
sehat disekitarnya serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui
sistem limfe (limfogen),pembuluh darah (hematogen), dan lapisan serosa
(transcoelomic spread) dan tumbuh sebagai tumor metastasis. Liver, paru-
paru, tulang, otak, dan kelenjar adrenal merupakan organ tempat metastasis
yang paling sering melalui jalur hematogen. Transportasi metastasis dapat
melalui saluran limfe, pembuluh darah, ruang di tubuh dan transplantasi.
Penyebaran melalui saluran limfe disebut limfogen. Daerah tujuan
penyebaran limfogen adalah kelenjar getah bening (KGB) regional.
Misalnya daerah tujuan metastasis payudara adalah KGB ketiak; melanoma
di kaki, KGB lipat paha dlsb. Gejala metastasis KGB adalah
pembengkakan KGB Penyebaran melalui pembuluh darah disebut
hematogen. Daerah tujuan penyebaran hematogen adalah alat tubuh yang
kaya dengan darah misalnya otak, tulang, hati dan paru. Gejala metastasis
otak adalah sakit kepala, kejang dan vertigo; tulang, nyeri dan patah tulang;
hati, pembengkakan hati dan kuning; dan paru, batuk – batuk darah dan
sesak napas.( Dr Bahar, 2010)
7
2.4 WOC
Silia hilang +
dekuamasi
Pengendapan karsinogen
Metaplasia, dysplasia,
hyperplasia
Sel-sel abnormal
hyperplasia
Kanker paru-paru
1. Gejala awal
2. Gejala umum
1) Hoarsenes (Parau).
2) Perubahan pola napas.
3) Batuk persisten atau perubahan batuk.
4) Sputum mengandung darah.
5) Sputum berwarna kemerahan atau purulen.
6) Hemoptasis.
7) Nyeri dada.
8) Nyeri dada, punggung, dan lengan.
9) Efusi pleura, pneumonia, atau bronkitis.
10) Dispnea.
11) Demam berhubungan dengan satu atau dua tanda lain.
12) Wheezing.
13) Penurunan berat badan.
14) Clubbing finger
9
2.5 Klasifikasi Kanker Paru-paru
3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)
10
2) Prognosis buruk.
2.6 Komplikasi
11
maupun ekstrapulmonal seperti metastasis ke tulang maupun ke otak.
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003:17 )
2.7 Penatalaksanaan
a. Terapi Oksigen
b. Terapi Obat
c. Kemoterapi
d. Imuniterapi
12
Banyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan
imun. Agen imunoterapi (cytokin) biasa diberikan.
e. Terapi radiasi
f. Terapi laser
2) Manajemen Bedah
13
BAB 3
KASUS
14
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
4. 1 PENGKAJIAN
a) Anamnesis
o Identitas:
- Nama : Tn. T
- Jenis Kelamin: Laki- laki
- Umur : 43th
- Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
- Agama : Islam
- Pendidikan : SLTA
- Pekerjaan : Buruh
o Keluhan Utama
Klien mengeluh baatuk selama 2 minggu terakhir, kadang disertai
darah, sesak nafas, nyeri pada dada, serta ada perubahan pada
pengecapan
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh dadanya sakit dan sesak ketika bernafas. Klien sering
batuk dan terkadang mengeluarkan darah. Saat ini nafsu makan klien
menurun dan berat badan menurun. Sebelum masuk RS klien
memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan merupakan perokok aktif
serta suka mengonsumsi minuman beralkohol.
o Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien tidak pernah dirawat di RS dan tidak memiliki riwayat penyakit
o Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien pernah mengalami penyakit yang sama dan sudah
meninggal 5 tahun yang lalu
o Perilaku yang Mempengaruhi Kesehatan
Klien merupakan perokok aktif dapat menghabiskan lebih dari 5
batang rokok dalam sehari, klien juga sering mengonsumsi minuman
beralkohol
b) Pemeriksaan Fisik
o Tanda-tanda Vital
Suhu: 38,6 ᵒC Nadi:110x/menit TD:120/80 mmHg RR:
27x/menit
o Inspeksi
Keadaan umum : Kesadaran klien compos mentis
Kepala : Simetris, tidak ada gangguan
Leher : Simetris, tidak ada gangguan
15
Wajah : Wajah tampak menahan nyeri, tidak ada perubahan
fungsi, simetris
Mata : Konjungtiva anemis
Hidung : Terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut dan faring : Mulut tidak ada masalah, faring terdapat
penumpukan sputum
Thoraks : Pernafasan meningkat
Abdomen : Normal
o Palpasi: Pergerakan dada tidak simetris
o Perkusi: Bunyi redup pada daerah paru
o Auskultasi: Wheezing pada daerah paru
4. 2 Analisis Data
16
karena ketika makan Batuk
selalu batuk sehingga
sulit untuk makan. Anoreksia
4. 3 Diagnosa
4. 4 Intervensi Keperawatan
Definisi :
Kelebihan atau deficit oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran
alveolar-kapiler.
Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi Rasional
17
Memaksimalkan
Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas ventilasi klien untuk
tindakan keperawatan (3140) bernafas lebih
selama 1x24 jam Posisikan klien nyaman
diharapkan klien untuk
menunjukkan criteria memaksimalkan Membersihkan jalan
hasil sebagai berikut. ventilasi nafas dari ledir
Buang secret diharapkan klien
Responventilasimekanik dengan dapat bernafas
: Dewasa (0411) memotivasi klien dengan lebih
untuk melakukan nyaman
RR normal (16-
batuk atau
20x permenit)
menyedot lendir
Irama pernafasan
Instruksikan Mempermudah
normal
bagaimana agar proses pembuangan
Saturasi oksigen bias melakukan secret dari jalan
normal (>95%) batuk efektif nafas
Auskultasi suara
Status pernafasan
nafas, catat area Mengetahui letak
(0415)
yang ventilasinya sekret yang akan
Kepatenan jalan menurun atau dikeluarkan
nafas tidak ada dan
Tidak ada adanya suara Mengetahui
penggunaan otot tambahan perkembangan
bantu nafas Monitor status status pernafasan
Tidak ada suara pernafasan dan dan oksigenas iklien
nafas tambahan oksigenasi,
sebagaimanamest Memastikan jalan
inya nafas klien terbuka
Memastikan jalan
nafas klien terbebas
Terapi oksigen (3320) dari benda asing
Pertahankan sehingga pemberian
kepatenan jalan oksigenasi
nafas klien tambahan berjalan
Bersihkan mulut, optimal
hidung, dan
sekresi trakea Memenuhi
dengan tepat kebutuhan oksigen
klien
Berikan oksigen
tambahan seperti Memastikan bahwa
yang klien mendapatkan
diperintahkan oksigen tambahan
Monitor aliran sesuai perintah
oksigen
18
Monitor posisi Memastikan posisi
perangkat (alat) alat pemberian
pemberian oksigen terpasang
oksigen dengan benar
selama pemberian
Periksa perangkat oksigen
(alat) pemberian
oksigen Memastikan bahwa
secaraberkala konsentrasi (yang
telah ditentukan)
sedang diberikan
Monitor pernafasan
(3350) Mengetahui
Monitor perkembangan klien
kecepatan, irama, selama proses
kedalaman, dan pemberian oksigen
kesulitan bernafas tambahan
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia,
neoplasma) (Domain 12, Kenyamanan. Kelas 1, Kenyamanan Fisik. Kode
00132)
19
dapat teratasi dengan karakteristik, pasien
onset/durasi, mengenai
kriteria hasil:
frekuensi, faktor-faktor
Tanda-tanda kualitas, nyeri akan
intensitas, atau mengurangi
vital (0802) beratnya nyeri dan ketegangan dan
- Suhu tubuh faktor pencetus lebih waspada
normal - Gali bersama - Untuk
pasien faktor- membantu
36,5-37,5 faktor yang dapat penurunan nyeri
derajat menurunkan atau - Memberikan
memperberat kenyamanan
celcius nyeri pada pasien dan
- Denyut nadi - Dukung keluarga
radial istirahat/tidur - Untuk
yang adekuat meningkatkan
normal 60- untuk membantu pengetahuan
100 x/menit penurunan nyeri dan respon
- Tingkat - Kolaborasi dengan kelaurga
pasien, orang Terapi Relaksasi
pernafasan terdekat dan tim - Mengurangi
normal 12- kesehatan lainnya ketegangan
untuk memilih dan pada pasien
20 x/menit mengimplementas - Memberikan
- Tekanan ikan tindakan kenyamanan
darah penurun nyeri pada pasien
nonfarmakologi, - Agar klien
normal sesuai kebutuhan dapat
100/70- - Berikan informasi melakukan
yang akurat untuk secara mandiri
120/90 meningkatkan tanpa bantuan
mmHg pengetahuan dan tenaga
Status respon kelaurga kesehatan
terhadap - Membantu
Kenyamanan pengalaman nyeri pasien
Fisik (2010) Terapi Relaksasi mengingat
- Klien dalam (6040) teknik relaksasi
- Dorong klien yang telah
posisi untuk mengambil dipraktikkan
nyaman posisi yang oleh tenaga
- Tidak ada nyaman dengan kesehatan
pakaian longgar - Agar pasien
keluhan dan mata tertutup lebih mandiri
sesak nafas - Minta klien untuk dandapat
rileks dan mengatur
merasakan sensasi dengan sendiri
yang terjadi seberapa lama
- Tunjukkan dan relaksasi
20
praktikkan teknik diperlakukan
relaksasi pada
klien
- Dorong klien
untuk mengulang
praktik teknik
relaksasai, jika
memungkinkan
- Dorong kontrol
sendiri ketika
relaksasi
dilakukan
21
- Rundingkan dengan 2. Memonitor asupan kalori
ahli gizi dalam makanan harian dapat
menentukan asupan membantu mengetahui
kalori harian yang status nutrisi klien
digunakan untuk 3. Memonitor berat badan
mempertahankan klien secara rutin dapat
berat badan yang mengetahui peningkatan
sudah ditentukan atau penurunan berat
- monitor asupan badan klien
kalori makanan
harian
- monitor berat badan
klien secara rutin
22
BAB 5
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Kanker merupakan penyebab utama kematian yang seringkali
disebabkan oleh merokok. Setiap tipe timbul pada tipe jaringan yang
khusus, menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda dalam
kecenderungan metastasis dan prognosis. Masih belum ditemukan
penyembuhan dari kanker, penekanan utama adalah dengan pencegahan.
Misalnya dengan berhenti merokok atau factor pencetus kanker khususnya
kanker paru-paru. Pengobaban pilihan dari kanker dapat dengan metode
pembedahan atau tidak dilakukan pembedahan.
1.2 Saran
a. Bagi Perawat
Perawat sebagai care giver diharapkan mampu memberikan
pelayanan kesehatan kepada balita dan keluarga dalam bentuk promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative.
b. Bagi Keluarga
Keluarga terutama ibu merupakan pemegang peran penting dalam
menentukan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan balita. Oleh
karena itu keluarga diharapkan mampu memahami konsep tumbuh
kembang pada balita dan mampu mendampingi pertumbuhan dan
perkembangan balita dengan baik sehingga bisa mengoptimalkan tumbuh
kembang balita.
c. Bagi Mahasiswa
Sebagai mahasiswa diharapkan dapat memberikan edukasi kepada
masyarakat terutama kelompok ibu yang memiliki balita untuk selalu
memperhatikan asupan nutrisi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran
Dochteran, J. M., & Bulechek, G. M. (2013). Nursing Interventions Classification
(NIC). 6th ed. America: Mosby Elseiver
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford:
Wiley Blackwell.
Jusuf, Anwar. Dkk. 2007. Kemoterapi Kanker Paru. Journal Respirologi.1-6.
URL:jurnalrespirologi.org/jurnal/Okto09JRI/Kemoterapi%20paru%20last
%20check10.pdf
Kep, Z. S., & Ns, M. K. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL
KELUARGA DENGAN SUBJECTIVE WELLBEING (SWB) PADA
PENDERITA KANKER DI IRNA BEDAH RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG TAHUN 2016. Menara Ilmu, 11(76).
24