Teori Pembelajaran Gagne Dan Briggs

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

2.

Teori Pembelajaran Gagne Dan Briggs


Gagne dan briggs telah mengembangkan berbagai teoti pembelajaran yang preskriptif.
Teori pembelajaran yang telah dikembangkan mendeskripsikan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan (a) kapabilitas belajar, (b) peristiya pembelajaran, dan (c) pengorganisasian pembelajaran
(hamid,2014) kapabilitas belajar
Untuk keperluan mendesain pembelajaran, Gegne (1985) mengemukakan 5 kategori
kapabilitas yang dapat dipelajari oleh peserta didik yaitu:
a) Informasi ferbal.
Peserta didik telah belajar informal verbal apabila ia dapat mengingat kembali informasi
itu. Indicator yang biasanya dipakai untuk menunjukkan kapabilitas ini bias berupa
seperangkat proposisi yang terkait.
b) Keterampilan Intelektusl.
Peserta didik akan menggunakan keterampilan intelektual apabila ia berintraksi dengan
lingkungan. Dua bentuk symbol, bahasa dan angka dapat digunakan dalam berbagai
kegiatan seperti membaca, menulis, membedakan, menggabungakan, mengklasifikasikan
dan seterusnya. Penggunaan symbol-symbol untuk mendeskripsikan, pembentukan
konsep dan kaidah, serta memecahkan masalah menghasilkan dengan apa yang disebut
dengan keterampilan proses.
c) Strategi kognitif
Peserta didik dikatakan sudah mengerti strategi kognitif apabila ia telah mengembangkan
cara-cara untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi proses berikir dan proses
belajarnya.
d) Sikap
Sikap adalah keadaan mental yang yang kompleks dari peserta didk yang dapat
mempengaruhi pemilihannya untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat pribadi
terhadap orang lain, benda atau pristiwa. Peserta didik telah memiliki sikap apabila ia
telah memilih melakukan tidakan yang sama untuk situasi yang sama yang berulang.
e) Keterampilan Motorik
Peserta didik telah menampilkan gerakan-gerakan fisik dalam menggunakan bahan-bahan
atau peralatan-peralatan menurut prosedur yang semestinya.

Kondisi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
peserta didik. Gagne dan Biggs mendeskripsikan kondisi belajar yang berbeda untuk setiap
kategori kapabikitas yaitu : kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal.
Kondisi belajar internal mengacu pada perolehan dan penyimpanan kapabilitas-
kapabilitas yang telah dipelajari peserta didik yang mendukung belajar kapabilitas lainnya.
Sedangkan kondisi belajar eksternal mencakup pada bebdagai cara yang dirancang untuk
memudahkan proses-prosesninternal dalam diri peserta didik ketika belajar. Intinya dalam
kondisi belajar ini adalah bahwa belajar kapabilitas yang berbeda memerlukan kondisi belajar
yang berbeda.
Peristiwa Pembelajaran
Teori belajar pengelolaan informasi mendeskripsikan bahwa tinakan belajar merupakan
proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Gagne mengemukakan bahwa tahapan-tahapan
ini dapat memudahkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang mengikuti urutan
tertentu, yang disebut dengan “peristiwa pembelajaran” (the event of instruction).
Peristiwa pembelajaran ini dibagi menjadi 9 tahapan, yang diasumsikan sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi untuk mendukung proses-proses internal dalam belajar. Hakikat suatu
peristiwa pembelajaran berbeda tergantung dengan kapabilitas apa yang digunakan akan
menjadi hasil pembelajaran. Keterampilan intelektual memerlukan rancangan yang berbeda
dengan peristiwa pembelajaran dengan yang diperlukan informasi verbal dan keterampilan
motorik.
Kesembilan peristiwa pembelajaran yang dikembangkan oleh Gagne adalah :
1) Menarik perhatian
2) Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
3) Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
4) Menyajikan bahan perancang
5) Memberikan bimbingan belajar
6) Mendorong untuk kerja
7) Memberikan balikan invormative
8) Menilai untuk kerja
9) Meningkatkan retensi dan alih bahasa

Pengorganisasian Pembelajaran
Gagne memperkenalkan cara dalam mengorganisasikan urutan pembelajaran,
pertimbangan terpenting dalam membuat urutan pembelajaran adalah ada tidaknya prasyarat
belajar untuk suatu kapabilitas, dan apakah peserta didik telah memiliki prasyarat belajar itu. Ada
dua prasyarat belajar yakni :
Prasyarat belajar utama yaitu keteramilan-keterampilan tingkat lebih rendah yang harus
sudah dikuasi peserta didik, agar dapat belajar keterampilan baru. Keterampilan-keterampilan ini
juga merupakan bagian utama dari apa yang akan terjadi kemudian. Prasyarat belajar
pendukung adalah kapabilitas-kapabilitas yang dapat memudahkan belajar tetapi tidak mutlak
menyebabkan terjadinya belajar. Menguasai kapabilitas ini hanya akan mengakibatkan belajar
hal baru menjadi mudah dan cepat.
Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan intelektual. Gagne telah
menunjukkan bahwa prasyarat belajar utama dan keterampilannya yang satu dengan yang lain.
Digambarkan dalam bentuk hirarki belajar. Reigeluth menyebutkannya dengan struktur belajar,
dimana keterampilan-keterampilan tingkat yang lebih tinggi dilekakkan diatas, sedangkan
keterampilan tingkat yang lebih rendah (yang menjadi prasyarat belajar) dibawahnya.
Ada dua hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan hirarki belajar yaitu :
1) Penyusunan hirarki belajar hanya diperlukan untuk ranah keterampilan intelektual, itupu
dilakukan hanya pada isi yang memiliki hubungan prasyarat belajar, sedangkan isi-isi
yang tidak memiliki hubungan prasyarat belajar dapat diorganisasikan dengan
menggunakan struktur belajar yang lain, seperti struktur konseptual, procedural, atau
teorotik.
2) Hirarki belajar menunjukkan keterampilan intelektual yang haris dipelajari. Ia tidak
menunjukkan urutan untuk kerja setelah keterampilan itu selesai dipelajari (dikuasai). Ini
beda dengan structural procedular yang menunjukkan urutan dalam unjuk kerja tetapi
tidak menunjukkan hubungan prasyarat ketika bagian-bagian prosedur dipelajari.
Meskipun hirarki belajar dapat membantu memberi pedoman apa yang harus dipelajari, tidak
berarti bahwa urutan pembelajaran harus mencakup semua kemampuan yang masuk kedalam
hirarki.
Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi verbal. Prasyarat utama untuk belajar
informasi verbal adalah bahwa peserta didik telah memiliki cara-cara tertentu untuk belajar
informasi baru dengan informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu urutan intuk
mempelajari informasi verbal tidaklah penting. Hal yang penting adalah bahwa peserta didik
dalam persoalan apakah kerangka itu berupa urutan waktu atau topic-topik.
Pengorganisasian ranah strategi kognitif, banyak memiliki prasyarat keterampilan intelektual.
Oleh karena itu, pengurutan pembelajaran untuk ranah strategi kognitif hendaknya memasukkan
keterampilan-keterampilan intelektual yang belum dipelajari.
Pengorganisasian ranah sikap, memiliki prasyarat sudah dipelajarinya sejumlah informasi
tentang pilihan-pilihan tindakan yang tepat untuk situasi tertentu yang dapat membantu
memecahkan konflik-konflik nilai pada tahap pemilihan. Prasyatar-prasyrat ini dalam
pengorganisasian pembelajaran ranah sikap perlu didahuluankan.
Pengoganisasian pembelajaran ranah keterampilan motorik, dimulai dengan mengajarkan
kaidah mengenai urutan-urutan yang harus diikuti dalam melakukan unjuk kerja keterampilan
yang dipelajari. Struktur procedural dapat dipakai untuk nenunjukkan kaitan-kaitan antar dagian
keterampilan yang membentuk kesatuan keterampilan yang dipelajari. Cara terbaik dimulai
dengan mempelajaribagian-bagian keterampilan ini secara terpisah, baru kemudian melatihnya
dalam satuan keterampilan.
3. Strategi Pembelajaran Bebrbasis Teori Belajar Struktural (SCANDURA)
Teori Scandura dikenal dengan Teoro Belajar Struktural (TBS) mucul pada tahun 1960.
Teori ini memberikan perhatian utama pada : (1) spesifikasi apa yang harus dipelajari peserta
didik, (2) karakteristik peserta didik, dan (3) proses intraksi yang terus menerus antara guru dan
peserta didik berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Landasan teori belajar structural ini adalah psikologi kognitif. Teori ini banyak
memberikan perhatian pada segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran, strategi
pembelajaran dan prosedur pembelajaran. System pembelajaran ini lebih menekankan pada
hubungan yang penting sekali antara isi (content), kognisi (cognition), dan pembedaan individual
dalam konteks pembelajaran.

Prototipe Starategi Pembelajaran Berdasarkan Teori Belajar Struktural


Langkah inti teori belajar struktural dalam peramcangan pembelajaran adalah : (1) tujuan
pendidikan yaitu apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran, dan (2)
proses-proses kognitif, yaitu bagaimana peserta didik melakukan tugas berhubungan dengan
tujuan pendidikan.
Dalam teori ini hal yang perlu dipelajarai peserta didik adalah kaidah (rules). Kaidah
merupakan kontruksi teoritis yang dapat digunakan untuk mewakili semua semua jenis
pengetahuan manusia. Setiap aspek terdiri dari suatu aspek atau sejumlah masukan yang dikode
(incoded) dan dapat diterapkan suatu rentangan (range) atau keluaran yang tidak dikode yang
diharapkan dapat membangkitkan dan tebatas psda tipe procedural yang diterapkan dalam
elemen-elemen pada aspek diatas.
Langkah pertama memilih suatu masalah yang representative (selecting a representative
sample of problem) yang berhubungan dengan tujuan pendidikan.langkah kedua
mengidentifikasi kaidah-kaidak pemecahan masalah pada setiap masalah yang telah dipilih,
meliputi :
 Minimal encoding dan decoding kapabilitas peserta didik (capabilities of the student)
 Analisas ruang lingkup setiap prototype masalah yang representative (scope of each
representative prototive problem)
 Identifikasi langkah-langkah (identify the step) yang melibatkan pemecahan setiap
masalah kedalam operasi atomic pada setiap peserta didik.
Karakteristik, Domain Dan Kaidah Teori Belajar Ala Scandura
Pengembangan teori belajar structural secara khusus memberi perhatian pada segala sesuatu
eksplorasi dan penemuan dalam pembelajaran pemecahan masalah sepetri dalam matematika.
Dalam strategi pembelajaran, teori belajar lebih menekankan pada strategi makro, yaitu pada
kegiatan memilih (selecting) dan kegiatan mengurutkan (sequencing) dengan perhatian pada
makro. Ada tiga hal yang harus dipelajari dan dipahami dalam teori belajar stuktural, yaitu
domain masalah (problem domain), kaidah-kaidah (rules), dan kaidah yang lebih tinggi (higher
of the rules).Secara ekplitis penjelasan mengenai kaidah yang lebih tinggi sebagai suatu yang
penting adalah sebagai berikut :
1) kaidah yang lebih tinggi menggambarkan saling berhubungan dalam potensi kreatif.
2) Kaidah yang lebih tinggi dapat memberikan semangat dapa peserta didik untuk
menggambarkan pengetahuan secara individual.
3) Kaidah yang lebih tinggi merupakan kaidah yang lebih umum yang dapat
dioprasionalkan secara penuh.
4) Kaidah yang lebih tinggi memudahkan tugas-tugas yang sukar dalam problem yang
kopleks, dengan menggunakan struktur analisis.

Analisis Tugas Scandura


Pada analisis structural ini dapat dirinci melalui bagian secara komprehensif, termasuk
kontruksi masalah geometrik, matematika, aljabar, dan ilmu hitung. Secara sistematis analisis
structural teori scandural ini meluputi:
1) Memilih masalah dan sample yang mewakili
2) Identifikasi kaidah-kaidah solusi untuk memecah segenap tugas
3) Identifikasi kaidah yang lebih tinggi (higher order rules) yang mencerminkan diantara
kaidah solusi yang dikenakan dan menjalankan pada kaidah yang lebih rendah (lewer
order rules)
4) Mengeliminasi kaidah yang lebih rendah yang tidak diperlukan oleh kaidah yang lebih
tinggi.
5) Menguji dan memperhalus untuk menghasilkan kaidah pada masalah baru dan domain
masalah.
6) Memperluas kaidah ketika diperlukan kemudian memecat Janis dan masalah baru dalam
domain.
Prinsip pembelajaran yang diungkapkan dalam teori scandural memberi kontribusi pada teori
pembelajaran yaitu : (1) memilih kaidah yang lebih tinggi, kaidah-kaidah dan komponen atomik
dan (2) mengurutkan sederhana ke kompleks. Selanjutnya untuk mengungkapkan tentang : (1)
spesifikasi apa yang harus dipelajari, (2) karakteristik dari masalah-masalah kognirif dari peserta
didik, dan (3) proses interaksi antara guru dangan peserta didik sesuai tujuan yang ada.
Pengorganisasian Isi Pembelajaran Ala Scandura
Karakteristik struktur isi bidang studi dalam ilmu pembelajaran secara umum
diklasifikasikan menjadi: (a) struktur orientasi, yang meliputi struktur konseptual, struktur
procedural dan struktur teoritik, dan (b) struktur pendukung, meliputi stuktur konseptual, teoritik
dan struktur belajar. Struktur orientasi merupakan stuktur yang sangat penting kerena mencakup
semua atau sebagian besar dari bidang studi yang akan disajikan dan dipelajari untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan struktur pendukung merupakan struktur isi bidang studi
yang berfungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan belajar struktur orientasi yang
disajikan.
Teori belajar structural yang dipijak pada psikologi kognitif ini berkaitan dengan strategi
pengorganisasian tingkat isi tingkat makro. Strategi pembelajaran pada tingkat makro
mempreskripsikan secara penangaan 4 bidang masalah yang disebut Reguluth sebagai 4S, yakni
selection, sequencing, synthesizing dan summary.
Penekanan teori ini pada strategi pemilihan, mengurutkan, pemakaian kaidah yang lebih
tinggi sesuai dengan karakteristik bidang studi (konseptual, procedural) secara optimal sehingga
dapat mendukung terjadinya peristiwa belajar mermakna bagi peserta didik. Pengoeganisasian isi
dengan teori scandura dilakukan dengan menerapkan prinsip penataan uritan umum ke rinci
(general to detailed).hal ini bermasud untuk membantu proses modifikasi struktur kognitif
dengan menunjukkan hubungan jenis isi yang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai