Laporan Steptest
Laporan Steptest
Laporan Steptest
Disusun Oleh :
RAHMAD DWI PRASETYO
111.150.075
PLUG 09
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
Laboratorium Hidrogeologi 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Nama : Rahmad Dwi Prasetyo
NIM : 111150075
Plug : 09
Mengetahui,
Asisten Hidrogeologi
( )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktkum hidrogeologi uji pemompaan metode step
test ini tepat pada waktunya. Pelaksanaan lapangan pengukuran debit sungai ini
merupakan kegiatan wajib dalam praktikum mata kuliah Hidrogeologi Program S-1
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Terselesaikannya laporan ini tidak lepas dari peran dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum dan di dalam penulisan
laporan, antara lain :
1. Prof Dr. Ir. Sari Bahagiarti, K., M.Sc., Ir. Puji Pratikno, M.T., Ir. Purwanto,
M.T., dan Herry Riswandi, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Laboratorium
Hidrogeologi
2. Bagus Kuncoro selaku pengajar plug 09.
3. Fariz Prayogi selaku koordinator plug 09.
4. Rilo Indra selaku korektor plug 09.
Penulis juga menyadari akan keterbatasan dan kekurangan pada tulisan ini, oleh
karena itu penulis berbesar hati menerima kritik dan masukan dari semua pihak yang
sifatnya membangun agar terciptanya suatu karya yang lebih baik. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology, bila melihat dari struktur
bahasa maka dapat diuraikan menjadi hydro (merupakan kata sifat yang berarti
“mengenai air“) dan geology (kata benda), sehingga dapat diuraikan menjadi geologi air
(the geology of water). Secara definitif dapat dikatakan merupakan suatu studi dari
interaksi antara kerja kerangka batuan dan airtanah. Dalam prosesnya studi ini
menyangkut aspek-aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan
tanah. Termasuk di dalamnya adalah transportasi massa, material, reaksi kimia,
perubahan temperatur, perubahan topografi dan lainnya yang terjadi dalam skala waktu
harian (daily time scale) (Toth, 1990)
Air yang merupakan salah satu sumberdaya geologi yang sangat penting dan vital,
tidak saja diperlukan oleh semua makhluk hidup yang ada di bumi, tetapi juga diperlukan
bagi proses-proses geologi. Air tanah merupakan sumberdaya air yang mempunyai
berbagai kelebihan dibanding dengan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Keuntungan tersebut diantaranya kualitasnya relatif lebih baik dibanding air
permukaan, tidak begitu terpengaruh oleh musim, apalagi air tanah dalam, cadangan air
tanah lebih besar dibanding air permukaan dan mudah diperoleh, dan tidak memerlukan
jaringan yang panjang untuk produksinya, sehingga biaya lebih murah.
Dalam praktikum hidrogeologi tahun 2017, salah satu kegiatannya adalah uji
pemompaan metode step test. Praktikum ini diadakan di Laboratorium Hidrogeologi pada
hari Rabu, 1 November 2017. Data yang ada berupa data waktu (menit), debit pompa
selama 3 step (lt/detik), muka airtanah (meter), penurunan muka airtanah (meter), tebal
akuifer, kebutuhan irigasi, luas area persawahan, waktu pengoperasian, dan jari-jari
sumur.
BAB II
DASAR TEORI
- Dari data uji step test dibuat grafik hubungan antara s (drawdown) dan t
(waktu pemompaan).
- Dari grafik hubungan antara s dan t di atas tentukan harga s (tambahan
penurunan muka airtanah) pada setiap step.
- Berdasarkan data Q, s, Sw (total penurunan muka airtanah), Sw/Q.
2. Metode II
Pada metode ini dilakukan dengan cara membandingkan setiap kapasitas jenis
pada setiap step pemompaan Jadi :
Q1/Sw1 : Q2/Sw2 : ….. Qn /Swn (m3/jam/l)
Apabila harga mendekati kesamaan dengan perbedaan < 1, maka kontruksi
sumur sempurna.
1,22.Q.86,4
T .....m 2 / hari
Sw
Q = Q optimum
Sw :(harga Sw pada saat Q optimum) = Q optimum x 50
- Menghitung harga k = permeabilitas dengan rumus T = k.D ,
dimana D = Tebal akuifer, k = T/D
BAB III
PEMBAHASAN
34 1,63 0,62
36 1,69 0,68
38 1,74 0,73
42 1,77 0,76
45 1,85 0,84
48 2,05 1,04
air tanah (s) dan waktu (t) dalam lembar kerja semilog, sehingga akan terbentuk
suatu grafik s vs t.
2. Berdasarkan grafik s vs t yang telah dibuat, maka kita dapat mencari nilai ∆𝑆
(penurunan muka airtanah di setiap test) dengan cara :
∆𝑆1 = 𝑆1 − 𝑆2
∆𝑆1 = 1,04 − 0
∆𝑺𝟏 = 𝟏,04 meter
∆𝑆2 = 𝑆2 − 𝑆1
∆𝑆2 = 2,01 − 1,04
∆𝑺𝟐 = 𝟏, 𝟔𝟕 meter
∆𝑆3 = 𝑆3 − 𝑆2
∆𝑆3 = 5,04 − ,271
∆𝑺𝟑 = 𝟐, 𝟑𝟑 meter
3. Kemudian, memasukkan data Q, ∆𝑆, Sw, dan Sw/Q, ke dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1.1.1 Tabulasi data Q, ∆𝑆, Sw, dan Sw/Q
Step Q (𝑚3 /𝑠) ∆𝑆 (meter) Sw (meter) Sw/Q (m/𝑚3 /𝑠)
1 1,652 x 102 1,04 1,04 62,954
2 3,172 x 102 1,67 2,71 85,425
3 4,831 x 102 2,33 5,04 104,326
4. Setelah itu, melakukan plotting data Q (𝑚3 /𝑠) vs Sw/Q (m/𝑚3 /𝑠) dalam lembar
kerja milimeter blok untuk mencari nilai C (harga koefisien well loss) dan B
(harga koefisien aquifer loss), dimana B dapat dicari dengan membuat garis berat
dan membaca nilai garis berat yang memotong garis Q yang bernilai 0, dalam hal
ini saya mendapatkan nilai B yaitu 42. Untuk nilai C dapat dicari dengan
perhitungan sebagai berikut :
𝑎
𝐶=
𝑏
8 m/𝑚3 /𝑠
𝐶=
0,006 𝑚3 /𝑠
𝐶 = 1333,333 𝑠 2 /𝑚5
𝑪 = 𝟎, 𝟑𝟕𝟎 𝒎𝟐 /𝒎𝟓
Rata-rata Ep = 51,625%
10. Kemudian, menentukan nilai Faktor development (Fd), dengan perhitungan
sebagai berikut :
𝐶
𝐹𝑑 =
𝐵
1333,333
𝐹𝑑 =
42
𝐹𝑑 = 31,746 detik/𝑚3
𝑭𝒅 = 𝟑, 𝟔𝟕𝟒 𝒙 𝟏𝟎−𝟒 hari/𝒎𝟑
11. Kemudian, memasukkan nilai Fd pada klasifikasi kondisi sumur berdasarkan
Factor development (Fd) (Bierschenk, 1964). Dalam hal ini, masuk dalam kondisi
sumur yang sangat baik, karena nilai Fd < 0,1 hari/𝑚3 .
3.1.2 Metode II
1. Metode II dilakukan dengan cara membandingkan kapasitas jenis pada setiap step
𝑄
pemompaan. Pertama, melakukan perhitungan dari dalam setiap step, dengan
𝑆𝑤
𝑸𝟏
= 𝟎, 𝟎𝟏𝟓𝟔 (𝒂)
𝑺𝒘𝟏
𝑄2 3,172x 102
=
𝑆𝑤2 2,674
𝑸𝟐
= 𝟎, 𝟎𝟏𝟏𝟗 (𝒃)
𝑺𝒘𝟐
𝑄3 4,831 x 102
=
𝑆𝑤3 5,141
𝑸𝟑
= 𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟒 (𝒄)
𝑺𝒘𝟑
2. Setelah itu, diantara ketiga perhitungan di atas, pilih salah satu hasil yang terkecil
untuk digunakan sebagai penyebut dalam pembagian ketiga perhitungan di atas,
hasil perhitungannya sebagai berikut.
Nilai terkecil adalah 0,0094 (c), maka :
𝑎 0,0156
=
𝑐 0,0094
𝒂
= 1,66 (1)
𝒄
𝑏 0,0119
=
𝑐 0,0094
𝒃
= 1,27 (2)
𝒄
𝑐 0,0094
=
𝑐 0,0094
𝒄
= 1 (3)
𝒄
3. Kemudian, menghitung selisih antara ketiga hasil perhitungan di atas dengan cara:
1-2 = 1,66 – 1,27
1-2 = 0,39
2-3 = 1,27 – 1
2-3 = 0,27
1-3 = 1,66 – 1
1-3 = 0,66
4. Setelah itu, mengecek selisih dari ketiga perhitungan di atas, apabila nilainya < 1,
maka konstruksi sumur sempurna. Dalam hal ini, saya mendapat nilai 0,39, 0,27,
dan 0,66, maka konstruksi sumur ini sempurna.
5. Selanjutnya, memasukkan hasil dari semua perhitungan metode II ke dalam tabel
di bawah ini untuk lebih mudah dalam pembacaan.
Tabel 3.1.2.1 Tabulasi data metode II
A b c
𝑄1 𝑄2 𝑄3
= 0,0156 = 0,0119 = 0,0094
𝑆𝑤1 𝑆𝑤2 𝑆𝑤3
𝑎 𝑏 𝑐
= 1,66 (1) = 1,27 (2) = 1 (3)
𝑐 𝑐 𝑐
𝑆𝑤 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑠 = 𝑄 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 50
𝑆𝑤 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑠 = 0,332 𝑥 50
𝑺𝒘 𝒈𝒓𝒂𝒇𝒊𝒔 = 𝟏, 𝟔 𝒎
5. Kemudian, mencari harga transmisivitas (T) dengan menggunakan metode
Logans dengan perhitungan sebagai berikut :
1,22 𝑥 𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑇=
𝑆𝑤 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑠
1,22 𝑥 0,032 𝑚3 /𝑠
𝑇=
1,6 𝑚
𝑇 = 0,0244 𝑚2 /𝑠
𝑻 = 𝟐𝟏𝟎𝟖, 𝟏𝟔 𝒎𝟐 /𝒉
6. Setelah itu, menghitung nilai permeabilitas (k), dengan cara :
𝑇
𝑘=
𝐷
2108,16 𝑚3 /ℎ
𝑘=
25 𝑚
𝒌 = 𝟖𝟒, 𝟑𝟐𝟔 m/hari
7. Selanjutnya, mencari material yang sesuai dengan harga permeabilitas 84,326
m/hari dalam klasifikasi Morris dan Johnson diambil dari Todd (1980). Dalam hal
ini, harga permeabilitas 84,326 m/hari masuk ke dalam material Sand, coarse.
3. Kemudian, memasukkan nilai 𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠 (x) ke dalam persamaan yang telah diperoleh
dengan cara membuat grafik perbandingan Q vs Sw ke dalam Microsoft Excel,
dimana persamaannya adalah :
𝑦 = 128,74𝑥 − 1,1858
𝑦 = 128,74 . (0,0332) − 1,1858
𝑦 = 4,2742 − 1,1858
𝒚 = 𝟑, 𝟎𝟎𝟖𝟒
Dalam hal ini, y dianggap sebagai 𝑆𝑤𝑚𝑎𝑘𝑠 .
Tabel 3.1.5.1 Data perhitungan Metode Grafis (Sichardt)
Q (𝑚3 /𝑠) Sw (meter)
0,01652 1,058
0,03172 2,674
0,04831 5,141
𝑸𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 = 𝟎, 𝟎𝟑𝟑𝟐 𝑺𝒘𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 = 𝟑, 𝟎𝟖𝟖𝟒
4. Dari perpotongan garis tersebut, maka didapatkan nilai kapasitas maksimum
(𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 ) dengan cara menarik garis dari titik perpotongan tersebut lurus ke
bawah, serta nilai penurunan muka air optimum (𝑆𝑤𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 ) dengan cara
menarik garis dari titik perpotongan lurus ke kiri. Dalam hal ini saya mendapatkan
nilai nilai 𝑸𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒖𝒎 = 0,019 𝒎𝟑 /𝒔 dan nilai 𝑺𝒘𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒖𝒎 = 1,3 m
3.1.5 Aplikatif
Dalam hal ini, kita mencari luas area pemompaan (A), jumlah sumur (N) dan radius
of influence (ro) yang digunakan dalam uji pemompaan metode step test.
1. Luas Area Unit Pompa (A)
Diketahui :
- 𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 = 0,019 𝑚3 /𝑠
- 𝐼𝑅 = 1,25 𝑙𝑡/𝑠/𝐻𝑎 = 0,0125 𝑚3 /𝑠/𝐻𝑎
- 𝑛 = 12 𝑗𝑎𝑚
Perhitungan
𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐴=
24
𝐼𝑅 𝑥 ( 𝑛 )
0,019 𝑚3 /𝑠
𝐴=
24
0,00125 𝑚3 /𝑠/𝐻𝑎 𝑥 (12)
0,19 𝑚3 /𝑠
𝐴=
0,0025 𝑚3 /𝑠/𝐻𝑎
𝑨 = 𝟕, 𝟔 𝑯𝒂
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Uji pemompaan metode step test ini dilakukan di Pajangan pada 01 November
2017 dengan kode sumur Buitenzorg. Uji pemompaan metode step test ini
dilakukan dalam 3 step, dimana debit pompa dari masing-masing step adalah
16,52 lt/detik untuk step 1, 31,72 lt/detik untuk step 2, dan 48,31 lt/detik untuk
step 3.
2. Uji pemompaan metode step test ini dilakukan pada akuifer dengan tebal 25 meter,
kebutuhan irigasi 1,25 lt/detik/Ha, luas area persawahan 200 Ha, waktu
pemompaan 12 jam, dan jari-jari sumur 4 in.
3. Dalam analisa uji pemompaan metode step test ini menggunakan empat metode,
yaitu metode Jabob, metode II, metode Logans, dan metode Grafis (metode
Sichardt).
4. Analisa dengan metode Jacob didapatkan hasil Factor development (Fd) sebesar
3,674 x 10−4 h/𝑚3 , sehingga berdasarkan klasifikasi Bierschenk (164) termasuk
dalam kondisi sumur sangat baik.
5. Analisa dengan metode II didapatkan nilai konstruksi sumur 0,39, 0,27, dan 0,66,
dimana termasuk dalam konstruksi sumur yang sempurna (syarat <1).
6. Analisa dengan metode III (metode Logans) didapatkan nilai konduktivitas
hidrolik sebesar 84,326 m/hari, sehingga sesuai dengan klasifikasi Morris dan
Johnson, dalam Todd (1980) material sumur berupa Sand, Coarse.
7. Analisa dengan metode Grafis (Sichardt) diperoleh nilai 𝑄𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 sebesar 0,019
𝑚3 /𝑠 dan 𝑆𝑤𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑢𝑚 sebesar 1,3 m yang didapatkan dari grafik hubungan Sw vs
Q yang dicari dengan persamaan y = 128,74x – 1,1858.
8. Aplikatif dari beberapa metode yang dilakukan adalah dapat untuk mencari luas
area pemompaan (A) sebesar 7,6 Ha, jumlah sumur sebanyak 27 unit, dan radius
of influence sepanjang 215,293 meter.
Harjito, 2014. Metode Pumping Test sebagai Kontrol Pengambilan Airtanah secara berlebih.
Laboratorium Hidrologi UGM : Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan
Puji Praktiknyo dan Staff Asisten. 2017. Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi.
Yogyakarta: Laboratorium Hidrogeologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.