Etnomatematika 6c52f6f3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

JURNAL GANTANG Vol. II, No.

2, September 2017
p-ISSN. 2503-0671, e-ISSN. 2548-5547
Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index

ETNOMATEMATIKA: MODEL BARU


DALAM PEMBELAJARAN
Andriyani1, Kuntarto, E2
1
[email protected]
Pascasarjana Universitas Jambi
2017

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur-unsur berpikir kreatif matematis di dalam
aktivitas membatik masyarakat Pelayangan Jambi Kota Seberang; untuk mengetahui unsur-
unsur berpikir kritis matematis di dalam aktivitas membatik masyarakat Pelayangan Jambi
Kota Seberang; dan untuk mengetahui implikasi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran
matematika. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dengan pengrajin batik,
dan wawancara dengan guru matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai
kegiatan proses membatik masyarakat Pelayangan mempunyai nilai etnomatematika yang
ditemukan dalam aspek-aspek etnomatematika seperti aspek membilang, mengukur,
penentuan letak, merancang dan menjelaskan. Bentuk aktivitas membatik masyarakat
Pelayangan yang bernuansa matematika seperti konsep perbandingan, kekongruenan, konsep
luas bidang datar, konsep refleksi, translasi dan rotasi dapat dipraktikkan dan dikembangkan
dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kurikulum
2013. Penelitian ini menghasilkan suatu sintaks pembelajaran matematika dengan
pendekatan etnomatematika yang diadopsi dari kegiatan membatik yang digunakan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang Jambi Kota Seberang.
Kata kunci: proses membatik, etnomatematika, pembelajaran matematika

Abstract
This study aims to know the elements of mathematical creative thinking contained in batik
activity of Pelayangan Jambi Kota Seberang; to know the elements of critical thinking
mathematically contained in batik activity of Pelayangan Jambi Kota Seberang; and to know
the implication of the result of this study to mathematics learning. Research data was
obtained from observation, interviews with batik craftsmen, and interviews with math
teachers. The results showed that various activities of batik process of Pelayangan people
have ethnomatematic value found in aspects of ethnomatematics such as aspects of counting,
measuring, determining the location, designing and explaining. The batik activities of the
community displaying mathematical concepts such as comparison, congruence, broad
concept of flat field, the concept of translation, rotation and reflection can be practiced and
developed in learning mathematics of Junior High School in the 2013 curriculum. This
research produces a syntax of mathematics learning by using ethnomatematic approach
which is adopted from batik activities used in Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang
Jambi Kota Seberang.
Keywords: batik process, etnomatematics, mathematics learning

133
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

I. Pendahuluan sendiri dalam diri peserta didik. Dengan


Ide matematika merupakan bentuk pembelajaran berbasis etnomatematika selain
abstrak dari aktifitas kehidupan manusia sehari- dapat mempelajari matematika secara
hari yang seharusnya mudah untuk dipelajari dan kontekstual siswa juga dapat memahami budaya
dipahami. Namun terdapat banyak siswa yang dan dapat menumbuhkan nilai karakter (Shirley,
masih mengalami kesulitan dalam mempelajari 2001).
matematika. Hal ini disebabkan karena Observasi yang dilakukan di Madrasah
matematika yang diajarkan di sekolah terkadang Tsanawiyah Negeri Olak Kemang Jambi Kota
ditemukan berbeda dengan permasalahan Seberang menunjukkan bahwa dalam
matematika yang ditemukan dalam kehidupan pembelajaran belum ada guru yang
sehari-hari. Sebagaimana yang disebutkan oleh mengintegrasikan pembelajaran matematika
Rosa (2011) bahwa ada perbedaan antara berbasis budaya lokal. Hal ini dibuktikan dari
pengetahuan matematika yang diperoleh secara pengamatan yang menunjukkan belum adanya
akademis dan informal. Ketidaksesuaian perangkat pembelajaran yang dapat merangsang
permasalahan matematika yang ditemukan di peningkatan koneksi matematika, karakter cinta
sekolah dengan matematika yang ditemukan budaya lokal siswa dan keterampilan proses.
dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan Pembelajaran yang berlangsung tidak
sulitnya siswa menghubungkan konsep-konsep merangsang meningkatnya karakter siswa
matematika yang bersifat formal dengan khususnya karakter cinta budaya lokal.
permasalahan dalam dunia nyata. Oleh karena itu Perangkat pembelajaran yang ada juga lebih
terdapat banyak siswa yang mampu dalam fokus pada aspek kognitif saja, sehingga aspek
mengoperasikan perhitungan matematika di psikomotorik belum dikembangkan seperti
kelas tetapi sulit untuk menyelesaikan persoalan keterampilan proses. Dalam proses pembelajaran
matematika yang ditemukan dalam kehidupan matematika aktivitas siswa kurang terlibat aktif.
sehari-hari. Sebaliknya terdapat anak yang Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, hanya
mampu menyelesaikan masalah sehari-hari sedikit siswa saja yang dapat diajak
meskipun tidak menempuh pendidikan secara berkomunikasi, dalam arti dapat menjawab
formal. pertanyaan atau mengajukan pertanyaan.
Pengajaran matematika bagi siswa Selanjutnya pada tahap penerapan, banyak siswa
seharusnya disesuaikan dengan budayanya. tidak mau berpikir atau berdiskusi tentang proses
Selain dikarenakan beragamnya budaya yang belajar dan siswa terlihat kurang percaya pada
dimiliki di Indonesia, sulitnya siswa memahami kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan
matematika yang diperoleh dibangku sekolah soal. Berdasarkan fakta tersebut dapat
serta kesulitan siswa menghubungkannya dengan disimpulkan bahwa prestasi dan aktivitas belajar
kehidupan nyata menjadikan faktor utama matematika anak Indonesia masih sangat rendah.
pentingnya pengintegrasian pembelajaran Upaya peningkatan kualitas
berbasis budaya dalam pembelajaran. Untuk itu pembelajaran harus dilakukan secara
diperlukan suatu yang dapat menghubungkan komprehensif, tidak hanya ditinjau dari faktor
antara matematika di luar sekolah dengan guru, siswa, bahan ajar, tetapi juga dari
matematika di dalam sekolah. Salah satunya kurikulum. Baik buruknya kualitas pendidikan
dengan memanfaatkan pendekatan juga dipengaruhi oleh kurikulum. Kurikulum
etnomatematika. Dengan menerapkan perlu ditinjau agar dapat menyesuaikan dengan
etnomatematika dalam pembelajaran matematika kebutuhan masyarakat. Hal ini perlu dilakukan
diharapkan peserta didik dapat lebih memahami mengingat perkembangan masyarakat yang
matematika dan budayanya serta guru lebih semakin cepat, sementara tinjauan kurikulum
mudah untuk menanamkan nilai budaya itu
134
Andriyani & Kuntarto: Etnomatematika: Model Baru … (6)

dilakukan tidak secepat perkembangan pembelajaran yang tidak efektif dan efisien pada
masyarakat. suatu materi atau pelajaran tertentu. Yager
Kurikulum 2013 menekankan (2002) berpendapat bahwa metode pembelajaran
pembelajaran berbasis saintifik yang meliputi matematika saat ini belum memiliki model
proses mengamati, menanya, mengumpulkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh
data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan apa karena itu diperlukan suatu model pembelajaran
yang dipelajari. Disamping itu proses proses matematika yang dapat menghubungkan konsep-
pembelajaran harus mempertimbangkan konsep matematika dengan permasalahan dalam
keragaman latar belakang, karakteristik peserta dunia nyata, salah satunya adalah model
didik dan kebhinekaan budaya. Jika dihubungkan pembelajaran berbasis etnomatematika.
maka dapat ditemukan bahwa pembelajaran Pembelajaran berbasis etnomatematika selain
saintifik dapat diterapkan salah satunya dengan dapat mempelajari matematika secara
melaksanakan pembelajaran berbasis budaya kontekstual, dapat memotivasi belajar siswa
yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. untuk aktif dikelas, juga siswa dapat memahami
Mengingat beragamnya budaya Indonesia dan budaya dan dapat menumbuhkan nilai karakter.
masih minimnya sumber belajar matematika
II. Metode Penelitian
untuk kurikulum 2013 yang berbasis budaya
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
lokal, maka pemanfaatan budaya lokal sangat
unsur-unsur berpikir kreatif matematis di dalam
penting digunakan sebagai sumber belajar yang
aktivitas membatik masyarakat Pelayangan
kontekstual. Selain sebagai sumber belajar
Jambi Kota Seberang, untuk mengetahui unsur-
pemanfaatan budaya dalam proses pembelajaran
unsur berpikir kritis matematis di dalam aktivitas
juga penting dimanfaatkan guna pengenalan
membatik masyarakat Pelayangan Jambi Kota
budaya dan pelestarian budaya terhadap siswa.
Seberang dan untuk mengetahui implikasi hasil
Penelitian relevan yang membuktikan
penelitian ini terhadap pembelajaran matematika.
pentingnya pengintegrasian pembelajaran
Jenis penelitian yang dgunakan dalam
berbasis budaya ke dalam kurikulum matematika
penelitian ini adalah etnografi dengan
telah dilakukan oleh Sirate (2012) dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian etnografi
mengkaji implementasi etnomatematika dalam
bertujuan untuk mendeskripsikan dan
pembelajaran matematika. Hasil penelitian yang
menganalisis kebudayaan berdasarkan penelitian
diperoleh menunjukkan bahwa dalam proses
lapangan yang intensif. Sedangkan penelitian
pembelajaran matematika guru telah
kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena
memanfaatkan etnomatematika dalam
tentang yang dialami oleh subjek penelitian
pembelajaran matematika sebagai sarana untuk
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
memotivasi, menstimulasi siswa dalam
dan lan-lain secara holistik dengan
mengatasi kejenuhan dan memberikan nuansa
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
baru pada pembelajaran matematika.
Peneliti menggali informasi melalui
Perubahan kurikulum mungkin dapat
kepustakaan, pengamatan serta wawancara
dibuat secara paralel dengan pembelajaran yang
dengan informan yaitu empat orang pengrajin
tepat untuk siswa dan guru tentang pengetahuan
batik yang berasal dari rumah batik Siti Hajir dan
mengenai sistem penilaian dalam pembelajaran.
Al Hadad, guru matematika yang berasal dari
Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam
Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang
melaksanakan pembelajaran dan penilaian, perlu
Jambi Kota Seberang.
dikembangkan sistem pendidikan tepat untuk
Analisis data penelitian dilakukan
mengatasi semua karakteristik-karakteristik dan
melalui pendekatan kualitatif. Data yang
perbedaan individual yang ada pada siswa.
diperoleh dari pengamatan, wawancara
Uraian tentang beberapa faktor yang
mendalam, dokumentasi dan diskusi kelompok
mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran
terfokus analisisnya dilakukan secara simultan
semakin lengkap dengan penggunaan metode
135
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan Dalam aspek membilang diidentifikasi


data yang sejenis selanjutnya dilakukan reduksi mengandung konsep perbandingan seperti
data, penyajian, dan kesimpulan serta verifikasi. menyiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam
Data dikumpulkan berdasarkan kategori seperti proses membatik yang terlihat pada gambar di
1) bahan dan alat yang digunakan dalam proses bawah ini.
membatik 2) langkah-langkah melaksanakan Gambar di atas menjelaskan tentang
kegiatan membatik 3) kegiatan membatik yang perbandingan bahan kegiatan nyolet, dimana
mengandung unsur matematika 4) perbandingan antara obat remasol dan obat MX
menghubungkan kegiatan membatik dengan adalah 2 : 1. Dalam pembelajaran konsep
pembelajaran matematika. perbandingan, guru dapat memanfaatkan produk
dari aktivitas membatik seperti menyiapkan
III. Hasil dan Pembahasan
bahan-bahan pembuatan batik ke dalam proses
Unsur-unsur Berpikir Kreatif dan Berpikir
pembelajaran matematika. Jika ingin meracik
Kritis matematika yang Terkandung dalam
obat dalam proses nyolet dengan menggunakan
Aktivitas Membatik
obat remasol sebanyak 3 sendok, maka obat MX
Kegiatan proses membatik mulai dari
dapat diketahui dengan memasukkan konsep
membuat pola sampai kegiatan akhir yaitu
perbandingan seperti tabel di bawah ini.
pelorodan mengandung aspek-aspek
etnomatematika yang berhubungan dengan
Tabel 1. Perbandingan bahan kegiatan nyolet
unsur-unsur berpikir kreatif dan berpikir kritis Per sendok Per sendok
matematika yang telah diidentifikasi memuat makan makan
konsep-konsep matematika seperti perbandingan, Banyaknya obat 2 3
luas bidang datar, geometri transformasi, remasol
kekongruenan dan kesebangunan. Adapun unsur- Banyaknya obat 1 X
unsur berpikir kreatif matematika di dalam MX
aktivitas membatik adalah kelancaran,
keluwesan, keaslian, elaborasi, dan kepekaan Sehingga, =
sedangkan unsur-unsur berpikir kritis
2x = 1 x 3
matematika di dalam aktivitas membatik adalah
interpretasi, analisis, evaluasi, inference, x =
penjelasan dan regulasi diri. Aspek-aspek x =1
etnomatematika yang terkandung dalam kegiatan
Jadi untuk 3 sendok obat remasol
membatik adalah aspek membilang, mengukur,
dibutuhkan 11/2 obat MX
merancang, menentukan letak dan menjelaskan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan menyiapkan bahan-bahan
pembuatan batik mengandung unsur-unsur
berpikir kreatif elaboration (elaborasi) yaitu
kemampuan untuk mengembangkan atau
membubuhi ide dari konsep perbandingan dalam
menyiapkan bahan-bahan pembuatan batik dan
unsur-unsur berpikir kritis analisis dan inference
yaitu mengidentifikasi hubungan konsep
matematika seperti perbandingan.
Dalam aspek mengukur diidentifikasi
Gambar 1. Bahan untuk proses nyolet
mengandung konsep refleksi, translasi dan
kekongruenan bangun datar seperti dalam
136
Andriyani & Kuntarto: Etnomatematika: Model Baru … (6)

mengukur jarak motif batik. Dalam langkah- Jika posisi motif tampuk manggis yang
langkah membuat pola batik dilakukan pertama terletak pada titik pusat O(0,0) maka
pengukuran dengan jarak 8 cm dari motif durian dengan pergeseran yang berjarak 16 cm, posisi
pecah ke motif tampuk manggis. motif tampuk manggis kedua dapat diketahui
Kegiatan mengukur jarak motif batik melalui konsep translasi. Jika titik A(x,y)
mengandung unsur-unsur berpikir kreatif ditranslasikan oleh T(a,b), koordinat hasil
Fluency (kelancaran), Flexibility (keluwesan) translasinya adalah A'(x + a, y + b), secara notasi
dan elaboration (elaborasi), karena terdapat ditulis:
banyak ide dari konsep matematika seperti
konsep refleksi, translasi dan kekongruenan yang
dibangun dari mengukur jarak motif batik
A T A
tersebut kemudian ide tersebut dapat
dikembangkan dalam menemukan hubungan
posisi motif batik dalam bidang kartesius.
Sedangkan unsur-unsur berpikir kritis di dalam Sedangkan motif durian pecah dianggap
kegiatan mengukur jarak motif batik adalah sebagai penggunaan konsep refleksi karena
analisis dan inference. Karena dalam mengukur belahan durian yang saling berhadapan
motif batik dapat diidentifikasi konsep-konsep dipandang memiliki bentuk dan ukuran yang
matematika seperti konsep translasi, refleksi dan sama. Besarnya motif durian pecah yang satu
kekongruenan kemudian ditemukan hubungan dengan yang lain adalah sama dan besarnya
dari konsep matematika tersebut. motif tampuk manggis yang satu dengan yang
Dalam pembelajaran konsep translasi, lain juga sama. Hal ini dikarenakan dalam
guru dapat memanfaatkan produk dari aktivitas pembuatan pola batik dilakukan dengan
membatik seperti membuat pola batik ke dalam menjiplak motif pada pola yang sudah tersedia,
proses pembelajaran matematika. Jika dimana pola tersebut dibuat dengan satu ukuran
diperhatikan dan diamati bentuk maupun ukuran pada tiap-tiap motif. Berarti motif durian pecah
setiap motif tampuk manggis yang bergeser di yang satu dengan yang lain adalah kongruen dan
bawah ini tidak mengalami perubahan bentuk motif tampuk manggis yang satu dengan yang
dan ukuran, tetapi letak motifnya saja yang lain juga kongruen. Aplikasi konsep refleksi dan
berubah, artinya koordinat dari motif batik kekongruenan bidang datar dari motif durian
setelah mengalami pergeseran akan berubah dari pecah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
koordinat semula. Perhatikan gambar di bawah
ini.

16
cm

Gambar 2. Pergeseran titik, bidang dan kurva Gambar 3. Pencerminan titik, bidang dan kurva
pada bidang koordinat kartesius pada sistem koordinat kartesius

137
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Pada sistem koordinat kartesius di atas, refleksi dan kekongruenan bangun datar seperti
objek (titk, bidang, kurva) mempunyai bayangan dalam mengukur jarak motif batik. Kegiatan
dengan bentuk dan ukuran yang sama tetapi letak merancang motif batik mengandung unsur-unsur
berubah bila dicerminkan (dengan garis). berpikir kreatif Fluency (kelancaran), Flexibility
Dalam aspek menentukan letak, secara (keluwesan) dan elaboration (elaborasi), karena
tidak langsung pengrajin batik telah terdapat banyak ide dari konsep matematika
menggunakan konsep matematika yaitu konsep seperti konsep translasi, refleksi dan
luas bidang datar dalam proses melakukan kekongruenan yang dibangun dari mengukur
pewarnaan pertama (nyolet) Pada pembelajaran jarak motif batik tersebut kemudian ide tersebut
konsep luas bidang datar, guru dapat dapat dikembangkan untuk menemukan
memanfaatkan produk dari aktivitas membatik hubungan posisi motif batik dalam bidang
seperti pemberian warna atau pencoletan warna kartesius. Sedangkan unsur-unsur berpikir kritis
ke dalam motif batik ke dalam proses di dalam kegiatan mengukur merancang motif
pembelajaran matematika. Perhatikan gambar di batik adalah analisis dan inference. Karena
bawah ini. dalam merancang motif batik dapat diidentifikasi
konsep-konsep matematika seperti konsep
translasi, refleksi dan kekongruenan kemudian
ditemukan hubungan dari konsep matematika
tersebut.
Aspek menjelaskan berkaitan dengan
tentang mengapa pola angka terjadi, mengapa
bentuk geometris berpola sama, mengapa satu
hasil mengarah ke hasil yang lain, mengapa
beberapa dari alam tampaknya mengikuti hukum
matematika. Dalam proses membatik, ada
beberapa tahapan yang termasuk dalam aspek
Gambar 4. Aplikasi konsep luas bidang datar menjelaskan. Tahapan dalam proses membatik
dalam kegiatan nyolet akan ada penjelasan seperti menjelaskan
langkah-langkah dalam membuat pola batik yang
Gambar di atas menjelaskan bahwa luas mana jarak motif harus seimbang 8 cm semua,
permukaan ikan adalah bagian yang diarsir atau kalau tidak 8 cm motif ini tidak akan rapi dan
bagian yang diberi warna yang dibatasi oleh sisi- tidak akan lurus, menjelaskan makna dan filosofi
sisi dari ikan tersebut. motif batik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan memberi warna pada motif batik bahwa dalam menjelaskan langkah-langkah
mengandung unsur-unsur berpikir kreatif pembuatan batik mengandung unsur-unsur
elaboration (elaborasi) yaitu kemampuan untuk berpikir kreatif elaboration (elaborasi) yaitu
mengembangkan atau membubuhi ide dari kemampuan untuk mengembangkan atau
konsep luas bidang datar. Sedangkan unsur- membubuhi ide dari proses pembuatan batik ke
unsur berpikir kritis di dalam kegiatan memberi dalam konsep-konsep matematika dan unsur-
warna pada motif batik adalah inference. Karena unsur berpikir kritis eksplanasi yaitu mampu
dalam memberi warna motif batik dapat menyatakan hasil-hasil dari penalaran seseorang
diidentifikasi konsep matematika yaitu konsep dari sisi konseptual, metodologis dan
luas bidang datar. konstektual. Unsur-unsur berpikir kritis dan
Dalam aspek merancang bangun berpikir kreatif di dalam kegiatan membatik
diidentifikasi mengandung konsep translasi, dapat disajikan dalam tabel di bawah ini.
138
Andriyani & Kuntarto: Etnomatematika: Model Baru … (6)

Tabel 2. Unsur-unsur berpikir kritis dalam kegiatan membatik

139
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

Tabel 3. Unsur-unsur berpikir kreatif dalam kegiatan membatik

140
Andriyani & Kuntarto: Etnomatematika: Model Baru … (6)

Implikasi Hasil Penelitian Etnomatematika Pembelajaran berbasis budaya menjadi sebuah


Proses Membatik dalam Pembelajaran metode bagi peserta didik untuk
Matematika mentransformasikan hasil observasi mereka ke
Kegiatan proses membatik dari membuat dalam bentuk dan prinsip yang kreatif tentang
pola sampai kegiatan akhir yaitu pelorodan telah bidang ilmu. Pembelajaran saintifik dengan
diidentifikasi memuat konsep-konsep etnomatematika adalah pembelajaran yang
matematika seperti perbandingan, luas bidang membimbing peserta didik untuk mengamati,
datar, geometri transformasi, kekongruenan dan menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
kesebangunan yang dapat diimplikasikan dalam informasi, dan mengkomunikasikan hasil
pembelajaran matematika. pengamatan tentang konsep geometri
Dalam penerapan kurikulum 2013, transformasi seperti refleksi, translasi dan rotasi
pembelajaran ditekankan pada saintis, inquiri, dibantu dengan kegiatan membatik yang pernah
dan pemecahan masalah. Ketiga pembelajaran siswa lakukan saat membuat batik. Pada
tersebut diharapkan dapat membantu peserta pembelajaran ini siswa dibebaskan mensketsa
didik untuk memiliki jiwa keingintahuan yang pola batik sesuai dengan kreativitas siswa secara
tinggi. Proses dalam pembelajaran inquiry berkelompok dan menemukan konsep translasi,
merupakan proses perpindahan dari pengamatan refleksi dan rotasi yang telah mereka sketsa di
menjadi pemahaman, kemudian peserta didik kertas atau kain.
menggunakan keterampilan berpikir kritis dan Adapun sintaks atau langkah-langkah
kreatif. Gulo (Trianto, 2007) menyatakan bahwa pendekatan saintifik pada pembelajaran
strategi pembelajaran inkuiri berarti suatu kurikulum 2013 yang diadopsi dari kegiatan
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan membatik adalah sebagai berikut :
secara maksimal seluruh kemampuan peserta 1. Mengamati
didik untuk mencari dan menyelidiki secara Mengamati dapat dilakukan melalui
sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga kegiatan mencari informasi, membaca,
mereka dapat memutuskan sendiri penemuannya mendengar, menyimak, melihat untuk
dengan percaya diri. Pembelajaran berdasarkan mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui.
pemecahan masalah merupakan pembelajaran Dalam hal ini peserta didik dapat mengamati
yang memusatkan pada keterkaitan antar gambar, foto, atau video dari motif batik yang
disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama dan berkaitan dengan kesebangunan dan
menghasilkan karya dan peragaan. Sedangkan kekongruenan bangun-bangun datar, refleksi dan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik translasi, kemudian menulis apa yang diketahui.
merupakan pembelajaran yang terdiri atas Motif batik yang diteliti dalam penelitian ini
kegiatan mengamati, menanya, mencoba atau salah satunya adalah motif durian pecah. Peserta
mengumpulkan data (informasi), mengasosiasi didik dapat mengamati gambar dari motif durian
atau mengolah informasi, mengkomunikasikan, pecah untuk mengidentifikasi unsur-unsur
juga dapat dilanjutkan dengan mencipta. Dari matematika yang terkandung di dalam motif
ketiga pendekatan pembelajaran di atas, dalam tersebut. Motif durian pecah dapat dilihat seperti
kegiatan membatik lebih cocok menerapkan gambar 5.
pembelajaran saintifik. Dari motif batik yang diamati, peserta
Motif batik yang mengandung bentukan didik dapat mengidentifikasi hal-hal apa saja
geometri dua dimensi. Pada kegiatan membatik yang ingin diketahui yaitu mengidentifikasi
peserta didik dapat belajar mengkontruksikan unsur-unsur matematika seperti titik, bidang
pemahaman mereka tentang konsep geometri datar, garis lengkung, garis lurus, dan lingkaran.
transformasi seperti refleksi, translasi dan rotasi Kemudian dengan pengaplikasian konsep
yang dapat dikreasikan bentuknya berdasarkan refleksi, translasi, dan rotasi, motif-motif batik
kreatifitas siswa untuk menggambarkan bidang tersebut bisa dikembangkan dan dimodifikasi.
datar pada kegiatan membatik tersebut.
141
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

16
cm

Gambar 6. Aplikasi translasi dan refleksi

Gambar 5. Motif batik durian pecah

2. Menanya
Menanya untuk membangun
pengetahuan peserta didik secara faktual,
konseptual, dan prosedural melalui kegiatan
diskusi, kerja kelompok dan diskusi kelas.
Dalam hal ini peserta didik dapat
mendiskusikan (antar peserta didik dalam satu
kelompok atau diluar kelompok, dan/atau guru)
tentang karakteristik motif batik yang diamati.
3. Mengumpulkan data / informasi
Mengumpulkan informasi atau mencoba
untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik
dalam mengembangkan kreatifitas, dapat
dilakukan melalui membaca, mengamati Gambar 7. Aplikasi rotasi dari kegiatan
objek/kejadian/aktivitas tertentu, mengolah data, merancang batik
dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan,
lisan atau gambar. 4. Mengasosiasikan
Dalam hal ini peserta didik melakukan Mengasosiasi dapat dilakukan melalui
eksplorasi unsur-unsur matematika seperti titik, kegiatan menganalisis data, mengelompokkan,
bidang datar, garis lengkung, garis lurus, dan membuat kategori, menyimpulkan dan
lingkaran, sifat-sifat refleksi, translasi, rotasi dari memprediksi.
kegiatan membuat pola batik seperti yang terlihat Dari berbagai gambar yang diamati,
dari gambar 6 berikut. peserta didik menyimpulkan tentang unsur-unsur
matematika seperti titik, bidang datar, garis
lengkung, garis lurus, dan lingkaran dari motif
142
Andriyani & Kuntarto: Etnomatematika: Model Baru … (6)

batik yang dirancang, refleksi, translasi, datar; 5) kegiatan nyelup memuat konsep
kekongruenan dan kesebangunan bidang datar, perbandingan; dan 6) kegiatan nglorot memuat
peserta didik menyimpulkan hubungan antara konsep perbandingan.
refleksi dan objek yang direfleksikan, peserta Kedua, unsur-unsur berpikir kreatif
didik menyimpulkan sifat-sifat refleksi dan matematis yang terkandung dalam aktivitas
translasi, dan peserta didik menyimpulkan sifat- membatik adalah unsur fluency (kelancaran)
sifat dari bangun-bangun datar yang saling dalam kegiatan mengukur jarak motif batik,
kongruen dan sebangun. elaboration dalam kegiatan menyiapkan bahan-
5. Mengkomunikasikan bahan pembuatan batik, mengukur jarak motif
Menyampaikan hasil konseptualisasi batik dan memberi warna pada motif batik, dan
dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, diagram, unsur flexibility dalam kegiatan mengukur jarak
atau grafik, dapat dilakukan melalui presentasi, motif batik. Sedangkan unsur-unsur berpikir
membuat laporan, atau unjuk kerja. kritis yang terkandung dalam aktivitas membatik
Dalam hal ini peserta didik dapat adalah unsur inference dalam kegiatan
menyampaikan kesimpulan tentang unsur-unsur menyiapkan bahan-bahan pembuatan batik,
matematika seperti titik, bidang datar, garis unsur analisis dalam kegiatan mengukur jarak
lengkung, garis lurus, dan lingkaran, motif batik dan unsur eksplanasi dalam kegiatan
menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh menjelaskan langkah-langkah pembuatan batik.
bangun datar-bangun datar yang digunakan Ketiga, pengimplikasian hasil penelitian
dalam merancang motif batik, pengertian ini dalam pembelajaran matematika dapat
refleksi, translasi, rotasi, kekongruenan dan dikaitkan dengan pendekatan pembelajaran
kesebangunan bidang datar dalam bentuk saintifik, karena dengan pembelajaran saintifik,
presentasi. peserta didik dapat mengamati, menanya,
Dari uraian di atas dapat disimpulkan mengumpulkan informasi, mengolah informasi,
bahwa pengimplikasian hasil penelitian ini dan mengkomunikasikan hasil pengamatan
dalam pembelajaran matematika dapat dikaitkan tentang konsep-konsep matematika dibantu
dengan pendekatan pembelajaran saintifik, dengan kegiatan membatik yang pernah siswa
karena dengan pembelajaran saintifik, peserta lakukan saat membuat batik.
didik dapat mengamati, menanya,
Daftar Pustaka
mengumpulkan informasi, mengolah informasi,
Rachmawati, I. (2012). Eksplorasi
dan mengkomunikasikan hasil pengamatan
etnomatematika masyarakat Sidoarjo.
tentang konsep-konsep matematika dibantu
Universitas Negeri Surabaya.
dengan kegiatan membatik yang pernah siswa
Rosa, M & Orey, D.C. (2011).
lakukan saat membuat batik.
Ethnomathematics: the cultural aspects
IV. Penutup of mathematics. Revista
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Latinoamericana de Etnomatemática,
yang pertama, unsur-unsur matematika dalam 4(2), 32-54.
kegiatan membatik yang dapat diimplikasikan Shirley, L. (2001). Ethnomathematics as a
dalam pembelajaran matematika dapat di;ihat fundamental of instructional
pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) methodology. ZDM, 33(3).
kegiatan membuat pola memuat konsep refleksi, Sirate, F. (2012). Implementasi etnomatematika
translasi, rotasi, kesebangunan dan dalam pembelajaran matematika pada
kekongruenan; 2) kegiatan nglowong memuat jenjang pendidikan sekolah dasar.
konsep refleksi, translasi, rotasi, kesebangunan Lentera Pendidikan, 15(1), 41-54.
dan kekongruenan; 3) kegiatan nyolet memuat Tandililing, E. (2013). Pengembangan
konsep perbandingan dan luas bidang datar 4) pembelajaran matematika sekolah
kegiatan nembok memuat konsep luas bidang dengan pendekatan etnomatematika

143
JURNAL GANTANG. September 2017; II(2): 133 – 144
p-ISSN. 2503-0671
e-ISSN. 2548-5547

berbasis budaya lokal sebagai upaya


untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
Paper presented at the Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika, Yogyakarta.
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran
inovatif berorientasi konstruktivistik
(konsep, kandasan teoritis-praktis dan
implementasinya). Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher
Ulum, A.S. (2013). Study ethnomathematics
sebagai solusi alternatifpengembangan
pendidikan matematika dan budaya di
aceh. Paper presented at the Conference
Paper Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung. 1-8.
Yager, R.E. (2002). Science/Technology/Society
as reform in science education. New
York: State University of New York,2

144

Anda mungkin juga menyukai