Kelompok 10
Kelompok 10
Kelompok 10
ORAL BIOLOGI 2
a. Demineralisasi
Demineralisasi merupakan proses hilangnya garam mineral yaitu hidroksiapatit (Ca)10(PO4)6
(OH)2) pada enamel gigi karena larut dalam asam. Karbohidrat (gula) menyebabkan hal ini karena
bakteri (streptococcus mutans) memetabolisme karbohidrat menjadi asam laktat dalam mulut.
Sehingga pH menurun dan suasana rongga mulut menjadi asam. Kemudian, H+ bereaksi dengan PO4
pada saliva. pH berinteraksi dengan hidroksiapatit, terjadi proses demineralisasi.
Reaksi Kimia: 8H+ + (Ca10(Po4)6(OH)2) 6(HPO)4 + 10Ca2+ + 2H2O
b. Remineralisasi
Remineralisasi merupakan penempatan garam-garam mineral kembali ke enamel gigi.
Remineralisasi dapat terjadi jika pH saliva kembali normal dan terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion
phospat (PO4)3+ dalam rongga mulut. Saliva menaikkan kembali pH asam rongga mulut secara
perlahan sehingga (PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal hidroksiapatit dan menutupi daerah
yang terdemineralisasi.
Syarat remineralisasi:
1. Terdapat ion-ion C𝑎2+ dan (PO4)3+ yang cukup pada saliva
2. pH dalam lingkungan mulut netral
3. peningkatan derajat saturasi (kejenuhan) kristal hidroksi apatit
c. Hubungan demineralisasi dan remineralisasi
1. Agen Remineralisasi
a. Fluor
Mekanisme remineralisasi oleh fluor
Indikasi:
1. Anak-anak dengan usia diatas 6 tahun yang cenderung beresiko karies
2. Anak-anak dengan usia diatas 6 tahun yang cenderung beresiko karies
3. Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
4. Gigi yang sensitif
5. Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi, (contoh pada
sindrom Down)
6. Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik
Kontraindikasi:
Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi
dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit dan selama 1 jam tidak boleh makan,
minum atau berkumur (Lubis, 2001).
1. Gel
Metode ini melibatkan penggunaan gel rasa dengan sekitar 1% NaF.Gigi dikeringkan
dengan udara. Gel atau foam diletakkan dalam tray, jumlahnya harus dapat menutupi seluruh
permukaan gigi. Tetapi tidak boleh melebihi 2-2.5 gram setiap tray atau lebih 40% volume tray,
tray rahang atas dan bawah dimasukkan terpisah diaplikasikan selama 4 menit. Pasien diminta
meludah selama 1-2 menit setelah pelepasan tray. Pasien tidak boleh berkumur, atau minum
selama 30 menit setelah prosedur aplikasi.
2. Varnish
Varnish berupa larutan cair atau solusio non-cair dari natural resin. Pemberian varnish
fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko karies
yang tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan
alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5%–kira-kira 25.000 ppm fluor). ). Dilakukan
pada anak-anak umur 6 tahun keatas karena anak dibawah 6 tahun belum dapat menelan ludah
dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis
enamel.
Cara penggunaan varnish: Keringkan permukaan gigi menggunakan cotton swab, cotton
roll, atau semprotan udara. Keluarkan varnish sebanyak 0.5 -1 ml pada dappen dish. Aplikasikan
varnish tipis-tipis menggunakan disposable brush, atau cotton pellet. Aplikasikan pada seluruh
permukaan gigi, hindari mengenai jaringan gingiva untuk mencegah terjadinya alergi. Tidak
perlu dikeringkan dan mulut pasien dapat segera ditutup. Pasien tidak boleh makan atau minum
selama 4 jam dan diizinkan menyikat gigi keesokan harinya.
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor
terbukti dapat menurunkan karies. . Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran
mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi)
(Kidd dan Bechal, 1991). gigi yang disikat dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor pada teurapetik agent dapat menurunkan resiko karies.
Faktor yang mempengaruhi keefektifan pasta gigi fluoride yaitu, frekuensi penggunaan,
konsentrasi fluoride, kebiasaan membilas, waktu per hari dan durasi menyikat gigi. Efek
samping pasta gigi mengandung MFP menyebabkan gangguan muskoskeletel dan toksisitas
pernafasan.
C. Obat Kumur Fluor
Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-
50%.(penggunaan obat kumur sekali sehari cukup).obat kumur yang mengandung fluor dapat
menurunkan karies sebesar 20-50%. tiap hari lebih sedikit efektif dari pada berkumur setiap
2 minggu. Karna kadar fluor yang lebih rendah berkumur tiap hari lebih aman terhadap anak-
anak.
Kandungan dari obat kumur yaitu, active agent :sodium fluor / (yang tdk baik yang
juga mengandung alcohol pelarut : sodium fluor /(yang tdk baik yang juga mengandung)
alcohol obat kumur yang mengandung alcohol sebaiknya dihindari karena membuat mulut
lebih cepat kering. Fungsi alcohol pada obat kumur : membuang bakteri negative tapi kalo
dipake terlalu sering bakteri positif jg bisa ikut terbuang dmn jika bakteri baik hilang hal tsb
bisa membuat kondisi mulut lebih cepat terakumulasi bakteri. Bakteri baik (air liur)
Secara Sistemik
Fluorida sistemik adalah fluorida yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut
membentuk struktur gigi. Fluorida sistemik juga memberikan perlindungan topikal karena
fluorida ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluorida sistemik ini meliputi
fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluorida yang berbentuk
tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai
metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan
kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air
kemasan) dan fluoridasi garam dapur .
Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2 ppm.
Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat
menurunkan karies 40–50% pada gigi susu.Fluoride terdapat secara natural dalam persediaan air,
biasanya konsentrasi rendah (0,1-1,0 mg F/liter). Dosis berdasarkan rata-rata konsumsi 1 liter air
mengandung 1 ppm F/hari, menerima 1 mg fluoride. Fluoride ditelan dan dicerna lalu keluar ke
dalam rongga mulut melalui kelenjar saliva. Anak-anak <0,5 ppmF (part per million flour), jika
anak-anak minum dengan dosis 1 ppmF maka akan mengalami efek negatif yaitu fluorosis
namun jika diterima dengan tingkat yang optimal air mengandung fluor akan menghasilkan
perlindungan enamel. Kadar flour telah terbukti mampu menurunkan resiko karies nyata tanpa adanya
bercak karies yang berarti pada enamel. Oleh karena itu, pengaruh pemberian flour yang lengkap terhadap
terhadap gigi sulung dan permanent di mulai pada usia ≥10 tahun hanya dapat diharapkan setelah 12-
13tahun pada flouridasi air minum.
Seafood dan teh merupakan contoh makanan yang mengandung fluor. Seafood, dalam
kulit dan tulang ikan mengandung jumlah fluoride yang signifikan. Bagian ikan ini menjadi siap
dimakan selama pengalengan, jadi kaleng ikan dapat mengandung 9 ppm F. Rata-rata kantung
teh tergantung merk mengandung antara 1,4 dan 4,3 ppm F. Apabila pemakaian fluorida tidak
terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan
kerusakan gigi, contohnya fluorosis gigi yaitu salah satu gejala yang muncul apabila seseorang
mendapat asupan fluor secara berlebih yang memiliki gejala klinis berupa timbulnya garis putih
yang kecil pada enamel sampai degan yang parah yaitu enamel menjadi putih seperti kapur dan
opak dan mungkin sebagian patah.
Menurut berbagai pnelitian ,tabletNaF dapat menurunkan karies gigi sebanding dengan hasil yang
dicapai pada fluoride airminum. Biasanya terdiri dari larutan NaF yang ditambahkan dalam air
minum sari buah anak. Dengan cara ini hasilnya serupa dengan tablet , namun ada orang tua yang
mengira apabila 5tetes baik berarti pemberian 10tetes (2kali lipat) ,padahal tidak demikian. Alat
penetesannya bervariasi dalam memberikan volume tetesan sehingga kelemahan dan flouridasi
dengan obat tetes ini adalah kecendrungan terbentuk motting.
b. Penggunaan CPP-ACP
Enamel gigi dikeringkan pada seluruh permukaan gigi dengan cotton bud atau cotton roll,
pada daerah yang sulit menggunakan benang gigi atau sikat interdental. Pasta diratakan ke
seluruh mulut dengan liah. Didiamkan selama 1-2 menit, tidak dikunyah dan tidak diludahkan.
Diaplikasikan 2 kali sehari yaitu setelah gosok gigi di pagi hari dan sebelum tidur.
Indikasi:
Secara mekanisme fisikokimia, fluor yang diserap email dari bahan restorasi yang
mengandung fluor akan menghambat demineralisasi. Gugus OH dalam kristal hidroksiapatit
struktur gigi dapat disubstitusi oleh fluor yang dilepaskan dari bahan restorasi yang mengandung
fluor, kemudian menjadi fluoroapatit dengan formula ( yang lebih resisten terhadap asam.
Cara
Sediaan Dosis Kelebihan Kekurangan
Penggunaan
Dioles tipis pada Remineralisasi Bila TCP ≥ 1
seluruh pada TCP yang % menjadi
Tricalcium
permukaan gigi digabung inhibitor
Phosposilicate Varnish
menggunakan dengan fluor reminerali-
Ca3(PO4)2 2,5 % TCP
dissposabe brush lebih baik sasi
atau cotton pellet daripada flluor
Menyikat gigi saja.
Pasta Gigi
dua kali sehari
Mekanisme Remineralisasi dengan Tricalcium Phospate