Pembentukan Daun
Pembentukan Daun
Pembentukan Daun
A. Perkembangan
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap
primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika
primordial daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah
melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri.
Interval waktu antara pembentukan primordial daun sebelumnya dengan primordial
daun berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron.
Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari
diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun
terbentuk dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil
yang sangat muda tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak
seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek pucuk .
B.. Bagian-bagian
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk
duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm. Sekalipun bentuk dan
ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap.
Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni
helai daun saja, tangkai dan helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja.
Daun-daun yang demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap.
Pada bagian basal petiolus terdapat bagian yang membengkak. Bagian ini disebut
sebagai sendi daun (pulvinus). Pulvinus dapat merupakan engsel bagi pergerakan daun
(terutama pada daun majemuk). Pergerakan ini dipengaruhi kadar air dalam pulvinus.
Pada bagian pangkal pulvinus, yaitu bagian yang melekat pada batang, terdapat lapisan-
lapisan sel yang dapat mengalami perubahan struktur dinding sel, terutama ketika daun
mengalami penuaan. Lapisan sel-sel ini disebut sebagai lapisan absisi. Adanya lapisan
absisi ini memungkinkan daun untuk lepas dari tampat perlekatannya ketika daun telah
mengalami penuaan (pelajari pembentukan lapisan absisi secara anatomi).
a. Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu
jenis auksin yang dapat diekstraksi dari tumbuhan adalah asam indol asetat atau 1M.
Auksin ditemukan oleh Friederich August Ferdinand Went, ahli botani Belanda pada
tahun 1928 dengan dalilnya "tidak mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat
tumbuh".
Tempat sintesis auksin ialah di meristem apikal, misalnya ujung batang (tunas),
daun muda dan kuncup bunga. Awalnya auksin diketahui terdapat pada ujung
kecambah gandum, namun ternyata diujung- ujung tumbuhan lain juga terdapat zat
yang berfungsi sarna dengan auksin.
Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang mendorong elongasi jaringan koleoptil
pada percobaan-percobaan bio-assay dengan Avena atau tanaman lainnya. Indole
Asetic Acid (IAA) adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat pada tanaman.
Sitokinin dan auksin merupakan dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat
penting dalam budidaya jaringan tanaman. Golongan auksin yang lebih sering digunakan
adalah 2,4-0, 1M, NAA, IBA.
Auksin dalam aktivitasnya, dapat bekerja sendiri atau berkombinasi dengan
hormon lain, dapat merangsang atau menghambat berbagai peristiwa yang berbeda,
dari mulai peristiwa reaksi enzim secara individual sampai pada pembelahan sel dan
pembentukan organ.
b. Etilen
Telahdiketahuibahwa etilen menjadi penyebab beberapa respons tanaman seperti pengguguran daun,
Etilen menghambat
pembengkakan batang, pemasakan buah dan hilangnya warna buah.
pertumbuhan ke arah memanjang (longitudinal) dan mendorong pertumbuhan ke
arah melintang (transver- sal) sehingga batang kecambah terlihat membengkak.
Etilenjuga merubah respons geotropisma, mendorong pengguguran daun, bunga
dan buah.
c. Asam Absitat
Senyawa ini lebih berperan pada dormansi dan proses absisi pada daun. Ditemukan
oleh P. F. Wareing, yang menamakan senyawa tersebut sebagai dormin dan absisin II,
yang lebih dikenal dengan nama asam absisat (ABA).
Peranan ABA sangat nyata dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
ABA berinteraksi dengan zat-zat pengatur tumbuh tanaman yang lain pada
prosestersebut,biasanyainteraksiinibersifatmenghambat(antagonisma).
Darmanti, S. 2009. Struktur Dan Perkembangan Daun Acalypha indica L Yang
Diperlakukan Dengan Kombinasi IAA dan GA Pada Konsentrasi Yang Berbeda.
Bioma, 11(1): 40-45.
Dale,J.E, (1982) The Growth of Leaves. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi pp. 12-
31.
Dewi, O. R. 2014. Pertumbuhan dan struktur anatomi daun dua varietas ganyong (Canna
edulis) pada ketersediaan air berbeda. Bioteknologi. 11 (1): 5-10.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196402261989032
R._KUSDIANTI/Handout_mortum_2.pdf