Laporan Kasus Kunjungan Industri Tahu Tempe

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS KUNJUNGAN INDUSTRI

INDUSTRI PEMBUATAN TAHU TEMPE

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Fauzan Kurniawan 20174011050
Atika Puspa Irawati 20174011096
Denis Hati Hananti Sakti 20174011107
Himatul Mahmudah 20174011167
Arifah Azizah 20174011169

PUSKESMAS SEWON II
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS KUNJUNGAN INDUSTRI


INDUSTRI PEMBUATAN TAHU TEMPE

Disusun Oleh :

Fauzan Kurniawan 20174011050


Atika Puspa Irawati 20174011096
Denis Hati Hananti Sakti 20174011107
Himatul Mahmudah 20174011167
Arifah Azizah 20174011169

Mengetahui
Dosen Pembimbing IKM FKIK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dr. Iman Permana, M.Kes, Ph.D

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 2
C. Manfaat ........................................................................................................ 2
BAB II PROFIL UNIT USAHA ............................................................................. 4
BAB III IDENTIFIKASI FAKTOR BAHAYA ..................................................... 8
DOKUMENTASI ................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data menunjukkan bahwa di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja,
160 juta menderita penyakit akibat kerja dan 2,2 juta pekerja meninggal dunia
karena kerja dan kerugian yang diderita 1,25 trilyun USD. Sementara itu data
dari PT. Jamsostek menunjukkan bahwa pada periode 2002-2005 telah terjadi
300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap, dan kompensasi
lebih dari 550 milyar rupiah (DK3N, 2007)
Tenaga kerja merupakan aset penting bagi perusahaan maupun negara.
Oleh karena itu harus diberikan perlindungan dibidang K3. Untuk mencapai
hal tersebut pemerintah telah membuat peraturan perundang undangan yang
mengatur hal tersebut. Dasar hukum sistem managemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) tercantum dalam undang-undang keselamatan kerja
no. 1 tahun 1970. Menurut UU Keselamatan kerja No 1 tahun 1997,
kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan hak
selamat dalam bekerja dan merupakan suatu kewajiban pada pekerja maupun
pengusaha. (Djatmiko, 2016)
Majunya industri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kewajiban
perlindungan kesehatan pada pekerja yakni dengan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat di dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkunganya.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik, mental, dan social bagi masyarakat pekerja dan
masyarakat lingkungan perusahan tersebut, melalui usaha-usaha preventif,
promotif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan
kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Tujuan akhir dari kesehatan
kerja adalah untuk menciptakan tenga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
ini dapat tercapai, apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan kerja. Syarat kesehatan kerja antara lain: ruangan

1
yang nyaman, penerangan atau pencahayaan yang cukup, bebas dari debu,
sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau
anggotanya (ergonomic) dan sebagainya (Avisha, 2016).
Untuk memahami teori yang telah dipelajari tentang kesehatan dan
keselamatan kerja maka dilakukan kunjungan industri ke salah satu industri
yanga ada di wilayah Sewon 2. Yang pada kesempatan kali ini berkunjung ke
industri pembuatan tempe tahu “Pak Wasjari”. Dengan dilakukannya
kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa mengetahui lebih jauh tentang
system manajemen keselamatan kerja. Mahasiswa juga diharapakan dapat
terlibat secara langsung di lapangan untuk menilai permasalahan yang terkait
dengan keselamatan kerja yang ada di industri tersebut serta turut
berkontribusi memberikan alternatif solusi untuk permasalahan tersebut.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Sewon II
2. Untuk mengetahui risiko penyakit dan kecelakaan kerja di pabrik
pembuatan tahu tempe
3. Untuk mengetahui manajemen kejadian penyakit dan kecelakaan kerja di
pabrik pembuatan tahu tempe
4. Untuk mengetahui proses produksi tahu dan tempe
5. Untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dari industri
pembuatan tahu tempe.

C. Manfaat
Manfaat diadakannya kunjungan industri adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Kunjungan industri kecil yang telah dilakukan diharapkan dapat
memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswa mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja di industri kecil. Mahasiswa dapat menemukan
permasalahan-permasalahan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja di

2
industri tersebut, kemudian memberikan alternatif solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Bagi Industri
Kunjungan industri ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
kepada pihak industri mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di
industri tersebut. Pihak industri yang didatangi mendapatkan skrining
kesehatan dari pihak puskesmas untuk selanjutnya diberikan penanganan
bagi yang membutuhkan.
3. Bagi Puskesmas
Kunjungan industri diharapkan dapat memudahkan puskesmas dalam
program pendataan masyarakat desa setempat, serta memberikan informasi
berkaitan dengan kesehatan lingkungan di daerah industri dan sekitarnya.

3
BAB II
PROFIL UNIT USAHA

Nama Perusahaan : Guyup Rukun


Tahun berdiri : sejak tahun 1978
Jenis Perusahaan : Industri pembuatan tahu tempe
Alamat perusahaan : jl. Imogiri Barat Km.7, Gandok, RT 05/35, Mredo, Sewon,
Bantul.
Jam Kerja : Senin-Ahad,
pukul 07.00 – 11.00 (shift 1), 12.00-16.00 (shift 2)
Jumlah karyawan : 9 orang
Produk : tahu dan tempe
Riwayat Perusahaan :
Perusahan guyup rukun berdiri sejak tahun 1978 oleh seorang ternama di
jogja. Sedangkan industri pembuatan tahu tempe ini dirintis pada tahun 90 an
berkat kegigihan dari bapak Wasjari Rustamaji yang hanya lulusan Sekolah
Rakyat (SD). Beliau mulai bergelut dengan pembuatan tahu tempe dengan ikut
bergabung dengan orang ke jogja dengan bekerja sebagai karyawan di pabrik
pembuatan tahu tempe selama 6 bulan saat usianya 20 tahun. Setelah itu bapaknya
merintis usaha kecil-kecilan pembuatan tahu tempe bersama keluarganya,
kemudian berkembang dan mulai mempunyai karyawan. Sebelum gempa di jogja,
jumlah karyawan pernah mencapai puluhan, produksi setiap harinya dapat
mencapai 2 ton perhari. Akan tetapi setelah gempa, industri ini mengalami
kerugian terutama karena danya listrik yang padam selama kurang lebih 6 bulan
sehingga tidak dapat memproduksi dan karyawannya pun tidak dapat bekerja
sehingga diberikan modal untuk membuka usaha sendiri-sendiri. Dengan jumlah
karyawan yang sekarang industri ini dapat menghasilkan 2,5 kwintal per hari.
Bapak wasjari memang memiliki jiwa pebisnis sejak kecil, hingga sekarang
banyak usaha lainnya yang telah dirintis dna berkembang di beberapa wilayah.

4
Seperti pabrik pembuatan tempe tahu di daerah jawa barat, industri batik di jogja,
magelang, purwokerto, usaha alat akomodasi pasir dan batu di kaliurang dan lain
sebagainya. Beliau bertekad mulia bahwa setiap karyawan yang ikut dengannya
harus bisa mandiri dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun dapat membuka
usaha sendiri. Sejak awal hingga sekarang, promosi dilakukan hanya dari mulut
ke mulut. Di antara produknya adalah tempe giling, tahu giling dan tahu matang.
Pemasarannya produknya langsung dilakukan oleh pemilik sendiri ke pasar, atau
ke rumah makan, toko penjual dan terkadang ada yang mengambil sendiri ke
pabriknya. Tempat produksi tahu tempe berlokasi di jl. Imogiri Barat Km.7,
Gandok, RT 05/35, Mredo, Sewon, Bantul. Saat ini pak Wasjari sudah
mempunyai karyawan 9 orang.

Profil Bangunan :
Bangunan industry pembuatan tahu tempe ini berlokasi di jalan Imogiri
Barat Km.7, Gandok, RT 05/35, Mredo, Sewon, Bantul berada.. Produksi tahu
tempe dilakukan di bangunan permanen hak milik sendiri. Memiliki luas tanah
full bangunan sekitar 445 m2 dan mulai berdiri tahun 2000. Bangunan produksi
terdiri dari sebuah bangunan berdinding semen dengan atap langsung berupa
genteng dan berlantai semen. Terdapat cukup ventilasi, suasana udara cukup
panas. Bangunannya terdapat tempat produksi, kamar tidur karyawan untuk yang
berasal dari luar jogja dan 2 kamar mandi untuk karyawan.

Produksi Pembuatan :
Untuk kegiatan produksi, masing-masing karyawan memiliki
tanggungjawab di pekerjaannya seperti pada bagian atau alat-alat berikut :
 Mesin penggiling kedelai (PMJ 45) : Fungsi dari mesin penggiling tahu ini
adalah menggiling / melumat kedelai menjadi bentuk bubur kedelai.
 Tungku pembakaran : fungsi dari tungku pembakaran adalah untuk
menyalurkan energi panas ke semua tangki pemasakan untuk tahu dan
tempe

5
 Tangki Perebusan :Fungsi tangki perebusan adalah untuk merebus kedelai
yang sudah di giling. Sumber panasnya didapat dari tangki pembakaran.
 Pengayak : Fungsi pengayak adalah untuk memisahkan ampas kedelai
dengan sari kedelai. Cara penggunaanya adalah dengan menggoyang-
goyangkan sampai sari tahu jatuh ke tempat fermentasi.
 Tempat fermentasi sari kedelai : Fungsi tempat fermentasi adalah untuk
memfermentasikan sari kedelai untuk menjadi gumpalan tahu.
 Tempat percetakan tahu (press) : Fungsi press tahu adalah untuk
memadatkan tahu dan membentuk tahu menjadi kotak kotak atau yang
sesuai dengan keinginan pasar.
 Rak untuk menyimpan tempe yang telah diragi dan terkemas
 Penggoreng : untuk menggoreng tahu yang sudah siap saji.

Asuransi kesehatan:
Seluruh karyawan saat ini belum memiliki asuransi kesehatan dari industrinya
namun memiliki asuransi pribadi. Akan tetapi pemilik perusahaan selalu
menjamin kesejahteraan dan kesehatan karyawannya dengan membiayai untuk
periksa ke rumah sakit akibat kecelakaan kerja.

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :


Karyawan industri pembuatan tahu tempe menerapkan penggunaan alat
pelindung diri berupa sepatu boot dan sarung tangan. Akan tetapi, masih
didapatkan karyawan yang tidak menggunakannya. Untuk penyakit tertentu,
pemilik industri ini menyediakan beberapa obat-obatan herbal dan alat
pemeriksaan seperti tensimeter dan berat badan.Konsumsi karyawan juga telah
disediakan, akan tetapi berupa bahan mentah sehingga karyawan biasanya ebbas
mau memasak beberapa kali. Dari segi ruangan didapatkan lantai yang sedikit
licin karena limbah air dari pembuatan temped an suhu ruangan yang etrlalu panas
akibat tungku pembakaran untuk energi panas. Karyawan industri pembuatan tahu
tempe hampir seluruhnya tidak pernah melakukan regular medical check up
maupun pengobatan ke dokter apabila terdapat kecelakaan kerja ringan. Riwayat

6
kecelakaan kerja yang pernah dialami adalah patah tulang di kaki akibat terjatuh
dari ketinggian ketika sedang membetulkan listrik.

7
BAB III
IDENTIFIKASI FAKTOR BAHAYA

Faktor Bahaya Tingkat Bahaya Risiko


Ergonomis Posisi pekerja Durasi : Pekerja  Luka bakar
kebanyakan adalah bekerja selama 6  Nyeri Pinggang
berdiri dan jam dalam sehari  Osteoarthritis
membungkuk Intensitas : Rotasi  Lordosis
Sebagian ada yang pekerja dengan  Scoliosis
mengangkat beban system shift
berat Frekuensi :
Kegiatan
dilakukan setiap
hari Senin sampai
Sabtu, hari minggu
dihitung lembur

Psikis Tidak ada faktor - -


bahaya karena
dilakukan dengan
target yang tidak
membebani pekerja.
Biologi Kebersihan di Durasi : Pekerja  Infeksi jamur di
lingkungan tempat bekerja selama 7 kaki
kerja tersebut belum jam dalam sehari  Infeksi kulit
dikatakan Intensitas : Rotasi
memenuhi standart pekerja dengan
kebersihan. Karena system shift
untuk pembuangan Frekuensi :
limbah dalam Kegiatan
tempat kerja dilakukan setiap
tersebut masih hari Senin sampai
belum tertata secara Sabtu, hari minggu
baik. Selain itu dihitung lembur
limbah hasil
produksi juga
dialirkan ke sungai
sebelum diolah
terlebih dahulu.
Bakteri baik pada
fermentasi
Kimia Tidak ada faktor - -
bahaya karena tidak

8
menggunakan
bahan-bahan yang
dapat menimbulkan
alergi saat
pembuatan
makanan.
Fisik - Ventilasi : Pada Durasi : Pekerja  Trauma
home industri ini, bekerja selama 7 karena
ventilasi yang ada jam dalam sehari terpeleset
sudah masuk dalam Intensitas : Rotasi  Heatstroke
kategori cukup. pekerja dengan  Dehidrasi
- kebisingan tidak system shift.
ada Frekuensi :
- getaran tidak ada Kegiatan
- penerangan dilakukan setiap
kategori cukup hari Senin sampai
- suhu : pekerja Sabtu, hari minggu
merasakan dihitung lembur
ketidaknyamanan
karena paparan
panas tidak
langsung dari hasil
produksi yang
membuat
kelembaban atau
suhu menjadi
tinggi.
- lantai licin akibat
limbah cair

Manajemen Kejadian Penyakit/ Kecelakaan Kerja


Faktor Bahaya Manajemen yang telah dilakukan
Posisi pekerja Pemberian waktu istirahat Melakukan
kebanyakan adalah makan siang selama 1 pemeriksaan ke tempat
berdiri dan membungkuk jam. Stretching sebelum pelayanan kesehatan
Sebagian ada yang
bekerja dan ditengah- setiap ada keluhan
mengangkat beban berat
tengah kerja tertentu
Lantai yang licin akibat Penggunaan sepatu boot,
limbah cair pengelolaan alur limbah
yang lebih baik lagi
Suhu panas paparan Mengurangi frekuensi
tidak langsung paparan, mengelola panas
atau atur ventilasi

9
Masukan Pencegahan Kejadian Penyakit/ Kecelakaan Kerja
Faktor Bahaya Masukan
Posisi pekerja kebanyakan adalah  Memberikan waktu istirahat
berdiri dan membungkuk pada pekerja yang merasa
Sebagian ada yang mengangkat beban kelelahan setelah terlalu lama
berat. berdiri dan memberikan kursi
di dekat tempat bekerja
 Mengatur Posisi kerja
(ergonomic)
 Melakukan rolling pegawai /
shift
 Mengurangi beben angkat,
dapat mempertimbangkan
penggunaan alat untuk
pekerjaan angkat berat
Lantai yang licin akibat limbah cair  Melakukan pembersihan lantai
setiap hari agar lantai tidak licin
 Pengelolaan limbah dengan lur
yang lebih baik lagi, dibuatkan
saluran khusus
 House keeping
Suhu panas paparan tidak langsung  Mengatur Jam kerja
 Perbanyak minum air putih
 Melakukan rolling pegawai /
shift
 Pemasangan ventilasi
 Pengendalian debu
 Membekali pegawai dengan
pengetahuan tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

10
DOKUMENTASI

11
12

Anda mungkin juga menyukai