Asal Usul Surabaya
Asal Usul Surabaya
Asal Usul Surabaya
Kelas : VI
No : 09
Menurut legenda, nama Kota Surabaya, Ibu Kota Propinsi Jawa Timur, berasal dari gabungan
kata Sura yang merupakan nama seekor ikan hiu besar dan Baya yang merupakan nama
seekor buaya besar. Berikut sejarah singkat mengenai asal usul nama Surabaya.
Alkisah, zaman dahulu hidup seekor buaya besar bernama Baya. Ia mempunyai musuh
bebuyutan seekor ikan hiu besar bernama Sura. Hampir setiap hari keduanya berkelahi.
Karena sama-sama kuat, tangguh, dan tangkas, tidak ada yang menang maupun kalah. Jika
keduanya tengah berkelahi, perairan di sekitarnya akan menjadi bergelombang besar dan
keruh. Hewan-hewan yang hidup disekitar mereka merasa terganggu. Hewan-hewan lainnya
berusaha untuk mendamaikan keduanya. Namun Sura & Baya terus saja bermusuhan.
“Boleh saja. Aku juga sudah lelah dengan semua perkelahian kita. Bagaimana aturan
pembagian wilayah kekuasaan ini?” tanya Baya.
“Batas wilayah kita adalah daerah dimana air mencapainya di waktu laut pasang. Aku
menguasai perairan sedang Engkau menguasai daratan. Semua mangsa di laut menjadi
bagianku, begitu juga semua mangsa di darat menjadi bagianmu.” kata Sura.
“Cukup adil. Baiklah kalau begitu Aku setuju.” kata Baya.
Akhirnya tercapailah persetujuan antara keduanya. Akhirnya, mereka sudah tidak lagi
berkelahi memperebutkan daerah kekuasaan. Masing-masing menguasai daerah
kekuasaannya.
Tapi sayang perdamaian diantara keduanya tidak berlangsung lama. Sura mulai melanggar
peraturan yang ia ajukan sendiri. Ia tidak saja mencari makan di daerah kekuasaannya di laut,
tapi ia juga mencari mangsa di daerah kekuasaan Baya yaitu di sungai. Hal itu ia lakukan
sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh Baya. Tapi lambat laun Baya mulai mengetahui
kecurangan Sura.
Suatu ketika Baya melihat Sura tengah mencari mangsa di daerah kekuasaannya di sungai.
Dengan marah Baya mendekati Sura kemudian memarahinya. “Hai Sura! Mengapa engkau
berlaku curang mencari mangsa di daerah kekuasaanku? Bukankah engkau sendiri yang
membuat peraturan wilayah kekuasaan?” kata Baya marah.
Sura nampaknya tidak mau mengakui kecurangannya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak
melanggar perjanjian. “Apa katamu Baya? Aku melanggar perjanjian? Aku tidak melanggar
wilayah kekuasaanmu. Kan sudah Aku bilang, kalau Aku menguasai wilayah perairan sedang
Engkau menguasai wilayah daratan. Jadi apa salah jika aku mencari mangsa di sungai?' kata
Sura tidak mau kalah.
Baya merasa Sura hanya mencari-cari alasan. “Hai Sura! Kau hanya mencari-cari alasan agar
bisa mencari mangsa di daerah kekuasaanku. Sekarang perjanjian diantara kita telah berakhir
karena Engkau melanggarnya. Mari kita bertarung! Siapa menang maka dia menjadi
penguasa baik di daratan maupun di perairan!” Baya menantang Sura.
“Baiklah mari kita bertarung untuk menentukan siapa yang terkuat diantara kita.” teriak Sura.