Modul 1 Inversi Geof
Modul 1 Inversi Geof
Modul 1 Inversi Geof
A. Tujuan Praktikum
B. Langkah Pengerjaan
Bobot dapat diberikan secara subyektif, misal W=[1 1 1 … 0.1] jika data terakhir
merupakan data outliers. Atau bisa juga diberikan bobot secara obyektif, dimana nilai
pembobotan diperoleh dari standar deviasi masing-masing data itu sendiri (untuk data
yang diambil berkali-kali). Sehingga solusi inversi liniernya :
𝑚 = [𝐺 𝑇 𝑊𝑒 𝐺]−1 𝐺 𝑇 𝑊𝑒 𝑑
Dengan 𝑤𝑖 = 𝜎𝑖 −2
Berikut adalah model true hubungan antara temperatur terhadap kedalaman :
𝑇 = 2 + 2𝑧
SCRIPT MATLAB
clc;clear;
% Generate data dummy (misal data kedalaman)
N=20;
zmin=0;
zmax=10;
z = sort(random('Uniform',zmin,zmax,N,1));
%PLOTTING
scatter(z,Tobs,'*')
hold on
plot(z,dest1,'color','blue','LineWidth',2)
hold on
theString = sprintf('T = %.3f + %.3f Z', m1(1,1), m1(2,1));
text(z(N-3),dest1(N-3), theString, 'FontSize', 10);
hold on
plot(z,dest2,'color','red','LineWidth',2)
hold on
theString2 = sprintf('T = %.3f + %.3f Z', m2(1,1), m2(2,1));
text(z(N-3),dest2(N-3), theString2, 'FontSize', 10);
hold on
xlabel('DEPTH (km)');ylabel('TEMP (oC)');
Dari hasil tersebut berikanlah pendapat Anda dan jelaskan pengaruh pembobotan pada
data observasi terhadap model parameter hasil inversi. Kemudian, bagaimana kalau
bobotnya diganti dengan memanfaatkan karakteristik datanya, yaitu
Bobot di atas memanfaat informasi simpangan jarak antara data dengan rata – rata data.
Jika simpangannya jauh maka bobotnya akan kecil, dan sebaliknya.
B.2 PERCOBAAN 1 (Data outlier pada data observasi travel time pada Inversi
Penentuan Hiposeneter)
Inversi pada penentuan hiposeneter gempa pada 2D adalah dengan memanfaatkan data
waktu tempuh gelombang (misal gelombang P) dari titik sumber ke stasiun penerima.
Data waktu tempuh observasi tersebut disimbolkan 𝑇 𝑜𝑏𝑠 .
1
𝑇 = 𝑇𝑜 + √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2
𝑣
Sehingga
𝜕𝑡 𝜕𝑡
∆𝑇 = ∆𝑥 + ∆𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑧
1 −(𝑥𝑜 − 𝑥) 1 −(𝑧𝑜 − 𝑧)
∆𝑇 = ( ) ∆𝑥 + ( ) ∆𝑧
𝑣 √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2 𝑣 √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2
Persamaan diatas dapat direpresentasikan dalam bentukmatriks sebagai berikut:
1 −(𝑥𝑜 − 𝑥) 1 −(𝑧𝑜 − 𝑧)
∆𝑇 = [ ( ) ( )] [∆𝑥]
𝑣 √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2 𝑣 √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2 ∆𝑧
Disini ∆𝑇 merupakan residual, selsih antara 𝑇 𝑜𝑏𝑠 dengan 𝑇 𝑐𝑎𝑙 , dimana 𝑇 𝑐𝑎𝑙 diperoleh dari
persamaan berikut
1
𝑇 𝑐𝑎𝑙 = 𝑇𝑜 + √(𝑧𝑜 − 𝑧)2 + (𝑥𝑜 − 𝑥)2
𝑣
1 −(𝑥𝑜−𝑥) 1 −(𝑧𝑜−𝑧)
Sementara itu, matriks [𝑣 ( ) ( )] merupakan matriks
√(𝑧𝑜−𝑧)2 +(𝑥𝑜−𝑥)2 𝑣 √(𝑧𝑜−𝑧)2 +(𝑥𝑜−𝑥)2
kernel atau matriks Jacobi yang elemen – elemnnya merupakan nilai turunan pertama
∆𝑥
waktu tempuh terhadap model. Vektor [ ] merupakan vector perturbasi model.
∆𝑧
Sehingga hubungan antara residual, parameter perturbasi model adalah sebagai berikut:
∆𝑑 = 𝐺∆𝑚
Dengan ∆𝑑 adalah selisih antara 𝑇 𝑜𝑏𝑠 dan 𝑇 𝑐𝑎𝑙 , 𝐺 merupakan matriks kernel (matriks
jacobi dari turunan pertama waktu tempuh terhadap perturbasi parameter model, ∆𝑚,
yaitu [∆𝑥𝑜 ∆𝑧𝑜]𝑇 .
Pada kasus satu lapisan dimana hanya terdapat satu nilai kecepatan (misal V) maka sinar
gelombang dapat diasumsikan berupa garis lurus, sehingga persamaan untuk
menghitung waktu tempuh adalah sebagai berikut,
1
𝑇 𝑐𝑎𝑙 = 𝑇𝑜 + 𝑆
𝑣
Dimana 𝑇𝑜 merupakan waktu asal (origin time), yaitu waktu awal terjadinya rupture dan
𝑆 merupakan jarak yang ditempuh sinar dari sumber gempa ke stasiun yang dihitung
melalui persamaan jarak sebagai berikut,
Dengan (𝑥𝑜, 𝑧𝑜) merupakan lokasi hiposenter dan (𝑥, 𝑦) merupakan koordinat stasiun.
Prinsip utama dari inversi penentuan hiposenter ini adalah dengan cara meminimumkan
fungsi misfit sebagai berikut:
Perturbasi model tersebut selanjutnya digunakan untuk mengupdate model awal, yaitu
𝑚 = 𝑚𝑜 + ∆𝑚
Namun demikian, jika pada prakteknya data waktu tempuh yang kita observasi terdapat
kesalahan, misal pada saat kita picking waktu tiba gelombang P, karena faktor noise maka
kita tidak terlalu yakin dengan hasil picking kita (onsite pertama dari gelombang P tidak
jelas) maka data tersebut akan menyebakan kesalahan pula pada penentuan posisi
hiposenter. Dengan demikian, pengaruh data outlier tersebut perlu kita minimalkan
dampaknya terhadap hasil inversi, yaitu dengan cara memberikan bobot pafda setiap
data. Data outlier diberikan bobot rendah dengan tujuan memerkecil pengaruhnya
terhadap hasil inversi. Solusi matriks inversi dengan pembobotan adalah sebagai berikut,
∆𝑚 = (𝐺 𝑇 𝑊𝐺)−1 𝐺 𝑇 𝑊∆𝑑
1. Forward Modelling
Pada tahap ini, mahasiswa melakukan pemodelan ke depan untuk menghitung waktu
tempuh real dari model (posisi hiposenter dan origin time) yang tersedia
2. Inversi
a. Berikan tebakan awal posisi hiposenter, misal (x1,y1)
b. Buatlah matrik bobot, W, yaitu matriks yang berukuran 4x4 (tergantung jumlah
data observasi, dalam kasus ini jumlah data observasi sebanyak 4).
c. Lakukan inversi sampai 1000 iterasi tanpa mengguanakan bobot dan
menggunakan bobot.
d. Plot posisi hiposenter setiap iterasi dan bandingkan posisi akhirnya dengan posisi
hiposenter yang sesungguhnya.
e. Bandingkan hasil kalkulasi posisi hiposenter antara yang menggunakan bobot dan
tidak.
f. Jelaskan pendapat dan analisis Anda.
S1
S2
Pertanyaan
Tentukan nilai V1 dan V2 dengan menggunkan inversi linear, jika diketahui koordinat
hiposenter masing – masing adalah S1 (0, -250 m); S2 (0, -633 m); S3 (1000 m, 0); dan
koordinat stasiun R1 (2000 m, -1000 m). Sementara itu, waktu tempuh masing-masing
kejadian gempa ke stasiun adalah 1.5AB s, 1.4AB s dan 0.7AB + 0.3AB s!
Pada kasus di atas dimisalkan terjadi kesalahan pada observasi (kesalahan picking)
waktu tempuh data dari source ke-3 (S3) meleset sebesar 0.3AB sekon.
(Kerjakan secara manual dan menggunakan source code Matlab!) (AB = NIM akhir)
Solution
Gm = d
6. Membuat matriks bobot, W, berukuran NxN, dengan N adalah jumlah data
observasi. Lakukan inversi untuk menentukan nilai perturbasi model sebagai
berikut.
m = [GTWG]−1GTWd
dan